Jumat, 20 Desember 2013

De Pyra Jupiter 27: Senapan Per Untuk Pemula - Bagian 1

Pada artikel ini, saya akan membuat catatan pengalaman saya menggunakan senapan angin per (spring piston) buatan anak negeri sendiri. Sudah lama saya menginginkan sebuah senapan per buatan dalam negeri yang dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. Tidak banyak senapan per buatan dalam negeri yang ditawarkan di pasaran. Kebanyakan senapan jenis ini yang dapat ditemukan adalah karya pengrajin khususnya dari daerah Jawa Barat. Saya belum pernah menemukan senapan per dalam negeri yang diproduksi dalam skala pabrikan sampai saat ini.
Setelah pertemuan saya dengan situs De Pyra dan berhasil pula menemukan lokasi perusahaan ini, tidak puas rasanya bila tidak mencoba sendiri salah satu karya mereka. Salah satu yang menarik buat saya adalah senapan jenis patah laras (break barrel). Jenis mekanisme kokang senapan yang identik dan menjadi model terpopuler dari senapan per. Salah satu yang saya coba pada kesempatan saat ini adalah De Pyra Jupiter 27. Versi senapan patah laras yang terinspirasi dari Diana Model 27. Yaitu senapan pemula dengan kecepatan yang pada masa ini dianggap menengah.
Saya memilih senapan yang terkecil dari keluarga senapan per ini karena saya masih berusaha meracuni istri saya dengan hobi menembak. Selama ini istri saya hanya bisa menembak dengan senapan Benjamin-Sheridan 397 PA, karena hanya itulah yang mampu dia kokang sendiri (itupun sampai 2 kali saja) dan mampu dia bidik dengan mantap. Ingin rasanya melihat dia bisa menembak sendiri suatu senapan dengan kekuatan penuh. Bahkan Weihrauch HW 77 yang saya sediakan untuk dia, tidak mampu dia kokang dan malah membuat tangannya memar akibat terjepit pada kesempatan pertama. Saya harap senapan junior ini dapat kembali membuatnya tertarik dengan senapan jenis per karena saya harap senapan ini lebih mudah untuk dikokang dan pegang.


Rabu, 18 Desember 2013

R. Ade Supriatna Pipik: Dongeng dan Harapan dari Cikeruh

Tidak terasa sudah setengah tahun saya menulis di blog ini. Sudah lumayan juga jumlah artikel yang berisi catatan pembelajaran saya mengenai hobi saya yang satu ini. Terima kasih kepada semua pembaca yang telah berkunjung di blog saya dan bahkan beberapa menyempatkan diri memberi komentar dan apresiasi yang membuat saya tersanjung dan bersemangat untuk terus menulis. Bahkan catatan pribadi saya tentang aktifitas saya di dunia senapan angin sudah menjadi referensi bagi yang lain. Semoga saja tetap berguna dan tidak salah-salah amat.
Saat ini, Pancanaka Airgun Works ikut meramaikan channel di Blackberry Messenger. Bagi pembaca yang menggunakan BBM versi 8 bisa subscribe channel saya dengan add PIN C00410169 atau mencarinya dengan nama Pancanaka-airgun On The Move. Sesuai namanya, isinya adalah catatan-catatan kecil inspirasi yang didapat dari keseharian saya menjalani hobi yang satu ini.
***
Menuju blog hari ini. 
Saya berkesempatan berjalan-jalan ke Cikeruh, Sumedang dalam rangka mengembalikan senapan Bramasta Antariksa saya yang kurang memuaskan pengerjaannya ke gunsmith daerah Cipacing. Sudah lama saya tertarik dengan nama salah satu perusahaan di daerah Cikeruh. Suatu perusahaan yang berkembang turun temurun dari perintis usaha senapan pada jaman kolonial Belanda dulu. Karena keterbatasan pengetahuan geografi di daerah Jatinangor (Cikeruh dan Cipacing adalah desa yang bertetangga dalam kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang) dan begitu tertutupnya para pedagang senapan yang berada di sekitaran jalan raya Cipacing, saya baru bisa menemukan tempat ini beberapa minggu kemarin.

Santai, ramah dan terbuka.  Itulah kesan yang bisa ditemui dari R. Ade Supriatna Pipik. Pemilik dan Pemimpin PD Pipik Putra Cikeruh.

Sabtu, 14 Desember 2013

Referat: Bagaimana Alur Sebuah Laras Dibentuk

Pada artikel kali ini saya memasukkan rangkuman saya terhadap cara membentuk alur dalam laras (rifling). Perkenalan saya sendiri terhadap keberadaan alur dalam laras terjadi saat saya mendapatkan kuliah mengenai forensik. Dan saya saat itu benar-benar kagum bagaimana caranya membuat peluru dapat berputar saat melaju. Dan saya kagum bagaimana caranya bisa membuat alur berbentuk spiral dalam suatu silinder yang sangat sempit untuk sebuah jari dapat masuk ke dalamnya. Saya waktu itu sempat berimajinasi kalau ada sekumpulan peri kecil yang memahat bagian dalam silinder sebuah laras.
Laras beralur pada awalnya ditemukan di Ausburg, Jerman pada akhir abad ke-15. Laras beralur baru populer dan menjadi barang umum pada pertengahan abad ke-19. Sebelum kelahiran laras beralur ini, sebuah peluru yang saat itu berbentuk bola dilontarkan melalui laras yang tidak beralur (smoothbore). Penggunaan laras beralur memberi banyak peningkatan terhadap akurasi, terutama pada jarak tembak yang jauh.

Potongan melintang dan terminologi dalam alur laras. Diambil dari: http://firearmshistory.blogspot.com/2010/05/rifling-terminology.html

Perhatian! Artikel terdiri dari banyak gambar dan tautan yang akan mempengaruhi kualitas tampilan pada koneksi internet yang buruk.

Jumat, 06 Desember 2013

Referat: Canting dan Scope Level

Pernahkah anda memperhatikan posisi senapan anda saat anda menembak? Maksud saya adalah bagaimana kemiringan senapan kita, pada sudut berapa popor kita berada dari sumbu laras atau titik tengah crosshair? Tentu biasanya kita menembak atau menempatkan senapan pada posisi popor di pukul 06. Namun apakah selalu begitu? Apakah kita yakin posisi kita menempatkan popor selalu berada di pukul 06? Lalu, apa masalahnya dengan tidak menempatkan senapan pada posisi yang sama? Apakah akan menjadikan akurasi tembakan kita terganggu?
Pada artikel ini saya mencoba merangkum pembelajaran saya tentang perbedaan posisi kemiringan senapan pada sumbu laras dan pengaruhnya terhadap akurasi. Hal ini menarik perhatian saya sejak dulu dan baru saja saya temui jawabannya akhir-akhir ini. Isu ini didapatkan pada pengguna senapan yang berjenis single shot dan biasa menembak pada jarak yang sangat jauh. Sebelum saya lupa dengan apa yang saya pelajari, baiklah saya masukkan ke dalam catatan pembelajaran saya.


Pegangan senapan yang disengaja mengalami miring ekstrim terhadap sumbu laras. Diambil dari http://www.thefirearmblog.com/blog/2011/03/31/surefire-rapid-transition-sights-dd-rts-set/
Perhatian! Artikel terdiri dari banyak ilustrasi. Tampilan mungkin akan terganggu pada koneksi internet yang buruk.

Selasa, 03 Desember 2013

Having Fun @ Cirebon Part 3: Benchrest Shooting

Pada kunjungan kali ini terasa agak istimewa karena saya membawa senapan baru saya yang telah dipasang scope dan sahabat saya juga telah menyelesaikan penggantian larasnya. Namun ternyata banyak permasalahan melanda pekerjaan sampingan kami masing-masing sehingga tidak banyak aktifitas hobi kami ini yang bisa dieksploitasi. Terutama sahabat saya, di tengah permasalahan usaha sampingannya maka beberapa proyek senapan angin belum berhasil diwujudkan. Bahkan laras barunya tidak pula tersentuh untuk proses break in. Turut prihatin ya, Bro.
Namun esensi hobi dan silaturahmi adalah untuk memberi hiburan dan kesenangan dalam rutinitas. Maka dalam kunjungan kami kali ini menembak tetap dapat memberikan keasyikan tersendiri. Mencoba senapan baru dan scope baru bagi sahabat saya dan mencoba laras baru bagi saya. Dan untuk mengisi kegiatan kami kali ini selain mencoba menembak menggunakan senapan yang asing bagi kami, kami isi juga dengan menembak target. Dan seperti  biasa, benchrest shooting adalah kegiatan favorit kami. Sedikit teknik dan stamina tapi banyak waktu untuk mengobrol.

Bench rest
Suasana kompetisi menembak benchrest pada Pangdam Jaya Cup 2013. Wah, PCP semua. Diambil dari: http://gadeblazz.com/2013/02/14/hw77-is-no-match-for-this/

Minggu, 01 Desember 2013

Referat: Memasang Telescope/Riflescope dan Permasalahannya

Artikel ini adalah catatan saya yang berisi tentang cara pemasangan rifle scope yang saya anut sampai saat ini. Pada awalnya saya hanya ingin mencatat cara saya memasang rifle scope. Namun saat saya menyusun artikel ini dan belajar kembali dari berbagai sumber, ternyata perkara sepele yang biasa saya lakukan telah berubah menjadi topik yang panjang dan kaya. Catatan ini akhirnya dibuat sebagai memoir saya dari pembelajaran saya mengenai pemasangan rifle scope sehingga bila dalam perkembangannya terdapat cara lain yang lebih baik, cara ini dapat saya koreksi di lain waktu.
Walaupun biasanya mudah, tampaknya memasang rifle scope sendiri bisa menjadi urusan yang rumit jika semakin didalami. Jadi suatu hal bisa dibuat sederhana ataupun rumit tergantung ketertarikan seseorang. Bagi saya, semakin mempelajari urusan yang satu ini, maka semakin banyak potensi permasalahan yang bisa timbul.

Rifle scope dan bagian-bagian luarnya. Diambil dari: http://www.airrifle.co.za/threads/4758-How-to-Choose-a-Scope-(RifleScope)

Sebelum membuka artikel ini perlu saya peringatkan bahwa artikel ini memiliki banyak ilustrasi atau gambar yang akan berpengaruh pada internet berbasis kuota dan mungkin sulit terlihat pada kualitas jaringan internet yang buruk.

Jumat, 22 November 2013

Rifle Scope Untuk Senapan Per: Unboxing Hawke Sport HD 3-9X40 AO Mil Dot Reticle

Bagaimana saat ini di jaman modern ini suatu senapan dan potensi terpendamnya dapat dieksploitasi tanpa mengujinya dengan akurasi jarak jauh? Dan bagaimana jarak yang begitu jauh dan sasaran yang begitu kecil dapat terlihat oleh mata telanjang? Untuk senapan angin dengan akurasi yang diklaim baik pada jarak jauh mutlak diuji dengan menggunakan rifle scope.
Setelah berusaha mencari pasangan yang tepat bagi senapan angin per saya, akhirnya saya menemukan pilihan yang saya pikir tepat. Sebuah rifle scope keluaran Hawke Sport Optic dengan model HK3022. Scope dengan nama lain dan spesifikasi Hawke Sport HD 3-9X40 AO Mil Dot Reticle. Mau tidak mau saya harus menebus rifle scope ini karena pertimbangan keamanan scope KW saya. Ya walaupun KW, saya tidak akan menggunakannya di senapan springer saya. Bagaimanapun saya tidak akan mengorbankan scope saya pada keganasan hentakan senapan springer karena saya sungguh menyukai scope KW saya.


Sabtu, 16 November 2013

Review: Profil larassenapanku Asli Buatan Cipacing

Sudah lebih dari 4 bulan pekerjaan modifikasi Bramasta Antariksa saya terkatung-katung. Permasalahan ketidakrapian dan fokus pekerjaan tukang bedil (gunsmith) membuat saya bolak-balik ke Cipacing untuk meninjau atau sekedar mengingatkan akan pesanan saya. Sampai saat ini, walaupun si gunsmith sudah menyatakan pekerjaannya sudah selesai, namun hasilnya tidak memuaskan saya. Padahal standar permintaan saya sebagai pemula tidaklah sulit. Cuma ingin senapan angin yang tidak bocor menggunakan receiver baru yang bisa memuat laras baru saya. Apa boleh buat, saya harus kembalikan lagi senapan saya kepada gunsmith untuk dirombak lagi.
Saya sendiri ingin mencoba laras lokal yang terbuat dari baja buatan Cipacing. Seingat saya, akurasi senapan Bramasta Antariksa saya tidak memuaskan walaupun belum pernah saya tes dengan pengukuran grouping yang baik. Dan sebagai orang yang berdomisili di Bandung dan memiliki hobi senapan angin, tidaklah sah bila tidak pernah menginjak kaki di Cipacing. Setelah penelusuran cepat di internet maka saya menemukan larassenapanku.blogspot.com yang cukup menarik untuk dicoba. Sebelum laras ini diberikan lagi pada gunsmith untuk dicangkokan pada senapan saya, baiklah saya ulas dan catat sedikit tentang profil laras ini. Sebelum juga nantinya saya terlalu malas untuk membongkar lagi senapan saya bila akhirnya jadi (semoga).


Laras alur 12 pesanan saya. Asli buatan Cipacing.

Kamis, 14 November 2013

Referat: Menembak dengan Visier (Iron Sight)


Setelah berhasil mendapatkan grouping di bawah 10 mm pada jarak 20-30 meter menggunakan Sharp Ace saya, saya mulai kehilangan tantangan dalam menembak target. Okelah, saya sudah bisa secara konsisten menembak secara akurat dengan menggunakan rifle scope. Tapi mau ke mana visi menembak saya? Saya hanya baru menembak dengan cara termudah. Hanya duduk, menyandarkan senapan saya, mengintip rifle scope dan menekan picu setenang mungkin. Crosshair dan pemandangan ekstra besarlah yang terutama membantu saya. Bagaimana posisi saya di hirarki dunia menembak target? Hanya berada di tingkat terendah.
Sampai senapan saya yang kedua (ketiga tepatnya) datang. Springer yang membuat saya ngeri untuk menempatkan rifle scope murahan saya. Ngeri karena hentakan recoil-nya yang katanya bisa merontokkan dalaman rifle scope yang tidak didesain memenuhi grade recoil. Kekhawatiran bahwa minimal saya tidak akan mendapatkan titik acuan yang tepat kerena titik zero yang berubah-ubah akibat kocokan pada scope ini.
Setelah saya melihat melihat visier belakang HW 77 saya, timbul ketertarikan saya untuk menggunakan visier ini. Bagaimana perancang senapan ini meluangkan perhatiannya untuk merancang visier yang begitu kokoh dan memberi banyak pilihan notch. Lalu saya kembali membuka tool box saya dan melihat bagaimana visier bawaan Sharp Ace saya masih rapi tak tersentuh namun berkarat sejak pertama kali saya menebus senapan ini. Visier belakang yang berupa lubang (peep sight). Ternyata saya telah memiliki banyak pilihan untuk mengeksplorasi dunia menembak dengan visier. Kenapa tidak saya coba? Bukannya penembak terbaik tingkat olimpiade bahkan tidak memerlukan lensa di antara mata dan sasarannya. Kembali teringat komentar mertua saya saat saya sedang berlatih "Wah, Kalau pakai tele sih gak ada tantangannya." Seruan yang dulu saya anggap lalu karena merasa penembak jaman dulu tidak mengenal riflle scope dan hanya bisa bersikap sinis.
Baiklah, mungkin saya terlalu cepat melangkah di dunia menembak dan kehilangan dasar-dasar terpentingnya. Bagaimana cara penembak mula-mula menembak tanpa rifle scope dan menciptakan sejarah. Bahkan cara yang sama masih terpelihara sampai sekarang sehingga tidak ada cabang olah raga menembak resmi (kecuali field target) yang mengijinkan menggunakan rifle scope. Mundur dan kembali belajar dari dasar adalah tantangan saya berikutnya. Dan bahkan sementara ini saya tidak perlu khawatir untuk menebus rifle scope baru untuk senapan HW 77 saya.

Visier belakang Weihrauch HW 77 tipe blade sight dengan berbagai pilihan notch.

Minggu, 10 November 2013

Saat untuk Merayakan Kehidupan: Unboxing Weihrauch HW 77

Kali ini saya melakukan unboxing pada senapan angin serius saya yang kedua. Setelah cukup lama menabung dan menahan diri, akhirnya saya berhasil juga memboyong HW 77 Versi Standar ke rumah saya. Bertepatan dengan kelulusan isteri saya dari pendidikan spesialisnya, dan untuk merayakan keberhasilan saya membiayai isteri saya sambil bertahan menghidupi keluarga, senapan ini saya namakan Lusi. Alias LuLUSnya Isteri. Wujud pelampiasan saya dan ekspresi egoistik saya yang lama ter-represi. Dan saat ini saya pikir waktu yang tepat, sebelum anak saya yang kedua lahir ataupun giliran saya tiba untuk kembali bersekolah. Dan seperti kata sahabat saya, kamu tidak pernah bisa salah kalau berinvestasi dalam benda logam karena nilainya tidak akan susut.


Kamis, 31 Oktober 2013

Reparasi: Bongkar Senapan Sharp Tiger Long Barrel

Membuat catatan pekerjaan yang sudah semakin rutin dikerjakan adalah pekerjaan yang membosankan dan tidak menggairahkan lagi. Tapi saya berusaha selalu mengingat waktu beberapa bulan ke belakang saat saya masih tidak tahu caranya melucuti senapan saya dan benar-benar berterima kasih untuk para penulis yang bersedia meluangkan waktu membuat dokumentasi tentang bongkar senapan angin. Lagipula, sering kali saya masih kehilangan peta pikiran untuk membayangkan bagaimana komponen-komponen dalam senapan angin ini saling berhubungan. Jadi membuat catatan ini diharapkan akan berguna bagi kami suatu waktu nanti.
Artikel ini dipublikasikan sebagai catatan pelengkap bagi kami setelah kegiatan ganti laras yang dilakukan sahabat saya sebelumnya. Ada cukup gambar yang dia ambil untuk dipisah menjadi dua topik yang berbeda penekanannya. Cukup namun tidak terlalu lengkap juga sehingga saya masih harus merampok gambar dari blog TS Sisno Jibril untuk melengkapi gambaran umum membongkar senapan Sharp Tiger Long Barrel ini.
Untuk melengkapi istilah pada bagian-bagian ini dan aplikasinya saat kami hendak berbelanja nanti, saya gunakan kode penomoran yang saya ambil dan publikasikan dari posting saya sebelumnya (atau secara khusus dalam link ini).


Selasa, 29 Oktober 2013

Modifikasi: Ganti Laras Sharp Tiger Long Barrel

Kali ini saya mencoba menulis buat sahabat saya tentang perubahan yang dilakukannya pada senapan anginnya. Rupanya kondisi akurasi standar Sharp Tiger Long Barrel tidak cukup memuaskannya. Sehingga diputuskan mengganti laras bawaan dengan laras lain yang lebih tenar diharapkan dapat meningkatkan akurasinya. Dia juga berusaha menjadikan proyek penggantian laras ini sebagai proyek Do-It-Yourself (DIY). Walaupun dia belum berani merangkap sebagai penulis ataupun co-writer, tapi saya tidak keberatan mencatatnya dan melaporkannya bagi blog kami ini.



Pilihan laras kali ini jatuh pada laras STII atau ST2. Laras ini cukup populer di kalangan penembak tanah air dan memiliki basis fans yang cukup kuat. Hal inilah yang mendorong kami untuk memilih laras ini sekaligus membuktikan kehandalannya baik dalam proses pemasangan, kualitas barang  maupun akurasinya. Kami akan sangat berhati-hati dalam membuat catatan ini dan tidak mau bergegas membuat penilaian karena bagaimanapun hasil akhir produksi laras bisa sangat bervariasi. Satu produk mungkin tidak dapat mewakili atau menggambarkan pengalaman keseluruhan penggunanya.

Senin, 21 Oktober 2013

Referat Balistik Bagian 2: Ballistic Range, Trajectory dan Aplikasinya.

Bagaimana sakit kepala anda setelah membaca artikel saya sebelumnya dalam seri referat balistik ini? Saya sendiri butuh banyak waktu untuk memulihkan diri dan merenung sebelum akhirnya cukup berani untuk memublikasikan artikel saya itu. Namun setelah semua sakit kepala itu, apa intinya dan tentunya apa manfaatnya buat saya? Apakah dengan mempelajari itu semua akan membuat saya menjadi penembak yang lebih baik? Itulah pertanyaan yang terbesar.

***

Pada Bagian 1 saya telah membahas gaya-gaya yang mempengaruhi kelajuan mimis dan keberadaan konsep Ballistic Coefficient (BC). Semua hal yang telah diulas sebelumnya akan bermuara pada perkiraan jarak/jangkauan balistik (ballistic range) dan lintasan terbang mimis (trajectory). Informasi BC mimis yang akurat akan memberikan perkiraan yang akurat atau setidaknya mendekati akurat dari kedua hal itu. Dalam menentukan ballistic range dan trajectory ini, saya akan menggunakan bantuan kalkulator balistik. Kalkulator balistik yang saya gunakan adalah ChairGun Pro yang banyak mendapat ulasan positif oleh para penggunanya.

Rabu, 16 Oktober 2013

Referat Balistik Bagian 1: Ballistic Coefficient (BC) dan Kecepatan Mimis

Tampaknya saat ini kita telah memasuki musim penghujan. Waktu yang tersedia bagi saya untuk melatih tembakan saya di halaman semakin terbatas dan beberapa materi observasional harus menunggu juga sampai perbaikan performa senapan saya dikerjakan. Waktu yang tepat untuk memikirkan dan belajar suatu topik yang lebih berat. Pada artikel kali ini saya berusaha memahami misteri kecepatan mimis dan istilah ballistic coefficient. Jujur banyak kesulitan dalam saya mempelajari materi ini karena seperti yang saya katakan sebelumnya; saya alergi dengan berbagai rumus matematika dan fisika. Namun demi memberi pengertian yang lengkap dan benar saya coba mencernanya pelan-pelan. Sebagian besar artikel saya kali ini saya ambil dari tulisan Profesor Mike Wright dalam kolom Technical Airgun dari majalah Airgun Sport yang entah diterbitkan pada edisi yang mana. Selengkapnya dapat anda unduh pada situs ini.
Karena ternyata pokok bahasan ini sangat sulit untuk saya ringkas, saya akan memecah pokok bahasan ini ke dalam beberapa bagian.

***

Pernahkah anda berpikir kapankah saatnya mimis mencapai kecepatan maksimalnya? Saya selalu memikirkannya saat pertama kali mempelajari senapan angin. Berpikir dan berasumsi dengan konsep fisika klasik pada gerakan parabolik benda (berdasarkan kenangan buruk saya pada soal-soal fisika semasa SMU), saya selalu berkhayal bahwa suatu mimis masih mengalami percepatan/akselerasi sepanjang lintasannya. Tapi ternyata saya salah paham. Konsep antara gerakan parabolik pada suatu benda yang diluncurkan dan pada suatu proyektil senjata api/senapan angin ternyata berbeda. Bahkan studi fenomena ini sudah menjadi suatu disiplin ilmu khusus yang digolongkan dalam studi transitional ballistic/intermediate ballistic yang merupakan bagian dari external ballistic.

Kamis, 10 Oktober 2013

Reparasi: Anda Membutuhkan Peralatan Ini untuk Membongkar Senapan Multipump Anda

Memiliki senapan angin mengharuskan saya untuk mampu merawat bahkan membongkar-pasang senapan saya sendiri. Jika awalnya saya berpikir bahwa senapan angin seperti halnya produk lain yang dibeli dan dapat sewaktu-waktu dikembalikan untuk direparasi oleh penjual atau bengkel tertentu, maka anggapan ini telah tumbang seiring waktu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa memiliki senapan angin pada awalnya terasa bagai memiliki sebuah bom. Perasaan ngeri apabila salah menangani akibat ketidaktahuan membuat saya segan dan enggan membongkar senapan saya sendiri. Tapi saya harus memberanikan diri untuk membongkar senapan angin saya sendiri karena walaupun tinggal di kota besar, menemukan sebuah tempat atau seseorang yang dapat memperbaiki senapan angin itu tidak mudah. Dan bilapun ada, biaya untuk memeriksa atau memperbaiki sebuah senapan itu (relatif) tidak murah.

Peralatan Minimal yang Saya Perlukan Untuk Membongkar Senapan Angin Multipump/Uklik Saya.


Senin, 07 Oktober 2013

Reparasi: Plat "L ", Problem Misfilling dan Picu Spontan

Apakah senapan angin multi-pump/uklik anda tidak bisa menyimpan tekanan pada saat dipompa? Saat mencapai 8 kali pompa, senapan angin saya mendadak terpicu menembak sendiri. Setelah saya telaah, ternyata masalah timbul pada kerusakan pada bagian plat "L". Hal ini juga yang menyebabkan kesulitan mengisi udara pada tabung kompresi, dengan gejala senapan angin gembos saat dipompa pertama kali (misfilling, bahkan pada kasus saya bisa sampai 2-6 kali) sebelum akhirnya berhasil menyimpan udara dalam tabung kompresinya. Artinya ekstra kalori untuk porsi tembakan harian yang sama. Menyenangkan untuk latihan fisik, tapi menyebalkan saat harus berkompetisi dengan teman dan menguji materi studi saya.


Jumat, 04 Oktober 2013

Referat: Senapan Angin Kaliber 4.5 mm Itu Mematikan

Sebagai silent reader di berbagai forum senapan angin, saya sering tergelitik dengan pertanyaan yang bertema kemampuan membunuh sebuah senapan angin. Entah maksud pertanyaan tersebut sebagai concern atas masalah keselamatan (safety) atau memang ada niatan tidak baik tertentu. Tapi apapun itu sepertinya jiwa dokter dan ilmuwan saya harus urun pendapat mengenai hal tersebut.

Poster Kampanye Keselamatan Penggunaan Replika Senapan dan Senapan Angin di Kepolisian South Wales. Diambil dari: http://www.south-wales.police.uk/news/police-campaign-warns-of-air-guns-imitation-guns/

Rabu, 02 Oktober 2013

Minyak Untuk Senapan Angin: Apa dan Mengapa

Seorang pemilik senjata api dan senapan angin tahu benar bahwa sahabat terbaik bagi senjatanya adalah minyak. Namun minyak apa dan bagaimana menggunakannya adalah suatu pertanyaan seumur hidup. Seumur hidup karena baru terjawab jika waktu telah membuktikan.
Dalam postingan kali ini saya akan melaporkan penggunaan minyak yang saya anut untuk perawatan senapan saya. Walaupun belum terbukti efektifitasnya, tapi dalam pemilihannya saya usahakan untuk melakukan riset internet sebelumnya. Pada satu saat nanti saya akan laporkan kembali manfaat penggunaan minyak ini untuk menguji efektifitasnya. Jadi bisa dikatakan artikel ini adalah ujian prospektif terhadap penggunaan berbagai minyak terhadap ketahanan senapan angin.

Untuk memilih minyak, saya tidak percaya adanya minyak universal. Minyak yang bisa digunakan untuk semua jenis senapan angin dan minyak untuk semua bagian senapan angin. Maka dalam artikel ini saya hanya mengkhususkan untuk membahas senapan angin jenis multi-pump/uklik dan saya pecah-pecah lagi penggunaannya dalam masing-masing komponen.

Senin, 30 September 2013

Observasional: Uji Akurasi Mimis Impor pada Sharp Tiger Long Barrel

Pada posting kali ini saya memasukkan catatan akurasi Sharp Tiger Long Barrel .177" milik sahabat saya menggunakan berbagai mimis impor yang telah kami kumpulkan. Diketahui bahwa setiap laras akan merespon mimis secara berbeda-beda. Maka menemukan mimis yang paling tepat untuk senapan ini adalah tujuan observasi kami saat ini. Alasan lain kami melakukan uji observasional ini adalah untuk memberikan data awal bagi perubahan yang akan dilakukan sahabat saya. Sahabat saya akan melakukan penggantian laras dengan salah satu merk laras terkemuka di Indonesia. Dengan melakukan pengujian ini diharapkan akan memberi data yang dibutuhkan dan akhirnya kesimpulan tentang manfaat penggunaan laras baru itu.
Pada pengujian kali ini kami melakukan uji tembak dengan jarak 20 dan 30 meter menggunakan mimis berprofil hidung dome. Jarak tembak kami hitung menggunakan meteran pita yang diukur dari sasaran menuju ujung laras. Untuk setiap mimis kami lakukan penembakan sebanyak 5 kali dengan melakukan pompaan efektif sebanyak 5 kali. Group yang terbentuk dari setiap tembakan kami ukur diameter center-to-center nya menggunakan jangka sorong dengan metoda terbaik yang dapat dilakukan. Sahabat saya menembak dengan posisi duduk (benchrest shooting) menggunakan riflescope yang memiliki fitur adjustable objective yang dapat menghindari gangguan parallax.

Referat: Mengapa Sebuah Mimis Dapat Stabil Meluncur?

Sewaktu saya memulai hobi senapan angin saya, timbul suatu pertanyaan. Kenapa bentuk mimis senapan angin tidak bulat sempurna atau berbentuk lonjong layaknya peluru senapan api? Bahkan sebelum saya mengenal senapan angin, saya sudah melihat gambaran mimis senapan angin ini pada gambaran foto rontgen seorang korban senapan angin dan saat itu saya terheran-heran dengan bentuk benda ini.

Sebuah mimis senapan angin pada umumnya dirancang sebagai dua buah struktur yang digabungkan menjadi satu. Struktur pertama adalah rok (skirt) dan struktur kedua adalah kepala (head). Alih-alih kedua struktur ini disatukan dalam suatu silinder yang lurus, mereka malah disatukan dengan bentuk silinder bikonkaf dan dinamakan pinggang (waist). Bentuk ini dinamakan "diabolo" atau dua bola.

Jumat, 27 September 2013

Sharp Tiger Long Barrel: Macan dari Raksasa Tanah Air

Bila kita mencermati bahasan di forum-forum senapan angin tanah air, kita akan menemukan banyak ulasan positif terhadap senapan angin Sharp Tiger. Sharp Tiger sendiri adalah varian dari Sharp Innova buatan pabrik Indonesia. Bersama dengan Sharp Innova, Sharp Phoenix dan Sharp Ace Deluxe senapan ini mendominasi pasar senapan angin di Indonesia. Sayangnya tidak banyak ulasan pengguna/independen yang dapat menjadi pertimbangan kita untuk mengenal dan mungkin menebus senapan angin ini. Pada posting kali ini saya akan mencoba memberi catatan tinjauan saya pada senapan angin Sharp Tiger. Senapan angin yang saya tinjau adalah senapan Sharp Tiger Long Barrel milik teman saya yang baru berusia 2 bulanan dan masih dalam kondisi standar.




Sabtu, 21 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 4: Uji Akurasi Indoor

Pada posting sebelumnya dalam seri Uji Mimis Lokal ini saya sudah melaporkan catatan saya tentang:
Bagian 1: Harga, Berat dan Dimensi
Bagian 2: Profil dan Kemasan
Bagian 3: Uji Kekerasan Relatif Materi

Pada posting kali ini saya akan melaporkan observasi saya terhadap akurasi mimis profil dome buatan Indonesia yang saya miliki. Jujur bukan sekali ini saya menggunakan mimis buatan dalam negeri. Sebelumnya saya telah menggunakan beberapa merk mimis lokal pada senapan saya. Dan bisa saya katakan hasilnya mengecewakan pada saat itu. Saya tidak akan menyebutkan merk dan jenis mimis apa yang telah saya gunakan demi azas keadilan. Namun melalui posting kali ini semua mimis tersebut akan saya uji (lagi) dengan metoda yang sama.

Kamis, 19 September 2013

Bramasta Antariksa: Senapan Angin Pertama Saya

Ya, Senapan angin pertama saya. Diperlakukan seperti anak tiri setelah saya mendapatkan senapan angin serius saya yaitu Sharp Ace. Umur pakainya bisa dikatakan sangat singkat, hanya kira-kira 1 bulan. Sempat saya gunakan beberapa kali untuk mengusir (padahal niatan awalnya adalah membasmi) kelelawar di garasi rumah saya. Lalu terpaksa saya korbankan sebagai bahan percobaan untuk setiap usaha saya dalam merestorasi maupun memodifikasi  Sharp Ace.
Pada postingan ini saya akan mencoba membuat catatan pengalaman saya menggunakan senapan ini. Saya merasa terdorong untuk membuat ulasan melalui blog saya karena sangat sulit untuk mendapatkan referensi mengenai senapan ini. Bahkan produsen senapan ini pun tidak memberikan spesifikasi yang jelas mengenai senapan ini.



Rabu, 18 September 2013

Referat: Apa Itu Grouping dan Center-to-Center?

Posting ini adalah sari pembelajaran dari berbagai situs dan forum mengenai metoda penghitungan grouping mimis. Saya merasa perlu mempelajari metoda ukur grouping untuk memberikan pengertian yang benar, hasil yang dapat dipercaya, dan akhirnya keseragaman persepsi mengenai istilah center-to-center.

Bagaimana akurasi menembak dinilai? 
Pertanyaan ini yang menjadi pemikiran saya sewaktu memulai hobi menembak ini. Saya salah satu penikmat suguhan video di Youtube. Awalnya saya sangat terkesan dengan kemampuan para penembak di sana. Sasaran yang sangat jauh dan kecil dapat ditembak dengan tepat pada "sekali" percobaaan. Saya mulai berlatih untuk mendapatkan hasil yang serupa dengan senapan yang saya miliki. Banyak waktu dan mimis saya habiskan untuk mencapai hasil seperti para penembak tersebut. Namun permasalahannya, apakah saya telah mengalami peningkatan? Adakah indikator yang dapat dipercaya untuk peningkatan akurasi menembak?

Selasa, 17 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 3: Apakah Mimis Ini Aman bagi Laras?

Pada seri posting kali ini saya akan memaparkan hasil observasi saya mengenai uji deformasi mimis. Pada seri posting sebelumnya saya telah memaparkan:
Bagian 1: Harga, Dimensi dan Berat Mimis Buatan Indonesia
Bagian 2: Profil dan Kemasan Mimis Buatan Indonesia

Pada suatu hari saya hendak membeli mimis lokal. Waktu itu dengan meyakinkannya pemilik toko menyarankan saya jangan membeli merk X karena menurut dia bahan mimis merk tersebut keras sehingga tidak aman buat laras. Menurutnya semakin mengkilap suatu mimis, dapat dipastikan bahan mimis tersebut lebih keras dan berakibat buruk bagi laras. Dia menyarankan saya untuk memilih mimis yang lebih kusam karena diyakininya bahan pembuatnya lebih lunak. Setelah saya pelajari beberapa referensi, pernyataan pemilik toko itu cukup masuk akal. Namun masalahnya bagaimana saya yakin bahwa tingkat kekerasan tersebut tidak berdampak negatif terhadap alur laras senapan?

Sabtu, 14 September 2013

Referat: Apa Itu Muzzle Energy?

Pada postingan kali ini akan saya masukkan juga referat yang diambil dari beberapa sumber yang menjadi catatan saya dalam memperkaya pengetahuan mengenai hobi senapan angin.

H&N Sport Field Target Trophy. Apa yang dimaksud dengan 16 J?

Dalam pembelajaran saya, menemukan nilai standar dari potensi kecepatan suatu senapan hampir dikatakan tidak mungkin. Alasannya adalah, suatu senapan menghasilkan kecepatan yang berbeda-beda tergantung desain dan terutama berat mimis yang digunakannya. Logikanya apabila energi yang dihasilkan senapan adalah konstan, maka energi tersebut akan menyebabkan mimis yang lebih ringan melaju lebih cepat daripada mimis yang lebih berat.

Rabu, 11 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 2: Observasi Profil dan Kemasan

Pada seri posting Uji Mimis Lokal kali ini saya akan membuat catatan mengenai profil masing-masing mimis buatan Indonesia yang memiliki hidung dome. Pada bagian 1 saya telah mencatat mengenai dimensi dan berat dari mimis yang telah berhasil saya kumpulkan dari kota saya. Sekedar mengingatkan, latar belakang seri posting ini adalah untuk mengetahui atau lebih tepatnya mencari mimis berkualitas baik yang bisa dibandingkan dengan kualitas mimis impor sebagai persiapan apabila terjadi kenaikan harga barang impor akibat pelemahan nilai tukar mata uang Rupiah.
Untuk posting kali ini terasa sulit membuat catatan dengan keterbatasan sarana yang ada. Saya tidak memiliki kamera digital yang cukup baik kemampuannya dalam menangkap obyek jarak dekat. Hasil pengambilan gambar terbaik yang saya miliki justru hanya dari kamera ponsel saya. Semoga saja laporan kali ini bisa tetap bermanfaat buat saya dan pembaca.

Koleksi Mimis .177" Buatan Indonesia. A. MS Gay; B. BWS Superdome; C. BWS MD; D. BWS Master Dome E. Sharp Ram Jet; F. Elephant Black Sniper; G. Elephant Match Maximum; H. Monster Dome; I. Target; J. RWS New Black Sniper; K. Beeman Super X; dan L. JSB Exact RS ditampilkan sebagai pembanding.
Pada postingan kali ini saya tidak akan menampilkan kembali data dimensi dan berat yang saya dapatkan dari postingan sebelumnya. Rupanya saya sudah diprotes oleh sahabat saya yang juga seorang "silent reader" karena terlalu banyak memasukkan unsur statistik. Jadi supaya dia tidak semakin pusing langsung saja kita tampilkan...

Senin, 09 September 2013

Chrono Test Sharp Ace: Menjawab Beberapa Pertanyaan Seputar Ubahan Saya

Setelah chronograph saya datang, sudah waktunya membuat evaluasi terhadap apa yang sudah saya kerjakan. Sejauh ini Sharp Ace lawas saya sudah melalui berbagai ubahan baik dalam tema restorasi maupun modifikasi. Untuk menyegarkan ingatan, saya telah melakukan ubahan pada senapan angin saya yaitu mengganti per dengan per Misumi, terpaksa mengganti transfer port karena kebodohan yang saya lakukan menyebabkan kebocoran pada bagian ini, dan melakukan pemolesan laras untuk mengatasi permasalahan akibat proses re-bluing. Baiklah, tanpa panjang lebar lagi, inilah laporan saya.

Menggunakan Prochrono Digital
Saya menggunakan ProChrono Digital yang diletakkan 20 cm dari mulut laras (muzzle). Saya mengumpulkan data pada pukul 11.00 siang dalam kondisi langit berawan. Sebelum melakukan pengumpulan data, saya pastikan dulu alat saya berfungsi dan kondisi senapan cukup hangat dengan melakukan 5 tembakan dengan mimis. Hasilnya ya, alat ini dapat bekerja (syukurnya).


Yeah! Chronograph Saya Sudah Datang: Unboxing Competition Electronics ProChrono Digital

Akhirnya yang ditunggu datang juga. Barang pesanan saya sudah sampai. Satu unit Competition Electronics ProChrono Digital sudah datang dan siap untuk dibongkar. Sesuai dengan semangat blog ini yang menjadi catatan pengalaman saya yang merekam kejadian-kejadian monumental seputar hobi senapan angin saya, maka saya curahkan pengalaman unboxing saya lewat postingan ini.



Kenapa saya memilih ProChrono?
Alasan saya memilih produk ini sebagai chronograph karena berdasarkan riset on-line saya, saya menemukan beberapa kelebihan produk ini dibanding kompetitor lainnya. Ruang lingkup pergaulan saya memang tidak memungkinkan buat saya mencari referensi dari sejawat lain yang telah menggunakan produk ini. Namun beginilah kira-kira alasannya:

Sabtu, 07 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 1: Mimis Murah Kemasan Ekonomis

Selamat datang krisis neraca perdagangan. Nilai tukar Rupiah semakin melemah dan mecoba bertahan terhadap US Dollar. Para importir menahan diri. Semua orang akan menentukan skala prioritas dan akibatnya komoditas hobi termasuk senapan angin pun akan terkena dampaknya bila krisis ini berlanjut. Barang-barang fast moving seperti mimis impor yang pertama-tama akan merasakan dampak krisis ini. Bagi pengguna mimis impor mungkin akan berpikir untuk berpaling ke mimis lokal. Namun masalahnya apakah ada produk lokal yang layak untuk menggantikan kualitas produk impor khususnya mimis dari Eropa?
Kata seorang sahabat, mimis itu ibarat nasi. Itu kebutuhan pokok bagi seorang penembak. Semua orang pasti menginginkan mimis yang terbaik selayaknya nasi terenak yang bisa disantapnya setiap hari. Namun harga yang masuk akal  harus menjadi pegangan karena anggaran belanjanya yang rutin. Apalagi bagi seorang penembak target kertas yang menghabiskan banyak sekali mimis tanpa mengecap gurihnya daging burung, musang ataupun babi hutan.
Mendengar kata lokal, yang terbayang di benak kebanyakan orang adalah produk yang berkulitas rendah, dibuat asal-asalan, tidak bisa diandalkan dan satu-satunya alasan kenapa ada yang memilihnya karena ditawarkan dengan harga murah. Bahkan kata lokal sepertinya menjadi sinonim untuk barang jelek. Terus terang saya terganggu dengan perkembangan penggunaan istilah "lokal" ini di dunia perdagangan. Melalui postingan kali ini, saya mencoba mencari tahu kebenaran anggapan ini khususnya anggapan mengenai rendahnya kualitas mimis buatan Indonesia. Semoga ada harapan bagi saya.

Senin, 02 September 2013

Proyek Restorasi Sharp Ace Bagian 3-2: Membersihkan Laras (Barrel Polishing) - Hasil

Beberapa waktu lalu saya melakukan pemolesan laras karena permasalahan akurasi yang memburuk diduga akibat proses bronir yang tidak apik. Pada postingan kali ini saya akan melaporkan hasil pengujian dengan menggunakan berbagai mimis untuk melihat pengaruh pekerjaan saya terhadap peningkatan akurasi. Saya sengaja memisahkan bagian ini karena saya membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data. Dikarenakan kesibukan pekerjaan saya dan urusan rumah tangga, saya baru melaporkannya saat ini.
Sekedar mengingatkan kalau saya penembak pemula jadi banyak hal teknis mengenai menembak yang baru saya pelajari dan terapkan. Jangan harapkan hasil menembak yang bagus dari saya. Apalagi dengan faktor lingkungan yang tidak terkontrol seperti kecepatan angin, suhu, kelembapan, dan lain-lain. Semoga dengan banyaknya jumlah sampel, bisa memberi hasil akhir yang bisa dipercaya. Saya bukanlah peneliti bersertifikat dan bukan pula ahli statistik, jadi jangan percaya begitu saja dengan hasil kesimpulan data ini. Masalahnya pekerjaan ini mengenai jeroan laras yang buat kebanyakan penembak dianggap sakral.
Untuk informasi tambahan, restorasi tahap 3 ini sudah saya lakukan sebelum posting saya mengenai Having Fun @ Cirebon. Jadi mungkin saja pekerjaan ini yang membantu saya menghasilkan beberapa 1-shoot-scoring waktu itu.

Proyek Restorasi Sharp Ace Bagian 3-1: Membersihkan Laras (Barrel Polishing)

Setelah melakukan restorasi pada bagian powerplant dan finishing, kali ini saya akan mempublikasikan pekerjaan saya seputar restorasi laras. Seperti yang kita ketahui, laras suatu senapan adalah jiwa dari senapan itu. Nilai suatu senapan sangat dipengaruhi oleh kualitas laras senapannya. Banyak praktisi senapan berusaha mendapatkan laras terbaik yang bisa mereka peroleh untuk membuat senapan custom. Laras senapan lama yang sudah terkenal reputasinya masih sangat berharga dan menjadi komoditas langka di kalangan hobiis senapan. Tidak terkecuali laras senapan Sharp Ace keluaran awal dengan seri A 46xxxx yang konon katanya hanya dibuat di Jepang.
Mungkin saya cukup beruntung memiliki satu di antaranya. Alasannya untuk saat ini sebuah laras Sharp Ace seri A 46 dihargai cukup mahal. Bahkan pada suatu obrolan dengan gunsmith di sekitaran Sumedang, mereka berani membayar seharga 2,5 juta rupiah untuk sebuah laras senapan yang asli (Mid-2013). Itu berarti sedikit lebih mahal dari sebuah laras Lothar Walther baru. Dan saya yakin jika dijual kembali oleh gunsmith tadi, harganya bisa lebih mahal (whatever..). Namun masalahnya saya tidak merasa laras ini begitu istimewa pada saat itu. Inilah yang menggugah rasa penasaran saya tentang laras Sharp Ace dan menjadi latar belakang pekerjaan saya kali ini.

Kamis, 29 Agustus 2013

Having Fun @ Cirebon Part 2: Plinking Under Pressure

Suatu hari sepupu saya yang aktif dalam kegiatan olah raga golf mencoba senapan angin saya. Setelah gagal mendapatkan group yang bagus dari tembakan-tembakannya, dia berkata: "Senapan angin ternyata seperti golf. Musuh utama kita bukanlah yang berada di sebelah kita. Musuh utama dalam golf adalah diri kita sendiri." Perkataan yang bermakna dari seorang yang tahu apa yang dia kerjakan. Saya percaya karena dia sudah beberapa kali memenangkan kompetisi regional dan nasional di cabang golf.
Kali ini saya mencoba membagikan pengalaman saya bersama sahabat saya dalam menembak target. Masih dalam rangka kunjungan saya ke Cirebon beberapa waktu kemarin. Selain mencoba Chrono Connect seperti postingan sebelumnya, saya juga melakukan permainan menembak target kecil dan berburu tikus (pest control). Postingan kali ini menyorot kegiatan menembak target kecil itu.

Minggu, 25 Agustus 2013

Having Fun @ Cirebon Part 1: Mencoba Software Chrono Connect Lite - Chronograph Gratisan Versi Android

Chronograph adalah suatu alat yang bermanfaat untuk mengukur kecepatan proyektil. Informasi utama yang bisa diperoleh dari intrumen ini kecepatan. Suatu chronograph, tergantung pemrogramannya, dapat mengolah data kecepatan dan menyajikannya dalam angka-angka statistik berupa kecepatan rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, standar deviasi, dan bila kita memasukkan data berat/massa proyektil dapat dihitung pula energi yang dihasilkan oleh suatu tembakan.
Prinsip chronograph adalah menghitung waktu yang diperlukan untuk suatu proyektil melintas dari dua buah titik yang jaraknya sudah ditentukan sebelumnya. Sesuai perhitungan matematika dasar, maka kecepatan dapat diukur dengan membagi jarak dengan waktu tempuh. Chronograph klasik dan yang dapat dipercaya menggunakan sensor cahaya untuk mendeteksi perubahan cahaya saat proyektil melintas dari dua sensor tersebut . Karena sensor yang dipakai adalah sensor cahaya, dan yang diukur adalah perubahan intensitas cahaya, maka semua benda tidak tembus cahaya/opak yang melintasi kedua sensor dapat diukur kecepatannya.
Pada postingan kali ini saya mencoba bermain-main dengan sahabat saya dengan sebuah program di smartphone Android. Daripada kesal dengan urusan chronograph pesanan yang tak kunjung beres, lebih baik berandai-andai dengan chronograph gratisan ala Google Play.

Gambar 1. Chrono Connect on-action di Samsung Galaxy Note II. Maaf dengan blitz-nya.

Kamis, 15 Agustus 2013

Modifikasi Sharp Ace: Ganti Transfer Port

Untuk tulisan saat ini saya berusaha melaporkan proyek modifikasi minor yang saya kerjakan terhadap transfer port senapan Sharp Ace saya. Sebelumnya saya minta maaf karena pada saat proyek ini dikerjakan, saya tidak sempat mengambil gambar-gambar. Jadi banyak gambar yang saya copas dari laman sejawat.
Komponen transfer port pada senapan pneumatic intinya berfungsi untuk menyalurkan udara tekan yang dilepaskan pada saat picu ditekan. Udara tekan yang dilepaskan akan disalurkan oleh transfer port dari tabung kompresi menuju reciever dan pada akhirnya akan mendorong mimis sepanjang laras.

Gambar 1. Transfer Port Senapan Sharp Ace

Senin, 05 Agustus 2013

Proyek Restorasi Sharp Ace Bagian 2: Bluing (Bronir). Cold atau Hot Bluing?

Memiliki senapan tua legendaris seperti Sharp Ace A 46xxxx adalah pintu satu arah terhadap hobi yang cukup mengurus waktu dan isi kantong. Pada awalnya saya cukup senang memiliki senapan bagus dengan separuh harga senapan baru. Niat awal sih hanya ingin memiliki senapan kompetitif untuk tembak target kertas melawan Sharp Tiger gress seorang sahabat. Tapi akhirnya senapan ini menjadi wahana terjun bebas ke dunia ulik senapan angin. Setiap hari ada saja masalah yang saya temui pada senapan ini. Saya yang tidak punya pengalaman apapun di dunia persenginan harus memaksakan diri "kuliah" pada Universitas Google. Pada postingan kali ini saya berusaha sharing pengalaman saya dalam restorasi finishing senapan saya.
Senapan Sharp Ace A 46xxxx menurut sebuah forum sudah tidak diproduksi lagi. Lihat "Sejarah Senapan Angin Sharp". Terima kasih untuk kontributor forum. Apapun artinya itu, diperkirakan sudah lewat dua dekade yang lalu diproduksi dan digunakan.Wajar bila kondisinya sudah mulai berkarat terutama pada bagian yang kontak langsung dengan kulit. Senapan saya didapati berkarat pada bagian tengah laras dan unit tabung, trigger guard, dan grendel.
Setelah transaksi dan dibawa pulang, saking semangatnya, senapan saya bersihkan dengan kain lap sampai minyaknya hilang dan karatnya halus. Dasar naif, yang awalnya sedap dipandang tapi 2-3 hari kemudian karat bertambah dengan kecepatan yang mengagumkan. Akhirnya saya mengadu pada Profesor Wikipedia dan Profesor Youtube di Universitas Google.

Minggu, 04 Agustus 2013

Proyek Restorasi Sharp Ace Bagian 1: Ganti Per Senapan Pompa dengan Per Misumi

Sejatinya per (coil spring) Misumi diperuntukkan untuk keperluan industri khususnya bagi mesin-mesin moulding plastik. Namun di Indonesia khususnya di kalangan hobiis senapan angin, per ini sering dimanfaatkan untuk keperluan senapan PCP. Hal ini cukup masuk akal karena konsistensi, daya tahan, tingkat presisi produk per ini cukup bagus, ketersediaannya yang luas, serta mudah diperoleh (setidaknya buat yang tinggal di kota besar). Dan buat saya, sistem identifikasinya yang menggunakan bermacam-macam warna sangat mengundang buat dieksplorasi.
Saya memiliki sebuah senapan Sharp Ace tua seri laras A46xxxx. Ditebus dengan kondisi seken tentu saja banyak malfungsi yang sudah terjadi. Masalah serius awal yang saya alami adalah kebocoran pada saat pengisian angin ke tabung resevoir dan kemampuan tabung resevoir mempertahankan udara. Setelah saya coba usahakan dengan mengganti packing seal dan o-ring set yang katanya original, sepertinya masalah ini sejenak terselesaikan. Namun ternyata masalah baru timbul makin runyam karena problem pengisian sepertinya semakin parah. Setiap kali dipompa, jumlah pompaan tidak bisa melebihi 1x pompa. Bahkan saat dicoba pompa untuk yang kedua kali atau lebih, setang pengisi malah membal ke arah depan menandakan ada aliran balik dari tabung resevoir ke kolom pemampatan piston.