tag:blogger.com,1999:blog-90966385484543933212024-03-14T03:49:22.982+07:00Pancanaka Airgun WorksCatatan Saya dari Pengalaman Bongkar-pasang Senapan Angin Sendiri Dan Rangkuman Hasil Pembelajaran (Bukan Blog Resmi Senapan Pancanaka!)Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.comBlogger60125tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-91189201169776949572016-01-29T15:31:00.000+07:002016-01-29T15:46:26.769+07:00Menciptakan Komunitas Senapan Angin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Selamat tahun baru bagi kita semua. Tidak terasa sudah lama sejak posting terakhir saya unggah ke blog saya. Lama sudah saya berhenti menilik blog saya karena saya membutuhkan waktu untuk mengerjakan beberapa hal yang menjadi prioritas.<br />
Pada tahun yang baru ini saya berharap perkembangan dunia senapan angin di Indonesia semakin menggembirakan. Walaupun pada awal tahun ini ibu kota diguncang teror bom yang cukup merisaukan bagi bangsa ini. Dan bagi pemilik senapan angin seperti kita semua pastinya memiliki kesan tersendiri karena aktifitas hobi kita otomatis terkendala akibat peningkatan kewaspadaan nasional akhir-akhir ini.<br />
Pada posting saat ini saya berkesempatan bercerita mengenai kegiatan saya di awal tahun yang sempat terpengaruh juga dengan aktifitas teroris di ibu kota pertengahan Januari kemarin.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-SBq0Ikc7VL8/VqrxRmJeFzI/AAAAAAAAB6o/gKEykTEa8DQ/s1600/P_20160117_125850.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="246" src="http://1.bp.blogspot.com/-SBq0Ikc7VL8/VqrxRmJeFzI/AAAAAAAAB6o/gKEykTEa8DQ/s400/P_20160117_125850.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<br />
<b>Awal Tahun Artinya Komitmen Baru</b><br />
Awal tahun ini saya dan beberapa kawan dari komunitas senapan angin di Kecamatan Lembang berniat untuk mengumpulkan anggota bagi pembentukan suatu perkumpulan yang lebih mapan. Sudah lama komunitas senapan angin di daerah lembang yang dimotori oleh Lembang Air Rifle Club (LARC) kosong kegiatan. Sedangkan kerinduan untuk membawa komunitas senapan angin di daerah ini menuju tingkat yang lebih tinggi sangatlah besar terutama di kalangan pendahulu di LARC. Untuk menghidupkan kembali kegiatan senapan angin di daerah Lembang dan membawanya ke arah yang lebih baik tentunya dibutuhkan penyegaran anggota baru dan komitmen baru.<br />
Untuk menarik minat calon anggota, maka kami berniat mengadakan suatu acara yang dapat menarik minat berkumpul dari kawan-kawan lama yang sedang reses di dunia menembak senapan angin maupun orang-orang baru yang biasa menembak sendiri. Dari akhir tahun 2015 kami membulatkan tekad untuk mengadakan suatu perlombaan kecil-kecilan pada bulan Januari 2016.<br />
Pada awal bulan Januari kami menetapkan tanggal 17 Januari sebagai waktu diadakannya hajat kami. Berbagai persiapan telah kami susun seperti panitia, format acara, tempat dan penggalangan dana. Namun pada hari yang naas itu, dua hari menjelang acara digelar, acara menjadi tidak menentu. Situasi keamanan begitu mencekam terutama bagi kami yang berurusan dengan daerah abu-abu dari perijinan senapan angin ini.<br />
Saking besarnya pengawasan lingkungan dari aparat kepolisian sebagai kelanjutan dari aksi teror di Jakarta, salah satu anggota panitia sempat merasakan suasana kantor polisi karena dimintai keterangan mengenai kepemilikan senapan angin.<br />
Ceritanya polisi sedang menyisir lingkungan tempat tinggal kawan kami ini sebagai respon atas perintah siaga 1. Dari penyisiran tersebut ditemukanlah sepucuk senapan angin Sharp Tiger dari yang bersangkutan. Kawan kami yang sedang asyik berlatih dengan senapannya untuk menghadapi perlombaan kemudian ditanyai mengenai senapan angin ini. Lalu senapan tersebut beserta pemiliknya diajak ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Rupanya polisi merasa harus meminta keterangan lebih lanjut dari kawan kami karena ketua lingkungan di tempat kawan kami tinggal merasa terganggu dengan aktifitas latihan kawan kami yang dianggap kurang aman. Setelah kawan kami memberi keterangan mengenai jenis senapannya dan berjanji melakukan kegiatan hobi-nya dengan aman, juga berkat kebijaksanaan aparat polisi di Kecamatan Lembang yang memang biasa berurusan dengan senapan angin, kawan kami dilepaskan beserta senapan angin miliknya tanpa biaya sepeser pun.<br />
Setelah menimbang pengalaman kawan kami dan begitu besarnya komitmen dari panitia, maka acara tetap kami gulirkan walaupun hanya berselisih dua hari dari kejadian di Jakarta. Acara kembali bergulir dengan catatan pihak lingkungan tempat acara diadakan mengetahui dan panitia memegang surat bukti pemberitahuan dari ketua lingkungan dan pemilik lahan tempat diadakan acara. Dan syukurnya berbagai pihak terkait menyambut baik. Dan bak gayung bersambut, masalah perijinan selesai sehingga pada waktunya acara dapat berlangsung.<br />
Di sinilah komitmen panitia terutama yang berasal dari Kota Bandung begitu teruji karena membawa senapan di kendaraannya untuk menembus pemeriksaan ketat di jalan sepanjang Bandung-Lembang membutuhkan tekad kuat.<br />
<br />
<b>Acara Berjalan dengan Lancar</b><br />
Akhirnya acara berjalan dengan lancar. Minggu pagi itu, didahului dengan doa pembukaan yang dibawakan oleh Ustad Rachmat yang juga merupakan simpatisan menembak di komunitas kami, sambutan dari perwakilan pimpinan lingkungan, dan pembacaan tata tertib, acara berjalan dengan lancar dan menyenangkan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-xnJwFIS4x2A/VqrxJorMS8I/AAAAAAAAB4c/A0hOsyX8Fm4/s1600/IMG_8132.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="425" src="http://2.bp.blogspot.com/-xnJwFIS4x2A/VqrxJorMS8I/AAAAAAAAB4c/A0hOsyX8Fm4/s640/IMG_8132.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Dengan waktu persiapan yang singkat dan situasi yang kurang menguntungkan, acara tetap berhasil digelar. Dan tanpa malu-malu terbentanglah spanduk di halaman belakang sebuah fasilitas militer.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Format acara lomba yang mengusung nomor menembak siluet metal<i> (air rifle metallic silhouette shooting)</i> berlangsung dari awal hingga akhir tanpa kendala. Semuanya dari panitia, peserta, keluarga maupun penduduk setempat sangat menikmati acara ini. Acara yang mengambil tempat di salah satu lapang yang menjadi lokasi latihan fasilitas militer di daerah Lembang ini seolah memanjakan kami dengan ruang terbuka yang lapang dan tanpa gangguan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-ZoDZD903VWg/Vqr1jZjZu5I/AAAAAAAAB7M/rdwu9SpdLGE/s1600/IMG_8147%2B%25282%2529.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="426" src="http://3.bp.blogspot.com/-ZoDZD903VWg/Vqr1jZjZu5I/AAAAAAAAB7M/rdwu9SpdLGE/s640/IMG_8147%2B%25282%2529.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Arena menembak metal silhouette sederhana sebanyak empat lajur sepanjang 41 meter. Masih melipah untuk pengembangan lebih lanjut dan sudah memanjakan kami dengan udara yang segar serta kesunyian di tengah macetnya lalu lintas wisatawan Bandung di akhir pekan. </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Walaupun pada akhirnya hadiah utama jatuh ke tangan panitia kembali karena panitia juga merangkap sebagai peserta, namun proses kegiatan ini sendiri membawa suasana dan pengalaman baru yang menyenangkan dan juga membuat rindu bagi seluruh peserta. Terutama tujuan acara yang diselenggarakan untuk menghimpun penembak di daerah Lembang, sudah memberikan tempat bagi kelahiran embrio perkumpulan senapan angin Lembang. Komunitas yang selama ini terasa banyak namun hanya dikenal sedikit.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-P_PyATCFSsE/VqrxN0jigiI/AAAAAAAAB5k/theCWq-ua-Q/s1600/IMG_8287.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="175" src="http://3.bp.blogspot.com/-P_PyATCFSsE/VqrxN0jigiI/AAAAAAAAB5k/theCWq-ua-Q/s400/IMG_8287.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pemenang masih didominasi oleh panitia. Dari kiri ke kanan memegang piagam adalah: Juara 3 - Bapak Asep Muchtar dari Lembang Bike Group, 2 - Bapak Riyadi Derajat dari Lembang Air Rifle Club. dan Juara 1 - Saya sendiri.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kami berharap acara lomba dan latihan bersama yang disertai dengan acara deklarasi pengaktifan kembali LARC ini akan berkelanjutan di masa yang akan datang.<br />
Dengan acara ini akses memiliki tempat latihan yang memadai menjadi terbuka karena pemilik lahan dan lingkungan ternyata mendukung kegiatan kami. Cita-cita untuk memiliki club menembak senapan angin dan bisa mengadakan kegiatan di lapang terbuka seperti pada nomor tembak <i>Metallic Silhouette</i> dan <i>Hunter Field Target</i> yang notabene membutuhkan modal lebih besar diharapkan dapat segera terwujud. Siapa yang tahu mana kala suatu saat nanti perkumpulan ini bisa menjadi tuan rumah untuk kegiatan antar club menembak tingkat daerah maupun nasional.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Ye8GnDjWp9k/Vqr2hMGeYxI/AAAAAAAAB7Y/sIc6eLNX1eY/s1600/IMG_8293.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="426" src="http://4.bp.blogspot.com/-Ye8GnDjWp9k/Vqr2hMGeYxI/AAAAAAAAB7Y/sIc6eLNX1eY/s640/IMG_8293.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;"><i>Peserta yang masih bertahan sampai akhir cukup banyak dan menunjukkan bahwa acara ini sangat menghibur.</i></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Hikmah dari Kegiatan Ini</b><br />
Tiada niatan tanpa kendala. Namun kendala lah yang membuat niat menjadi tekad dan tekad menghasilkan manfaat. Segala rintangan yang ditinjau kembali dapat memberi pembelajaran bagi yang menjalaninya. Begitupun bagi saya dan blog ini yang selalu menjadi catatan terbuka bagi pembelajaran di dunia senapan angin.<br />
Pembelajaran yang bisa saya petik adalah janganlah terlalu berhitung untuk kegiatan yang dirasakan sebagai suatu hobi. Dalam suatu kegiatan hobi seperti ini terutama dengan latar belakang pekerjaan dan ekonomi dari suatu komunitas, perhitungan bisnis maupun untung rugi tidak bisa diterapkan secara gamblang. Tentunya kita harus memiliki perhitungan dalam diri sendiri mengenai kemampuan keuangan dan waktu kita. Namun berusahalah memberi apa yang bisa kita berikan untuk menunjang kebersamaan dan jalannya hobi yang terbilang tidak terlalu murah ini. Kebesaran hati untuk banyak memberi dan sedikit menuntut akan terbayar dengan kesenangan berkelompok yang sulit dibeli dengan uang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-oKmDWrM2wLU/VqrxPEpcjFI/AAAAAAAAB6g/chJP9FurgCU/s1600/P_20160117_070203.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="http://3.bp.blogspot.com/-oKmDWrM2wLU/VqrxPEpcjFI/AAAAAAAAB6g/chJP9FurgCU/s400/P_20160117_070203.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Panitia yang bekerja tiada lelah dan cenderung mengabaikan kesehatan dirinya sendiri. Sejak pagi-pagi sekali sudah mulai menyusun target untuk silhouette metal. Bahkan untuk urusan akurasi senapan sendiri terlupakan karena tidak ada waktu untuk zeroing.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-SFWPywnOaBI/VqrxMZY0-yI/AAAAAAAAB5M/hR5HhuKtNOA/s1600/IMG_8196.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="http://1.bp.blogspot.com/-SFWPywnOaBI/VqrxMZY0-yI/AAAAAAAAB5M/hR5HhuKtNOA/s320/IMG_8196.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Saking semangat dan berdedikasi, Bapak Lukas yang sibuk semalaman menekuk dan mengelas alas target harus mencuri waktu untuk tidur di sela-sela pertandingan. Bagi panitia yang lain, sakit akibat kelelahan adalah wajar.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pembelajaran lainnya adalah jangan menutup diri. Kita tahu bersama bahwa dunia senapan angin adalah dunia abu-abu dari aspek legalitas di ranah hukum Indonesia. Selalu berkoordinasi dengan aparat terkait, minimal dari aparat sipil tingkat lingkungan. Polisi bukan kumpulan orang bodoh dan tamak yang bisa dijadikan lawan bermain kucing-kucingan. Polisi bertindak dengan dasar aduan. Maka pastikan kegiatan kita tidak merugikan masyarakat dan diketahui tokoh masyarakat di bumi mana kita berpijak.<br />
Rangkaian foto di bawah ini adalah sekedar cuplikan untuk mengenang event lomba pertama yang digarap oleh komunitas senapan angin Lembang. Semoga bermanfaat. Terbuka untuk berbagai pertanyaan dan masukan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-YVl2u5Itfog/VqrxKWTWdyI/AAAAAAAAB4w/ylRaU3llGlI/s1600/IMG_8140.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="262" src="http://3.bp.blogspot.com/-YVl2u5Itfog/VqrxKWTWdyI/AAAAAAAAB4w/ylRaU3llGlI/s400/IMG_8140.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Peserta mulai melakukan zeroing di area yang telah disediakan sebelum acara dibuka.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-0NVWsCBcxzk/VqrxKvWf4fI/AAAAAAAAB44/ZVYdJgOna40/s1600/IMG_8152.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="173" src="http://4.bp.blogspot.com/-0NVWsCBcxzk/VqrxKvWf4fI/AAAAAAAAB44/ZVYdJgOna40/s400/IMG_8152.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Acara diawali dengan pembacaan tata tertib.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-OS9-U5XxLwA/VqsS3ibMebI/AAAAAAAAB78/KXozWSb3SsU/s1600/P_20160117_082658.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="http://3.bp.blogspot.com/-OS9-U5XxLwA/VqsS3ibMebI/AAAAAAAAB78/KXozWSb3SsU/s640/P_20160117_082658.jpg" width="358" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Senapan para peserta dikumpulkan untuk diperiksa oleh tim juri, diwakili oleh Bapak Dwi. Kesalahan berbuntut gangguan teknis banyak peserta adalah senapan terlalu lama dijemur di bawah terik matahari. Suatu pembelajaran bagi panitia untuk kegiatan yang akan datang.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-NFUQOunoxPQ/VqrxLE7JryI/AAAAAAAAB5A/eny7dqZbfoY/s1600/IMG_8188.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="216" src="http://3.bp.blogspot.com/-NFUQOunoxPQ/VqrxLE7JryI/AAAAAAAAB5A/eny7dqZbfoY/s400/IMG_8188.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Salah satu adegan jalannya pertandingan dan score card yang digunakan. Berusaha tampil profesional di tengah keterbatasan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-uAGMM2It6GE/Vqse15fhGGI/AAAAAAAAB8M/8PJHAuph6pM/s1600/IMG_8283.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="425" src="http://4.bp.blogspot.com/-uAGMM2It6GE/Vqse15fhGGI/AAAAAAAAB8M/8PJHAuph6pM/s640/IMG_8283.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Adegan pertandingan babak final di mana 8 besar penembak dihadapkan kembali. Jangan membayangkan acara perlombaan ini seperti acara resmi! Aturan acara ini walaupun berusaha mengikuti aturan baku namun tetap memberi banyak kelonggaran agar suasana santai tercipta dan semua peserta yang tidak pernah mengikuti lomba sebelumnya tetap bisa menikmati suasana kompetisi tanpa ketegangan berlebihan. Bahkan dengan kelonggaran yang diberikan, seperti posisi menembak yang dibebaskan, nilai yang tercipta tidaklah tinggi. Tidak ada yang mencapai 50%. Hal yang mengherankan karena bilamana orang-orang ini pergi berburu hasilnya sangat berlimpah.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Y0ZJNDcYI2M/VqrxNDweQhI/AAAAAAAAB5c/b9Z7F3Ai_Oc/s1600/IMG_8272.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="http://4.bp.blogspot.com/-Y0ZJNDcYI2M/VqrxNDweQhI/AAAAAAAAB5c/b9Z7F3Ai_Oc/s320/IMG_8272.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sesepuh Lembang Air Rifle Club (LARC) yaitu Bapak Riyadi (kiri) dan Bapak Lucky (kanan) bertindak sebagai Pemimpin Pertandingan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-ZP55ScWfqJc/VqrxQ9epahI/AAAAAAAAB6k/OcGMfVkCP0A/s1600/P_20160117_092956.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="http://1.bp.blogspot.com/-ZP55ScWfqJc/VqrxQ9epahI/AAAAAAAAB6k/OcGMfVkCP0A/s400/P_20160117_092956.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #990000;"><b>Bapak Lucky Sultana sebagai ketua panitia merangkap pemimpin pertandingan sedang beraksi sebagai peserta dengan senapan Sharp Ace. Pria dengan keterbatasan fisik akibat masalah kesehatan dan umur masih ingin memberi 101% untuk keberlangsungan komunitas senapan angin di daerah ini.</b></span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-X7qrZlkoSxE/VqrwuWxTDEI/AAAAAAAAB4Y/kVd6Ij71_1k/s1600/IMG_8193.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="325" src="http://2.bp.blogspot.com/-X7qrZlkoSxE/VqrwuWxTDEI/AAAAAAAAB4Y/kVd6Ij71_1k/s400/IMG_8193.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;"><i>Saya sedang beraksi dengan Lusi, HW 77 yang menjadi andalan saya untuk tembak target. Satu-satunya senapan per yang turun di perlombaan hari itu dan anehnya menjadi juara. Senapan piston lainnya adalah senapan Crosman Fury dengan mekanisme Nitro Piston milik Bapak Deni.</i></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-IHHJU6NLwDI/VqrxP09TR2I/AAAAAAAAB6Q/lFEKnmMP9Ek/s1600/P_20160117_085324.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="http://2.bp.blogspot.com/-IHHJU6NLwDI/VqrxP09TR2I/AAAAAAAAB6Q/lFEKnmMP9Ek/s400/P_20160117_085324.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bapak Riyadi beraksi dengan senapan Benjamin Sheridan 397 PA dan berhasil memenangkan juara ke-2. Mengejutkan untuk senapan yang tidak pernah dimaksudkan sebagai senapan target.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-dwfQ1gA0QQQ/VqrxQRmYuZI/AAAAAAAAB6Y/GWyDzkctsGY/s1600/P_20160117_092156.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="http://1.bp.blogspot.com/-dwfQ1gA0QQQ/VqrxQRmYuZI/AAAAAAAAB6Y/GWyDzkctsGY/s400/P_20160117_092156.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bapak Asep Muchtar dengan senapan custom buatan sendiri yang mengadopsi laras Diana 50. Salah satu kreatifitas orang Lembang yang terbukti mengantarkan dirinya memenangkan juara ke-3. Senapan ini hanya bisa digunakan oleh beliau seorang karena spesifikasi yang tidak umum. Saat kebanyakan orang menjagal laras lama untuk dijadikan senapan PCP, orang ini berpikiran berbeda. Silinder pompa dari stainless steel berdiameter besar untuk memampatkan udara di tabung kompresi yang kecil bukan perkara mudah untuk dipompa. </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-r5Ly0w6ko2A/VqsRJVZK8aI/AAAAAAAAB7o/vxihUOauHGI/s1600/IMG_8251.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="425" src="http://1.bp.blogspot.com/-r5Ly0w6ko2A/VqsRJVZK8aI/AAAAAAAAB7o/vxihUOauHGI/s640/IMG_8251.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Acara makan siang bersama dengan menu nasi liwet dan lauk sederhana khas pedesaan Jawa Barat mempererat keakraban di antara kami. Rasanya tidak ditemukan di lomba manapun yang berorientasi keuntungan. Makan siang yang disediakan dengan memberdayakan ibu-ibu di lingkungan warga setempat dimaksudkan untuk melibatkan warga setempat dalam kegiatan kami.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0Lembang, Lembang, West Bandung Regency, West Java, Indonesia-6.8162073 107.62279609999996-6.9423383 107.46143459999996 -6.6900763 107.78415759999996tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-81439987019801374202015-05-06T23:14:00.003+07:002015-05-06T23:20:42.218+07:00Diana Mod. 25D: Bakal Anak Nanti - Bagian 4<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2015/03/diana-model-25d-bakal-anak-nanti-bagian.html" target="_blank">Bagian 1</a> Membongkar, Menghaluskan dan Melumasi Ulang.<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2015/04/diana-mod-25d-bakal-anak-nanti-bagian-2.html" target="_blank">Bagian 2</a> Memasang Mainspring Baru.<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2015/04/diana-mod-25d-bakal-anak-nanti-bagian-3.html" target="_blank">Bagian 3</a> Mengganti Breech Seal.<br />
<br />
Pada bagian sebelumnya saya telah kembali ke jalur yang diinginkan dalam usaha mencapai batas tak terlihat dari kecepatan senapan kecil ini. Mencapai 600 fps sepertinya menjadi atap yang tak terjangkau dalam usaha saya mencapai kecepatan senapan ini. Saatnya mengeluarkan amunisi terakhir saya dalam persediaan<i> tuning kit</i> yang saya siapkan. Pada posting kali ini saya akan memasang <i>piston seal</i> baru dari Vortek Product.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-dXl58Dgp9g0/VUjkmB8a1II/AAAAAAAAB1o/5fewh94Fp9s/s1600/IMG-20140904-02198.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="134" src="http://1.bp.blogspot.com/-dXl58Dgp9g0/VUjkmB8a1II/AAAAAAAAB1o/5fewh94Fp9s/s640/IMG-20140904-02198.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Diana Mod. 25D yang menjadi bahan pembahasan seri ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Memasang Piston Seal</b><br />
Pada artikel sebelumnya saya memang sudah memasang <i>mainspring </i>baru. Namun pemasangan mainspring itu sekedar untuk mencoba bagaimana pengaruh penggantian mainspring saja dalam mengubah karakter senapan ini. Karena tidak ingin menjejali silinder kompresi dengan terlalu banyak pelumas dan merasa per Titan XS telah memiliki lapisan yang dapat melumasi dirinya sendiri (<i>self lubricating</i>), maka saya tidak menggunakan tambahan pelumas pada rangkaian <i>powerplant</i>. Namun karena langkah ini adalah langkah terakhir, maka pada kesempatan terakhir saya membongkar senapan ini, saya memberi lapisan pelumas yang layak pada bagian powerplant senapan ini. Jadi kesimpulan terakhir tidaklah murni karena pengaruh penggantian piston saja, namun mendapatkan pengaruh dari pemberian pelumas yang segar.<br />
Langkah penggantian piston seal diterangkan melalui rangkaian gambar di bawah ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-KqT8yoQcnQg/VUjk6oSo_KI/AAAAAAAAB1w/9LfSftAsNuc/s1600/diana25dpart4_01.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-KqT8yoQcnQg/VUjk6oSo_KI/AAAAAAAAB1w/9LfSftAsNuc/s320/diana25dpart4_01.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Seal piston terbuat dari bahan kulit dan terikat pada kepala piston dengan satu baut berkepala minus.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-MApv68tXQnY/VUjk7LoY2bI/AAAAAAAAB10/WcjPMFAlSlQ/s1600/diana25dpart4_02.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-MApv68tXQnY/VUjk7LoY2bI/AAAAAAAAB10/WcjPMFAlSlQ/s320/diana25dpart4_02.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada bagian sisi tampak sebuah cincin (washer) berbahan seperti karet keras yang berfungsi sebagai bantalan antara seal kulit dengan kepala piston.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-RRQVNBknZHA/VUjk8btzafI/AAAAAAAAB2A/AS8_fZJZhv8/s1600/diana25dpart4_03.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-RRQVNBknZHA/VUjk8btzafI/AAAAAAAAB2A/AS8_fZJZhv8/s320/diana25dpart4_03.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Setelah baut dilepaskan, terlihat bagaimana bantalan karet tersebut berfungsi menjaga seal yang terbuat dari kulit agar tidak koyak akibat bergesekan/berbenturan dengan kepala piston.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-RobLG8IEqBw/VUjk_Ft2kUI/AAAAAAAAB2I/vSSf2hAt5Wg/s1600/diana25dpart4_04.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="202" src="http://2.bp.blogspot.com/-RobLG8IEqBw/VUjk_Ft2kUI/AAAAAAAAB2I/vSSf2hAt5Wg/s400/diana25dpart4_04.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Seal piston dengan adaptor yang diproduksi oleh Vortek Product. Dinamakan sebagai VacSEAL, terbuat dari materi yang dirahasiakan formulanya, dan diklaim mampu meningkatkan kecepatan atau energi dari senapan dengan seal standar. Baik seal dari bahan kulit seperti pada senapan lama maupun materi sintetis bawaan pabrik.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-QQ6snGfdeVQ/VUjk_-aArWI/AAAAAAAAB2M/Fi2WHh549Dw/s1600/diana25dpart4_05.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="219" src="http://4.bp.blogspot.com/-QQ6snGfdeVQ/VUjk_-aArWI/AAAAAAAAB2M/Fi2WHh549Dw/s320/diana25dpart4_05.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Karena desain seal melekat pada kepala piston tanpa menggunakan baut, dibutuhkan sebuah adaptor agar seal dapat melekat dengan kepala piston dan mampu berputar bebas. Kencangkan baut adaptor yang memiliki kepala berjenis Allen ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-HOe0ZTobjqQ/VUjlAkAFgqI/AAAAAAAAB2U/WbPvsOQJtvU/s1600/diana25dpart4_06.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-HOe0ZTobjqQ/VUjlAkAFgqI/AAAAAAAAB2U/WbPvsOQJtvU/s320/diana25dpart4_06.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Tampak samping adaptor seal piston. Memberi sedikit lapisan thread locker seperti Loctite tampaknya cukup bermanfaat untuk menjaga baut tidak kendur akibat gerakan piston.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/--QtLi0nag5Q/VUjlCU6_IlI/AAAAAAAAB2g/dcMSwFTDrvU/s1600/diana25dpart4_07.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="289" src="http://3.bp.blogspot.com/--QtLi0nag5Q/VUjlCU6_IlI/AAAAAAAAB2g/dcMSwFTDrvU/s320/diana25dpart4_07.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Untuk memasukkan seal piston cukup, tekan kepala piston yang sudah dipasangi adaptor pada bidang datar. Sedikit minyak encer seperti minyak silikon atau lainnya akan membantu adaptor memasuki lubang seal dengan lancar. Tidak perlu trik tukang ban agar seal ini masuk ke dudukannya. Materi ini cukup keras dan kaku. Berisiko robek bila kita mencoba melebarkannya pada satu titik saja.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-8eyA8IIDc2g/VUjl14lMPiI/AAAAAAAAB24/hbtVqbZAtR4/s1600/diana25dpart4_08.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-8eyA8IIDc2g/VUjl14lMPiI/AAAAAAAAB24/hbtVqbZAtR4/s320/diana25dpart4_08.JPG" width="223" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Berikan pelumas kental seperti moly grease pada bagian per, spring guide, dan bagian dinding piston maupun sisi seal yang bergesekan langsung dengan dinding silinder. Rangkaian inipun siap untuk dirakit kembali. Hati-hati dalam memasukkan rangkaian ini agar seal tidak robek maupun tergores silinder kompresi terutama pada bagian rel pengokang.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Hasil dan Pembahasan</b><br />
Harapan besar saya gantungkan untuk ubahan terakhir ini. Setelah <i>dieseling </i>mereda pada beberapa tembakan awal, saya lakukan pengukuran dengan <i>chronograph</i>. Dengan menggunakan mimis RWS Superdome 8.3 grain saya dapatkan: <span style="color: #cc0000;">557</span>, 536, 540, <span style="color: blue;">529</span>, 533, 533, 532, 532, 538 dan 545. Rangkaian tembakan ini membawa rerata kecepatan 537 fps, dengan sebaran ekstrim 28 fps dan standar deviasi 8. Cukup mendongkrak kecepatan di tingkat yang membahagiakan bagi saya namun tetap mempertahankan konsistensinya. Walaupun saya tidak mencapai kecepatan yang saya inginkan dengan menggunakan mimis 8 grain, namun saya rasa saya sudah sangat puas dengan kecepatannya. Energi yang dihasilkan cukup untuk urusan membasmi hama di rumah. Dengan menggunakan mimis ini didapatkan energi 5.32 fpe atau 7.21 Joule. Cukup untuk hewan kecil seperti tikus dan burung kecil.<br />
Keinginan saya sebelumnya adalah mencapai kecepatan di atas 600 fps menggunakan mimis ringan. Mimis paling ringan yang saya miliki dan tetap memiliki akurasi pada jarak yang dekat adalah RWS Hobby 7 grain. Menggunakan mimis ini saya lakukan lagi pengujian dengan chronograph. Hasil yang didapat: 627, 614, 615, 621, 623, 615, <span style="color: blue;">610</span>, 621, 615 dan<span style="color: #cc0000;"> 636</span>. Rerata kecepatan 619 fps dengan sebaran ekstrim 26 fps, dan standar deviasi 7. Saya berhasil.<br />
Dengan menggunakan RWS Hobby ini saya dapatkan energi 5.96 fpe atau 8.08 Joule. Cukup berlimpah untuk perburuan jarak dekat.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Kg4pWX325tQ/VUo8VGzalxI/AAAAAAAAB3Q/LdB4-Ao-_z8/s1600/rws%2Bhobby.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="307" src="http://4.bp.blogspot.com/-Kg4pWX325tQ/VUo8VGzalxI/AAAAAAAAB3Q/LdB4-Ao-_z8/s320/rws%2Bhobby.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">RWS Hobby adalah mimis berjenis wadcutter, memiliki rok bergaris (ribbed) dengan berat 7 grain.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dikatakan sebelumnya senapan ini sejatinya adalah senapan yang diperuntukkan untuk penembak pemula ataupun remaja. Desainnya yang ringkas, usaha kokang yang ringan, dan langkah kompresi yang pendek menjadikannya senapan dengan karakter menyenangkan. Namun dengan rancangan ini, senapan ini sepertinya akan sulit untuk melebihi kecepatan yang sudah saya capai tanpa ubahan ekstrim. Semisal mengatur bukaan lubang <i>transfer port</i> maupun memperpanjang langkah kompresi.<br />
Sejatinya di negaranya sendiri, yaitu Jerman, senapan ini adalah senapan dengan simbol F (<i>Freimark</i>). Artinya senapan ini bebas dimiliki oleh siapapun tanpa ijin khusus karena memiliki energi di bawah 7.5 Joule. Tentunya tidak ada remaja maupun penembak pemula yang mau repot dalam mengurus ijin kepemilikan senjata api. Dan rancangan senapan ini bersinergi dalam membatasi energi yang dihasilkan. Tampak rancangannya ini mampu mencegah rasa ingin tahu pemuda yang tidak terlalu mengerti sains di balik senapan angin untuk mencoba-coba melewati batasan hukum ini. Begitu banyak bagian yang saya ganti dengan komponen <i>after market</i> berkualitas dan menjanjikan keluaran energi yang besar, namun energi yang dihasilkan tidak jauh beranjak dari 7.5 Joule. Semakin saya kagum dengan kemampuan insinyur di balik penciptaan senapan ini.<br />
Pengalaman ini membawa pembelajaran yang berkesan bagi saya. Semoga pembaca catatan saya juga mendapatkan sesuatu dari perjalanan saya dengan senapan bakal anak saya nanti. Saat ini rasanya saya akan berhenti pada tahap ini dalam pengejaran saya akan kecepatan senapan ini. Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-78466887640124238242015-04-15T21:04:00.002+07:002015-04-16T16:45:05.588+07:00Having Fun @ Home: Menebar Virus Senapan Angin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Lama juga tidak menulis pengalaman yang murni sebagai sebuah cerita. Bukannya perkara teknik dan pembelajaran. Pada hari ini ada sebuah kisah yang berkesan buat saya, sehingga rasanya patut juga dicatat dalam blog saya ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-q-ooXALDlp8/VS5nU8ic-XI/AAAAAAAAB0w/5eRLJofQSuE/s1600/IMG_0663.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-q-ooXALDlp8/VS5nU8ic-XI/AAAAAAAAB0w/5eRLJofQSuE/s1600/IMG_0663.JPG" height="344" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Transfer minat dan ilmu dari seorang penembak senapan angin pada seorang awam.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada siang hari ini rencananya seorang kawan hendak bertamu ke rumah. Kawan ini berasal dari sisi lain di Kota Bandung dan ingin bersua lagi dengan kawan saya dari Kabupaten Bandung Barat. Pertemuan awal tampaknya cukup berkesan namun berlangsung singkat tanpa bumbu menembak bersama, sehingga pertemuan selanjutnya sangat dinantikan. Sebagai fasilitator, pintu rumah saya buka lebar-lebar bagi sejawat sehobi. Dengan agenda utama "<i>happy trigger</i>" dan agenda penyerta bakar daging (namun bukan hasil buruan), kami menantikan kehadiran sang kawan. Namun ternyata sang kawan tidak bisa hadir karena khawatir dengan situasi keamanan kota Bandung yang akhir-akhir ini ramai razia Kepolisian dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi peringatan Konfrensi Asia-Afrika ke-60. Terlanjur menyediakan makan siang yang berlimpah, akhirnya daftar undangan saya tambahkan dengan kawan-kawan dari komunitas lain yang tidak pernah bersentuhan dengan senapan angin sebelumnya. Hitung-hitung mempererat tali silaturahim dari berbagai kawan dalam satu kesempatan.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Bagaimana Mempertemukan Sekumpulan Pria</b><br />
Kelompok undangan kedua saya adalah para orang tua murid, teman-teman anak saya. Biasa berkumpul menanti pulang sekolah untuk menjemput anak kami, membawa keakraban jenis lainnya bagi kami. Tidak ada perkara senapan angin yang masuk dalam percakapan kami pada awalnya. Dengan perbedaan latar belakang ini, agak berisiko bagi saya untuk menyatukan dua kelompok manusia ini dalam rumah saya. Bagaimana menciptakan topik pembicaraan yang menyatukan dua jenis manusia ini adalah suatu hal yang menantang. Bagaimanapun berbicara mengenai pekerjaan bisa jadi sangat membosankan pada suatu titik.<br />
Suatu prinsip umum bagi laki-laki adalah: mereka tidak pernah dewasa. Sebagaimanapun penampilan seorang pria, selalu saja ada mainan yang mereka butuhkan. Dalam hal ini percakapan mengenai mainan selalu manjadi <i>ice breaker</i> yang ampuh. Berkat maraknya fenomena batu akik dan batu mulia akhir-akhir ini, fase satu dari pertemuan yaitu <i>ice breaking</i> bisa dilewati dengan mulus. Melewati makan siang dengan lancar, berkat beberapa orang berkarakter sanguin sebagai pengumpan pembicaraan akhirnya koneksi mulai terbentuk.<br />
<br />
<b>Membuat Ikatan</b><br />
Setelah perut kenyang dan pembicaraan mulai melambat, tidak butuh waktu lama untuk kelompok pertama unjuk kebolehan. Apa yang menyatukan saya dengan kelompok Kabupaten Bandung Barat telah menarik perhatian kelompok orang tua murid. Saatnya mengeluarkan koleksi mainan saya.<br />
Kegiatan <i>plinking </i>rasanya sudah menjadi agenda rutin setiap kali keluarga bertamu ke rumah saya. Selain menyenangkan, entah kenapa sepertinya kegiatan mengokang senapan angin dan membidiknya selepas makan bersama dirasakan cukup sebagai penebus dosa atas banyaknya kalori yang telah masuk ke badan. Itulah yang membuat saya bertahan tidak memiliki senapan jenis PCP <i>(pre charged pneumatic</i>) hingga saat ini.<br />
Sesibuk apapun anak-anak bermain dan minta diperhatikan oleh orang tuanya, rasanya para ayah akan tega meninggalkan anaknya untuk diurus oleh ibunya. Begitupun siang ini. Anak-anak usia taman kanak-kanak, yang antusias bermain bersama, sepertinya bersaing dengan para ayah yang sibuk memegang senapan angin. Tidak butuh waktu lama untuk para ayah meninggalkan anaknya dan mengikuti saya ke halaman tempat saya biasa menembak. Waktunya membuat ikatan dari kedua kelompok manusia ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-plh-vaiJKK8/VS5oSw45JKI/AAAAAAAAB08/SGAuFLOvNZg/s1600/IMG_0672.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-plh-vaiJKK8/VS5oSw45JKI/AAAAAAAAB08/SGAuFLOvNZg/s1600/IMG_0672.JPG" height="277" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Koleksi senapan angin yang paling gemar saya gunakan. Dari kiri ke kanan Sharp Ace, Weihrauch HW77, Walther LGV Master, dan Feinwerkbau FWB 124.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Saya keluarkan koleksi senapan angin saya yang paling menyenangkan untuk digunakan. Dengan banyaknya pilihan, suasana menjadi riuh ramai. Tampaknya cukup bersaing dengan keramaian kios pengasah batu di belakang rumah saya. Saya bebaskan kedua jenis manusia ini untuk mengeksplorasi senapan milik saya dan mencobanya. Saya sediakan siluet logam pada jarak 20 meter untuk ditembaki dengan senapan pilihannya sendiri. Di sini suasana jadi begitu hidup. Dan tanpa komando, kelompok pemburu dari kabupaten Bandung Barat sudah menjadi asisten dosen ilmu senapan angin bagi kelompok awam senapan angin ini.<br />
Beberapa jam dan ratusan mimis meluncur dari senapan angin ini, selama itupun kedua jenis manusia ini saling tertawa dan bercakap seakan sudah kenal lama. Rupanya mainan yang satu ini cukup berhasil membuat ikatan dari orang-orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-8iEOHwCtI5A/VS5ofitwOKI/AAAAAAAAB1E/ToKTpW_uxQE/s1600/IMG_0664.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-8iEOHwCtI5A/VS5ofitwOKI/AAAAAAAAB1E/ToKTpW_uxQE/s1600/IMG_0664.JPG" height="339" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Staf pengajar ilmu senapan angin jurusan ilmu senang-senang.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Mana yang Terbaik?</b><br />
Di akhir hari ini, semuanya sudah bersenang-senang dan pulang dengan perut kenyang dan juga pengalaman menyenangkan tentang senapan angin. Bagi pemburu dari kabupaten Bandung Barat, pengalaman membimbing orang yang baru pertama kali menembak senapan angin adalah suatu kepuasan tersendiri dan suatu penyadaran tentang bagaimana posisi mereka saat ini dalam hobi ini yang telah begitu tingginya. Dan malang bagi kelompok orang tua murid, setelah mereka kenyang dan puas menembak saat ini, mereka harus memikirkan cara untuk merayu para istri untuk mengijinkan mereka memiliki senapan angin.<br />
Ya, apapun motivasi yang membuat para orang tua murid ini ingin juga memiliki senapan angin, pada akhirnya mereka harus memilih sebuah senapan angin pertamanya. Pada akhir hari ini saya bertanya, jikalau mereka boleh memiliki sepucuk senapan angin, senapan jenis apakah yang mereka inginkan dan apa alasannya? Pada akhir hari ini ternyata penembak pemula ini berkeinginan memiliki senapan angin yang murah, ringan, dan tidak menimbulkan <i>recoil</i>. Dari empat jenis senapan yang saya saya tawarkan, tiga di antaranya adalah senapan jenis per (Weihrauch HW77, Walther LGV dan Feinwerkbau FWB124) dan sisanya adalah senapan multi pump Sharp Ace. Dan senapan sejenis Sharp Ace-lah yang dirasakan paling mewakili kriteria pemilihan mereka. Walaupun mereka masih kesulitan untuk memompa senapan sampai 5 kali.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-2IzNQgHQUzE/VS5ouNQsvOI/AAAAAAAAB1M/h0CaAWykSlk/s1600/IMG_0665.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-2IzNQgHQUzE/VS5ouNQsvOI/AAAAAAAAB1M/h0CaAWykSlk/s1600/IMG_0665.JPG" height="311" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Memompa senapan angin multi pump bisa jadi hal yang menyulitkan bagi penembak pemula. Bagi pembimbing, "angin lepas" setelah makan adalah hal yang perlu diwaspadai.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dari para pemburu juga, pengalaman ini membawa masukan bagi saya. Pemburu yang biasa menggunakan senapan multi pump keluaran Sharp Indonesia maupun Benjamin, merasakan hentakan dari senapan per tentunya memberikan pengalaman tersendiri bagi mereka dan memberi masukan berharga bagi saya. Bagi saya yang banyak mengamati perkembangan senapan angin lewat internet dan telah dicekoki berbagai opini dari dunia maya, tentunya pemilihan senapan pertama kali dipengaruhi oleh asal usul produsen senapan angin dan pendapat para ahli. Namun bagi pemburu yang murni belajar dari lapangan dan tidak terlalu dipusingkan dengan arus informasi internet, perasaan dan hasil akhir adalah pertimbangan utama. Kelompok pemburu ini sepakat bahwa Walther LGV adalah senapan terbaik dari kelompok senapan per yang saya miliki. Ajaibnya mereka memuji picu senapan ini melebihi Rekord <i>trigger </i>milik Weihrauch yang menjadi <i>prototype </i>mekanisme picu senapan per modern yang baik. Padahal dari sekian banyak kritik yang dilontarkan pada senapan Walther LGV ini, sektor trigger adalah kelemahan utama yang disorot dari senapan ini. Tapi itulah pendapat murni sekelompok orang yang tidak dipengaruhi oleh opini umum di internet.<br />
Akhirnya bagi saya, yang selalu mencari pembelajaran dari segala hal yang terjadi di sekeliling saya, pengalaman hari ini membawa suatu pelajaran bahwa senapan yang terkenal dan mahal bukanlah faktor utama untuk keberhasilan menembak. Senapan adalah sarana di mana penembak sendirilah yang berperan dalam menentukan keberhasilannya. Jangan sampai suatu senapan, yang kata banyak orang bagus, menurunkan kepercayaan diri anda karena anda tidak berhasil menembaknya dengan baik. Jangan percayai blog ini, dan coba sendiri senapan mana yang cocok bagi anda. Entah itu senapan buatan dalam negeri dengan laras <i>custom </i>maupun senapan impor berharga puluhan juta, pengalaman menembak senapan angin harusnya menyentuh hati anda dan membawa kesenangan, sebagaimana dulu mainan favorit anda memuaskan hasrat anda. Namun tentunya saat ini anda harus membelinya sendiri dari uang yang dengan susah payah anda kumpulkan.<br />
Sepertinya minggu depan saatnya saya harus bertanggung jawab menemani kawan baru saya di dunia senapan angin untuk meminang senapan angin pertamanya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-oXODOeFpReU/VS5o69BWU_I/AAAAAAAAB1U/sDC-VP1WVC4/s1600/IMG_0669.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-oXODOeFpReU/VS5o69BWU_I/AAAAAAAAB1U/sDC-VP1WVC4/s1600/IMG_0669.JPG" height="241" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Saling membantu untuk mengenal fitur-fitur senapan angin dan aksesorisnya. Pemandangan yang membahagiakan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Saya cukup bahagia karena lebih banyak lagi orang ikut merasakan kesenangan yang saya rasakan dari dunia ini. Saya berharap dengan artikel ini semakin banyak pecinta senapan angin di luar sana yang mau berbagi kesenangannya dengan banyak orang. Saya rasa semakin banyak orang terlibat, maka semakin banyak keuntungan yang kita dapatkan. Entah itu kenalan atau komunitas, akses dan ketersediaan barang, maupun dukungan regulasi. Semoga menghibur. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-81541200136176941242015-04-09T13:42:00.001+07:002015-04-09T13:42:40.430+07:00Diana Mod. 25D: Bakal Anak Nanti - Bagian 3<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2015/03/diana-model-25d-bakal-anak-nanti-bagian.html" target="_blank">Bagian 1</a> Membongkar, Menghaluskan dan Melumasi Ulang.<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2015/04/diana-mod-25d-bakal-anak-nanti-bagian-2.html" target="_blank">Bagian 2</a> Memasang Mainspring Baru.<br />
<br />
Pada laporan sebelumnya saya telah melakukan ubahan besar pada senapan ini dengan memasang mainspring baru. Walaupun karakteristik senapan ini terasa lebih bertenaga karena <i>lock time</i> yang lebih singkat dan <i>recoil</i> yang lebih kuat, tampaknya pengukuran dengan <i>chronograph</i> tidak menunjukkan hasil yang sesuai. Alih-alih kecepatan senapan ini semakin berkurang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-DSPEiu1fWe4/VSTk1F5DUFI/AAAAAAAABx4/qADyX9o4W9k/s1600/IMG-20140904-02198.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-DSPEiu1fWe4/VSTk1F5DUFI/AAAAAAAABx4/qADyX9o4W9k/s1600/IMG-20140904-02198.jpg" height="134" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Diana Mod. 25D yang menjadi obyek pekerjaan saya seri ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Saya sudah berencana untuk mengganti beberapa suku cadang senapan ini. Namun saya tidak ingin langsung menggantinya sekaligus untuk mengamati dan mempelajari karakter senapan ini setelah perubahan pada salah satu variabel saya kerjakan. Saya menginginkan setiap tahapan penggantian bagian senapan memberi kontribusi positif. Namun hasil negatif yang saya terima cukup mengejutkan dan menjadi pukulan bagi pembelajaran saya saat ini.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Suatu Pemikiran Mengenai Kerapatan Seal</b><br />
Bilamana piston senapan saat ini sudah bergerak lebih cepat akibat dorongan per baru yang lebih kuat, tentunya massa udara yang dimampatkan akan mengalami peningkatan tekanan yang lebih cepat. Tentunya <i>seal</i> yang sekarang sudah beradaptasi dan mungkin sudah mengalami penurunan fungsi dalam menyekat ruang kompresi akan mengalami stres berlebih saat ini. Akibatnya mungkin saja volume udara yang ditransfer ke pangkal laras menjadi berkurang akibat kebocoran.<br />
Buktinya dapat diperhatikan dengan bentuk seal pada bagian anjungan (breech seal) yang saat ini terlihat gepeng dan nyaris datar dengan permukaan <i>breech block</i>.<br />
Saya sudah menyiapkan seal pengganti untuk breech block ini. Saya bahkan menyiapkan dua jenis seal dari dua produsen. Saya memiliki <a href="http://vortekproducts.com/ourstore/Seals-Tuning-Parts/Diana-34-Breech-Seal" target="_blank">breech seal dari Vortek</a> yang ditujukan untuk upgrade seal senapan Diana lawas. Dan karena saya ragu bilamana ukuran yang ditawarkan oleh Vortek ternyata tidak sesuai dengan senapan yang saya miliki, maka saya juga memesan breech seal yang ditawarkan oleh TW Chambers. Yang walaupun mungkin materialnya standar, namun ukurannya akan tepat pada senapan saya.<br />
Seal yang lama segera saya lepaskan. Cara melepaskannya cukup dicungkil dengan jarum yang kuat. Cungkil dengan gerakan memutar sehingga permukaan bawah seal bisa terangkat dari dudukannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-suL1qbLdyoY/VSTfh1HbOSI/AAAAAAAABxU/eQMJXxi2kDI/s1600/diana25dpart3_01.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-suL1qbLdyoY/VSTfh1HbOSI/AAAAAAAABxU/eQMJXxi2kDI/s1600/diana25dpart3_01.JPG" height="336" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Seal lama berhasil dilepaskan. Material terbuat dari kulit dan sudah sangat gepeng. Perhatikan di bawah rumah seal (breech seal groove) adalah bearing yang menjadi komponen utama mekanisme kunci laras pada Model 25 D. Sulit ditiru oleh pengrajin senapan tanah air.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Setelah seal terangkat, lepaskan dan bersihkan rumah seal dari berbagai kotoran. Gunakan minyak permbersih seperti WD-40 lalu keringkan dengan cotton bud dan berikan minyak silikon.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-MhyCxZnLF3k/VSTfhyFCIPI/AAAAAAAABxc/CB3M4gypJE0/s1600/diana25dpart3_02.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-MhyCxZnLF3k/VSTfhyFCIPI/AAAAAAAABxc/CB3M4gypJE0/s1600/diana25dpart3_02.JPG" height="198" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Seal yang lama (bawah) dibandingkan dengan seal pengganti dari Vortek (atas).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada awalnya saya mencoba untuk memasukkan seal dari Vortek sebagai pengganti. Ukurannya cukup tepat sebagai seal pengganti. Namun karena materialnya sangat kaku, diklaim terbuat dari Buna 90D, saya mengalami kesulitan untuk memasukkan seluruh bagian seal pada rumahnya. Seal pada posisinya harus mengalami regangan yang menyebabkan diameternya bertambah tapi ketebalannya berkurang. Dengan kekakuan materi yang ada dan teknik pemasangan yang belum saya kuasai, saya berisiko untuk merobek seal ini. Maka saya urungkan untuk memasang seal ini dan menyimpannya sebagai cadangan.<br />
Saya keluarkan lagi seal pengganti lainnya yang ditawarkan oleh TW Chambers. Kali ini materinya terasa lebih lunak dan elastis. Ukuran yang saya amati juga sama dengan dua seal sebelumnya. Walaupun memasangnya juga tidak bisa dibilang mudah, tapi dapat pula saya kerjakan dengan kesabaran.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-TFwCptbhYUA/VSTfhZ7OTbI/AAAAAAAABxQ/od2cEazsXEc/s1600/diana25dpart3_03.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-TFwCptbhYUA/VSTfhZ7OTbI/AAAAAAAABxQ/od2cEazsXEc/s1600/diana25dpart3_03.JPG" height="290" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Seal lama (atas), seal dari Vortek (tengah), dan seal dari TW Chambers (kanan).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah semua keliling seal berada pada rumahnya, kemudian laras ditutup untuk menekan seal lebih dalam lagi pada dudukannya. Bila seluruh bagian lingkar seal belum berada pada lingkar rumahnya, saya berisiko untuk merusak seal pengganti ini. Dan hasilnya setelah dibuka kembali, seal bertengger rapi dengan sedikit tonjolan pada permukaan breech. Saya cukup puas dengan seal pengganti ini walaupun masih ada keinginan untuk memasang seal Vortek yang lebih liat.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-YqoBC1zHP8w/VSTfjkmDh-I/AAAAAAAABxo/_uRYPSblog4/s1600/diana25dpart3_04.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-YqoBC1zHP8w/VSTfjkmDh-I/AAAAAAAABxo/_uRYPSblog4/s1600/diana25dpart3_04.JPG" height="298" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Seal berada pada posisinya. Sedikit menonjol saat breech terbuka. Tidak berlebihan. Kondisi yang diharapkan dari seal yang masih elastis.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Hasil dan Penutup</b><br />
Saatnya menuju uji chronograph. Sekilas tentang karakter yang berubah; tidak banyak yang berubah. Kecuali sedikit perasaan bahwa sekarang tumbukan piston terasa lebih solid. Ataukah itu suatu sugesti dari hasil yang diharapkan?<br />
Masih dengan mimis Superdome 8.3 grain. Dari 10 rangkaian tembakan yang saya pilih setelah saya buang beberapa tembakan awal, saya dapatkan: 489, 486, 479, 482, 479, <span style="color: blue;">477</span>, 482, <span style="color: #cc0000;">490</span>, 481, 488 dan 483. Rerata 483 f/s dengan sebaran ekstrim 13 fps dan standar deviasi 4. Tampaknya cukup berhasil. Namun sebatas hanya menghantarkannya sampai ke titik nadir. Sebagai pengingat pada bagian 1 seri ini saya telah mendapatkan kecepatan serupa dengan per dan seal yang lama. Meski begitu, saya cukup optimis dengan kemajuan proyek ini.<br />
Saya masih menyisakan 1 bagian dari tuning kit lagi yang belum saya pasang. Dan saya belum melumasi per Titan XS yang sudah saya pasang. Masih ada ruang untuk peningkatan. Semoga setelah semuanya ini dikerjakan, saya bisa mencapai target proyek saya. Walaupun sekarang tampaknya optimisme saya tidak begitu kuat.<br />
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-53753995780779873512015-04-08T03:08:00.001+07:002015-04-08T03:08:57.027+07:00Referat Balistik Bagian 3: Menembak dengan Perbedaan Sudut Ketinggian<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Artikel ini dipublikasikan sebagai catatan dari seri pembelajaran saya mengenai balistik eksternal. Artikel sebelumnya dalam seri pembelajaran ini meliputi:<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/10/referat-balistik-bagian-1-ballistic.html" target="_blank">Bagian 1</a> Ballistic Coefficient dan Kecepatan Mimis<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/10/referat-balistik-bagian-2-ballistic.html" target="_blank">Bagian 2</a> Jangkauan Balistik, Lintasan Terbang Mimis dan Penggunaannya<br />
<br />
Sudah lama saya ingin menyarikan artikel ini sebagai rangkaian dari pembelajaran balistik eksternal. Namun baru pada kesempatan saat ini, setelah sekian lama merenunginya, pikiran saya terbuka untuk mengerti tentang topik ini. Betapa landainya kurva pembelajaran saya akhir-akhir ini untuk tema rumit seperti balistik eksternal ini. Semoga saja pemahaman saya kali ini tidaklah salah.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-h9W8kyua_zg/VSQ3Lp8lR9I/AAAAAAAABw8/qO9ORWMMvW4/s1600/9346e0b8dc0e5771d91205015a96073b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-h9W8kyua_zg/VSQ3Lp8lR9I/AAAAAAAABw8/qO9ORWMMvW4/s1600/9346e0b8dc0e5771d91205015a96073b.jpg" height="320" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Pernahkah anda menembak sasaran yang berada tidak sama ketinggiannya dengan anda? Pernahkah anda mengamati titik tumbukan mimis anda pada saat anda menembak dengan sudut ini?<br />
Saya dan kebanyakan penembak lainnya akan melakukan <i>zero rifle scope</i> pada jarak tertentu dengan posisi laras datar dan sejajar dengan permukaan bumi. Namun dalam praktik menembak di lapangan semisal dalam skenario berburu, kebanyakan sasaran berada pada posisi yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari posisi penembak. Hal ini menyebabkan perbedaan titik tumbuk mimis pada sasaran. Kadang perbedaan ini begitu kecilnya sehingga tidak disadari. Bisa juga perbedaan ini begitu besar sehingga akhirnya akurasi senapan yang disalahkan. Bagaimana sebenarnya perbedaan sudut tembak mempengaruhi perkenaan mimis? Pada artikel ini saya akan mencoba merangkumkan apa yang sudah saya pelajari.<br />
<a name='more'></a><b><br /></b>
<b>Bagaimana Gravitasi Bekerja sebagai Suatu Gaya</b><br />
Kembali pada pelajaran sekolah dulu. Kita mengenal gravitasi bumi sebagai suatu gaya yang mempengaruhi semua benda di planet ini. Sebagai sebuah gaya, maka gravitasi memiliki besaran dan arah. Arahnya selalu menuju pusat bumi atau praktisnya selalu mengarahkan benda ke bawah. Pada suatu benda yang bergerak lurus sejajar dengan permukaan bumi, semisal pada mimis yang ditembakkan, gaya gravitasi bekerja dengan membelokkan arah pergerakannya menuju ke bawah. Dalam hal ini mimis akan bergerak membentuk lintasan menyerupai busur.<br />
Pada sub bagian ini, coba bayangkan terlebih dahulu bagaimana mimis bergerak keluar dari laras dan tinggalkan dahulu rifle scope kita semua. Di bawah ini saya mengambil ilustrasi dari ChairGun Pro dengan skenario mimis RWS Superdome 8.3 grain yang ditembakkan dari senapan Sharp Tiger Long Barrel dengan kecepatan 750 fps (7 kali pompa). <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-70w7gucorJs/VSP25_8bFcI/AAAAAAAABvM/SCzAxJg_TvU/s1600/trajectory.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-70w7gucorJs/VSP25_8bFcI/AAAAAAAABvM/SCzAxJg_TvU/s1600/trajectory.jpg" height="323" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Perhitungan ChairGun Pro pada mimis Superdome 8.3 grain dengan kecepatan awal 750 fps memperlihatkan lintasan melengkung turun berbentuk busur yang menunjukkan penurunan sejauh 13 inchi (33 cm) pada jarak 54 yard (50 meter).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Bagaimana jika mimis ditembakkan tegak lurus dari atas menuju bumi? Anggap saja saya sedang menembak seekor tikus dari sela-sela lantai balkon di lantai atas. Maka gaya gravitasi yang bekerja searah dengan gerak mimis saya sehingga tidak ada lintasan busur yang terbentuk dan mimis akan terjun lurus ke bawah.<br />
Masalah timbul jika ada sudut tertentu dalam menembak. Anggap kembali saya akan menembak tupai yang terletak di dahan pepohonan maupun kelelawar yang bergantung di atap rumah saya. Atau bilamana saya hendak menembak tikus dari balkon lantai dua rumah ke bawah pekarangan. Bagaimana saya tahu mimis itu akan mengenai sasaran itu dengan sekali tembakan?<br />
Faktanya adalah: gravitasi akan bekerja hanya pada komponen horisontal dari gerak mimis. Artinya berapapun sudut tembak yang akan diambil, gaya gravitasi hanya berpengaruh pada sejauh mana mimis itu bergerak lurus di bidang yang sejajar dengan permukaan bumi. Jadi tidak ada bedanya antara menembak dengan sudut ke arah atas maupun bawah. Gravitasi akan bekerja mempengaruhi mimis pada gerak horisontal yang sejajar dengan permukaan bumi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-0yT-G4BcMY8/VSP95WZbfrI/AAAAAAAABvk/lYOEmykZCGs/s1600/500px-RiflemansRule.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-0yT-G4BcMY8/VSP95WZbfrI/AAAAAAAABvk/lYOEmykZCGs/s1600/500px-RiflemansRule.jpg" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Berbagai aspek dalam menembak sasaran dengan tingkat ketinggian berbeda dari penembak. RS: Slant Range; jarak pada bidang kemiringan; Bullet Trajectory: Lintasan Peluru (dalam hal ini adalah mimis); Inclination Angle: sudut kemiringan; RH: Horizontal Distance: jarak horisontal. Perhatikan bagaimana jarak horisontal dibentuk dan memiliki hubungan cosinus dari jarak pada bidang kemiringan. Diambil dari; </span></b></i><span style="color: #990000;"><b><i><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Rifleman's_rule">http://en.wikipedia.org/wiki/Rifleman's_rule</a></i></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Saatnya Memasang Kembali Rifle Scope</b><br />
Seperti pada pokok bahasan kita sebelumnya, kita mengetahui bahwa sebenarnya menggunakan suatu rifle scope pada prinsipnya adalah berusaha mempertemukan lintasan mimis dengan sumbu penglihatan teleskopik dari scope. Melakukan zero artinya mempertemukan dua lintasan tersebut pada satu (ataupun dua) titik pada jarak yang sudah ditentukan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-afvBQQ2bSQ0/VSQCa6AR2kI/AAAAAAAABvw/7IXlN8BoDcg/s1600/bore%2Band%2Bsight%2Bangle.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-afvBQQ2bSQ0/VSQCa6AR2kI/AAAAAAAABvw/7IXlN8BoDcg/s1600/bore%2Band%2Bsight%2Bangle.png" height="182" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Hubungan lintasan mimis dengan sumbu penglihatan. Perhatikan bagaimana kedua garis ini dapat diatur untuk bertemu di dua titik (two zeroes). Pada saat melakukan zero pada sasaran yang memiliki ketinggian yang sama dengan penembak, maka jarak horisontal terukur sepanjang lintasan mimis. Diambil dari: </span></i></b><span style="color: #990000;"><b><i><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Rifleman's_rule">http://en.wikipedia.org/wiki/Rifleman's_rule</a></i></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sekarang kita kembali pada skenario menembak dengan Sharp Tiger Long Barrel di atas. Saat ini saya memasangkan sebuah scope dan melakukan zero pada jarak 20 meter (22 yard).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-cDsBJKYD7GM/VSQEODZw2KI/AAAAAAAABv8/UOD_2SrwhoE/s1600/poi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-cDsBJKYD7GM/VSQEODZw2KI/AAAAAAAABv8/UOD_2SrwhoE/s1600/poi.jpg" height="323" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Masih dengan ChairGun Pro. Mimis Superdome dengan kecepatan awal 750 fps diatur untuk penggunaan rifle scope yang di-zero pada jarak 22 yard (20 meter). Di sini tampak lintasan mimis hanya memotong sumbu penglihatan pusat pada satu titik (one zero).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Scope saya ini memiliki retikel berjenis Mil-Dot dan saya atur pada kekuatan perbesaran 6X.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-UgD_CInCOXU/VSQG6XZe40I/AAAAAAAABwI/rX8BINh_JVE/s1600/mildot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-UgD_CInCOXU/VSQG6XZe40I/AAAAAAAABwI/rX8BINh_JVE/s1600/mildot.jpg" height="324" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Titik tumbuk mimis (Point of Impact, POI) mimis Superdome 8.3 grain dengan kecepatan awal 750 fps pada retikel Mil-Dot standar dengan perbesaran 6 X.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Saya akan menembak sasaran berupa seekor burung yang berada di puncak pohon. Anggap saja saya sudah begitu mengenal pohon itu dan tahu bahwa burung bertengger setinggi 20 meter (22 yard) di puncak pohon. Jarak yang diketahui antara saya dengan pohon adalah 9 meter (10 yard). Pertanyaannya adalah apakah saya akan menembak dengan titik bidik pada bagian tengah scope atau di titik bidik lainnya? Dengan prinsip yang diterangkan sebelumnya dan melihat grafik di atas, maka jawabannya saya akan menembak dengan mengangkat titik bidik saya sejauh 1 mildot (<i>hold over</i>). Karena pada jarak 10 yard, titik tumbukan akan turun sejauh -1,0 mildot.<br />
Masih bingung? Di bawah ini adalah ilustrasinya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-sKyBQXSsz8E/VSQNmmlva-I/AAAAAAAABwg/HUYHWg1JP-U/s1600/ilustrasi1.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-sKyBQXSsz8E/VSQNmmlva-I/AAAAAAAABwg/HUYHWg1JP-U/s1600/ilustrasi1.png" height="320" width="189" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Dengan skenario menembak di atas maka dapat ditentukan jarak horisontal adalah 9 meter dan jarak pada bidang kemiringan yang dihitung dengan rumus Phytagoras didapatkan 23.76 m.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Kita tahu bahwa komponen horisontal dari skenario menembak kita di atas adalah jarak dari penembak dengan pohon, yaitu 9 meter. Jadi gravitasi akan bekerja membelokkan mimis seperti ketika mimis sedang melintas datar sejauh 9 meter. Artinya titik perkenaan mimis akan jatuh sama seperti menembak datar sejauh 9 meter walaupun jarak yang harus ditempuh mimis sesuai perhitungan adalah 23.76 meter. <br />
Walaupun titik tumbuknya sama dengan menembak datar sejauh 9 meter, namun tentunya ada perbedaan dengan menembak datar. Perbedaan itu terletak pada kecepatan yang lebih kecil akibat hambatan udara yang dialami lebih lama pada mimis yang bergerak sejauh minimal 23.76 meter. Perkara hambatan udara sudah kita bahas pada bagian 1 seri artikel ini. Jangan campur adukan kedua hal tersebut. Gravitasi memberi arah gaya ke bawah, sedangkan hambatan udara memberi arah gaya ke belakang.<br />
<br />
<b>Simpulan dan Penutup</b><br />
Dengan mengetahui hal ini, saya sudah cukup dimudahkan dalam menentukan di mana titik bidik sasaran diletakkan pada scope saya. Saya tidak perlu memperkirakan jarak saya dengan sasaran. Saya hanya perlu menentukan jarak horisontal saya dengan obyek tempat di mana sasaran hinggap. Setelah saya dapat memperkirakan jarak tersebut dan mencocokannya dengan perkiraan titik tumbuk pada scope saya, maka peluang saya mengenai sasaran akan tinggi. Memang masih ada faktor lain semisal hembusan angin yang dapat membelokkan mimis secara menyamping. Saya rasa lebih mudah bagi saya untuk menentukan jarak benda yang berada pada ketinggian yang sama dengan saya.<br />
Fakta lainnya bilamana sudut menembak saya sudah terlalu tinggi maupun curam, maka artinya jarak horisontal saya dengan sasaran sudah terlalu dekat sehingga saya harus menaikkan titik bidik saya (hold over).<br />
Mengenal lintasan mimis senapan, mengetahui titik tumbuk (POI) pada berbagai jarak, mengetahui titik bidik pada scope untuk berbagai jarak, dan tentunya kemampuan memperkirakan jarak tembak sekali lagi adalah modalitas penting untuk keberhasilan mengenai sasaran pada berbagai jarak dan sudut.<br />
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.<br />
<br />
<b>Bacaan Lebih Lanjut</b><br />
Tertarik dengan topik ini dan aplikasinya pada skenario menembak yang lebih jauh? Artikel di bawah ini akan membantu memperdalam pengertian dan memperkaya wawasan dalam usaha menembak yang lebih jauh. Sangat membantu dalam mengoptimalkan penggunaan <i>laser rangefinder</i>. Belum saya sarikan saat ini karena kurangnya minat dan kemampuan saya saat ini untuk menembak pada jarak jauh.<br />
<a href="http://www.pyramydair.com/blog/2005/06/angled-shots-reduce-pellet-drop.html">http://www.pyramydair.com/blog/2005/06/angled-shots-reduce-pellet-drop.html</a><br />
<a href="http://azairgunner.wordpress.com/2011/01/04/angle-cosine-and-the-airgun-hunter/">http://azairgunner.wordpress.com/2011/01/04/angle-cosine-and-the-airgun-hunter/</a><br />
<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Rifleman's_rule">http://en.wikipedia.org/wiki/Rifleman's_rule</a></div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-18840544892946795472015-04-01T23:57:00.002+07:002015-04-05T22:27:39.789+07:00Diana Mod. 25D: Bakal Anak Nanti - Bagian 2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2015/03/diana-model-25d-bakal-anak-nanti-bagian.html" target="_blank">Bagian 1</a> Membongkar, Menghaluskan, dan Melumasi Ulang<br />
<br />
Pada artikel sebelumnya saya telah mendokumentasikan pekerjaan saya pada senapan angin Diana Mod. 25D kaliber 4.5 mm. Dalam catatan saya itu ditunjukkan bagaimana dengan menghaluskan bagian yang mengalami kontak logam terhadap logam (<i>metal-to-metal</i>) saja dan melumasi ulang senapan dengan materi tertentu dapat memperbaiki performa senapan ini.<br />
Pada bagian seri ini saya akan mulai melakukan ubahan dengan menggunakan berbagai suku cadang khusus yang diperuntukkan untuk meningkatkan performa senapan angin berjenis spring piston.<br />
Pada bagian 2 ini saya akan mengaplikasikan per <i>custom </i>yang diproduksi oleh Titan XS.<br />
Pemilik senapan ini sebelumnya sudah cukup berbaik hati untuk mengganti per bawaan yang sudah uzur. Penggantian per memang bukan menggunakan suku cadang asli, namun dilihat dari material, keluaran kecepatan dan karakteristiknya rasanya sudah cukup untuk memenuhi spesifikasi senapan ini. Tidak ada vibrasi maupun <i>twang </i>yang dirasakan dengan penggunaan per tersebut. Namun karena tidak adanya data yang pasti mengenai kecepatan dan energi yang dihasilkan dari senapan ini, saya masih berkeinginan untuk mendongkrak kekuatan senapan ini. Rasanya kecepatan 600-an fps rendah menggunakan mimis ringan adalah target yang cukup realistis.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-qli5mwKTyqY/VRWObbaGscI/AAAAAAAABuk/GCzo0RdoLYE/s1600/IMG-20140904-02198.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-qli5mwKTyqY/VRWObbaGscI/AAAAAAAABuk/GCzo0RdoLYE/s1600/IMG-20140904-02198.jpg" height="134" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Diana Mod. 25D yang menjadi obyek pekerjaan saya seri ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a><b>Tentang Mainspring</b><br />
Untuk meningkatkan kekuatan sebuah senapan angin berjenis <i>spring piston</i>, mengganti <i>mainspring</i> atau per utama adalah langkah logis yang biasa ditempuh. Menurut Cardew bersaudara dalam bukunya "The Airgun from Trigger to Target", energi yang dilepaskan suatu per pada senapan angin jenis ini ditentukan oleh kapasitas simpan energi per yang digunakan (<i>energy storage capacity, ESC</i>). ESC berhubungan dengan tingkat kekakuan sebuah per atau dikenal juga sebagai konstanta per tekan (<i>compression spring constant</i>).<br />
Dalam menentukan konstanta ini dikenal sebuah persamaan yaitu:<br />
<br />
k = Gd^4/[8nD^3]<br />
<br />
k = konstanta, lb/inch.<br />
G= modulus kekakuan material per, lb/inch^2.<br />
d= diameter kawat, inch.<br />
n= jumlah kumparan yang aktif.<br />
D= diameter rata-rata per, inch. Diameter luar- diameter kawat.<br />
<br />
Dalam persamaan tersebut, Cardew menyimpulkan bahwa prinsip dimensi per yang digunakan dan pengaruhnya terhadap kekakuan dan kemampuan menyimpan energinya adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Bila diameter kawat yang digunakan digandakan, dan dimensi lain tetap sama, maka per akan menjadi enam belas kali lebih kaku. </li>
<li>Bila diameter per sendiri yang digandakan, per akan memiliki kekakuan seperdelapan asalnya.</li>
<li>Bila jumlah kumparan digandakan pada panjang total per yang sama, maka per akan memiliki kekakuan setengah asalnya. </li>
<li>Akhirnya tentunya material pembuat per adalah faktor yang paling signifikan karena bukan hanya mempengaruhi kekuatan, namun juga umur pakainya.</li>
</ul>
<br />
Dengan memerhatikan persamaan di atas, secara logis lebih mudah bagi saya untuk membuat (memesan pada ahlinya) sebuah per yang baru dan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan untuk mendongkrak performa senapan saya. Jikalau pernyataan Cardew yang terakhir di atas saya abaikan, tentunya sembarang material kawat baja yang tersedia di tanah air akan mampu dikompensasi oleh dimensi lainnya seperti ketebalan kawat, jumlah kumparan, dan diameter per. Bagaimanapun di atas kertas modulus kekakuan berbagai baja per di tanah air tidak terlalu berbeda jauh dan pengaruhnya dalam persamaan hanya berbanding pangkat satu.<br />
Pada kenyataannya, pemilihan material per yang tidak optimal hanya memperpendek usia pakai per. Dipaparkan pula oleh Cardew, sebuah per tidak kehilangan kemampuan menyimpan energinya karena menjadi tua. Sebuah per kehilangan kemampuan menyimpan energinya disebabkan karena per itu memendek. Material yang kurang baik untuk membuat per, membuat per cepat pendek dalam waktu singkat. Tidak sedikit teman yang mengeluhkan kehilangan kekuatan senapannya dengan cepat karena penggunaan per buatan sendiri dan setelah diperiksa ternyata per telah memendek cukup signifikan.<br />
Mempertimbangkan hal di atas tentunya pemilihan per yang sesuai secara dimensi maupun pemilihan materialnya adalah keharusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, khususnya pada senapan kesayangan. Walaupun tampaknya saya menyayangi semua senapan saya.<br />
Jika diameter luar per yang saya gunakan sudah tidak bisa dikompromikan karena keterbatasan dimensi ruang piston, maka faktor yang bisa diberdayakan di sini adalah ketebalan kawat dan tentunya modulus kekakuan materi. Dan satu nama yang banyak dan cukup lama dipercaya oleh <i>profesional tuner</i> di dunia karena daya tahan dan kekuatannya yaitu Titan XS.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-BGK-jZKPND0/VRWM0NtS-OI/AAAAAAAABuQ/oMBMSaAdaFg/s1600/IMG_0574.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-BGK-jZKPND0/VRWM0NtS-OI/AAAAAAAABuQ/oMBMSaAdaFg/s1600/IMG_0574.JPG" height="452" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Berbagai suku cadang yang saya terima dari pembelian secara online dari UK dan US. Sedikit petunjuk untuk apa yang saya akan lakukan pada seri artikel ini. Ada mainspring, seal, dan berbagai pernik lain untuk memperlengkapi bagian senapan yang telah aus maupun hilang.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Titan XS diklaim menggunakan kawat baja komposit silicon chrome vanadium Swedia Grade 1. Memiliki kiprah lebih dari 30 tahun, membuat per custom ini memiliki basis pengguna yang kuat dan reputasi yang dikenal baik. Dimensi yang ditawarkannya juga cukup mewakili untuk hampir semua senapan angin per komersial yang diproduksi di dunia.<br />
Menemukan salah satu yang sesuai dengan kebutuhan saya awalnya cukup sulit karena tidak ada spesifikasi khusus yang ditawarkan untuk senapan Diana Mod. 25 maupun ukuran yang pasti untuk masing-masing model yang ditawarkan pada berbagai situs. Satu-satunya pedoman yang bisa saya dapatkan di internet adalah daftar di bawah ini, yang katanya didapatkan dari TW Chambers<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-rtMlBw0eniU/VRWN6uldegI/AAAAAAAABuc/wI6h6tCy7rE/s1600/MSTnf.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-rtMlBw0eniU/VRWN6uldegI/AAAAAAAABuc/wI6h6tCy7rE/s1600/MSTnf.png" height="320" width="301" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Referensi ukuran per buatan Titan XS. Dikutip dari: <a href="http://www.airgunbbs.com/showthread.php?543567-Titan-XS-mainspring-size-chart">http://www.airgunbbs.com/showthread.php?543567-Titan-XS-mainspring-size-chart</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Berdasarkan daftar di atas, saya memutuskan untuk memesan per nomor 11 yang ditujukan untuk produk senapan SMK (Sportsmarketing UK) secara online pada <a href="https://www.gunspares.co.uk/" target="_blank">TW Chambers</a>. Setelah barang tiba dan saya lakukan pengukuran, ternyata hasilnya tidak persis sama dengan yang tertera pada daftar di atas. Entah metoda pengukuran saya yang salah, referansi yang saya pakai tidak akurat, ataukah memang terdapat variasi dari per yang diproduksi. Titan XS memroduksi per-nya dengan metoda manual sehingga cukup memberi ruang untuk variasi antar produk.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-nyyIwAZIp4U/VRWVMjbXPqI/AAAAAAAABu0/1TDBo6JLRKY/s1600/spring%2Binstalled.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-nyyIwAZIp4U/VRWVMjbXPqI/AAAAAAAABu0/1TDBo6JLRKY/s1600/spring%2Binstalled.png" height="59" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Dimensi per yang sudah terpasang dibandingkan dengan ukuran riil yang saya terima dari Titan XS No. 11.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-bQYY6B68V8c/VRWKv82whPI/AAAAAAAABt8/nMLTgkOqFbE/s1600/diana25dpart2_01.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-bQYY6B68V8c/VRWKv82whPI/AAAAAAAABt8/nMLTgkOqFbE/s1600/diana25dpart2_01.JPG" height="137" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Per yang sudah terpasang tampak sedikit melengkung dan pada beberapa bagian memiliki jarak kumparan yang memendek.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Iq_e4QK0Dcs/VRWLA7mKaSI/AAAAAAAABuE/64cTWAw732U/s1600/diana25dpart2_02.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Iq_e4QK0Dcs/VRWLA7mKaSI/AAAAAAAABuE/64cTWAw732U/s1600/diana25dpart2_02.JPG" height="199" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Panjang per asal terukur 198 mm.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Cy1bAQvdsDU/VRWJxl-ynmI/AAAAAAAABso/ikAXms3_X_s/s1600/diana25dpart2_03.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-Cy1bAQvdsDU/VRWJxl-ynmI/AAAAAAAABso/ikAXms3_X_s/s1600/diana25dpart2_03.JPG" height="157" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Per asal dibandingkan dengan Titan XS. Tampak per baru diberikan lapisan pelindung yang diklaim memiliki formula yang keras namun fleksibel dan memiliki sifat yang licin (self lubricating).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-8VN0ZLpYuYw/VRWJ2cvN_jI/AAAAAAAABs8/swkf-fI3m6c/s1600/diana25dpart2_04.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-8VN0ZLpYuYw/VRWJ2cvN_jI/AAAAAAAABs8/swkf-fI3m6c/s1600/diana25dpart2_04.JPG" height="203" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #990000;"><b>Per Titan XS menunjukkan panjang 240 mm.</b></span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Saya pada awalnya bermaksud untuk menggunakan per ini secara utuh. Namun ternyata <i>pre tension</i> yang dibutuhkan untuk memasukkan per ini ke dalam tabung melebihi kekuatan kompresor saya sehingga saya urung untuk melakukannya. Lagipun saya pernah mencoba mengganjal per yang sudah terpasang dengan ring setebal 10 mm untuk meningkatkan pre tension, dan hasilnya picu senapan tidak mau mengait. Karena dengan tambahan cincin 10 mm itu saja, dalam keadaan per terkompresi penuh, pengait picu pada piston tidak dapat dijepit oleh rumah picu. akhirnya saya urungkan niatan awal saya dan memutuskan per harus dipotong.<br />
Memutuskan berapa banyak kumparan yang harus dipotong juga bukanlah perkara mudah bagi saya. Karena jika terlalu banyak (minimal sama dengan per asal), maka kekuatan menjadi tidak optimal karena per terlalu pendek. Sedangkan bila terlalu sedikit maka picu tidak akan dapat terkait karena panjang per saat terkompresi penuh terlalu panjang. Akhirnya saya mencoba melakukan pemotongan berkala dimulai dari 2.5 kumparan. Itu berarti menyisakan 205-an mm setelah ujung per diratakan. Proses berikutnya dapat disimak pada gambar di bawah ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-u4ua1FSnUDs/VRWJ3Ut9P6I/AAAAAAAABtE/Epn9rp5TaNg/s1600/diana25dpart2_05.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-u4ua1FSnUDs/VRWJ3Ut9P6I/AAAAAAAABtE/Epn9rp5TaNg/s1600/diana25dpart2_05.JPG" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bagian yang hendak dipotong ditandai dengan pena pengoreksi. Per memiliki dua buah ujung. Salah satunya sangat erat dengan spring guide. Lakukan pemotongan pada ujung yang longgar terhadap spring guide.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Y5Q5D-ZyNW8/VRWJ4QyRmrI/AAAAAAAABtM/GzLrBvP3zcQ/s1600/diana25dpart2_06.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Y5Q5D-ZyNW8/VRWJ4QyRmrI/AAAAAAAABtM/GzLrBvP3zcQ/s1600/diana25dpart2_06.JPG" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Per dipotong dengan sudut kemiringan tertentu sehingga pada saat nantinya diratakan tidak butuh terlalu banyak waktu untuk mengamplas. Saya menggunakan rotary tool dengan piringan pemotong baja.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-tXAt5-u2vTc/VRWJ7Pih6FI/AAAAAAAABtU/j1gxuRr0X3Q/s1600/diana25dpart2_07.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-tXAt5-u2vTc/VRWJ7Pih6FI/AAAAAAAABtU/j1gxuRr0X3Q/s1600/diana25dpart2_07.JPG" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Per telah terpotong dan siap untuk diratakan atau memasuki proses menutup kumparan (closing and squaring).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-mi5qJt4QomI/VRWJ_Z2Xe9I/AAAAAAAABtg/Jgjr9D2dOTI/s1600/diana25dpart2_08.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-mi5qJt4QomI/VRWJ_Z2Xe9I/AAAAAAAABtg/Jgjr9D2dOTI/s1600/diana25dpart2_08.JPG" height="253" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Peralatan yang dibutuhkan untuk menutup ujung kumparan per.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-43_JMQ23Ztk/VRWJ_JUo9PI/AAAAAAAABtc/oJqJGuke738/s1600/diana25dpart2_09.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-43_JMQ23Ztk/VRWJ_JUo9PI/AAAAAAAABtc/oJqJGuke738/s1600/diana25dpart2_09.JPG" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Ujung per yang hendak dirapatkan dipanaskan hingga membara dan cukup lunak untuk ditekan menggunakan tang. Lapisan khusus pelindung per Titan XS akan rusak terbakar dengan perlakuan ini, maka hindari pemanasan pada bagian yang tidak diperlukan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-PElJC7ZLFg4/VRWKArowaKI/AAAAAAAABts/PcbXEURmxuo/s1600/diana25dpart2_10.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-PElJC7ZLFg4/VRWKArowaKI/AAAAAAAABts/PcbXEURmxuo/s1600/diana25dpart2_10.JPG" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Setelah ujung per ditekan dan rata tegak lurus dengan sumbu panjang per, masukkan ke dalam oli mesin untuk pendinginan cepat. Lakukan proses ini di luar ruangan dan antisipasi kemungkinan adanya kebakaran. Minyak dan api biasanya bukanlah kombinasi yang baik untuk keamanan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah ujung per tertutup, lakukan penghalusan dengan kertas amplas. Tidak ada referensi pasti sampai sejauh mana penghalusan dilakukan. Namun tingkat kehalusan mendekati permukaan cermin (<i>mirror finish</i>) akan memberikan hasil yang baik jika waktu dan tenaga tersedia. Karena sudut potong yang saya lakukan pada awal langkah sudah memberikan permukaan relatif rata, saya tidak membutuhkan proses <i>grinding </i>lagi. Saya mulai menghaluskan permukaan (<i>polishing</i>) dengan kertas amplas grit 320 dan berhenti pada grit 1500.<br />
<b><br /></b>
<b>Hasil dan Pembahasan</b><br />
Beruntungnya saya karena ternyata pada percobaan pemotongan pertama picu senapan bisa langsung terkait. Pada percobaan pertama ini saya tidak melumasi per dulu karena saya belum yakin senapan bisa langsung dikokang. Lagipula saya melihat per Titan XS sudah diberi lapisan yang bersifat <i>self-lubricating.</i><br />
Hasilnya langsung terasa bahwa usaha kokang menjadi lebih berat, <i>recoil </i>menjadi lebih mantap namun tetap terkendali, dan <i>lock time</i> (waktu yang dibutuhkan dari saat picu ditekan hingga mimis keluar dari ujung laras) saya rasakan menjadi lebih singkat. Namun efek yang tidak saya harapkan juga muncul yaitu timbulnya <i>twang </i>yang walaupun<i> </i>singkat tapi sebelumnya tidak ada. Mungkin hal ini akan hilang jika saya memberikan gemuk/stempet pada per nantinya.<br />
Bagaimana dengan kecepatan yang diharapkan akan meningkat? Pada pengujian menggunakan mimis yang sama yaitu Superdome 8.3 grain didapatkan:<br />
440, 433, 440, <span style="color: #cc0000;">451</span>, 431, 440, 436, 434, 434, dan <span style="color: blue;">424</span>. Rerata 436 fps dengan sebaran ekstrim 27 fps dan standar deviasi 7 fps.<br />
Hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan. Kecepatan senapan didapatkan semakin turun.<br />
Saya memang tidak mengharapkan kecepatan akan mencapai target dengan penggantian mainspring saja. Namun hasil yang justru turun cukup membuat kecewa.<br />
Pemikiran saya harus tetap terbuka dengan segala kemungkinan yang berperan. Bagaimanapun melakukan <i>tuning </i>pada senapan angin itu tidak mudah. Jika melakukan peningkatan daya pada senapan angin per itu semudah penjumlahan pada matematika, tentunya semua orang bisa melakukannya dan tidak akan ada nama besar tuner seperti James Maccari dan Steve Pope.<br />
Berikutnya saya akan mengeluarkan amunisi suku cadang senapan saya yang lain. Semoga jika semuanya telah diaplikasikan, akan meningkatkan kecepatan senapan ini dan mencapai target yang diharapkan.<br />
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-72543333906266858062015-03-26T16:36:00.001+07:002015-04-05T22:28:14.275+07:00Bukan Sekedar Mengenai Sasaran: Referat Pengantar Terminal Ballistic<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Setelah cukup yakin memiliki kemampuan mengenai sasaran pada jarak tertentu, saya akhir-akhir ini mulai aktif mengikuti kegiatan berburu. Pada artikel sebelumnya saya bercerita bagaimana tingkat keberhasilan saya dalam berburu. Singkat cerita ternyata tidak begitu berhasil. Memiliki senapan bertenaga dan akurat, mampu mengeksekusi tembakan dan mengenai sasaran, namun tidak berhasil menjatuhkan sasaran. Apa yang salah dengan itu?<br />
Saya pernah merangkumkan bahwa proyektil yang ditembakkan dari senapan kaliber 4.5 mm bisa jadi mematikan. Saat itu saya menekankan bagaimana kematian dapat terjadi pada manusia akibat efek penetrasi proyektil yang menyebabkan perdarahan maupun kerusakan organ langsung seperti kerusakan pada sistem syaraf pusat. Secara cepat maupun jangka panjang. Namun pada hewan kecil, yang menjadi sasaran perburuan saya, mekanisme terjadinya kematian seketika tidak hanya terjadi melalui mekanisme tersebut di atas. Dalam bidang balistik, kematian seketika banyak disumbangkan melalui efek kejutan hidrostatis <i>(hydrostatic shock)</i>. Jadi apa sajakah sebenarnya yang menyebabkan kelumpuhan maupun kematian instan pada hewan buruan?<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-FesH-ikGQyw/VRN2X13sCEI/AAAAAAAABqs/xQ0DD2vt77A/s1600/pic-nosler.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-FesH-ikGQyw/VRN2X13sCEI/AAAAAAAABqs/xQ0DD2vt77A/s1600/pic-nosler.jpg" height="233" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Hydrostatic Shock yang ditimbulkan sebuah proyektil yang melewati medium gelatin balistik.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<b>Kekuatan yang Menghentikan dalam Sekejap</b><br />
Dalam istilah balistik, khususnya terminal balistik, dikenal istilah <i>stopping power</i>. Istilah ini didefinisikan sebagai kemampuan suatu senjata pelontar proyektil untuk menyebabkan trauma balistik kepada target hidup dan cukup untuk seketika melumpuhkan dan menghentikan sasaran. Dalam hal ini penekanan terjadi pada keadaan di mana sasaran mengalami ketidakberdayaan seketika, terlepas dari apakah pada akhirnya menjadi sasaran hidup itu mengalami kematian. Kemampuan membunuh atau menyebabkan kematian pada sasaran hidup sendiri disebut dengan istilah <i>lethality</i>. Dalam suatu perburuan, stopping power tampaknya lebih dibutuhkan untuk memastikan sasaran rubuh pada tempatnya sehingga dapat dipungut dengan mudah dan tentunya untuk alasan peri kemanusiaan di mana kita perlu menghindarkan penderitaan berkepanjangan dari sasaran hidup.<br />
Untuk mencapai keadaan ketidakberdayaan secara cepat ini, dibutuhkan banyak faktor. Faktor yang menentukan keadaan ini cukup rumit dan sulit dipelajari karena melibatkan mahluk hidup. Secara umum keadaan ini bergantung pada penempatan tembakan, karakter fisik proyektil dan bagaimana proyektil ini menimbulkan dampak pada sasaran. Penempatan tembakan terbaik yang dapat menumbangkan sasaran seketika ialah pada bagian syaraf pusat terutama di bagian otak, batang otak, dan sumsum tulang belakang bagian leher. Sedangkan karakter fisik proyektil yang berperan dalam keadaan ini adalah proyektil yang dapat menyebabkan kondisi hydrostatic shock dan efek perlukaan yang optimal.<br />
<br />
<b>Hydrostatic Shock</b><br />
Kita pasti pernah melihat bagaimana reaksi permukaan air saat kita melemparkan sebuah batu ke dalamnya. Permukaan air yang tenang akan membentuk gelombang saat sebuah batu masuk ke dalamnya. Apa yang terjadi?<br />
Cairan pada umumnya bersifat hampir tidak dapat dimampatkan (<i>near incompressible</i>). Tidak seperti gas yang merapatkan molekulnya saat mendapatkan tekanan dan membentuk fasa cair, cairan sendiri hampir tidak dapat merapatkan molekulnya. Jadi bilamana suatu cairan mendapatkan tekanan, tekanan itu akan diteruskan ke segala arah dalam bentuk gelombang kejut (<i>shock wave</i>).<br />
Pengetahuan umum mengatakan bahwa 60% komposisi jaringan tubuh organisme sendiri baik hewan maupun tumbuhan terdiri dari air. 2/3 dari air tersebut tersekat-sekat dalam membran sel, dipisahkan dengan selaput yang sangat tipis (3-4 nanometer; 1 nanometer setara 0,000001 milimeter). Kemudian 1/3 sisa air itu terdapat di luar sel tubuh, salah satunya yang terdapat dalam darah (1/4 dari 1/3 bagian tersebut). Jadi komposisi darah sendiri dari total cairan tubuh terbilang kecil.<br />
Bayangkan bila terjadi suatu peningkatan tekanan jaringan tiba-tiba semisal akibat dari sebuah proyektil yang ditembakkan dan memasuki jaringan yang intinya adalah sebuah sirkuit cairan. Energi kinetik ini harus diterima oleh sirkuit ini dan harus diteruskan dalam bentuk gelombang kejut hingga tercapai keseimbangan. Bayangkan dampak yang harus diterima jaringan akibat menerima perubahan tekanan tiba-tiba dan melebihi ketahanan membran sel yang begitu tipis saat dilewati oleh gelombang kejut itu. Bilamana kerusakan tersebut tidak terlihat secara kasat mata sekalipun, minimal fungsi jaringan dan organ sudah mengalami gangguan.<br />
Ide ini telah banyak diamati dan dipelajari pada tataran dunia berburu dan berkembang pada masa perang. Harvey Newton pada tahun 1947 memaparkan bagaimana sebuah jaringan lunak hidup menerima serangan misil berkecepatan tinggi. Dikatakan tekanan terbentuk pada jaringan tersebut hingga ribuan tekanan atmosfer/bar. Pada paparannya dikatakan terdapat tiga jenis perubahan tekanan: (1) tekanan gelombang kejut (<i>shock wave pressure</i>), sangat tinggi dan tajam, terbentuk saat misil mengenai permukaan tubuh; (2) regio tekanan sangat tinggi (<i>very high pressure regions</i>), terbentuk di depan dan sisi proyektil yang bergerak dalam jaringan; dan (3) Perubahan tekanan relatif rendah dan lambat akibat terbentuknya kavitas/lubang sementara (<i>temporary cavity</i>) di belakang proyektil. Rangkaian perubahan tekanan ini disebutnya sebagai <i>hydraulic shock</i>, dan merupakan penyebab utama kematian seketika pada binatang yang ditembak dengan peluru berkecepatan tinggi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-9a3asEU8joM/VRN8LgqSWpI/AAAAAAAABrE/1Og02hesxZQ/s1600/Harvey_Ballistic_Pressure_Wave.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-9a3asEU8joM/VRN8LgqSWpI/AAAAAAAABrE/1Og02hesxZQ/s1600/Harvey_Ballistic_Pressure_Wave.jpg" height="371" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pengukuran perubahan tekanan air akibat benturan proyektil baja berbentuk bola berdiameter 3/16" yang bergerak pada kecepatan 3,000 f/s. Tekanan puncak yang terukur mencapai 600 psi. Bila garis penanda berjarak 0.020 detik, maka tekanan puncak ini hanya berlangsung pada periode yang sangat singkat. Diikuti peningkatan tekanan yang lebih landai dalam waktu beberapa mikrosecond kemudian. </span></i></b><span style="color: #990000;">Dikutip dari:</span><br />
<b><i><span style="color: #cc0000;">"Harvey Ballistic Pressure Wave" by Surgeon General - Wound Ballistics in WWII. Licensed under Public Domain via Wikipedia - http://en.wikipedia.org/wiki/File:Harvey_Ballistic_Pressure_Wave.jpg#/media/File:Harvey_Ballistic_Pressure_Wave.jpg</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-4mznDlN7iAM/VRN-eO_zNTI/AAAAAAAABrQ/J41o5woELnk/s1600/Hydrostatic.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-4mznDlN7iAM/VRN-eO_zNTI/AAAAAAAABrQ/J41o5woELnk/s1600/Hydrostatic.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Ilustrasi peningkatan tekanan terhadap waktu pada penggunaan beberapa cartridge senjata api. Diukur pada jaringan menggunakan transducer di permukaan jaringan. Menunjukkan pola yang sama dengan air pada ilustrasi sebelumnya. Dikutip dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrostatic_shock</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Hydrostatic Shock (<i>hydros</i>=air, <i>stasis</i>=diam, Latin) adalah gagasan bahwa suatu organ dapat dirusak dengan gelombang tekanan selain dari efek penetrasi sebuah proyektil. Gelombang kejut ini dapat diciptakan bilamana cairan yang diam digantikan dengan benturan dari udara, suara (<i>sonic</i>), maupun proyektil. Contoh paling sering dilihat adalah bagaimana buah-buahan misalnya sebutir tomat dapat meledak akibat ditembak dengan peluru maupun mimis berkecepatan tinggi. Pada kecepatan proyektil yang rendah di mana hydrostatic shock tidak terjadi, tomat tidak meledak alih-alih hanya menunjukkan lubang di permukaannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-niYpZ4uIQYY/VRNxOBJLEmI/AAAAAAAABqU/EUJrAPVgznM/s1600/Picture18.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-niYpZ4uIQYY/VRNxOBJLEmI/AAAAAAAABqU/EUJrAPVgznM/s1600/Picture18.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Gambaran buah tomat yang meledak akibat hantaman mimis berkecepatan tinggi. Dikutip dari: http://yelizisik.blogspot.com/2010/05/time-warp-in-fruit-shoot-frozen-in-time.html</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Efek Perlukaan Proyektil</b><br />
Proyektil bekerja dengan cara menghancurkan jaringan yang berada di depan lintasannya, dan bukan dengan cara memotong jaringan di depannya. Suatu proyektil akan merusak ataupun menghancurkan jaringan bilamana melakukan penetrasi dan menimbulkan dua macam efek. Efek pertama yaitu meninggalkan saluran sepanjang perjalanan proyektil ini dalam jaringan. Hal ini disebut sebagai kavitas permanen (<i>permanent cavity</i>). Efek kedua yang disebabkan oleh proyektil adalah menimbulkan regangan dan ekspansi pada jaringan sekitar yang dilewati proyektil ini dan diameternya jauh lebih besar dari diameter proyektil itu sendiri. Efek kedua ini dinamakan sebagai kavitas temporer (<i>temporary cavity</i>), karena bersifat sementara dan cepat menghilang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-PqfVDTyyeps/VRNzJTFPC7I/AAAAAAAABqg/hmMylDfHNC0/s1600/Wound%2BComponents.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-PqfVDTyyeps/VRNzJTFPC7I/AAAAAAAABqg/hmMylDfHNC0/s1600/Wound%2BComponents.jpg" height="266" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Ilustrasi bagaimana proyektil yang bergerak menciptakan kavitas permanen, kavitas temporer, dan gelombang tekanan sonik saat bergerak dalam medium cair padat seperti gelatin balistik dan jaringan hidup. Dikutip dari: http://www.firearmstactical.com/wound.htm</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Efek perlukaan pada jaringan sesungguhnya tidak sesederhana seperti yang pernah saya singgung pada <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/10/referat-senapan-angin-kaliber-45-mm-itu.html" target="_blank">artikel terdahulu</a>, di mana hanya terjadi sejauh mana penetrasi proyektil terjadi dan menimbulkan <i>permanent cavity</i>. Pada perlukaan akibat tumbukan proyektil, selain menimbulkan kavitas permanen dapat juga timbul t<i>emporary cavity</i> akibat efek hydrostatic shock di atas.<br />
Pada kavitas permanen, kerusakan yang dapat menghasilkan stopping power bergantung pada organ yang dikenainya. Pada jantung dan pembuluh darah besar, kerusakan yang terjadi dapat menimbulkan perdarahan hebat yang akhirnya memutuskan aliran darah ke otak. Perkenaan pada paru-paru dan hati, walaupun menimbulkan perdarahan yang sama, namun menyebabkan kematian yang lebih lambat daripada perkenaan langsung pada jantung. Lain halnya bila perkenaan terjadi pada otak. Bila otak mengalami perlukaan, dapat terjadi kehilangan kesadaran seketika juga sehingga dapat menimbulkan kesan kematian instan. Walaupun pada kenyataannya kematian baru terjadi setelah jantung berhenti berdenyut beberapa saat kemudian. Kenyataannya kematian seketika <b>hanya </b>terjadi bilamana kerusakan terjadi pada otak.<br />
Kavitas temporer terjadi saat hydrostatic shock menyebabkan ekspansi ruang pada jaringan yang bersifat sementara dan ruang ini kembali menutup akibat elastisitas jaringan. Pada peristiwa ini, jenis trauma yang timbul ialah akibat peregangan jaringan secara mendadak sehingga timbul robekan jaringan. Robekan ini dapat terjadi bilamana tingkat elastisitas jaringan tersebut terlampaui. Pada studi gelatin balistik, kemunculan kavitas temporer menimbulkan robekan berbentuk radial. Namun studi pada mahluk hidup belum terlalu dipahami dampaknya terhadap keutuhan jaringan.<br />
Diketahui sebagian besar jaringan lunak mahluk hidup memiliki elastisitas yang lebih besar daripada gelatin balistik. Tingkat elastisitas ini memampukan jaringan menerima regangan sedemikian besar tanpa mengalami kerusakan pada strukturnya. Namun beberapa laporan menyatakan timbulnya efek kelumpuhan instan dapat terjadi jika kavitas temporer ini mengenai bagian syaraf pusat seperti otak dan syaraf tulang belakang.<br />
Tingkat di mana permanent cavity dan temporary cavity diperoleh bergantung pada massa, diameter/kaliber, materi, desain dan kecepatan dari proyektil. Secara umum energi kinetik berbanding lurus dengan massa dan kecepatan proyektil. Sehingga semakin besar massa dan kecepatannya, maka semakin besar energi kinetik yang terkandung dalam proyektil untuk ditransfer pada sasaran. Kaliber proyektil berhubungan langsung dengan luas dan volume kavitas yang dihasilkan. Sedangkan pemilihan materi dan desain proyektil berhubungan dengan karakteristik proyektil yang dikehendaki seperti: berekspansi ataupun tidak saat tumbukan, berekspansi pada kecepatan tertentu (kecepatan rendah saja, tinggi saja, maupun pada beberapa tingkat kecepatan), maupun beberapa karakteristik lain yang unik seperti pecah (mengalami fragmentasi) atau mengalami disintegrasi saat tumbukan.<br />
<br />
<b>Penetrasi dan Transfer Energi</b><br />
Dari paparan di atas kita telah mengetahui bahwa suatu proyektil untuk melakukan tugasnya perlu untuk melakukan penetrasi sehingga menciptakan kavitas yang cukup pada organ vital. Namun sejauh mana penetrasi yang dibutuhkan untuk menciptakan kelumpuhan segera?<br />
Idealnya suatu proyektil mampu menimbulkan perlukaan sepanjang ketebalan tubuh yang melintasi organ vital dari berbagai sudut. Semakin panjang kavitas yang terbentuk, maka semakin luas pula daerah yang mengalami kerusakan. Namun teori lain juga mengatakan bahwa dalam menciptakan kelumpuhan seketika, kita perlu menempatkan energi yang terkandung pada proyektil sebanyak mungkin pada jaringan vital. Hal ini cukup bertentangan dalam praktiknya karena untuk menciptakan kavitas yang panjang dan luas, kita dapat saja menyebabkan keadaan over penetrasi. Sedangkan untuk menempatkan energi semaksimal mungkin pada jaringan vital, bisa saja kita menyebabkan kondisi under penetrasi.<br />
Seperti diketahui, energi merupakan perkalian massa denga kuadrat kecepatan. Sedangkan pada sasaran, di mana dalam pokok bahasan ini adalah jaringan hidup, energi itu dipergunakan dalam bentuk perubahan fisik pada proyektil itu sendiri (misalnya berekspansi maupun pecah/disintegrasi) dan perubahan jaringan (menimbulkan gelombang tekanan balistik, <i>ballistic pressure wave</i>). Jadi bilamana suatu proyektil masih bisa meninggalkan jaringan yang disasar dengan kecepatan tertentu (over penetrasi), maka tidak semua energi kinetik yang dimiliki oleh proyektil itu ditransfer pada jaringan.<br />
Salah satu isu lain mengenai hubungan penetrasi dengan energi kinetik adalah semakin dalam penetrasi terjadi, maka kecepatan proyektil akan semakin rendah akibat retensi jaringan. Akibatnya kavitas yang terbentuk akan semakin sempit karena energi kinetik yang diubah lebih kecil.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-BrYHUZVDRWI/VRN6QMYwC6I/AAAAAAAABq4/i-nqLdmCeK8/s1600/22LR%2B37gr%2BHP%2BWound%2BProfile.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-BrYHUZVDRWI/VRN6QMYwC6I/AAAAAAAABq4/i-nqLdmCeK8/s1600/22LR%2B37gr%2BHP%2BWound%2BProfile.jpg" height="257" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Ilustrasi luka yang disebabkan akibat perkenaan peluru senjata api .22 LR seberat 37 grain dengan kecepatan 1272 f/s. Kavitas yang terbentuk akan semakin kecil seiring semakin jauhnya peluru berpenetrasi. Di sisi lain diameter peluru membesar akibat ekspansi dari ukuran awal 5.56 mm menjadi 9.6 mm pada jarak 26.5 cm. Dikutip dari: http://www.firearmstactical.com/wound.htm</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Berburu dengan Kaliber Kecil</b><br />
Jadi apakah yang dapat dipelajari dari paparan di atas? Secara umum di Indonesia, perburuan yang relatif bebas dapat dilakukan, menggunakan senapan angin dengan kaliber 4.5 mm. Pastinya banyak keterbatasan untuk menerapkan aspek stopping power di atas karena: (1) kaliber berukuran tetap dan sangat kecil, (2) Energi kinetik yang dihasilkan juga terbatas karena mimis berat yang tersedia terbatas dan adanya batasan alamiah yaitu kecepatan <i>subsonic </i>agar mimis tetap akurat. Bila kaliber sudah menjadi batasan, maka kita perlu tahu batasan energi kinetik yang terkandung pada senapan angin kaliber 4.5 mm. Karena energi kinetik memiliki komponen massa dan kecepatan, maka kedua komponen itu yang akan kita cari batasannya.<br />
Saat ini senapan yang paling kuat adalah senapan angin berjenis PCP (<i>pre charged pneumatic</i>). Bila desain diijinkan hanya untuk mengejar kekuatan, senapan jenis ini dapat melontarkan mimis terberat hingga kecepatan <i>supersonic </i>(di atas kecepatan suara yang berkisar 340 m/s, atau 1100 f/s). Namun masalahnya desain radikal tidak akan membawa manfaat berarti di lapangan karena biasanya laras menjadi sangat panjang, bobot keseluruhan menjadi berat, jumlah tembakan yang dihasilkan sangat terbatas dan seringnya konsistensi antar tembakan menjadi tidak baik. Secara realistis mimis senapan angin ditembakkan pada kecepatan <i>subsonic</i>, bahkan di bawah kecepatan <i>transonic </i>(900-1100 f/s) agar akurat. Bilapun ada senapan angin komersial yang dapat melontarkan mimis melebihi kecepatan itu, penembak akan memilih mimis yang lebih berat untuk menurunkan kecepatannya. Pada area kecepatan transonic, mimis akan bergoyang tidak beraturan karena kestabilannya terganggu saat bersinggungan dengan gelombang sonic. Dan saat ini mimis berat kaliber 4.5 mm yang ada di pasaran berkisar 16-an grain (dimiliki oleh Eun Jin, H&N, dan JSB). Jadi energi maksimal yang terkandung pada senapan angin kaliber 4.5 mm menggunakan mimis komersial terberat (JSB Beast 16.36 grain) dengan kecepatan subsonic tertinggi (900 f/s) adalah 29.43 fpe atau 39.90 Joule. Sangat terbatas. Belum lagi <i>ballistic coefficient</i> mimis kaliber 4.5 mm sangat rendah, sehingga pada jarak pendek saja mimis sudah kehilangan banyak energi kinetiknya karena hambatan udara.<br />
Pada tataran yang lebih realistis, energi ini lebih rendah lagi karena kebanyakan pengguna senapan angin di Indonesia menggunakan mimis 8-an grain dengan kecepatan sekitar 750 f/s. Dengan setting seperti ini maka energi yang terkandung pada mimis hanya sekitar 10-11 fpe. Melihat kenyataan ini maka sebaiknya perburuan ditujukan hanya pada hewan kecil seperti burung dan mamalia kecil. Bukan berarti senapan angin kaliber 4.5 mm tidak dapat membunuh hewan yang lebih besar, namun karena kita menghendaki kematian seketika dan berperikemanusiaan.<br />
Dengan kandungan energi serendah ini, maka penempatan tembakan adalah faktor kunci dalam menjatuhkan sasaran secara cepat. Hewan kecil dengan tembakan pada bagian kepala adalah kombinasi terbaik untuk mengoptimalkan stopping power. Parameter keberhasilan yang terlihat adalah sasaran langsung jatuh, mengalami kejang akibat kekacauan sinyal otak, dan segera menjadi tidak bergerak. Penembak senapan angin di Inggris dengan batasan energi 12 fpe untuk penggunaan senapan angin tanpa ijin mengerti betul bahwa kematian instan dilakukan dengan penempatan mimis di bagian kepala (<i>head shot</i>).<br />
Seringkali tembakan pada bagian kepala sulit untuk selalu dilakukan. Semisal pada hewan yang cukup aktif gerakan kepalanya seperti kebanyakan burung dan tupai. Alternatifnya tembakan pada bagian dada bisa juga dilakukan. Tembakan di dada dengan efek hydrostatic shock yang cukup dikatakan mampu menimbulkan efek yang merusak pada otak akibat pecahnya pembuluh darah otak. Maka dalam skenario ini, kita perlu mengoptimalkan faktor-faktor lain yang berperan dalam meningkatkan stopping power.<br />
Desain proyektil seperti diketahui dapat membantu mengoptimalkan perlukaan pada sasaran. Dalam hal ini kompromi dari akurasi, penetrasi, ekspansi, dan transfer energi merupakan fitur yang ditawarkan dari berbagai jenis mimis berburu.<br />
Desain kepala mimis memainkan peran penting dalam menentukan efek yang diharapkan pada sasaran. Sebagai pedoman umum: mimis berkepala rata ataupun cekung (<i>hollowed</i>) memiliki tingkat ekspansi yang baik dan tingkat transfer energi yang baik, namun sangat terbatas pada kemampuan penetrasinya, pula akurasi dan energi yang dikandungnya terbatas untuk jarak dekat. Mimis berkepala runcing (<i>pointed</i>) memiliki kemampuan penetrasi yang baik, namun lemah pada sisi akurasi, ekspansi dan transfer energi. Sedangkan mimis berkepala kubah (<i>domed</i>) secara umum baik dalam akurasi dan memiliki kompromi yang cukup dalam penetrasi dan tingkat transfer energi.<br />
Sebagai perbandingan di bawah ini adalah ilustrasi dari dua macam mimis (dalam kaliber 5.5 mm). Bagaimana perbedaan desain kepala mimis berdampak pada kerusakan yang ditimbulkannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-3NQgkGZJJoI/VRO0GlGz3JI/AAAAAAAABr4/HUSyCVsnoow/s1600/barracuda%2Bmatch%2B022.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-3NQgkGZJJoI/VRO0GlGz3JI/AAAAAAAABr4/HUSyCVsnoow/s1600/barracuda%2Bmatch%2B022.jpg" height="182" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada mimis berkepala domed, kavitas temporer yang dihasilkan cukup besar diikuti dengan kemampuan penetrasi yang baik. Dikutip dari: <a href="https://www.youtube.com/watch?v=XKIUvUsLcsg">https://www.youtube.com/watch?v=XKIUvUsLcsg</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-C-mXKPkTnMs/VRO2turVFjI/AAAAAAAABsE/AmsapBT_xE4/s1600/crow%2Bmagnum%2B022.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-C-mXKPkTnMs/VRO2turVFjI/AAAAAAAABsE/AmsapBT_xE4/s1600/crow%2Bmagnum%2B022.jpg" height="176" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pada mimis berkepala rata atau hollowed, kavitas yang dihasilkan sangat besar tanpa menimbulkan penetrasi yang berlebih pada kecepatan yang hampir sama sehingga energi kinetik mimis diserap seluruhnya oleh medium tersebut. Dikutip dari: <a href="https://www.youtube.com/watch?v=X3Lp9s1TNyc">https://www.youtube.com/watch?v=X3Lp9s1TNyc</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Seringkali juga dalam skenario berburu, sasaran terletak di berbagai jarak. Terkadang dekat, dan bila kepercayaan diri dan kemampuan menembak baik, jarak jauhpun bukan menjadi masalah. Jarak yang berbeda ini secara teori membutuhkan mimis yang berbeda. Masalahnya untuk mengubah-ubah mimis yang digunakan seringkali sulit dikerjakan karena <i>rifle scope</i> biasanya diatur untuk satu jenis mimis dan tidak cocok untuk penggunaan mimis lain. Dalam kondisi yang seperti ini, kita sebaiknya menggunakan mimis yang bisa berkompromi terhadap berbagai jarak (akurat) namun tetap memberi efek kerusakan yang cukup. Biasanya hal ini dicapai dengan penggunaan mimis berkepala domed dengan berat menengah. Maupun jenis-jenis mimis berdesain kepala baru yang menggabungkan bentuk kepala domed dengan profil hollowed. Apapun itu pilihannya, pengalaman dan uji coba akan menjawab pertanyaan tentang jenis mimis terbaik untuk menumbangkan sasaran secara instan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-EZ0DtQ9qdSc/VROu1u80aHI/AAAAAAAABrg/OzzVxWnw93E/s1600/plastis%2Bmedium.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-EZ0DtQ9qdSc/VROu1u80aHI/AAAAAAAABrg/OzzVxWnw93E/s1600/plastis%2Bmedium.jpg" height="216" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h4>
<b><i><span style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: x-small;">Phill Price mendemonstrasikan efek mimis kaliber .177 pada medium plastis sebagai ganti medium elastis seperti gelatin balistik. Beliau menggunakan Terracotta Wax sehingga dapat merekam dan mengukur kavitas temporer yang tercipta. Gambar di atas adalah hasil tembakan menggunakan mimis kaliber .177 berkepala dome (kiri) dan berkepala hollow (kanan). Dikutip dari: <a href="https://www.youtube.com/watch?v=OJX3xg1nUAY">https://www.youtube.com/watch?v=OJX3xg1nUAY</a></span></i></b></h4>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-CrpnqKkvNkc/VRO5Io8i8mI/AAAAAAAABsQ/m6QaU65ZRQM/s1600/pellet%2Btesting%2B177.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-CrpnqKkvNkc/VRO5Io8i8mI/AAAAAAAABsQ/m6QaU65ZRQM/s1600/pellet%2Btesting%2B177.jpg" height="560" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada percobaan menggunakan medium yang sama dan dilakukan pencetakan menggunakan gipsum, beliau dapat menilai bentuk dan volume rongga saluran hasil tembakannya. Semua cetakan ini didapatkan menggunakan mimis dengan kaliber yang sama yaitu .177. Dua cetakan di tangan kiri adalah cetakan dari mimis berat (sekitar 10 grain) berkepala domed di sebelah kiri dan mimis ringan berkepala rata (sekitar 7 grain) di sebelah kanan. Mimis berkepala rata dalam demo ini memiliki saluran luka yang sangat besar pada daerah sebesar dada mamalia kecil. Sedangkan mimis berat gagal menyalurkan seluruh energi yang dikandungnya dan terus berpenetrasi meninggalkan saluran luka yang sempit. Pada demo ini beliau menyarankan bila jarak menjadi pertimbangan, mimis dengan berat sedang berkepala domed (di tangan kanan, sekitar 8 grain) akan menjadi kompromi yang baik antara akurasi di berbagai jarak dan volume saluran luka.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Demikian artikel ini saya susun sebagai pengantar terhadap topik terminal ballistic dan penggunaannya pada kaliber kecil. Sekali lagi, untuk mengoptimalkan stopping power tidak ada satu faktor tunggal yang berperan. Bilapun kaliber dan kecepatan sudah disamakan, masih banyak hal yang perlu digali dan tentunya memberikan ruang eksplorasi tersendiri dalam hobi saya yang menarik ini. Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-10152190880501737032015-03-19T00:44:00.000+07:002015-04-09T15:51:31.073+07:00Diana Mod. 25D: Bakal Anak Nanti - Bagian 1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Seri artikel ini disusun untuk mendokumentasikan pekerjaan saya pada senapan per Diana Mod. 25D produksi Jerman Barat pada tahun 1983.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Tentang Senapan Ini dan Diana</b></div>
<div>
Senapan angin ini sejatinya adalah senapan yang dirancang bagi penembak pemula ataupun remaja. Dengan usaha mengokang yang minimal dan energi yang kecil, senapan ini sangat menyenangkan untuk digunakan karena tidak melelahkan dan menghasilkan recoil yang cukup nyaman. Akurasi laras Diana sangat memadai sehingga ada juga yang tergoda untuk menggunakan senapan ini dalam perlombaan senapan angin 10 meter. Dalam dunia berburu juga, khususnya di Indonesia yang tidak kaku memandang peruntukkan sebuah senapan angin, senapan ini mengumpulkan cerita keberhasilan dalam menjatuhkan berbagai burung pada masanya. Ringan dan minim perawatan membuat senapan ini mampu bersaing dengan senapan <i>multi pump</i> keluaran Jepang waktu itu. </div>
<div>
Senapan ini awalnya saya miliki untuk membina minat anak saya jikalau sudah cukup umur nantinya. Namun pada kenyataannya senapan ini sudah cukup sering saya gunakan untuk membinasakan tikus di rumah. Ringan, senyap, akurat, dan tanpa kerusakan sampingan (<i>collateral damage</i>) dari perabotan rumah.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-YRnwc-j44A4/VQmSxro6MlI/AAAAAAAABpQ/bUgOzZBjq_g/s1600/IMG-20140904-02198.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-YRnwc-j44A4/VQmSxro6MlI/AAAAAAAABpQ/bUgOzZBjq_g/s1600/IMG-20140904-02198.jpg" height="134" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Diana Mod. 25D milik saya yang sudah diganti visier belakangnya karena problem barrel droop yang berat.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br />
<a name='more'></a></div>
<div>
Senapan ini sendiri adalah varian dari Diana model 25 yang memiliki sejarah dan rentang produksi yang sangat panjang. Menurut referensi yang saya peroleh, senapan model 25 sudah diproduksi sejak tahun 1920-an dan dihentikan pada tahun 1986. Varian 25D adalah Model 25 yang memiliki mekanisme picu "tiga bola bearing" ciri khas Diana. Mekanisme picu ini akrab dengan pemilik senapan angin Diana model 50 yang populasinya melimpah di Indonesia.</div>
<div>
Selain mekanisme picu tersebut, tidak ada yang terlalu istimewa dari senapan ini. Kualitas <i>finishing</i>-nya yang istimewa dan akurasinya adalah standar dari nama besar Dianawerk. Hal lain yang istimewa dari senapan ini mungkin adalah mekanisme pengunci laras dari bola bearing. </div>
<div>
Daya tarik dari senapan ini adalah kesan minimalis dan bobotnya yang ringan (sekitar 2,6 kg). Hal ini mengorbankan beberapa fitur yang pada jaman modern saat ini sepertinya menjadi sebuah keharusan. Tidak ada pengaman picu otomatis yang tersedia. Bahkan untuk penempatan sebuah rifle scope sekalipun, pada kebanyakan seri awal, tidak bisa dilakukan karena ketidakadaan rel untuk <i>mounting</i>.</div>
<div>
Senapan ini diproduksi dalam dua kaliber. Yaitu 4.5 mm dan 5.5 mm. Diproduksi dalam aturan ketat kepemilikan senjata api Jerman yang membatasi kekuatan energi di bawah 7.5 Joule untuk kepemilikan tanpa ijin khusus, senapan ini dijaga kecepatannya di bawah batas tegas itu. Hasilnya senapan ini dalam kondisi sehatnya menghasilkan kecepatan 525 fps pada kaliber 4.5 mm dan 380 fps pada kaliber 5.5 mm.</div>
<div>
Senapan ini juga dapat ditemui dalam beberapa label. Dianawerk yang dimiliki Mayer & Grammelspacher dan berkedudukan di Rastatt, Jerman, sempat kehilangan hak paten terhadap merk Diana akibat gejolak Perang Dunia II. Karena peristiwa perang dunia itu, produksinya pernah berpindah keluar dari Jerman. Beberapa peralatan pabrik dan dokumentasi perusahaan ini sempat rusak akibat pengeboman tentara Sekutu. Sisanya pernah dijual akibat pendudukan Sekutu setelah Jerman kalah perang. "Milbro" adalah merk dagang pertama yang membeli hak paten atas desain dari Dianawerk dari Perancis, yang saat itu menguasai area Rastatt . Millard Bros sebagai pemegang merk Milbro lalu memindahkan peralatan dan produksi milik Dianawerk ke Motherwell, Skotlandia pada tahun 1949. </div>
<div>
Pada tahun 1950, Konsil Kontrol Sekutu (<i>The Allied Control Council</i>) memperbolehkan Jerman memproduksi kembali senapan angin sehingga Dianawerk, yang waktu itu telah kehilangan merk dagangnya, harus mengusung merk lain yaitu "Original". Original dipergunakan untuk pasar domestik Jerman. Nama lainnya untuk pasar ekspor negara Persemakmuran Inggris Raya hadir dalam nama "Gecado", "Condor", "Firebird" ataupun "Original Diana". </div>
<div>
Untuk pasar ekspor negara lainnya, Dianawerk menjual dalam spesifikasi dan rancangan tertentu bagi perusahaan pemesannya dan melabelinya dalam nama "Winchester", "Beeman", "Hy-Score", "Peerless" dan "RWS" di Amerika, juga "Geco" sebuah eksportir di Jerman untuk pasar internasional lainnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Bongkar</b></div>
<div>
Senapan saya sendiri saat ini memiliki performa yang sebenarnya sudah cukup memadai dan sesuai untuk peruntukannya. Untuk urusan menembak kertas 10 meter, cukup sering saya dapatkan <i>grouping </i>yang rapat hanya dengan mengandalkan <i>visier </i>saja. Untuk menembak tikus di sudut-sudut rumah juga sudah mumpuni. Pemilik sebelumnya sangat bermurah hati untuk mengganti klep piston dan per yang segar bagi senapan ini sebelum menyerahkannya kepada saya. Dalam kondisinya saat ini, senapan saya dapat memuntahkan mimis RWS Superdome .177" 8.3 grain dengan kecepatan rata-rata 401 fps. Namun godaan untuk membuatnya lebih bertenaga ada saja sehingga pada suatu saat saya beranikan diri untuk melakukan proyek bongkar pasang ini. </div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-cFqTGCTAJn8/VQmTH0LUpXI/AAAAAAAABpY/SoTULrF3OHA/s1600/IMG-20140904-02205.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-cFqTGCTAJn8/VQmTH0LUpXI/AAAAAAAABpY/SoTULrF3OHA/s1600/IMG-20140904-02205.jpg" height="245" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Rerata kecepatan 10 kali tembakan menggunakan Superdome 8.3 grain pada saat senapan ini saya terima.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam artikel ini saya akan mendokumentasikan bagaimana cara saya membongkar senapan ini. Rangkaian gambar di bawah ini akan menjelaskan sendiri bagaimana tahapannya.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-eeeTyNy9k8c/VQmQFImsHVI/AAAAAAAABmk/6UO8zLH4ejo/s1600/diana25dpart1_01.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-eeeTyNy9k8c/VQmQFImsHVI/AAAAAAAABmk/6UO8zLH4ejo/s1600/diana25dpart1_01.JPG" height="400" width="228" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Lepaskan 3 buah baut yang mengikat popor pada badan senapan. Dua buah terletak di samping depan, dan satu lagi pelindung picu bagian depan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-2_2UPu9vF9k/VQmQFrgFAtI/AAAAAAAABmo/KvASMeCPyRc/s1600/diana25dpart1_02.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-2_2UPu9vF9k/VQmQFrgFAtI/AAAAAAAABmo/KvASMeCPyRc/s1600/diana25dpart1_02.JPG" height="223" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Lepaskan baut kecil yang menahan baut poros laras.</span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-8lUEjez4jDI/VQmQFm0OntI/AAAAAAAABmw/kCKksaKQMFM/s1600/diana25dpart1_03.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-8lUEjez4jDI/VQmQFm0OntI/AAAAAAAABmw/kCKksaKQMFM/s1600/diana25dpart1_03.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Karena baut ini kecil dan pendek singkirkan dan simpan dengan hati-hati.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Uat6G5rAhWY/VQmQH8gWaLI/AAAAAAAABm8/-QdyZOLZtG8/s1600/diana25dpart1_04.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Uat6G5rAhWY/VQmQH8gWaLI/AAAAAAAABm8/-QdyZOLZtG8/s1600/diana25dpart1_04.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Baut poros (pivot bolt) dapat dilepaskan dan unit laras dapat dilepaskan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-96v5YUSPBww/VQmQNcLOT5I/AAAAAAAABnE/4mF8vtu6vNc/s1600/diana25dpart1_06.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-96v5YUSPBww/VQmQNcLOT5I/AAAAAAAABnE/4mF8vtu6vNc/s1600/diana25dpart1_06.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada bagian buritan laras (breech block) terdapat engsel laras yang dibantali oleh dua buah cincin tipis (shim). Buka cincin ini dengan menggunakan jarum bilamana masih menempel. Bersihkan dari karat dan deposit pelumas sebelumnya lalu lumasi ulang dengan gemuk/stempet agar pergerakan buka tutup laras dan usaha mengokang lebih mulus.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Pu4N2dQsaKY/VQmQOEeMYbI/AAAAAAAABnM/bsgH0h8gq2s/s1600/diana25dpart1_07.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-Pu4N2dQsaKY/VQmQOEeMYbI/AAAAAAAABnM/bsgH0h8gq2s/s1600/diana25dpart1_07.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sambungan lengan pengokang pada piston (cocking lever link) dapat dilepaskan lewat slot bagian depan (cocking slot) yang membesar.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-2IKlaZkImrQ/VQmQOrA63rI/AAAAAAAABnQ/3yZrAhM_UgU/s1600/diana25dpart1_08.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-2IKlaZkImrQ/VQmQOrA63rI/AAAAAAAABnQ/3yZrAhM_UgU/s1600/diana25dpart1_08.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Unit picu pada jenis picu "tiga bola bearing" khas Diana yang dapat diatur (adjustable). Picu ini memiliki dua tahapan (two stages). Pengaturan dapat dilakukan untuk kekerasan tahap kedua saja (second stage). Pengaturan panjang langkah tahap pertama (first stage) tidak dapat dilakukan. Baut depan berfungsi sebagai pengunci pergerakan baut belakang saja saat hentakan terjadi. Fungsi pengaturan sejati hanya dilakukan terhadap baut belakang. Semakin panjang baut belakang yang keluar, maka tarikan picu akan semakin berat. Namun senapan yang sudah dikokang akan lebih aman terhadap picuan yang tidak disengaja. </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-z3irTd5yZo0/VSY4Jd9EJ7I/AAAAAAAABzg/dl6064qduOc/s1600/diana25dpart1_24.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-z3irTd5yZo0/VSY4Jd9EJ7I/AAAAAAAABzg/dl6064qduOc/s1600/diana25dpart1_24.jpg" height="320" width="311" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bilah picu ditahan oleh sebuah pin pada bagian belakang dudukan. Ketok pin untuk melepaskan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-qXwy1_UzC-U/VSY4KNQD_CI/AAAAAAAABzo/9hzEw9YUtY4/s1600/diana25dpart1_25.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-qXwy1_UzC-U/VSY4KNQD_CI/AAAAAAAABzo/9hzEw9YUtY4/s1600/diana25dpart1_25.jpg" height="278" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Perspektif dari sudut yang lain memberi gambaran bagaimana nantinya bilah picu bersentuhan dengan rumah picu pada bagian dalam tabung.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-UFWJymGa-T4/VQmQSGfuNVI/AAAAAAAABnc/o2ebpxRwZ-A/s1600/diana25dpart1_09.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-UFWJymGa-T4/VQmQSGfuNVI/AAAAAAAABnc/o2ebpxRwZ-A/s1600/diana25dpart1_09.JPG" height="236" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Dalaman senapan ditahan hanya dengan dua buah pin baja. Salah satunya tampak dari luar, lainnya tersembunyi di balik penutup belakang yang terbuat dari besi press. Salah satu ciri senapan Diana klasik. Lepaskan penutup ini dengan ketukan ringan untuk mencapai pin penahan bilamana bagian ini rekat dengan badan senapan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-rBSFn5JhQZE/VQmQTkPReJI/AAAAAAAABno/oufWU6Lz-PI/s1600/diana25dpart1_10.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-rBSFn5JhQZE/VQmQTkPReJI/AAAAAAAABno/oufWU6Lz-PI/s1600/diana25dpart1_10.JPG" height="238" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;"><i>Penutup sudah terbuka dan bagian rumah bearing yang ditahan oleh dua buah pin.</i></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-drKmnaLg1_o/VQmQTkNjkcI/AAAAAAAABnk/k8oEcDe_Cjw/s1600/diana25dpart1_11.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-drKmnaLg1_o/VQmQTkNjkcI/AAAAAAAABnk/k8oEcDe_Cjw/s1600/diana25dpart1_11.JPG" height="281" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bagian dalam rumah bearing sebelum pin penahan dilepaskan. Perhatikan adanya per pendorong rumah picu. Bagian per ini bisa jadi masalah yang cukup merepotkan saat merakit kembali.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Xo6kIA2V5Wc/VQmQVG_BUPI/AAAAAAAABn0/-vx4kIpqcak/s1600/diana25dpart1_12.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Xo6kIA2V5Wc/VQmQVG_BUPI/AAAAAAAABn0/-vx4kIpqcak/s1600/diana25dpart1_12.JPG" height="362" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Tempatkan badan senapan yang sudah dilepaskan pada spring compressor. Saya belum memiliki spring compressor yang layak sehingga saya menggunakan trigger clamp untuk menahan lecutan per saat pin dilepaskan.</span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-cbgz8qAGups/VQmQaY-IXVI/AAAAAAAABn8/nxtHE01NOZY/s1600/diana25dpart1_13.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-cbgz8qAGups/VQmQaY-IXVI/AAAAAAAABn8/nxtHE01NOZY/s1600/diana25dpart1_13.JPG" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Tekan perlahan spring compressor sehingga pin dapat dilepaskan tanpa tahanan yang berarti. Terkadang bilamana pin sudah sering dibongkar dan mendapatkan pelumasan, pin ini akan meluncur keluar sendiri jikalau tekanan pada rumah bearing tepat. Bilamana hal ini tidak terjadi, ketok pin menggunakan puncher.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-H1ep1zffmUc/VQmQaeAqAdI/AAAAAAAABoA/fJ137TK68Gs/s1600/diana25dpart1_14.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-H1ep1zffmUc/VQmQaeAqAdI/AAAAAAAABoA/fJ137TK68Gs/s1600/diana25dpart1_14.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pin sudah dikeluarkan dan saat ini hanyalah spring compressor yang menahan tekanan dari per utama. Perhatikan ada dua jenis ukuran lubang pin. Yang lebih ramping berada di depan sedangkan yang lebih gemuk berada di belakang. </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-rG7eX9DLk8Y/VQmQauLYTpI/AAAAAAAABoE/m4TmFYZSCDo/s1600/diana25dpart1_15.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-rG7eX9DLk8Y/VQmQauLYTpI/AAAAAAAABoE/m4TmFYZSCDo/s1600/diana25dpart1_15.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sekilas tampak mirip, namun seperti gambar di atas, pin sebelah kiri lebih ramping daripada pin sebelah kanan. Perhatikan pada saat perakitan kembali kedua pin ini jangan sampai tertukar.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-7QhV90h_EY0/VQmQdJjkS2I/AAAAAAAABoU/Cw7_Bzslq94/s1600/diana25dpart1_16.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-7QhV90h_EY0/VQmQdJjkS2I/AAAAAAAABoU/Cw7_Bzslq94/s1600/diana25dpart1_16.JPG" height="221" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Setelah spring compressor dilepaskan maka rumah picu dan rumah bearing beserta per dapat terlepas.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-XdAUDsbP11Q/VQmQhg6ihdI/AAAAAAAABok/coXPgrn-VP8/s1600/diana25dpart1_17.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-XdAUDsbP11Q/VQmQhg6ihdI/AAAAAAAABok/coXPgrn-VP8/s1600/diana25dpart1_17.JPG" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Tegangan awal per utama (pre-tension) yang ditetapkan oleh pemilik senapan sebelumnya sejauh 5.5 cm. Hal ini dapat diukur dari jarak tepi depan<u> lubang pin belakang di rumah bearing</u> terhadap tepi depan <u>lubang pin belakang badan senapan</u>.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-rq71EdAWkrM/VQmQgq_YpLI/AAAAAAAABoc/VhVKPdcHbEY/s1600/diana25dpart1_18.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-rq71EdAWkrM/VQmQgq_YpLI/AAAAAAAABoc/VhVKPdcHbEY/s1600/diana25dpart1_18.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Konfigurasi rumah picu, per, dan rumah bearing dilihat dari atas. Pada saat senapan dikokang, cekungan pada rumah picu akan mendorong masuk bola bearing, yang berjumlah tiga buah, ke dalam selongsong rumah bearing. Akibat desakan 3 buah bearing ini, diameter selongsong menyempit dan menjepit batang piston pada bagian yang langsing. Piston yang terkokang seolah ditahan dengan kekuatan klem.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-lgiTTlRE8GA/VQmQh_99EGI/AAAAAAAABoo/hoF1kYPx4so/s1600/diana25dpart1_19.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-lgiTTlRE8GA/VQmQh_99EGI/AAAAAAAABoo/hoF1kYPx4so/s1600/diana25dpart1_19.JPG" height="196" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Rumah picu yang dilepaskan dari rumah bearing. Tampak salah satu dari 3 buah bola bearing. Saat picu ditarik, maka per rumah picu akan mendorong rumah picu ke depan. Akibatnya bagian cekung rumah picu kini tidak lagi mendorong masuk bola bearing. Bola bearing kini terdorong keluar dan diameter selongsong seolah melebar. Selanjutnya batang piston terlepas dari genggaman tiga bola itu dan dapat meluncur ke arah depan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-MF_G4QDhaq0/VQmQkVtnzLI/AAAAAAAABo0/-73TH3zpDEA/s1600/diana25dpart1_20.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-MF_G4QDhaq0/VQmQkVtnzLI/AAAAAAAABo0/-73TH3zpDEA/s1600/diana25dpart1_20.JPG" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Formasi tiga bola bearing saat tertekan masuk oleh cekungan di rumah picu. Perhitungan dan tingkat kepresisian yang sangat dipuja dari sistem kerja picu andalan Diana ini. Sulit ditiru oleh pengrajin senapan dalam negeri. Sistem ini dapat dikatakan jenius dan juga eksotis. Ringannya tarikan picu pada sistem ini sepadan dengan tingkat kerumitannya.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-zSfDbsFHypc/VQmQl0nhVQI/AAAAAAAABo8/4L3ZhNsk2rE/s1600/diana25dpart1_21.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-zSfDbsFHypc/VQmQl0nhVQI/AAAAAAAABo8/4L3ZhNsk2rE/s1600/diana25dpart1_21.JPG" height="173" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: left;"><b><i><span style="color: #990000;">Piston, per utama (main spring), dan pemandu per belakang (spring guide) sekarang dapat ditarik keluar. Untuk mendorong keluar piston gunakan batang panjang seperti obeng. Berhati-hatilah agar klep pada bagian ujung piston yang terbuat dari kulit tidak rusak saat mendorong keluar piston. Kita tidak dapat mendorong piston melalui lubang transfer port karena desainnya yang unik. Akan saya jelaskan mengapa pada gambar berikutnya. Lumasi dengan gemuk pada bagian piston yang kontak dengan tabung badan senapan, batang pengait piston, per utama dan spring guide. Saya menggunakan gemuk berbahan dasar minyak mineral untuk mencegah dieseling yang berlebihan.</span></i></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-7sN5mztrgtI/VSY4JL6cTwI/AAAAAAAABzc/pIMrokZsIbA/s1600/diana25dpart1_26.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-7sN5mztrgtI/VSY4JL6cTwI/AAAAAAAABzc/pIMrokZsIbA/s1600/diana25dpart1_26.jpg" height="316" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Semua bagian senapan sudah dilucuti. Beginilah kira-kira hubungan antar komponen di dalam tabung senapan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-e94VAFe0-9g/VSY4NCbKIZI/AAAAAAAABz8/Vk6qJZoaZm0/s1600/diana25dpart1_28.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-e94VAFe0-9g/VSY4NCbKIZI/AAAAAAAABz8/Vk6qJZoaZm0/s1600/diana25dpart1_28.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Keunikan transfer port senapan ini adalah posisi kedua ujungnya yang tidak tegak lurus terhadap piston. Pada bagian dalam tabung, di mana lubang masuk udara terdapat pada ujung kamar kompresi, letaknya ada di bagian tengah.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-spn3CericVk/VSY4NRhadoI/AAAAAAAAB0A/X_bJbXPqdYQ/s1600/diana25dpart1_29.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-spn3CericVk/VSY4NRhadoI/AAAAAAAAB0A/X_bJbXPqdYQ/s1600/diana25dpart1_29.jpg" height="363" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sedangkan pada bagian luar tabung. Di mana udara keluar memasuki laras pada bagian breech, letaknya ada di bagian atas. Dapat dibayangkan bahwa sebenarnya transfer port ini menanjak ke atas. Desain ini diharapkan memberi efisiensi terbaik untuk menghantarkan aliran udara tekan. Namun untuk urusan melepaskan piston, lubang ini tidak dapat digunakan untuk mendorong piston keluar.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-4uOPS2dwqwo/VSY4OD3tReI/AAAAAAAAB0I/25uge1fGD_M/s1600/diana25dpart1_30.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-4uOPS2dwqwo/VSY4OD3tReI/AAAAAAAAB0I/25uge1fGD_M/s1600/diana25dpart1_30.jpg" height="400" width="347" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada bagian dalam tabung didapati permukaannya cukup kasar. Namun tidak perlu saya poles karena menurut Cardew; saluran-saluran mikroskopis ini akan menyediakan ruang untuk menyimpan minyak yang berguna untuk bahan bakar dieseling sebuah senapan angin tipe sporting.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-OJI9VGeUgYQ/VSY4L-yDrwI/AAAAAAAABz0/UrIDrVpeNhY/s1600/diana25dpart1_27.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-OJI9VGeUgYQ/VSY4L-yDrwI/AAAAAAAABz0/UrIDrVpeNhY/s1600/diana25dpart1_27.jpg" height="283" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Piston ini yang lebih perlu mendapat perhatian karena permukaan yang kasar dapat memberikan tambahan friksi yang dapat mengurangi efisiensi senapan ini. Perhatikan dua bagian piston yang tampak kasar dan terdapat karat maupun deposit kotoran.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-MwvIpMudi1M/VSY5CyXUq7I/AAAAAAAAB0Y/emPW5-h0TDs/s1600/diana25dpart1_22.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-MwvIpMudi1M/VSY5CyXUq7I/AAAAAAAAB0Y/emPW5-h0TDs/s1600/diana25dpart1_22.JPG" height="246" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bagian yang kasar setelah dipoles hingga cukup mengilap. Saya gunakan kertas amplas dimulai dari grit 320, berhenti di grit 1,500 dan dipoles lagi dengan compound pemoles logam andalan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div>
Untuk pekerjaan awal ini saya hanya melakukan pelumasan ulang dan penghalusan pada bagian piston yang bergesekan dengan bagian dalam badan senapan. Sisa gemuk/stempet lama saya bersihkan dengan degreaser umum. Menurut pemilik sebelumnya, dia menggunakan gemuk komersial umum berbahan dasar minyak bumi. Saya ganti dengan gemuk Molykote BR2 Plus yang merupakan gemuk berbahan dasar minyak mineral dengan kandungan lithium dan aditif molibdenum (MoS2).</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-LIqVz1vRyGs/VQmxWgYNMdI/AAAAAAAABpo/wVfAiFP9H_Q/s1600/diana25dpart1_23.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-LIqVz1vRyGs/VQmxWgYNMdI/AAAAAAAABpo/wVfAiFP9H_Q/s1600/diana25dpart1_23.jpg" height="296" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pekerjaan lainnya adalah dengan merendam klep kulit, yang menurut pemilik sebelumnya baru diganti, namun terlihat agak kering. Saya rendam dengan minyak pelumas mesin Pertamina Enduro Matic semalaman untuk kemudian dikeringkan dengan lap bersih sebelum dipasang kembali.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Hasil dan Penutup </b></div>
<div>
Setelah semua pekerjaan di atas, saya melakukan uji <i>chronograph </i>ulang menggunakan mimis yang sama. Saya tunggu tembakan stabil setelah sepuluhan tembakan agar tidak merekam kecepatan yang ekstrim akibat dieseling yang berlebihan dan hanya bersifat sementara. Dari 10 tembakan yang saya catat, saya dapatkan:</div>
<div>
490, <span style="color: red;">501</span>, 499, 484, 492, 489, 484, 494, <span style="color: blue;">483</span>, 499</div>
<div>
Dengan rangkaian itu saya dapatkan rerata kecepatan sebesar 491 fps, dengan sebaran `18 fps, dan standar penyimpangan 6 fps. Mendekati kecepatan yang menjadi acuan saya mengingat pengujian ini menggunakan mimis yang cukup berat bagi senapan ini. Cukup konsisten dan hentakan yang dirasakan masih cukup nyaman. </div>
<div>
Dengan mimis 8.3 grain ini saya dapatkan energi sebesar 4.44 ft-lbs atau 6.03 Joule. Mendekati tingkat energi 7.5 Joule yang ditetapkan di negara asalnya.</div>
<div>
Berikutnya saya akan mencoba bermain dengan main spring baru yang lebih tebal dan kaku untuk meningkatkan tingkat energi yang diperoleh.</div>
<div>
Semoga bermanfaat dan terbuka bagi masukan dan pertanyaan.</div>
</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-4083807894261336042014-09-26T13:57:00.001+07:002014-10-03T21:29:10.038+07:00Benjamin 397: Suatu Prolog<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pada blog kali ini saya mulai menulis tentang senapan-senapan yang dulu pernah populer di Indonesia. Karena komunitas saya kini bertambah luas dan semakin sering menemukan senapan-senapan lawas, mungkin sudah waktunya bagi saya untuk mempelajari sejarah dan memperkaya khasanah pengetahuan saya mengenai senapan angin. Khususnya pada senapan angin lawas.<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
Ceritanya saya berhasil memboyong senapan Benjamin Sheridan 397 PA beberapa waktu lalu. Senapan ini memikat hati saya lebih karena sejarah produksinya yang panjang dan penuh warna. Mempelajari sejarah produksinya sendiri lebih menarik lagi dari pada sekedar menembakkan senapan ini. Mengapa saya kurang suka menembakkannya? Seperti diakui oleh Robert Beeman dalam testimoninya, senapan buatan Amerika memang kalah secara kualitas jika dibandingkan dengan senapan Eropa. Itulah alasan mengapa Beeman mendatangkan senapan-senapan Eropa untuk memuaskan hasrat penembak dewasa yang haus akan kualitas.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-yybv_T6kUc4/VCUGiSP3UiI/AAAAAAAABfg/f7S0WBgIxOw/s1600/IMG_0121.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-yybv_T6kUc4/VCUGiSP3UiI/AAAAAAAABfg/f7S0WBgIxOw/s1600/IMG_0121.jpg" height="146" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Benjamin 397 PA milik saya.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Memiliki dan mempelajari senapan angin yang gaungnya masih dirasakan di tanah air saat ini selalu bisa memperkaya wawasan saya. Ada kekayaan pengetahuan mengenai keterampilan sang pembuat senapan dan dedikasi yang tertuang dari teknologi yang bertahan selama berabad-abad. Dan bukankah penembak jaman dahulu berhasil menjatuhkan banyak hewan buruan dengan senapan ini? Bahkan hanya dengan versi tiruan buatan pengrajin dalam negeri yang diinspirasi oleh model senapan Amerika ini?<br />
Dari sekedar mencari informasi mengenai senapan ini, pencarian saya berubah menjadi suatu catatan panjang yang sayang untuk dilupakan. Dalam artikel ini saya akan memaparkan apa yang saya kumpulkan itu.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Antara Benjamin, Sheridan dan Crosman</b><br />
Menghidupi segmen sejarah saat ini ikut membawa kita dalam suatu evolusi terus-menerus yang digerakkan oleh motivasi bisnis dan ekonomi. Evolusi yang membawa perubahan bagi peradaban manusia tidak terkecuali dalam dunia senapan angin semenjak evolusi industri tercetus. Hasrat manusia untuk menjatuhkan sasaran dari jarak jauh juga membawa minat bagi golongan pengusaha yang menginginkan laba darinya. Mengikuti perkembangan dunia senapan angin di Amerika Serikat mengungkapkan bagaimana hasrat menembak dan bisnis dapat berjalan beriringan walaupun tidak selalu akur.<br />
Benjamin 392/7 adalah salah satu monumen dari perjalanan senapan angin Amerika itu. Melewati beberapa periode kepemilikan hak paten yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan dan masih terus eksis hingga saat ini. Membicarakan embrio dan perkembangan senapan ini membawa nama Benjamin, Sheridan dan Crosman ke dalam topik pencarian saya kali ini.<br />
Dalam pencarian saya akan kisah di balik senapan angin ini, saya menemui beberapa senapan angin lain yang bersejarah dan sangat mungkin saling mempengaruhi dalam perkembangan desain senapan angin Benjamin 392/7 yang ada sekarang. Cuplikan cerita dan gambar-gambar ini mungkin akan memperkaya wawasan kita bersama. Terutama untuk mengerti berbagai macam tulisan (<i>marking</i>) yang tertera di badan senapan Benjamin 392/7 dari beberapa periode.<br />
<br />
<b>Benjamin Air Rifle Company (1902-1992)</b><br />
Pada tahun 1902 Walter R. Benjamin mendirikan perusahan Benjamin Air Rifle Company. Perusahaan ini didirikan di kota St. Louis di negara bagian Missouri. Akar perusahaan ini adalah perusahaan yang didirikan sebelumnya oleh W. R. Benjamin sendiri pada tahun 1899 yang bernama St. Louis Air Rifle Company. Perusahaan ini diperbaharui setelah dibeli patennya oleh Benjamin setelah lama tidak aktif. St. Louis Air Rifle Company sebelumnya dikenal memproduksi beberapa senapan angin yang kurang laku di pasaran karena kecenderungannya yang mudah rusak dan bilamana sudah rusak menjadi sulit untuk diperbaiki.<br />
Benjamin Air Rifle Company berproduksi di kota St. Louis pada tahun 1902-1904 dan pada tahun 1906-1986. Periode yang terlewat, pada tahun 1904-1906, produksi dilakukan di kota Granite City di negara bagian Illinois. Pabrik yang permanen belum dimiliki oleh perusahaan ini hingga tahun 1908 setelah perusahaan ini menjadi anak perusahaan dari Wissler Instrument Co. Suatu perusahaan yang bergerak di bidang produksi instrumen-instrumen pengukuran seperti kompas dan alat-alat survei lainnya.<br />
Senapan keluaran Benjamin saat itu mengadopsi tenaga yang dihasilkan dari prinsip pneumatik. Berbeda dengan belahan dunia lain di Eropa yang mengadopsi sistem per dan piston, di Amerika senapan angin populer dengan tenaga penggerak yang dihasilkan dari pemuaian cepat udara yang sebelumnya dimampatkan melalui usaha pompa tangan. Berbeda dengan senapan uklik yang saat ini populer di Indonesia, senapan kala itu dipompa dengan gerakan maju mundur seperti memompa ban sepeda dengan pompa tangan dan larasnya tidak memiliki alur (<i>smooth bore</i>).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img src="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/BenjaminRifleModelABBA1-2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit; font-size: x-small;"><span style="background-color: white; color: #660000; line-height: 18px; text-align: start;"><b><i>Benjamin Model "A", diperuntukkan untuk BB kaliber .175" sehingga larasnya tidak beralur. Untuk memompa senapan ini, tongkat kayu bertuliskan instruksinya harus dimasukkan ke dalam tabung pompa. Diambil dari </i></b></span><span style="color: #660000;"><span style="line-height: 18px;"><b><i><a href="http://bluebookofgunvalues.com/">http://bluebookofgunvalues.com/</a></i></b></span></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Senapan angin yang ditenagai dengan mekanisme ini memang mengungguli senapan-senapan dari Eropa yang ditenagai oleh per secara kekuatan. Namun usaha yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan yang tinggi sangatlah melelahkan karena beban yang dirasakan saat memompa bertambah seiring jumlah pompaan yang ditambahkan. Hal ini tentunya menyulitkan bagi anak kecil atau wanita untuk secara aktif ikut menembak. Maka pada saat itu Benjamin mengembangkan senapan bertenaga gas CO2. Walaupun bukan yang pertama menemukan teknologi ini, namun dengan kejeliannya Benjamin mematenkan tabung CO2 sekali pakai (<i>disposible</i>) dan menjadi cikal bakal kapsul CO2 saat ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/BenjaminRifleModel352B0745.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/BenjaminRifleModel352B0745.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><span style="color: #990000; font-size: x-small;"><b><i>Benjamin Model 352. Kaliber .22" dengan silinder CO2 8 gram. Sudah menggunakan alur pada laras. Diproduksi pada rentang tahun 1956-1957. Diambil dari </i></b></span><span style="color: #990000; font-size: x-small;"><b><i><a href="http://bluebookofgunvalues.com/">http://bluebookofgunvalues.com/</a></i></b></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Keberhasilan Benjamin dalam inovasi dan pemasaran menjadikan perusahaan ini berjaya pada masa itu. Pada tahun 1977 perusahaan ini membeli perusahaan Sheridan Product. Perusahaan yang saat itu memproduksi senapan angin pneumatik premium namun berfokus hanya pada kaliber 5 mm. Setelah pembelian Sheridan Product, produksi Benjamin baru dipindahkan ke fasilitas produksi Sheridan yaitu di kota Racine di negara bagian Wisconsin pada tahun 1986-1994. Kedua perusahaan ini tetap berjalan sesuai dengan ciri khas produknya masing-masing. Penggabungan desain antara kedua perusahaan ini baru mulai terjadi pada tahun 1991 yaitu pada produk pistol angin. Produk hasil merger itu dipasarkan dengan memberi label Benjamin/Sheridan.</div>
<div>
Pada tahun 1992 tepatnya pada bulan Februari, perusahaan Crosman membeli perusahaan merger Benjamin-Sheridan ini. Langkah strategis yang diambil Crosman saat itu adalah mengikuti taktik perusahaan Benjamin sebelumnya yang memberi label Benjamin/Sheridan pada produk pistol angin yang sudah berbagi desain antara kedua perusahaan tadi. Crosman memberi label Benjamin/Sheridan pada senapan CO2 pada periode 1993 hingga tahun 1998. Dan diikuti untuk produk senapan multipump menggunakan label yang sama pada tahun 1994 hingga tahun 1998.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Sheridan Product, Inc. (1945-1977)</b></div>
<div>
Pada tahun 1945, berdirilah perusahaan The Sheridan Company of Racine, WI atas prakarsa E. H. Wackerhagen yang bekerja sama dengan kawan sesama pecinta senapan anginnya yang bernama Robert Kraus. Kraus adalah seorang ahli mekanik. Nama perusahaan ini diambil dari nama jalan di kota Racine negara bagian Wisconsin tempat garasi rumah yang menjadi bengkel kerja mereka berada. Usulan nama ini diberikan oleh Robert Beeman (saat ini dikenal sebagai Bapak Senapan Angin Amerika) yang kebetulan berteman dengan Kraus. Menurut pandangannya, nama Wackerhagen & Kraus bukanlah nama yang mudah diingat oleh kebanyakan warga Amerika saat itu. Dan mungkin pula saat itu menyebar stigma negatif yang luas akan sesuatu yang berbau Jerman paska perang dunia kedua. </div>
<div>
Tujuan dari perusahaan ini awalnya adalah untuk menyempurnakan dan memasarkan senapan keluaran Benjamin Air Rifle Company yang telah mereka kembangkan lebih lanjut. Motivasi mereka sangatlah mudah dimengerti bagi kita saat ini. Bagi kita semua yang memiliki kecintaan yang besar terhadap senapan angin dan kemampuan dalam bidang mekanik pastilah merasa gemas dengan senapan produksi massal yang tersedia saat ini. Ada keinginan kita untuk memodifikasi senapan yang saat ini telah beredar. Kala itu Wackerhagen dan Kraus membawa hasratnya lebih tinggi lagi ke tingkatan komersial. Ibarat rumah modifikasi Brabus pada mobil-mobil keluaran Mercedes Benz, mereka memperbaiki performa senapan Benjamin yang kala itu dianggap di bawah standar mereka.<br />
Namun peningkatan kualitas dan kemampuan senapan angin Benjamin dalam kaliber .20" atau 5 mm saat itu membawa konsekwensi pada biaya produksi yang membengkak dan berdampak pada harga jual yang tinggi. Belum lagi ketersediaan mimis 5 mm yang terbatas dan hanya didominasi pabrikan ini. Terhitung ada empat produk yang mereka tawarkan berurutan yaitu Model A, Model B, Model C, dan Model F. Yang terakhir ini ditenagai oleh kapsul CO2. Kedua model pertama membukukan penjualan yang lesu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/SheridanRifleModelASuperGradeBBA1B36.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/SheridanRifleModelASuperGradeBBA1B36.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: x-small;"><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: start;"><b><i>Model A (Super Grade) dalam kaliber .20". Dapat mencapai kecepatan 700 fps. Diproduksi dalam rentang tahun 1947-1953. Diambil dari </i></b></span><span style="line-height: 18px;"><b><i><a href="http://bluebookofgunvalues.com/">http://bluebookofgunvalues.com/</a></i></b></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><br />
<a href="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/BenjaminRifleModel0317B0564.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/BenjaminRifleModel0317B0564.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000; font-family: inherit; font-size: x-small;">Sebagai kompetitor kala itu adalah Benjamin Model 317. Kaliber .177". Diproduksi tahun 1940-1969. Model ini yang kelak akan diteruskan oleh Benjamin 347. Pendahulu model 397. Diambil dari <a href="http://bluebookofgunvalues.com/">http://bluebookofgunvalues.com/</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Namun nasib baik mulai berpihak setelah kelahiran Sheridan Model C pada tahun 1949 yang dipasarkan dalam dua varian yaitu Blue Streak (dibronir) dan Silver Streak (disepuh nikel). Senapan ini sangat dipuja dan dicari-cari oleh kolektor sehingga nilainya tetap tinggi sampai hari ini.<br />
Nasib perusahaan ini kemudian dimiliki oleh Benjamin pada tahun 1977. Produksi Model C dan Model F tetap berlanjut di bawah kepemimpinan yang baru. Bahkan hingga saat ini di bawah kepemilikan Crosman yang membeli perusahaan Benjamin. Sampai sekitar tahun 2012 lalu di mana Crosman mengumumkan penghentian produksi senapan kaliber 5 mm yang menjadi akhir dari era Sheridan Model C9 dan menempatkan Sheridan Model C pada daftar senapan angin legendaris dan bernilai koleksi tinggi.<br />
<br />
<b>Crosman Arms Company (1923-Sekarang)</b></div>
<div>
Cerita tentang Crosman membawa kita untuk mengenal satu sosok bernama William A. MacLean. MacLean adalah seorang sopir pribadi dari keluarga yang kaya raya. Selain bekerja sebagai sopir keluarga, MacLean juga memiliki kecintaan pada senapan angin dan memiliki usaha sampingan pembuatan mimis untuk senapan angin kaliber .22". Paska perang dunia pertama para pemilik senapan angin di Amerika, yang mendatangkannya dari Inggris, kesulitan mendapatkan pasokan mimis. Beberapa orang yang jeli melihat peluang usaha seperti MacLean menjadikan kesempatan ini menjadi sumber penghasilan. Usaha sampingan dan kecintaan MacLean terhadap senapan angin mendapatkan restu dan perhatian dari sang majikan yang bernama P. H. Murray.<br />
Suatu ketika Murray membawakan senapan angin dari Eropa sebagai oleh-oleh untuk sopirnya yang dia tahu sangat menyukai senapan angin. Senapan yang dibawakan diduga adalah salah satu produk BSA sangat mengesankan hati MacLean saat itu karena akurasi yang sangat baik. Akurasi ini dihasilkan dari laras beralur. Saat itu senapan angin yang ada di Amerika tidak atau jarang memiliki alur pada larasnya karena memang seringnya diperuntukkan untuk menembak gotri (BB, <i>Ball Bearing</i>) maupun panah <i>darts</i>.<br />
MacLean lalu memiliki ide untuk meningkatkan kekuatan senapan angin itu dengan mengadopsi sistem pneumatik multi pump yang saat itu sudah cukup populer di Amerika seperti milik Benjamin. Senapan per dari Eropa kala itu memang memiliki kelemahan di tenaganya yang lemah dan masih belum mampu menembus tembok kecepatan 600 fps di mana regulasi Eropa kala itu menetapkan batasan kecepatan bagi senapan angin.<br />
Niatan dari MacLean untuk mewujudkan ide senapan angin hibrid-nya dan usaha pembuatan mimis yang telah berjalan, menarik insting bisnis dari salah satu anggota keluarga kaya-raya itu. Keluarga Crosman, di mana MacLean menjadi sopir pribadi keluarga itu, adalah keluarga dengan latar belakang kuat di bidang usaha pengadaan benih dan konstruksi berat. Salah satu anggota keluarga Crosman yang terikat secara tali perkawinan, bernama Phillip Y Hahn, bergabung untuk melahirkan perusahaan baru yang dinamakan The Crosman Brothers, Co. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan Crosman Brothers Seed Company yang bergerak di bidang penyediaan bibit tanaman pertanian. Pada tahun 1923 perusahaan ini berubah nama menjadi Crosman Rifle Company lalu menjadi Crosman Arms Co pada tahun 1925. Perusahaan ini mengambil tempat di Rochester, New York, dekat dengan perusahaan induknya berada.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/CrosmanRifleModel1AirRifle1923.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://bluebookofgunvalues.com/Images/Subscriptions/Air/CrosmanRifleModel1AirRifle1923.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: start;"><span style="color: #990000; font-size: x-small;"><b><i>Model pertama Crosman. Tahun 1923-1924. Tersedia dalam kaliber .22". Memiliki alur pada laras dan pompa dengan pegangan bergaya pompa sepeda. Diambil dari </i></b></span></span><span style="color: #990000; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><b><i><a href="http://bluebookofgunvalues.com/">http://bluebookofgunvalues.com/</a></i></b></span></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Perjalanan perusahaan ini diisi dengan berbagai pergantian kepemilikan perusahaan. MacLean sendiri memiliki perusahaan ini hingga tahun 1940 di saat peristiwa <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Great_Depression" target="_blank">The Great Depression</a> berlangsung. Pada tahun itu perusahaan ini dibeli murah oleh Phillip Y, Hahn yang sebelumnya pada tahun 1930 berselisih paham dengan MacLean dan memutuskan keluar dari perkongsian.<br />
Pada masa perang dunia kedua, di mana permintaan akan material kebutuhan perang sangat tinggi, industri senapan angin hampir dikatakan sulit untuk bertahan apalagi berkembang. Namun saat itu Crosman ketiban rejeki. Pada masa itu ada pesanan 2,000 pucuk senapan pneumatik datang dari OSS (<i>Office of Strategic Service</i>. Organisasi intelegensi pemerintah saat itu yang menjadi cikal-bakal CIA saat ini). Pesanan itu tidak diketahui peruntukkannya namun diduga digunakan untuk tugas penyamaran dan penyusupan oleh para agen OSS.</div>
Hahn menggandeng insinyur dari Swiss, bernama Rudolf Merz. untuk memenuhi pesanan itu dan mereka berhasil. Pesanan itu menjadi awal kebangkitan perusahaan ini. Berkat efisiensi dan modal kapital yang kini bertambah kuat, dalam masa sesudah perang dunia, perusahaan ini berhasil mendominasi dunia menembak target jarak dekat berbudget murah.<br />
Energi dan visi dari Hahn untuk mengembangkan pangsa pasar yang kala itu masih kecil tapi mulai berkembang membuatnya melakukan strategi-strategi bisnis yang sangat berdampak positif bagi kemajuan perusahaan ini. Fokus pada industri senapan angin murah dan kemampuannya di bidang penjualan semakin meningkatkan posisi perusahaan ini di tingkat nasional. Hahn juga yang menerapkan pusat perbaikan dan pelayanan pelanggan di penjuru negeri, mengadakan pelatihan mekanik, dan menyediakan suku cadang bagi semua produknya disertai harga perbaikan yang sudah baku. Crosman juga aktif berperan serta dalam program pengembangan kegiatan menembak yang dikelola oleh beberapa organisasi seperti American Legion, The National Rifle Association (NRA), dan berbagai organisasi sipil dan bersifat rekreasional lainnya.<br />
Perjalanan sejarah berikutnya diisi dengan strategi bisnis untuk menaklukkan pesaingnya. Hal ini dimungkinkan karena pada tahun '50-an pertumbuhan perusahaan ini sangat signifikan dan telah didukung oleh jaringan retail besar saat itu seperti Sears & Roebuck, Co., Montgomery Ward, dan Western Auto. Pada masa itu produk Crosman diberi merk sesuai dengan rantai retail yang menjualnya. Saat itu produk yang dibuat untuk label Sears dan Ward dianggap memiliki kualitas tertinggi. Tradisi ketersediaan produk Crosman di jaringan retail besar masih dipelihara hingga saat ini dengan tersedianya produk Crosman di jaringan retail raksasa KMart dan Walmart sejak tahun '70an dan '80an. Namun saat ini semuanya diberi label Crosman tentunya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://picturearchive.gunauction.com/1055162405/8964711/auction%201-1-2009%20016.jpg_thumbnail1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://picturearchive.gunauction.com/1055162405/8964711/auction%201-1-2009%20016.jpg_thumbnail1.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Salah satu spesimen senapan Crosman yang diberi label Sears Roebuck and Co.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Salah satu akuisisi pertama yang dilakukan oleh Crosman terhadap pesaingnya adalah kepada Kessler Company. Kessler berkedudukan di Rochester, New York dan dikenal memproduksi senapan murah dengan mengorbankan kualitas. Awalnya Kessler berusaha membeli perusahaan Crosman namun usahanya kala itu tidak berhasil. Kessler secara kebetulan bangkrut dan alih-alih perusahaan itu dibeli oleh Crosman. Berbekal perlengkapan Kessler, terutama mesin pembuat popor berkecepatan tinggi, Crosman berhasil memperkuat bidang usahanya berkat efektifitas dan biaya produksi yang semakin murah.<br />
Pada tahun 1966 Crosman melepaskan produk yang kelak menjadi produk senapan angin terlaris dan masih diproduksi hingga saat ini. Senapan angin pneumatik multi pump bernama Powermaster/Pumpmaster 760 yang hingga saat ini tercatat telah membukukan penjualan hingga 13 juta unit. Harganya murah hingga saat ini dan masih dipertahankan pada kisaran harga $ 27.95. Volume penjualannya itu menjadikan Powermaster/Pumpmaster 760 sebagai tulang punggung perusahaan ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.nramuseum.org/umbraco/ImageGen.ashx?image=/media/55494/01524_r.jpg&class=FlashViewer" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.nramuseum.org/umbraco/ImageGen.ashx?image=/media/55494/01524_r.jpg&class=FlashViewer" height="425" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Powermaster/Pumpmaster 760. Diambil dari <a href="http://www.nramuseum.org/guns/the-galleries/for-the-fun-of-it/case-48-airguns/crosman-powermaster-760-air-rifle.aspx.">http://www.nramuseum.org/guns/the-galleries/for-the-fun-of-it/case-48-airguns/crosman-powermaster-760-air-rifle.aspx.</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Crosman dan pertumbuhan yang dibangunnya bak permata yang menarik hati bagi pebisnis di tingkat nasional. Berbagai kekuatan kapital nasional silih berganti memiliki perusahaan yang semakin kuat hingga saat ini. Salah satu yang paling berpengaruh pada perjalanan sejarah Crosman adalah pembelian oleh Coleman Company, Inc. pada tahun 1971. Coleman Company adalah perusahaan yang berfokus pada bidang perlengkapan <i>outdoor</i>. Dengan pembelian ini fasilitas produksi yang saat itu berjalan di Rochester dipindahkan 30 mil ke selatan di lokasinya sekarang di East Bloomfield, New York.<br />
Pada Agustus 1990, Pexco Holdings, Inc. membeli 95% kepemilikan atas perusahaan Crosman. Dengan pembelian ini strategi jangka panjang baru ditetapkan. Strategi itu meliputi pengokohan posisi perusahaan ini sebagai produsen senapan angin kelas pemula (<i>entry-level</i>) dan pengembangan status dan jangkauan perusahaan ini sebagai produsen senapan angin bermutu berkelas internasional. Dengan kekuatan kapital yang segar, dilakukanlah akuisisi terhadap perusahaan pesaing untuk memperkuat posisi Crosman di tingkat nasional. Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan pembuat kertas target Visible Impact Target Company (Juli 1991) dan terhadap gabungan dua perusahaan yang telah kita baca di atas, yaitu: Benjamin - Sheridan Corporation (Februari 1992).<br />
Saat ini Crosman berhasil mengembangkan usahanya dengan berintikan pada tradisi produksi senapan angin yang bermutu dengan harga yang terjangkau. Crosman berfokus pada senapan angin pompa kelas pemula, sedangkan warisan nama Benjamin diberikan tempat yang mulia pada jajaran senapan angin PCP (<i>pre-charge pneumatic</i>) dan <i>spring (nitro) piston</i> terbarunya. Dan bagi nama Sheridan, paska diskontinyu model C, menjadi nama untuk produk-produk <i>paintball</i> yang dulu sempat digelutinya.<br />
Berbagai produk sampingan juga dimiliki perusahaan ini meliputi perlengkapan kegiatan outdoor seperti tenda, aksesoris berkemah, juga kompor dan lampu gas bertekanan. Crosman juga bertindak sebagai distributor untuk produk-produk senapan angin terkenal dari belahan dunia Eropa seperti Umarex dan ikut mengembangkan divisi memanah (Crosman Archery) serta optik (CenterPoint Precision Optics).<br />
<br />
<b>Benjamin 39X yang Lestari</b><br />
Benjamin 39X (392 dalam kaliber .22" dan 397 dalam kaliber .177") adalah model pengembangan dari model sebelumnya yang diberi nama Benjamin 34X. Benjamin 34X lahir dengan tiga varian berdasarkan laras yang dicangkokannya. Benjamin 340 untuk laras polos atau tidak beralur (<i>smooth bore</i>, untuk BB kaliber .175", diproduksi tahun 1969-1986), 342 untuk kaliber .22" (beralur, diproduksi tahun 1969-1992), dan 347 untuk kaliber .177" (beralur, diproduksi tahun 1969-1977). Senapan ini adalah senapan jenis pneumatik multi pump dengan mekanisme <i>loading </i>mimis di <i>breech </i>(kamar mimis), menggunakan <i>bolt action</i> (grendel) dan <i>knock open</i> <i>hammer valve</i>. Dalam kondisinya yang baik, pada versi senapan kaliber .177" dapat dipompa hingga 8X dan menghasilkan kecepatan hingga 700 fps menggunakan mimis ringan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.177air.com/Benjamin.Franklin.347.177.cal/IMG_6785.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.177air.com/Benjamin.Franklin.347.177.cal/IMG_6785.JPG" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Benjamin 347 yang populer dengan nama "Benjamin Franklin". Suksesor model 317 dan pendahulu model 397. Seri awal memiliki popor depan yang berbentuk seperti gagang sapu warisan model 317. Ciri popor ini menyebabkan senapan itu populer dengan nama "Benyamin Gagang Sapu". </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Benjamin 39X lahir menggantikan seri 34X pada tahun 1992. Seri multi pump ini mewarisi sifat seri berikutnya yaitu single shot, breech loading, mekanisme bolt action dan knock open hammer valve. Beberapa varian di kaliber .22" meliputi:<br />
- 392, multi pump, kecepatan hingga 700 fps dengan finishing hitam;<br />
- 392S, sama seperti 392 namun dengan finishing nickel;<br />
- 392G, menggunakan CO2, kecepatan hingga 500 fps, finishing hitam (1991-1998);<br />
- 392GS, sama seperti 392S dengan finishing nickel (1991-1994);<br />
Sedangkan untuk varian kaliber .177" meliputi:<br />
- 397P, multi pump, kecepatan hingga 750 fps dengan finishing hitam (1992-1994);<br />
- 397PA, sama seperti 397P diproduksi tahun 1995-1998;<br />
- 397S, sama seperti 397P dengan finishing nickel (1992-1994);<br />
- 397C, versi laras pendek dari 397P dengan finishing hitam (1992-1998);<br />
- 397G, menggunakan CO2, kecepatan hingga 600 fps, finishing hitam (1991-1998);<br />
- 397GS, sama seperti 397G dengan finishing nickel (1991-1994).<br />
- 397, multi pump dengan desain popor, picu, dan pengaman picu baru, finishing hitam (1998-sekarang).<br />
<br />
<b>Marking pada Senapan yang Membingungkan</b><br />
Seperti rangkuman di atas, terdapat peristiwa besar saat proyek Benjamin 39X ini digulirkan. Proyek Benjamin 39X ini sejatinya sudah dicanangkan sebelum kepemilikan Benjamin Sheridan diakuisisi oleh Crosman pada tahun 1992. Pada tahun 1991, Benjamin Sheridan 397 dan 392 versi G ataupun GS sudah mulai beredar di pasaran. Versi ini ditenagai oleh kapsul CO2. Kemunculan model ini diikuti oleh beredarnya model multi pump di tahun berikutnya dan tidak (banyak) terpengaruh oleh perubahan kepemilikan perusahaan. Bahkan setelah dimiliki Crosman, proyek Benjamin 39X dibiarkannya tanpa campur tangan hingga tahun 1994.<br />
Untuk mengerti proses transisi dalam perusahaan ini baiklah kita mencermati produksi model 39X dan membaginya menjadi 3 model. Yaitu:<br />
<ol style="text-align: left;">
<li>Model Benjamin (sering disebut juga Benjamin/Sheridan) pada tahun 1991-1994;</li>
<li>Model Transisional, perpindahan pabrik ke East Bloomfield dengan membawa sisa-sisa komponen hasil dari pabrikan yang lama di Racine. Berlangsung pada tahun 1995-1998. Karena panjangnya periode ini dan bercampurnya komponen dari kedua pabrikan ini sehingga tampilan beberapa spesimen senapan tidak konsisten, periode ini sering dibagi lagi menjadi transisional awal (<i>early transitional</i>) dan transisional akhir (<i>late transitional</i>) dengan batasan waktu yang samar.</li>
<li>Model Crosman. Tahun 1998 hingga sekarang.</li>
</ol>
Ciri khas yang melekat pada model era Benjamin terletak pada bodi senapan bagian tabung pompa. Di ujung tabung pompa dekat dengan engsel pompa. Jika pada versi P bagian ini polos, saat memasuki periode transisional pada seri PA maupun GA, terdapat marking seperti yang terlihat di bawah ini. Model dengan label P atau G saja adalah ciri sebelum era transisional terjadi. Produksi pada era Benjamin ini terbilang singkat yaitu hanya berlangsung pada tahun 1992-1994 (1991-1994 untuk senapan versi G/GS yang ditenagai CO2). Seperti diketahui Benjamin dan Sheridan berpusat di Racine, Wisconsin. Namun anehnya untuk mendapatkan manual, pemilik senapan seri PA diminta menghubungi kantornya yang berada di East Bloomfield, New York. Kita ketahui bersama bahwa alamat terakhir adalah tempat di mana markas besar Crosman berada.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLpehBMWAEOoAKd5xybVCbCyiw51BBShkwfF6drG2OYllzzfUp" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="299" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLpehBMWAEOoAKd5xybVCbCyiw51BBShkwfF6drG2OYllzzfUp" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;"><i>Sisi kiri tabung pompa bagian depan yang tidak memiliki marking pada versi P/G. Terutama pada tahun-tahun awal.</i></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i12.photobucket.com/albums/a222/Grantthekiwi/Grantthekiwi7/Grantthekiwi8/Grantthekiwi9/Grantthekiwi10/Grantthekiwi11/Cnv00019387.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="[linked image]" border="0" src="http://i12.photobucket.com/albums/a222/Grantthekiwi/Grantthekiwi7/Grantthekiwi8/Grantthekiwi9/Grantthekiwi10/Grantthekiwi11/Cnv00019387.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Marking yang menandakan model transisional. Alamat East Bloomfield menjadi rumah baru dari Benjamin Sheridan. Diambil dari </span></i></b><span style="color: #990000;"><b><i><a href="http://www.network54.com/Forum/575767/thread/1257142387/Rocker++Safety++Sheridan.">http://www.network54.com/Forum/575767/thread/1257142387/Rocker++Safety++Sheridan.</a></i></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Pada bagian lain yaitu di sisi tangan kanan tabung pompa, berdekatan dengan letak nomor seri, pada model P terdapat tulisan BENJAMIN AIR RIFLE CO - RACINE WI. 53403 U.S.A di mana ini adalah identitas perusahaan Benjamin. Pada seri PA, terutama yang tahun-tahun akhir, marking ini sudah tidak ada (walaupun pada beberapa spesimen awal marking ini masih ada). Hal ini bertepatan dengan mulainya pemindahan fasilitas produksi ke pabrik Crosman di East Bloomfield, New York pada tahun 1994. Bahkan untuk menambahkan kebingungan, terdapat beberapa spesimen terutama dari seri P akhir yang sudah terdapat marking Bloomfield N. Y.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img src="http://s29.postimg.org/d4nhonb3r/IMAG1832.jpg" height="361" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Marking pada seri P atau G masih menyertakan alamat di Racine, Wisconsin. Perhatikan juga kunci pengaman yang masih menggunakan model tarik-dorong di belakang tabung kompresi. Diambil dari <a href="http://www.gatewaytoairguns.org/GTA/index.php?topic=67329.0">http://www.gatewaytoairguns.org/GTA/index.php?topic=67329.0</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><br />
<a href="http://i12.photobucket.com/albums/a222/Grantthekiwi/Grantthekiwi%2021/Cnv00011466.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="[linked image]" border="0" src="http://i12.photobucket.com/albums/a222/Grantthekiwi/Grantthekiwi%2021/Cnv00011466.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Spesimen 397 P tahun 1994 dengan marking BENJAMIN - SHERIDAN BLOOMFIELD N.Y. Diambil dari <a href="http://www.network54.com/Forum/575767/thread/1257142387/Rocker++Safety++Sheridan.">http://www.network54.com/Forum/575767/thread/1257142387/Rocker++Safety++Sheridan.</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada produksi era transisional, ditandai dengan penamaan seri PA, mulai terjadi <i>sharing </i>suku cadang dengan komponen yang dihasilkan di pabrikan yang baru. Itulah mengapa pada seri PA yang baru (late transitional) dibandingkan dengan yang lama (early transitional) bisa ditemukan perbedaan di sektor pelindung picu dan sistem pengaman senapan. Perbedaan lainnya adalah bahan baku kayu yang digunakan oleh senapan ini. Pada era Benjamin, kayu untuk popor masih menggunakan kayu American Walnut yang mulai jarang dan mahal. Pada era Crosman kelak, kayu ini akan digantikan oleh kayu keras lainnya dari Amerika. Maka pada era transisional ini sering tampak ketidaksesuaian antara corak serat dan warna popor depan dengan popor belakangnya.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i196.photobucket.com/albums/aa7/SpencerGaydon/Air%20Guns/Benjamin397_zpsc8868a0e.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://i196.photobucket.com/albums/aa7/SpencerGaydon/Air%20Guns/Benjamin397_zpsc8868a0e.jpg" height="140" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Model late transitional dari seri PA. Pelindung picu dan sistem pengaman telah berubah namun masih menggunakan desain popor dan bahan kayu yang lama. Diambil dari <a href="http://www.gatewaytoairguns.org/GTA/index.php?topic=40507.0">http://www.gatewaytoairguns.org/GTA/index.php?topic=40507.0</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah era Benjamin lama berakhir dan sisa material produksi yang dihasilkan dari pabrik lama telah habis, maka berakhirlah periode dan model transisional di mana Crosman mulai mengambil alih desain model 392/7 ini dan memproduksi semuanya di pabriknya di East Bloomfield. Mulai saat itu model senapan ini dipasarkan tanpa tambahan keterangan P atau G lagi. Masa ini dimulai tahun 1998 yang ditandai dengan penggunaan desain popor baru yang diseragamkan dengan Model C milik Sheridan dan penggunaan pelindung trigger juga sistem pengaman baru yang mulai mengadopsi penggunaan plastik.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img src="http://www.pnevmach.ru/wp-content/uploads/2010/05/397.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Model 392 dan 397 di periode Crosman.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kualitas dari produksi era sebelum Crosman dianggap lebih superior dibandingkan era setelahnya. Bahan baku yang lebih premium pada era Crosman mulai digantikan dengan materi yang lebih murah. Hal ini untuk menyesuaikan dengan filosofi perusahaan dan target pasar yang dituju oleh Crosman. Memperhatikan detail yang ada dapat membantu para kolektor untuk menentukan nilai senapan yang mereka miliki.<br />
Lalu bagaimana cara mengetahui tahun produksi senapan ini? Pada Model 39X ini sudah menganut sistem penomoran yang mudah untuk dimengerti. Perhatikan 3 digit pertama dari nomor seri senapan di mana digit nomor satu adalah bulan pembuatan dan digit nomor dua lalu tiga adalah tahun pembuatan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i12.photobucket.com/albums/a222/Grantthekiwi/Grantthekiwi%2021/Cnv00011468.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="[linked image]" border="0" src="http://i12.photobucket.com/albums/a222/Grantthekiwi/Grantthekiwi%2021/Cnv00011468.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Nomor seri ini sedikit membingungkan karena dimulai dengan angka 0. Namun dua digit berikutnya dapat dipahami bahwa senapan ini diproduksi pada tahun 1994. Dan memang sesuai periodenya karena senapan ini adalah seri 397 P yang berakhir pada tahun itu. Diambil dari <a href="http://www.network54.com/Forum/575767/thread/1257142387/Rocker++Safety++Sheridan.">http://www.network54.com/Forum/575767/thread/1257142387/Rocker++Safety++Sheridan.</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Penutup</b><br />
Benjamin 392/7 adalah suatu model senapan yang lahir dalam era perubahan besar dalam industri senapan angin Amerika Serikat. Era yang bercerita kepada kita tentang bagaimana suatu label besar dalam industri ini bisa ditelan oleh label lain yang lebih kuat. Benjamin 392/7 laksana monumen peristiwa ini. Monumen peringatan bahwa suatu hasrat besar untuk memproduksi produk bermutu dapat mendatangkan laba besar bagi sang pemilik hasrat, karena kualitas yang diciptakannya itu bisa mengundang minat para pebisnis untuk mendulang uang di dalamnya. Atau dalam cara pandang lain kisah Benjamin adalah suatu ajakan untuk memiliki suatu hal yang berharga, jikalau memang ada kesempatan. Karena mungkin semuanya tidak dapat berulang dengan cara dan bentuk yang sama suatu saat nanti. Tidak heran beberapa kolektor senapan angin memiliki model ini lebih dari satu.<br />
Berikutnya saya akan mencoba mengulas senapan Benjamin 397 yang saya miliki. Semoga bermanfaat. Terbuka untuk pertanyaan dan masukan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-47746398824091545482014-08-21T16:52:00.000+07:002014-08-21T16:52:00.542+07:00Referat: MOA, Mil, dan Mil Dot pada Rifle Scope. Apa Kegunaannya?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Rifle scope tidak dapat dipungkiri adalah alat bidik terpopuler saat ini untuk mendampingi keberadaan senapan. Dalam kodratnya untuk mempermudah dalam menembak maupun sekedar mempercantik tampilan senapan, ada baiknya saya mengenal lebih baik lagi fitur dari suatu rifle scope. Salah satu yang membuat kebanyakan dahi berkerut saat mengamati rifle scope adalah angka-angka di balik knob pengaturan suatu rifle scope.<br />
Kebanyakan dari penembak pemula seperti saya akan segera melewati bagian yang rumit ini dan segera mencari jarak ternyaman untuk menempatkan lubang mimis tepat di bagian tengah <i>cross hair</i>. Asumsinya dalam penggunaan di lapangan tidak ada yang terlalu peduli bagaimana dan di mana suatu mimis akan mendarat nantinya. Karena jarak yang dipergunakan dalam perburuan terlalu dekat untuk variasi jatuhnya mimis dan ukuran sasaran terlalu besar. Matematika rasanya tidak terlalu bermanfaat di dunia nyata.<br />
Namun berbeda adanya jika seorang penembak ikut serta dalam suatu kompetisi menembak dengan jarak yang sudah ditentukan seperti kompetisi<i> metal silhouette.</i> Tidak ada salahnya jika saya belajar sedikit sebelum nantinya ada kesempatan untuk memraktikannya.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://truthaboutguns-zippykid.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2011/12/P1110043-1024x684.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="427" src="http://truthaboutguns-zippykid.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2011/12/P1110043-1024x684.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sebuah rifle scope dengan mil dot reticle.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<b>Matematika Lagi</b><br />
Seorang yang sebentar saja berkecimpung di dunia perbedilan segera saja familiar dengan istilah MOA maupun Mil. Istilah ini memang akrab dalam dunia balistik terutama di kalangan penembak yang menggunakan rifle scope. Sedikitnya seseorang perlu mengetahui satuan ini karena kebanyakan rifle scope menggunakan istilah atau satuan ini.<br />
Istilah MOA maupun Mil adalah satuan angular. Berbeda dengan satuan linear yang tetap untuk setiap jarak, satuan angular berbeda-beda tergantung jarak yang digunakan. Panjang linear yang didapatkan menggunakan pada suatu MOA atau Mil meningkat sesuai jauhnya jarak. Sebagai contoh adalah jikalau suatu benda terukur 1 MOA pada jarak 100 yards memiliki panjang 1 inchi, maka pada jarak 200 yards benda yang terukur 1 MOA tersebut sebenarnya memiliki panjang nyata 2 inchi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-nMtZF7nEQc0/U_OhIpGlGhI/AAAAAAAABdU/cxMLqSWrITE/s1600/moa_2-300x225.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-nMtZF7nEQc0/U_OhIpGlGhI/AAAAAAAABdU/cxMLqSWrITE/s1600/moa_2-300x225.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Perbedaan panjang linear pada satu MOA di berbagai jarak.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
MOA adalah singkatan dari <i>minute of angle</i>. Bayangkan suatu lingkaran dengan penembak berada di pusatnya. Suatu lingkaran terdiri dari 360 derajat (<i>angle</i>) dan setiap 1 derajat terdiri dari 60 menit (<i>minute</i>). Maka sebuah lingkaran terdiri dari 360X60=21,600 menit.<br />
Bagaimana pengetahuan ini dapat berguna bagi kita? Baiklah kita memasuki dunia kelam ala pancanaka-airgun yang penuh dengan konsep dan rumus-rumus menyebalkan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.slhuang.com/blog/wp-content/uploads/2014/07/247px-Radian_Angle_Definition.svg_.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Here, theta is the angle, r is the radius (imagine the pie slice as a sector of a circle with radius r), and s is the length of the arc." border="0" src="http://www.slhuang.com/blog/wp-content/uploads/2014/07/247px-Radian_Angle_Definition.svg_.png" height="200" width="188" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Sesuai dengan persamaan:<br />
<br />
<img alt="s = \theta r" src="http://s0.wp.com/latex.php?latex=s+%3D+%5Ctheta+r&bg=ffffff&fg=000&s=0" /><br />
<br />
Dimana: s: adalah panjang busur; <span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">θ (baca <i>tetha</i>): adalah sudut dalam radian; r: adalah jari-jari lingkaran.</span></span><br />
<br />
Maka kita dapat menentukan panjang s jika kita mengetahui panjang r (jari-jari lingkaran atau dalam hal ini adalah jarak tembak) dan sudut yang dibentuk dari dua obyek yang ditentukan. Tentu saja dalam hal ini kita mengukur panjang suatu kurva atau busur. Sedangkan jarak yang kita hendak ketahui adalah jarak sebenarnya yaitu jarak tali busurnya. Namun praktisnya nilai keduanya dalam penggunaan sudut yang sangat kecil bisa dikatakan sama. Karena jika kita bermain dengan sudut yang sangat kecil yaitu 1 MOA atau 1/60 derajat, perbedaan panjang antara busur yang kita ukur dan panjang riil tali busur yang kita ingin ketahui hanya berselisih 10 pangkat -7.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.slhuang.com/blog/wp-content/uploads/2014/07/arcchord.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.slhuang.com/blog/wp-content/uploads/2014/07/arcchord.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada persamaan di atas kita akan mengukur panjang busur (bewarna merah). Sedangkan panjang riil yang hendak diketahui adalah panjang tali busur (bewarna biru). Pada sudut yang kecil, misalnya 1 MOA selisih keduanya sangatlah kecil dan dapat diabaikan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Untuk membayangkan konsep MOA saya mengutip salah satu contoh penggunaannya. Dalam dunia menembak jarak 100 yards adalah jarak yang istimewa. Dalam jarak 1 yards ini satu MOA memiliki jarak riil sebesar 1 inchi. Nilai ini didapatkan dari persamaan di atas.<br />
<br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;">Diketahui </span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;">1 MoA = 1/60 derajat</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;">Ï€ (baca pi)= <o:p></o:p><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 30px; white-space: nowrap;">3.14159265359</span></span></div>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;">Maka:</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-c2pAUSSFBvQ/U_QhKBNvhJI/AAAAAAAABdw/Xqih70CCIfk/s1600/Untitled.bmp" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-c2pAUSSFBvQ/U_QhKBNvhJI/AAAAAAAABdw/Xqih70CCIfk/s1600/Untitled.bmp" height="141" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;">1 yard = 36 inchi</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;">0.0290888209 x 36 = 1.0471975524 inchi atau dibulatkan menjadi 1 inchi</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dengan mengetahui hal tersebut berarti saat ini kita tahu bahwa sebuah benda yang diukur memiliki panjang 1 MOA pada jarak 100 yards berarti memiliki panjang riil 1 inchi. Atau sama dengan 2 inchi pada jarak 200 yards. Dan untuk penggunaan senapan angin yang memiliki jarak jelajah yang lebih dekat berarti 1 MOA memiliki panjang riil 0.5 inchi pada jarak 50 yards, 0.25 inchi pada jarak 25 yards, demikian seterusnya. Jadi saat ini kita telah memiliki jembatan keledainya dan bisa melupakan semua rumus-rumus di atas. </span><br />
<span style="font-family: inherit;">Di bawah ini adalah perbandingan nilai riil perhitungan dan nilai yang menggunakan jembatan keledai (<i>rule of thumb</i>).</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-BijHYAolnIE/U_RRzok72XI/AAAAAAAABeA/A1Gg2PISR7o/s1600/rule%2Bo%2Bthumb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-BijHYAolnIE/U_RRzok72XI/AAAAAAAABeA/A1Gg2PISR7o/s1600/rule%2Bo%2Bthumb.jpg" height="369" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Perbedaan panjang 1 MOA menggunakan jembatan keledai (rule of thumb) dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Sangat kecil pada cakupan jarak senapan api namun signifikan pada senjata api. Diambil dari: <a href="http://www.slhuang.com/blog/2014/07/19/guns-and-math-does-1-moa-really-equal-1-inch-at-100-yards/">http://www.slhuang.com/blog/2014/07/19/guns-and-math-does-1-moa-really-equal-1-inch-at-100-yards/</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: inherit;"><b>1/4 MOA atau 1/4 Inchi?</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Apa yang tertulis pada rifle scope anda? Sering kali kita mengabaikan tulisan itu. Setidaknya saya pun begitu sampai saya mulai menyusun artikel ini.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-1YwxyVH2M3s/U_W7zzKSF5I/AAAAAAAABe8/LfXlvRNVIQg/s1600/IMG-20140821-02178.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-1YwxyVH2M3s/U_W7zzKSF5I/AAAAAAAABe8/LfXlvRNVIQg/s1600/IMG-20140821-02178.jpg" height="333" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Scope yang kiri menunjukkan 1 click = 1/4 MOA sedangkan yang kanan menunjukkan 1 click = 1/4". Apa maknanya?</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Pada scope yang tertulis 1/4 MOA per click menandakan scope itu akan bergeser sejauh 0.2618 inchi pada jarak 100 yards. Sedangkan pada scope dengan marking 1/4 inchi per click menandakan scope itu dikalibrasi bukannya untuk mengikuti MOA namun benar-benar sejauh 1/4 inchi pada 100 yards (atau 0.25 inchi). Scope dengan kalibrasi seperti ini disebut sebagai SMOA atau Shooter MOA. Ya, Penembak tidak ingin dipusingkan dengan banyaknya digit di belakang titik saat menembak bukan?</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Pada senapan angin, dengan daya jelajah yang terbatas, hal ini tidak menjadi masalah karena pada jarak 50 yards keduanya hanya berselisih 0.0236 inchi. Sangat kecil karena hanya berselisih 0.6 cm. Kondisi ini tidak terlalu berpengaruh pada senapan angin karena akurasi mimis pada jarak 50 yards pun masih lebih luas <i>grouping</i>-nya melebihi 0.6 cm. Namun pada penggunaan senjata api, pada jarak 1000 yards dapat memberi perbedaan signifikan antara tepat sasaran ataupun meleset.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><b>Bagaimana dengan Mil?</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Mil adalah istilah yang lahir belakangan dan populer setelah MOA. Mil atau sering disebut sebagai milliradian sendiri adalah satuan angular juga. Terdapat 6.2832 radian dalam suatu lingkaran (2</span>Ï€)<span style="font-family: inherit;"> . Dalam satu radian terdapat 1,000 Mil. Jadi dalam suatu lingkaran terdapat 6,283.2 Mil. Jika dihubungkan dengan MOA, satu lingkaran yang sesuai dengan penjelasan di atas terdiri dari 21,600 MOA. Maka satu Mil terdiri dari 12,600 MOA/6,238.2 Mil yaitu 3.4377 MOA/Mil. Artinya pada jarak 100 yards satu mil memiliki panjang 3.4377X1.0472 yaitu 3.599 inchi. Okay, di sini anda menjadi bertambah bingung bukan?</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Suatu satuan dirancang pasti memiliki maksud tertentu. Penggunaan Mil sangat membantu pada orang yang terbiasa dengan satuan metric. Bagi yang tidak terbiasa menggunakan satuan seperti yards dan inchi akan lebih menyenangkan melakukan perhitungan dengan menggunakan Mil. </span><br />
Satu Mil sendiri pada penggunaan praktis sangatlah besar. Biasanya Mil di rifle scope untuk kepentingan pengaturan akan dipecah lagi menjadi satuan 1/10 Mil. Di sini keajaibannya dimulai.<br />
Pada jarak 100 yards 1 click pada scope yang menganut 1/10 Mil per click akan bernilai 0.359 inchi. Jika 100 yards diubah menjadi 100 meter maka nilai itu akan sedikit lebih besar. 1/10 Mil pada pada jarak 100 meter akan menjadi 0.359 X 1.09361= 0.393 inchi atau 0.997 cm. Bulatkan menjadi 1 cm maka dapatlah suatu satuan yang familiar bagi kita. Jadi 1/10 Mil memberi pergeseran sejauh 1 cm pada jarak 100 meter. Atau 0.5 cm pada 50 meter, 0.25 cm pada 25 meter dan seterusnya. Lebih mudah dibayangkan bagi saya.<br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><b>Penerapan dalam Menentukan Jarak Target</b></span><br />
Sampai saat ini kita sudah mengetahui konsep untuk satuan yang familiar tersebut. Saat ini saya akan mulai memberi catatan tentang penggunaannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-4X4vWQfx9gw/U_TklluSG0I/AAAAAAAABeQ/R5XGSEFN5Hw/s1600/mildot%2Breticle.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-4X4vWQfx9gw/U_TklluSG0I/AAAAAAAABeQ/R5XGSEFN5Hw/s1600/mildot%2Breticle.jpg" height="301" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Reticle mil dot generasi awal.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.mil-dot.com/media/1167/mil_dot_chart.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.mil-dot.com/media/1167/mil_dot_chart.gif" height="301" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Reticle mil dot yang populer saat ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://8541tactical.com/images/armymildot.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://8541tactical.com/images/armymildot.gif" height="320" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Ukuran dan jarak spasi antara titik Mil dari reticle mil dot. Perbedaan intepretasi dapat mempengaruhi hasil perhitungan dan akhirnya berdampak pada akurasi. Satu Mil diukur dari tengah-tengah kedua titik. Ukuran titik itu sendiri berjarak 0.2 Mil.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Setelah kita mengetahui konsep di atas kita bisa menggunakan scope mil dot ini untuk menentukan jarak tembak. Kita sudah mengetahui bahwa pada jarak 100 meter, 1/10 Mil memiliki panjang 1 cm. Dengan kata lain pada jarak 100 meter 1 Mil memberi panjang 10 cm. Bagaimana bila kita hendak menentukan jarak tembaknya? Untuk menentukan hal ini kita memerlukan suatu benda yang sudah diketahui ukurannya. Misalkan seorang pria setinggi 1.6 meter berdiri menempati jarak 8 mil di scope kita. Berapa jarak antara pengamat dengan orang tersebut?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Kembali ke matematika</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Diketahui tinggi pria di dalam scope sejauh 8 Mil. Artinya pada jarak 100 meter 8 Mil akan memiliki tinggi 0.8 meter. Jadi bila seorang pria memiliki tinggi 1.6 meter menempati 8 Mil. Jarak pria tersebut:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-wQJX4QKt-JA/U_T_COycSPI/AAAAAAAABeg/Oi9B6XaZA7I/s1600/case%2B1.bmp" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-wQJX4QKt-JA/U_T_COycSPI/AAAAAAAABeg/Oi9B6XaZA7I/s1600/case%2B1.bmp" height="93" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Jika hal di atas terlalu memusingkan terdapat rumus cepat dan akan memberikan hasil yang sama.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-WbTxfIpAkmM/U_UACal8toI/AAAAAAAABes/M5WWJm02dTw/s1600/formula%2Brange%2Bestimation.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-WbTxfIpAkmM/U_UACal8toI/AAAAAAAABes/M5WWJm02dTw/s1600/formula%2Brange%2Bestimation.jpg" height="250" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;"><i>Rumus cepat perhitungan jarak menggunakan reticle mil dot. Diambil dari: <a href="http://8541tactical.com/range_estimation.php">http://8541tactical.com/range_estimation.php</a></i></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sesuai rumus di atas:<br />
<div>
(1.6 meter) x 1,000 / 8 = 200 meter.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><i>Kentucky Windage </i>dan <i>Arkansas Elevation</i></b></div>
<div>
Salah satu kegunaan lain dari pengetahuan mengenai scope adalah menentukan titik bidik. Memang menembak dengan cross hair sebagai pusat bidikan adalah cara yang paling nyaman dan akurat. Namun seringkali kita tidak bisa dengan cepat memutar knob pengaturan scope kita untuk menyesuaikan titik bidik pada sasaran yang berbeda jaraknya. Cara paling praktis adalah mengubah titik bidik kita langsung pada reticlenya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Contoh kasus</i></div>
<div>
Pada saat menembak sasaran di jarak 25 meter, mimis ternyata turun sebanyak 2.5 cm. Berapa Mil saya harus mengangkat titik bidik saya supaya perkenaan mimis tepat pada sasaran.</div>
<div>
<i>Dengan mengetahui mimis turun 2.5 cm pada jarak 25 meter berarti saya tahu bahwa cross hair saya berselisih satu Mil ketinggiannya. Maka saya angkat titik bidik saya sejauh 1 Mil dan membidik dengan titik bidik tepat di pusat Mil Dot yang bawah.</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Cara ini populer dengan nama<i> Arkansas elevation</i> atau juga <i>hold over</i> atau <i>hold under</i>. Pada cara ini penembak tidak melakukan perubahan pada setting scope, alih-alih mereka menyesuaikan titik bidik pada reticle untuk menyesuaikan jarak tembaknya. Lebih cepat dengan akurasi yang relatif. Tergantung kemampuan penembak dan tentunya latihan. Istilah lain untuk menyesuaikan titik bidik pada bidang horisontal adalah <i>Kentucky windage</i>. Kemampuan ini secara intuitif biasa dilakukan oleh pemburu di lapangan. Namun mengetahui dasar dan tentunya mampu melakukan perhitungan yang tepat akan meningkatkan kesempatan mengenai sasaran dengan tepat.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
<b>Sudah Merasa Siap? </b></div>
<div>
Saat ini saya sudah merasa tidak sabaran untuk mencobanya. Namun pertanyaan timbul. Pada perbesaran scope berapakah segala macam perhitungan di atas dapat dilakukan? Karena kebanyakan dari scope saya miliki kekuatan perbesaran lensa yang variabel. Masalahnya pada perbesaran yang lemah, mil dot akan terlihat relatif lebih kecil dibandingkan obyek yang terlihat. Dan pada perbesaran yang kuat, mil dot terlihat relatif lebih besar dari obyek yang terlihat. Jadi pada perbesaran berapakah mil dot dapat digunakan dan memberikan hasil perhitungan yang riil?</div>
<div>
Reticle pada scope sebenarnya bisa terletak pada dua buah bidang. Berdasarkan letak reticle ini, scope dibagi menjadi dua jenis. Yaitu FFP dan SFP.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://demigodllc.com/~zak/tmp/scope.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://demigodllc.com/~zak/tmp/scope.jpg" height="336" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Penampang sebuah rifle scope. Perhatikan letak reticle pada bidang fokus (focal plane). FFP terletak di bidang pertama sedangkan SFP terletak di bidang fokus kedua.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
FFP adalah singkatan dari<i> first focal plane</i>. Scope jenis ini adalah scope yang mahal (<i>high-end</i>) dan memiliki keunggulan dapat memberi pengukuran yang akurat pada setiap daya perbesaran lensa. Ciri scope ini adalah pada perbesaran yang kuat, mil dot pada reticle akan ikut membesar. Begitu juga sebaliknya.</div>
<div>
Sedangkan SFP adalah singkatan dari <i>second focal plane</i>. Scope jenis ini adalah scope yang biasa sehari-hari kita temukan. Cirinya adalah reticle dan mil dot tidak akan berubah-ubah ukurannya pada saat kita melakukan perubahan pada daya perbesaran lensa. Scope jenis ini hanya di-setting untuk dapat melakukan perhitungan yang riil pada satu daya perbesaran. Banyak yang mengatakan perhitungan riil dapat dilakukan pada perbesaran yang paling kuat. Pernyataan ini harus dibuktikan kebenarannya.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://precisionrifle.files.wordpress.com/2013/03/front-focal-plane-vs-second-focal-plane-rifle-scope-reticle.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://precisionrifle.files.wordpress.com/2013/03/front-focal-plane-vs-second-focal-plane-rifle-scope-reticle.jpg" height="429" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Perbedaan pandangan menggunakan scope FFP dan SFP. Pada scope FFP, reticle akan membesar sebanding dengan daya perbesaran yang digunakan. Pada scope SFP reticle tidak ikut membesar pada penguatan daya perbesaran.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<div>
</div>
<div>
<b><br /></b>
<b>Memeriksa Skala Reticle</b></div>
<div>
Hal terutama sebelum menggunakan reticle mil dot dengan daya perbesaran variabel untuk memperkirakan jarak adalah mengetahui pada perbesaran mana reticle ini dikalibrasi. Caranya adalah dengan menggunakan kertas target yang telah ditetapkan ukurannya. Gunakan jarak yang terukur pasti dengan alat ukur yang terpercaya. Misalkan ambil jarak 12.5 meter terukur dari lensa obyektif menuju permukaan target. Gambar garis vertikal dengan spidol <i>marker </i>yang dapat terlihat jelas. Gunakan mistar yang akurat untuk memberi garis horisontal setiap 1.25 cm. Beri tanda dengan teliti dan hati-hati. Lalu terawang melalui scope tersebut dan carilah pada perbesaran mana setiap garis horisontal yang telah dibuat tadi membelah titik-titik mil dot tepat di tengahnya. Bila setiap garis yang telah dibuat tadi berpotongan tepat di tengah mil dot, maka pada perbesaran tersebutlah scope dikalibrasi oleh produsennya.</div>
<div>
Jadi bila kita benar-benar membutuhkan cara menentukan jarak dan tidak memiliki <i>range finder</i>, scope dengan perbesaran yang telah kita ketahui tadi masih dapat diandalkan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Kesimpulan</b></div>
<div>
Istilah MOA maupun Mil adalah satuan angular.</div>
<div>
Satu MOA memiliki jarak 1 inchi (tepatnya 1.0472 inchi) pada jarak 100 yards.</div>
<div>
Satu Mil memiliki jarak 10 cm (tepatnya 9.97 cm) pada jarak 100 meter.</div>
<div>
Scope dengan reticle mil dot terdiri dari dua macam berdasarkan letak reticle-nya. Yaitu FFP dan SFP.</div>
<div>
Pengetahuan mengenai reticle dapat membantu dalam menentukan jarak tembak dan mengoreksi titik bidik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
<div>
</div>
</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-6549035310685961202014-08-07T12:55:00.001+07:002015-04-05T22:25:54.117+07:00Apakah Rifle Scope Saya Akurat?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Tidak terasa sudah 1 tahun blog ini bergulir. Telah banyak pengetahuan saya dapatkan dari dunia yang dahulu asing bagi saya dan rasanya akan terus bertambah walaupun akhir-akhir ini dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi. Bagaimanapun senapan angin telah mengisi hidup saya dengan keasyikan dan pertemanan baru. Terus mencatat dan membagikan apa yang saya miliki adalah harapan dan komitmen saya.<br />
<br />
Pada posting kali ini saya ingin memraktikan apa yang saya dapati mengenai topik alat bidik. Dalam posting kali ini saya akan mencakup hal-hal di bawah ini:<br />
<i>- BSA Essential AR27X32 Air Rifle Scope</i><br />
<i>- Mengetahui akurasi rifle scope</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Oin82neuWok/U-MLR33k1_I/AAAAAAAABdE/JqQ1b1oXQf0/s1600/bsa-27x32.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-Oin82neuWok/U-MLR33k1_I/AAAAAAAABdE/JqQ1b1oXQf0/s1600/bsa-27x32.jpg" height="476" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">BSA AR27X32 Air Rifle Scope yang asli.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<i><br /></i>
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b><i>Tentang BSA Essential AR27X32 Air Rifle Scope</i></b><br />
<i>Scope</i> ini sendiri aslinya adalah scope yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pengguna senapan angin di medan perburuan. Desain yang <i>compact</i> dan ringan, perbesaran yang cukup untuk kecepatan mendapatkan sasaran, fitur lensa obyektif yang dapat diatur <i>(Adjustable Objective</i>, AO atau<i> parallax setting</i>), serta ketahanan terhadap <i>recoil</i>, benturan ataupun embun adalah fitur-fitur yang dibutuhkan dan saya sukai dalam perburuan menggunakan senapan (per) berkekuatan besar.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-IQICNoi03lA/U-MFS0jBY9I/AAAAAAAABcM/sXQ0jzg3JFk/s1600/IMG-20140807-02152.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-IQICNoi03lA/U-MFS0jBY9I/AAAAAAAABcM/sXQ0jzg3JFk/s1600/IMG-20140807-02152.jpg" height="211" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Bertengger di atas Walther LGV Master dengan mounting sejuta umat Marcool two pieces rendah. Dengan OD tabung 26 mm, muat dengan mounting berdiameter 1".</span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Aslinya scope ini dihargai sekitar $ 70 (harga bervariasi dari berbagai situs). Saya mendapatkan scope ini di toko langganan saya "hanya" dengan harga Rp. 550,000 ditambah keraguan tentang keasliannya. Kita mengetahui bersama banyak sekali merk-merk besar di industri ini yang ditiru di Tiongkok dan diperjualbelikan dengan harga murah di negeri ini. Namun kali ini saya tidak peduli dengan masalah keaslian. Asalkan enak dipakai, fungsional, dan murah semoga bisa mengisi kekosongan di koleksi scope berburu saya sejak ditinggalkan scope Hawke Sport HD milik saya. Lagipula di negeri ini tidak ada jaringan purna jual yang melayani komplain scope impor yang mahal sekalipun. Dan memang scope ini tidak asli karena aslinya scope ini menggunakan <i>reticle duplex</i> bukannya <i>mildot</i>. Belum lagi beragam detail dan kelengkapan seperti kemasan yang tidak meyakinkan.<br />
Secara umum paket ini dikemas dalam kemasan karton yang kurang mengundang selera. Paket disertai tutup lensa berulir yang saya kurang sukai karena alasan kepraktisan penggunaan di lapangan, kain pembersih lensa, kunci L, dan tentunya<i> booklet manual</i> seadanya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ULzMT1d6jH4/U-MFt_cObWI/AAAAAAAABcU/IKgPWFZUsec/s1600/IMG-20140807-02160.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-ULzMT1d6jH4/U-MFt_cObWI/AAAAAAAABcU/IKgPWFZUsec/s1600/IMG-20140807-02160.jpg" height="195" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Kemasan scope yang terkesan murah karena hanya terbuat dari sejenis karton tipis. Berbeda dengan aslinya.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Scope replika ini sendiri memiliki reticle mildot. Yang adalah nilai tambah tersendiri dibandingkan produk aslinya. Sesuai namanya, scope ini memiliki perbesaran 2 hingga 7X menggunakan lensa obyektif berdiameter 32 mm. Termasuk dalam keluarga BSA Essential, scope ini mewarisi fitur ketahanan recoil dan knob pengaturan windage dan elevation yang memudahkan penggunaan dengan dua jari. Knob ini terlindungi dalam tutup yang berulir.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-HDf1tUzFUXI/U-MGMLyFmAI/AAAAAAAABcc/ZtljzKYh0gM/s1600/IMG-20140807-02159.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-HDf1tUzFUXI/U-MGMLyFmAI/AAAAAAAABcc/ZtljzKYh0gM/s1600/IMG-20140807-02159.jpg" height="283" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Knob pengaturan windage dan elevation yang terlindung dalam tutup berulir. Di atasnya tertulis 1 click setara 1/4" yang akan saya uji keakuratannya.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ketajaman pandangan menggunakan scope ini cukup jernih dan fokus reticle sangat baik pada jarak<i> eye relief</i> yang disarankan (3 inchi). Fokus didapatkan cukup cepat walaupun lapang pandang tidak terlalu luas karena ketebatasan diameter lensa obyektif. Secara umum saya menyukai fungsionalitas dan kompaknya desain scope ini walaupun ketajaman dan luas pandangan scope ini tidak sebaik Hawke Sport HD milik saya. Dengan berat 450 gram, scope ini tidak semakin menyiksa bobot keseluruhan senapan yang dijinjing.<br />
<br />
<b><i>Akurasi Rifle Scope</i></b><br />
Menilai akurasi sebuah rifle scope berarti kita menilai bagaimana komponen pengaturannya bekerja dengan akurat. Dalam hal ini adalah bagaimana pengaturan <i>windage</i> dan <i>elevation</i> scope itu bekerja sesuai dengan fungsinya. Untuk menguji akurasi scope ini saya menggunakan Walther LGV Master dengan mimis Crosman Premier Heavy kemasan karton. Walaupun bukan pasangan terbaiknya, namun kombinasi keduanya sudah cukup untuk pengujian ini. Sebenarnya saya lebih menyukai kombinasi mimis Beeman Kodiak maupun RWS Supermag untuk senapan ini. Namun stok kedua mimis itu cukup terbatas kali ini.<br />
Untuk menguji keakuratan knob pengaturan scope, saya menggunakan jarak 12 meter. Saya menggunakan jarak ini karena jarak ini adalah jarak terjauh yang saya miliki untuk menembak di dalam ruangan. Menembak di dalam ruangan membantu saya meminimalkan pengaruh hembusan angin terhadap akurasi. Senapan ini sendiri sangat akurat untuk jarak ini menggunakan RWS Supermag dan dapat menghasilkan grouping nyaris satu titik. Senapan ini juga dipilih karena senapan ini adalah jenis senapan per yang memiliki recoil yang jinak untuk tenaga yang besar. Semoga scope ini bisa bertahan menghadapi recoil senapan ini sesuai dengan kodrat scope aslinya.<br />
Untuk pemahaman terhadap metoda pengujian, silahkan perhatikan ilustrasi di bawah ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-3EsfjkPkg9g/U-JuZJ8AuKI/AAAAAAAABb8/yVgvYnJA-A0/s1600/Untitled.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-3EsfjkPkg9g/U-JuZJ8AuKI/AAAAAAAABb8/yVgvYnJA-A0/s1600/Untitled.jpg" height="251" width="400" /></a></div>
<br />
1. Untuk menguji akurasi pengaturan windage dan elevation scope kita memerlukan satu titik acuan saja. Dalam hal ini titik A adalah titik bidik yang akan dipergunakan selama pengujian. Titik A ini bisa saja adalah titik <i>zero</i> mimis yang kita gunakan, namun saya memilih untuk tidak benar-benar zero di titik bidik karena jika titik bidik telah ditutupi oleh lubang tumbukan, maka akan sulit bagi kita untuk menentukan titik bidik. Lakukan tembakan lebih dari satu untuk melihat pusat <i>grouping</i> berada.<br />
2. Setelah grouping awal terbentuk maka geser knob elevation dan windage ke arah atas dan kiri (Langkah B). Karena jarak yang saya gunakan cukup dekat yaitu 12 meter dan 1 click hanya bernilai 1/4" maka saya harus memutar cukup jauh untuk mendapatkan jarak yang signifikan. Dalam percobaan ini saya gunakan 30 click ke atas dan ke kiri. Setelah knob <i>turret</i> diputar lakukan tembakan menggunakan titik bidik yang sama untuk membentuk grup yang kedua.<br />
3. Putar kembali knob kali ini ke bawah ( langkah C) sebanyak dua kali jarak elevation yang pertama. Dalam hal ini saya gunakan putaran ke arah bawah sebanyak 60 click. Lakukan kembali tembakan dengan titik bidik yang sama. Kali ini grouping akan bergeser ke arah kiri bawah.<br />
4. Putar lagi knob ke arah kanan (langkah D) sebanyak dua kali jarak windage pertama. Dalam hal ini saya memutar ke arah kanan sebanyak 60 click. Lakukan kembali tembakan dengan titik bidik yang sama. Grouping akan berada di kanan bawah.<br />
5. Putar lagi knob ke arah atas (langkah E) sebanyak dua kali jarak elevation sebelumnya. Sekarang saya memutar ke atas sebanyak 60 click. Lakukan tembakan dengan titik bidik yang sama. Grouping akan berpindah ke kanan atas.<br />
6. Untuk langkah terakhir (langkah F) windage dan elevation akan dikembalikan lagi ke posisi awal. Knob windage diputar 30 click ke arah kiri dan knob elevation diputar 30 click ke arah bawah. Pada tembakan dengan titik bidik yang sama akan didapatkan grouping jatuh pada posisi awal.<br />
<br />
<b><i>Penilaian Akurasi Rifle Scope</i></b><br />
Dengan metoda pengukuran ini kita akan mendapatkan data yang berharga. Yaitu:<br />
1. Pada scope yang akurat, langkah terakhir akan menempatkan mimis pada posisi yang sama pada grouping awal.<br />
2. Scope dengan pengaturan yang akurat akan membentuk suatu bidang persegi dengan ke-empat sudutnya dibentuk oleh grouping lubang tumbukan mimis.<br />
3. Scope yang baik terdapat kesesuaian antara jumlah click dengan pergeseran titik tumbuk yang didapatkan. Dalam hal ini panjang sisi persegi sesuai dengan perhitungan jarak berdasarkan klaim click yang tertulis.<br />
<br />
Mari kita analisis bersama data yang saya dapatkan. Di bawah ini gambar dari hasil tembakan saya hari itu. Perbesaran yang saya gunakan sebesar 7X. Maksudnya untuk benar-benar melihat potensi ketahanan scope ini terhadap hentakan senapan. Sejauh ini scope ini sudah bertahan melewati 500 butir mimis.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-zFW5QnCQ48E/U-MGsgZ77AI/AAAAAAAABck/z0sNVC7b5eg/s1600/IMG-20140807-02161.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-zFW5QnCQ48E/U-MGsgZ77AI/AAAAAAAABck/z0sNVC7b5eg/s1600/IMG-20140807-02161.jpg" height="318" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Grouping yang tidak fenomenal hari itu. Hasil grouping tampak persegi dan grouping terakhir jatuh kembali di pusat bidang persegi. Abaikan grouping pada pukul 9 yang disebabkan karena keraguan saya terhadap cukupnya jumlah click.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-LAXhoxRZg5Q/U-MIR8AasDI/AAAAAAAABc4/XdImblamROM/s1600/IMG-20140807-02156.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-LAXhoxRZg5Q/U-MIR8AasDI/AAAAAAAABc4/XdImblamROM/s1600/IMG-20140807-02156.jpg" height="270" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b><i>Perbesaran saya atur pada kekuatan maksimal yaitu 7X.</i></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dari pengujian saya hari itu saya dapatkan grouping terakhir tepat jatuh pada tempat yang sama pada grouping awal. Hal ini menunjukan bahwa pengaturan scope ini akurat. Berikutnya panjang ke-empat sisinya sama yang mana hal ini menandakan setiap click pada scope ini akurat dan presisi. Untuk menentukan apakah langkah click scope ini sesuai dengan klaimnya yang mencakup 1/4" untuk setiap click maka diperlukan perhitungan seperti di bawah ini:<br />
<br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Untuk click yang diklaim memiliki 1/4" berarti menunjukkan scope ini memberi pergeseran sejauh 1/4 inchi (0.250 inchi) pada jarak 100 yard. Bedakan dengan penggunaan istilah 1/4 MOA yang berarti menunjukkan 0.263 inchi pada jarak 100 yard. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Konsep MOA sendiri akan saya bahas pada lain kesempatan.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Untuk menyesuaikan dengan satuan metric yang familiar bagi kita maka 1/4" pada jarak 100 yard menjadi 0.635 cm dalam 100 yard.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Diketahui jarak yang saya gunakan adalah 12 meter, maka konversi jarak antar click pada jarak tembak yang saya gunakan:</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">12 meter = 13.1234 yard</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">1 click pada jarak 12 meter</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">13.1234 yard/100 yard X 0.635 cm = 0.0833 cm/click</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Jika saya memutar knob sebanyak 60 click untuk setiap sudut, maka panjang sisi yang saya dapatkan:</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">0.0833 cm X 60 click = ~5 cm</span><br />
<br />
Dan hasil yang saya dapatkan dari pengukuran panjang sisi persegi adalah tepat 5 cm. <i>Voila!</i> Sungguh mencengangkan untuk sebuah scope replika yang tidak diketahui asal-usulnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-5Q4P4ItssEI/U-MH0ZdndwI/AAAAAAAABcw/x8EJeiRly5g/s1600/IMG-20140807-02162.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-5Q4P4ItssEI/U-MH0ZdndwI/AAAAAAAABcw/x8EJeiRly5g/s1600/IMG-20140807-02162.jpg" height="454" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Panjang sisi persegi tepat 5 cm. Suatu kejutan dan di luar dugaan menjadi nilai tambah yang sangat memuaskan dari suatu barang replika.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b><i>Kesimpulan dan Penutup</i></b><br />
Scope yang saya miliki dan uji memang suatu replika dari suatu scope yang memilik fitur yang mencukupi untuk kebutuhan berburu menggunakan senapan per. Namun scope ini masih memiliki kualitas dan akurasi yang dapat dihandalkan. Saya tidak berusaha memromosikan suatu produk yang tidak jelas asal-usulnya karena sama saja seperti mengajak anda untuk membeli kucing dalam karung.<br />
Suatu scope dapat diuji keakuratan kerjanya dengan menggunakan kombinasi senapan angin dan mimis yang akurat dan metoda pengujian yang terukur.<br />
Semoga bermanfaat. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.<br />
<br />
<br /></div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-85457186595491045012014-07-09T02:09:00.001+07:002014-07-09T02:15:17.777+07:00Variasi: Tali Sandang Tanpa Swivel untuk Senapan Patah Laras<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Masih berkenaan dengan tema berburu pada posting sebelumnya. Sebelumnya saya mencoba berburu dengan kondisi senapan dijinjing tanpa tali sandang. Akibatnya senapan saya yang tergolong berat (4.75 kg beserta rifle scope), sangat merepotkan dan melelahkan bagi saya untuk dibawa. Tidak jarang saya terjatuh karena berusaha menyeimbangkan tubuh melewati perbukitan yang terjal dan licin. Sebagai solusinya seorang teman mengusulkan untuk mengaplikasikan tali sandang. Karena senapan saya juga ditujukan untuk koleksi, maka keaslian setiap bagiannya penting untuk dipertahankan. Maka penggunaan <i>swivel </i>yang melubangi popor hendak saya hindarkan.<br />
Postingan ini pernah ditampilkan juga pada blog milik<a href="http://larc2005.blogspot.com/2011/10/memasang-tali-sandang-senapan.html" target="_blank"> Lembang Air Rifle Club (LARC)</a>. Karena yang membuat dudukan tali sandang ini adalah orang yang sama, maka tidak heran rancangannya juga serupa. Catatan ini dibuat sebagai catatan bagi saya dari diskusi yang saya alami dengan pembuat adaptor tali sandang ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-bwX-HPCAe_c/U7xDJzUklZI/AAAAAAAABbc/oCZddzvuUsI/s1600/IMG02903-20140630-1925.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-bwX-HPCAe_c/U7xDJzUklZI/AAAAAAAABbc/oCZddzvuUsI/s1600/IMG02903-20140630-1925.jpg" height="215" width="400" /></a></div>
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Pertimbangan untuk Membuat dan Meletakan Adaptor Tali Sandang</b><br />
Pada intinya tali sandang berguna untuk menggantung senapan pada saat berjalan. Tali sandang sendiri pada umumnya terikat dengan senapan pada dua titik. Pada senapan patah laras biasanya kedua titik persambungan ini diletakkan di pangkal laras dan bagian belakang popor.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gamousa.com/images/accessories/detail_gun_buddy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.gamousa.com/images/accessories/detail_gun_buddy.jpg" height="303" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Tali sandang bebas swivel yang menginspirasi saya. Rancangan loop tali pengait belakang ditempatkan di belakang bagian terlebar dari popor sehingga baik digunakan untuk posisi membawa senapan dengan ujung laras menghadap ke atas. </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada proyek kali ini saya bermaksud membuat adaptor untuk memasang tali sandang tanpa melukai kayu popor. Idenya adalah salah satu produk yang populer seperti gambar di atas. Materi yang digunakan baik untuk adaptor maupun tali sandang haruslah kaku namun kuat untuk menahan goncangan pada saat berjalan. Kaku karena setiap goncangan dapat membuat bagian yang plastis maupun elastis dari adaptor menjadi mulur. Itulah sebabnya pada umumnya untuk menyambung tali sandang sering digunakan materi berupa logam yang dinamakan swivel. Swivel memungkinkan pergerakan dari senapan terhadap tali sandang terjadi dengan luwes. Swivel ini dibenamkan pada bagian senapan terutama bagian popor yang terbuat dari kayu menggunakan satu bagian yang dinamakan <i>swivel stud</i>. Komponen ini pada intinya adalah suatu sekrup yang dirancang khusus dan berfungsi sebagai jangkar. Lubang pada stud inilah swivel dan kemudian tali sandang dipasangkan. .<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://media.midwayusa.com/productimages/880x660/Primary/650/650630.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://media.midwayusa.com/productimages/880x660/Primary/650/650630.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Rangkaian set swivel dari salah satu merk populer di tanah air yang saya gunakan. Dari kiri atas ke kanan bawah: Sepasang cincin pemegang laras, swivel stud, dan sepasang swivel cepat lucut (quick detach swivel).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada senapan yang ingin dijaga keaslian setiap bagiannya, tindakan melubangi popor bisa saja mengurangi nilai keasliannya. Untuk itu, memasang swivel menggunakan swivel stud tidak disarankan. Namun bagi yang sudah bertekad menjadikan senapan koleksinya sebagai kuda pekerja (<i>work horse</i>, di Indonesia mungkin lebih cocok disebut sebagai kerbau pembajak sawah), ada cara lain yang dapat ditempuh.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gunblast.com/images/Ruger-No1-475L/DSC08565.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.gunblast.com/images/Ruger-No1-475L/DSC08565.JPG" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Swivel stud diaplikasikan dengan membuat lubang pada laras lalu memutar masuk komponen ini seperti sebuah baut. Diambil dari:<a href="http://www.gunblast.com/images/Ruger-No1-475L/DSC08565.JPG" target="_blank"> http://www.gunblast.com/images/Ruger-No1-475L/DSC08565.JPG</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Untuk senapan patah larasnya bisa menggunakan swivel berbentuk cincin di bagian laras dan adaptor terbuat dari sejenis bahan kain parasut (tenunan benang nilon) di bagian popornya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-WvETx3hgrxk/U7wiSe3TlaI/AAAAAAAABa8/JM0-cZpWsaM/s1600/IMG-20140708-02091.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-WvETx3hgrxk/U7wiSe3TlaI/AAAAAAAABa8/JM0-cZpWsaM/s1600/IMG-20140708-02091.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Set pemegang laras dan swivel setelah dirakit pada pangkal laras. Cincin pemegang laras milik saya bergeser ke belakang karena kekuatan recoil senapan saya.</span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-W4vg6-qM-PA/U7w1G7viR2I/AAAAAAAABbM/aNvF_xw371k/s1600/IMG02904-20140630-1926.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-W4vg6-qM-PA/U7w1G7viR2I/AAAAAAAABbM/aNvF_xw371k/s1600/IMG02904-20140630-1926.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Alternatif pemegang laras yang digunakan teman saya pada senapan Diana 25D miliknya. Terbuat dari bahan tali ransel yang sejenis.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Untuk mengaplikasikan adaptor dari bahan kain parasut, atau populer dengan sebutan bahan tali tas ransel, kita perlu mempertimbangkan hal berikut yang mempengaruhi rancangannya.<br />
<br />
<i><b>1. Laras di atas atau di bawah.</b></i><br />
Pada saat berjalan, yang merupakan mayoritas kegiatan berburu, ke manakah arah laras kita menunjuk? Beberapa orang seperti saya menyukai ujung laras menunjuk ke atas dengan alasan mana kala saya jatuh maka ujung laras tidak langsung menghujam tanah. Maka untuk menyesuaikan cara saya membawa senapan, adaptor tali sandang dibuat mencekik di belakang bagian terlebar dari popor. Sisanya dengan alasan keamanan saat berjalan, memilih mengacungkan laras ke bumi. Maka untuk tipe ini tali sandang dibuat mencekik di depan dari bagian terlebar popor. Hal ini mencegah tali sandang mulur akibat hentakan berulang saat berjalan dan melepaskan cengkeramannya pada popor.<br />
Rancangan adaptor ini sendiri tidak mutlak ditempatkan seperti di atas karena alasan lain misalnya kenyamanan saat membidik. Maka bukan tidak mungkin menempatkan <i>loop </i>tali adaptor di depan bagian terlebar popor pada senapan walaupun dijinjing dengan arah ujung laras menunjuk ke atas. Hal ini dimungkinkan karena adanya tali kedua yang berfungsi sebagai tambatan dan menahan pergerakan maju tali loop pengikat popor.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-5ThQaThZH7A/U7whgq8FieI/AAAAAAAABas/Antnx6o8LNA/s1600/IMG-20140708-02087.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-5ThQaThZH7A/U7whgq8FieI/AAAAAAAABas/Antnx6o8LNA/s1600/IMG-20140708-02087.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Tali loop pengikat tetap saya letakkan di depan bagian terlebar dari popor karena alasan kenyamanan pegangan. Untuk mengompensasi hal ini teman saya memberi tali penambat tambahan yang mengikat di bagian recoil pad.</span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-NLfOKnyJ9Ys/U7wgNWs0qRI/AAAAAAAABaQ/HlQrQcKV3cI/s1600/IMG-20140708-02085.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-NLfOKnyJ9Ys/U7wgNWs0qRI/AAAAAAAABaQ/HlQrQcKV3cI/s1600/IMG-20140708-02085.jpg" height="214" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Perhatikan rancangan bantalan bahu tali sandang yang hendak digunakan. Beberapa produk yang beredar memiliki letak bantalan bahu yang tidak simetris. Milik saya pendek di salah satu sisi, sehingga pada bagian lengan tali yang pendek saya letakkan di bagian pangkal laras karena saya bermaksud membawa senapan dengan posisi ujung laras menunjuk ke atas.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<i><b>2. Tangan kanan atau kiri.</b></i><br />
Pertimbangan lain adalah dengan tangan apa kita memegang senapan dan membidik senapan kita. Hal ini berkenaan dengan penempatan simpul pengencang tali penambat. Jika kita menggunakan tangan kanan untuk memegang popor, tentunya pipi kanan kita akan bersentuhan dengan sisi popor sebelah kiri. Maka pada senapan ini kita letakkan simpul penambat di sisi kanan popor. Begitu pula sebaliknya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-TXDb9gjhBco/U7wgLkz-i3I/AAAAAAAABaE/fB__UNsmN2c/s1600/IMG-20140708-02086.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-TXDb9gjhBco/U7wgLkz-i3I/AAAAAAAABaE/fB__UNsmN2c/s1600/IMG-20140708-02086.jpg" height="203" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bagian tali yang bersentuhan dengan pipi dibuat sesederhana dan setipis mungkin agar tidak mengganggu/mengganjal saat membidik.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>3. Jenis materi untuk simpul penambat.</b></i><br />
Pertimbangan lain lagi adalah materi untuk membentuk simpul penambat. Seiring dengan waktu, dapat dipastikan tali penambat akan perlu dikencangkan. Hal ini disebabkan karena hentakan berulang saat berjalan menyebabkan loop menjadi kendur akibat tali yang mulur. Maka simpul penambat harus dapat dikencangkan dengan toleransi ketegangan yang beragam. Simpul penambat sendiri harus menggunakan materi yang cukup kuat namun tidak berbahaya bagi lapisan pelindung finishing kayu popor.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-aoVp3XO68N0/U7wiSozJmJI/AAAAAAAABbA/szlnLeaFkPQ/s1600/IMG-20140708-02090.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-aoVp3XO68N0/U7wiSozJmJI/AAAAAAAABbA/szlnLeaFkPQ/s1600/IMG-20140708-02090.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada sisi lainnya dari popor terlihat simpul penambat yang disatukan dengan pengait. Materi pengait dipilih dari bahan plastik agar tidak merusak lapisan finishing popor. Perhatikan penempatan tonjolan pengait yang diletakkan di bagian yang tidak menempel dengan pipi.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-MqUZoyVq22Q/U7whc1Z1WVI/AAAAAAAABac/9IkrvoPO2wo/s1600/IMG-20140708-02089.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-MqUZoyVq22Q/U7whc1Z1WVI/AAAAAAAABac/9IkrvoPO2wo/s1600/IMG-20140708-02089.jpg" height="210" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Tali penambat yang melingkari recoil pad dibuat lebih panjang dari yang dibutuhkan agar dapat ditempelkan di sisi sebaliknya menggunakan kain velcro.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i><b>4. Tentukan kemudahan bongkar pasang adaptor ini.</b></i><br />
Bagi pengguna senapan yang suka melucuti tali sandang saat senapan disimpan, tentunya menginginkan adaptornya mudah dibongkar-pasang. Namun direkomendasikan menggunakan tali loop yang dijahit mati (paten) dan dimasukkan dari depan dengan melepaskan popor dari bagian utama laras. Hal ini memastikan cengkeraman tali loop tetap kuat dan meminimalkan tonjolan yang tidak perlu akibat penggunaan simpul penambat tambahan. Namun akibatnya, adaptor menjadi sukar dilepaskan. Dan buruknya lagi semakin sering popor dibongkar pasang maka akan mempengaruhi kekuatan drat sekrup pengencang popor yang notabene pada senapan per penting dijaga untuk selalu kuat.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-kCjZKPIMu04/U7wgL-5bb_I/AAAAAAAABaI/2zzgiHF26Sg/s1600/IMG-20140701-02069.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-kCjZKPIMu04/U7wgL-5bb_I/AAAAAAAABaI/2zzgiHF26Sg/s1600/IMG-20140701-02069.jpg" height="320" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Berpose setelah berhasil menyelesaikan pemasangan tali sandang dengan sangat cepat dan rapi. Banyak terima kasih.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Demikian beberapa poin yang saya catat dari diskusi kami sore itu. Terima kasih kepada Bapak<a href="https://plus.google.com/u/0/111895219848895419238/posts" target="_blank"> Eddy Winardi</a> yang telah membagikan lagi ilmunya juga waktunya kepada saya. Semoga berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-33983351576266882272014-07-02T15:51:00.001+07:002014-07-02T16:16:35.796+07:00Pancanaka Mencoba Berburu: Sebuah Catatan Kegagalan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang pembaca sekalian. Semoga ibadah pembaca budiman sekalian diiringi kelancaran dan mendapatkan pahala yang setimpal.<br />
<div>
Pada posting kali ini saya mencatatkan pengalaman saya yang sangat berkesan. Sangat berkesan karena segala suatu yang pertama kali dikerjakan pasti sangat diingat. Terutama karena pada saat ini akhirnya saya berkesempatan bergabung dengan kelompok yang biasa berburu dengan senapan angin. Setelah lama membekali diri dengan berbagai senapan dan ilmunya, rasanya tidak lengkap tanpa memraktekannya dengan terjun langsung.<br />
Pada artikel ini saya hanya bercerita dan berusaha mengambil pelajaran yang sedikit terjaring dari begitu banyak jejalan pengalaman pada perjalan berburu perdana saya. Tidak banyak hal teknis yang bisa saya sarikan. Pada artikel ini tercantum beberapa isu sensitif yang mungkin tidak semua pembaca setujui. Kearifan dari pembaca yang sensitif terhadap tema perburuan sendiri yang akan mencegah anda untuk tidak melanjutkan membaca artikel kali ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-K4Cp-WIMRNA/U7O2IlgIFPI/AAAAAAAABZA/a32mueBxbdk/s1600/perburuan01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-K4Cp-WIMRNA/U7O2IlgIFPI/AAAAAAAABZA/a32mueBxbdk/s1600/perburuan01.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Grup RAMPING dari Kabupaten Bandung Barat dengan Mang Ali (bertopi, kedua dari kanan, menggunakan Sharp Innova 2 negara tanpa rifle scope).</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
Lama saya berusaha untuk mencari tahu sensasi dari kegiatan dasar umat manusia yang paling tua dicatat ini. Bersama-sama dengan kegiatan mengumpulkan makanan, kegiatan berburu secara berkelompok adalah kegiatan dan keahlian yang paling dasar dari sejarah perkembangan peradaban manusia. Keahlian yang sudah banyak dilupakan oleh manusia modern karena berkembangnya kecakapan manusia lainnya di bidang pertanian dan perdagangan. Sehingga keahlian lain seperti keahlian menamai suatu penyakit tampak lebih dihargai daripada mencari tahu di mana suatu hewan yang dapat dimakan biasa bertengger. Atau keahlian menghapalkan PIN kartu debit lebih diutamakan untuk mencukupi kebutuhan makanan kita selama sebulan dibandingkan harus menghapalkan kapan waktunya suatu satwa berkeliaran.</div>
<div>
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
Ceritanya sebelum memasuki bulan puasa kali ini saya mengontak seorang kawan yang sering berburu. Bermotivasikan keinginan untuk melepas penat dari aktifitas yang sedang macet , ternyata gayung bersambut. Keinginan ikut saya ternyata ditanggapi. Tanpa persiapan peralatan berburu dan fisik yang memadai, saya yakinkan untuk bergabung dalam kegiatan berburu sehari. Target kali ini adalah kelompok bajing (tupai, <i><a href="http://redzlan.blogspot.com/2008/04/squirrel.html" target="_blank">Sundasciurus sp</a></i>.) yang dilaporkan masih banyak melimpah dan berkompetisi dengan manusia dalam memperebutkan tanaman aren dan kelapa di perkebunan rakyat sekitaran kabupaten Bandung Barat.</div>
<div>
Singkat cerita kami memulai memasuki kawasan hutan rakyat pada saat pagi sekitar pukul 06.00. Dipandu oleh pemburu lokal (sebut saja namanya Mang Ali), kami dijanjikan medan yang mudah dilalui bahkan oleh pemula sekalipun. Namun tampaknya keberuntungan kurang berpihak pada kami khususnya saya. Karena setelah seminggu ini cuaca setempat dilaporkan kering tanpa hujan, namun pada malam harinya kawasan ini diguyur hujan cukup lebat. Hasilnya medan jalan setapak yang kami lalui berubah menjadi medan lumpur yang lengket memberatkan di sepatu namun sangat licin untuk menjadi pijakan. Belum lagi ternyata kawasan perburuan yang awalnya dijanjikan cukup mudah, ternyata adalah punggung-punggung perbukitan yang cukup curam. Hal ini menguras banyak tenaga kami untuk berjalan menembus hutan. Jangankan berjalan membawa senapan, mencoba untuk tetap berdiri dengan kedua kaki saja rasanya sangat sulit.</div>
<div>
Suasana cukup optimis dan penuh dengan semangat. Saya tidak sendiri sebagai pemula. Beberapa orang di dalam kelompok juga ada yang belum pernah merasakan suasana berburu bersama. Kesulitan medan hingga pagi itu tidak menyurutkan semangat kami untuk meneruskan perburuan. Kami berhasil mencapai tepian hutan sekitar jam 06.30. Kelompok kemudian dipecah menjadi beberapa tim dan senapan disiapkan. Rupanya waktu tiba kami masih cukup pagi bagi bajing untuk keluar dari sarangnya. Sehingga di tepian hutan yang menurut mata terlatih sekalipun cukup menjanjikan untuk bajing menampakkan diri, saat itu masih terlihat sepi. Saya mengikuti tim yang dipandu oleh Mang Ali untuk masuk lebih dalam ke dalam hutan. Rute yang saya pilih termasuk sulit karena harus menaiki punggung bukit yang cukup curam. Berbekal kepercayaan diri akan fisik yang masih muda dan pengalaman di kelompok pecinta alam saat masih kuliah, maka saya memilih rute yang tampak lebih menjanjikan ini. </div>
<div>
Tampaknya pilihan saya memang tepat. Tidak lama melangkah memasuki hutan, teman saya yang telah lama berburu segera memanggil dan mengijinkan saya melakukan tembakan pertama pada bajing terbesar yang pernah saya lihat. Segera saja saya membidik bagian dada bajing dan melepaskan tembakan dari Walther LGV saya. Teman saya tahu benar bahwa senapan saya masih perawan dan belum pernah menumpahkan darah. Maka dengan sabar beliau menunggu saya membidik dan menyiapkan tembakan cadangan bilamana saya meleset ataupun bajing tidak mati pada satu tembakan. Benar saja, setelah saya menembak si bajing tidak langsung mati. Si bajing hanya tertegun namun juga tidak kuat untuk meloloskan diri. Dengan sigap teman saya mengakhiri penderitaan si bajing dengan menembak kepalanya. Bajing langsung menggelepar akibat tumbukan mimis di kepala kiriman Sharp Tiger milik teman saya.</div>
<div>
Menjemput buruan yang jatuh pada medan yang berbukit setelah hujan adalah faktor kesulitan yang lain dan tidak kalah pentingnya. Saya langsung angkat tangan dalam hal ini. Saya yang tidak menggunakan tali sandang senapan karena kurangnya persiapan tidak mampu mengendalikan keseimbangan untuk menyusuri tebing sambil membawa senapan berbobot total hampir 5 kilogram besreta perlengkapannya. Sekali lagi kearifan teman saya yang jauh lebih berpengalaman mampu menggapai daerah tempat jatuhnya bajing tersebut dan mempersembahkan kepada saya hasil tembakan kami. Rasa malu saya bukan main namun sekaligus senang karena saya berhasil menembak bajing dengan senapan saya yang satu ini. Statusnya kini resmi sudah dibaptis dengan darah binatang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-s7CUhrTiBJ4/U7O2dw_8_EI/AAAAAAAABZI/JvTQeVe0KiM/s1600/perburuan02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-s7CUhrTiBJ4/U7O2dw_8_EI/AAAAAAAABZI/JvTQeVe0KiM/s1600/perburuan02.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bajing pertama saya dan darah pertama bagi Walther LGV Master.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Melanjutkan perjalanan mendaki menuju puncak bukit. Kali ini stamina saya benar-benar terkuras. Belum habis rasa kaget saya menemui medan yang mendaki dan licin, saya harus mendapatkan pukulan lagi akibat merasakan rasa sesak nafas akibat kesulitan menyamakan kecepatan. Ternyata membawa beban senapan dan perlengkapan yang berat dan pengaturannya yang tidak efisien membuat saya kesulitan mengikuti langkah teman saya dan sang pemandu yang jauh meninggalkan saya. Berikutnya saya sudah tidak lagi berkonsentrasi untuk melihat cabang-cabang pohon. Langkah saya didominasi usaha menjaga stamina dan tindakan kehati-hatian agar saya tidak jatuh dan menjatuhkan senapan saya yang berharga. Seandainya saya memiliki tali sandang saat itu maka tangan saya lebih bebas untuk menyeimbangkan badan. Ditambah kondisi badan yang sudah tidak prima akibat tidak pernah dilatih. Rasanya setelah 2 jam pertama perjalanan, saya sudah ingin mengibarkan bendera putih. Namun sayangnya ini adalah jalan satu arah. Saya harus tetap berjalan sambil beberapa kali tersungkur untuk mengikuti sang pemandu karena saya sudah tidak tahu jalan untuk kembali dan tidak mau berusaha mencari jalan pulang karena akan mempengaruhi moral teman yang lain.<br />
Empat jam melewati siksaan, kami berhasil menyatukan tim yang dipecah untuk istirahat sarapan. Kami semua menyatukan perbekalan dan makan pagi yang tertunda. Walaupun hidangannya jauh dari kesan mewah dan berimbang gizinya, namun rasanya setelah semua kejutan tadi makan pagi ini adalah makanan ternikmat yang akhir-akhir ini saya santap. Cukup nasi dengan mie cepat saji yang dimasak kematangan sebelumnya di rumah. Karbohidrat dan karbohidrat. Sampai saat ini saya sudah menghabiskan hampir satu liter cadangan air minum saya.<br />
Pada <i>check point</i> ini kami mengumpulkan hasil buruan semua tim. Sudah belasan ekor bajing kami kumpulkan. Tidak ada kontribusi yang bermakna dari saya tentunya. Kami menggunakan waktu selain untuk sarapan dan mengevaluasi kesulitan medan juga untuk menguliti dan menyiapkan bajing yang kami dapatkan. Agar proses pembusukan tidak berjalan cepat segera setelah bajing mati dan supaya pada saat dimakan nanti bisa tetap layak, maka bajing harus diproses sesegera mungkin. Dengan cekatan pemburu senior segera menguliti bajing, mengeluarkan organ dalam (<i>jeroan</i>) dan menyingkirkan kepala, lalu menyekat bagian karkas yang kontak dengan udara luar dengan cara dibakar. Untuk mengelabui rasa dari darah yang cukup kuat, pemburu senior telah menyiapkan jeruk nipis dan jeruk sambal untuk merendam karkas yang telah dibakar. Saya mengumpulkan kulit bajing untuk nantinya berguna menjadi barang kerajinan setelah diproses.<br />
Seperti layaknya kehidupan di rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan, untuk meghargai kehidupannya kematian setiap organisme harus membawa manfaat bagi organisme yang lain. Kami memperlakukan hasil buruan dengan hormat dan berusaha memanfaatkan semuanya dan menyisakan sesedikit mungkin bagi bumi dan mikroorganisme untuk langsung memrosesnya kembali.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-zTwtHZYnkyQ/U7O3EP-DgKI/AAAAAAAABZU/z4d4IYc39VM/s1600/perburuan03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-zTwtHZYnkyQ/U7O3EP-DgKI/AAAAAAAABZU/z4d4IYc39VM/s1600/perburuan03.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Menyiapkan karkas untuk disimpan selama perjalanan. Setelah dikuliti, dibuang jeroan, dan dipisahkan kepalanya karkas lalu dibakar. Proses ini bermanfaat untuk menunda pembusukan agar perburuan bisa terus dilakukan. Obor butana portable bisa sangat bermanfaat dalam situasi ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dari evaluasi ini saya berusaha belajar mengapa ada beberapa orang yang menonjol dalam perburuan tadi. Mengapa ada orang yang dengan mudahnya menjatuhkan sasaran sementara saya tidak berhasil. Semuanya menggunakan varian senapan Sharp Innova Indonesia baik Innova maupun Tiger (yang punya senapan sejenis boleh berbangga). Bagi pemburu yang berpengalaman seperti teman satu tim saya, menembak dengan mimis jenis dome sangat efektif pada jarak berburu (15-20 meter) dengan mengarahkan tembakan di kepala (menggunakan RWS Superdome). Sedangkan untuk rekan lain yang tidak memusingkan di mana mimis disasarkan lebih memilih menggunakan mimis berkepala datar (menggunakan RWS Supermag). Hal ini sesuai dengan penemuan saya saat membedah hasil buruan.<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/09/sharp-tiger-long-barrel-macan-dari.html" target="_blank"> Senapan turunan Sharp Innova yang dipompa sebanyak 5-6 kali menghantarkan mimis dengan kecepatan 675-700an fps atau sekitar 12 fpe</a> sangat cukup untuk kegiatan berburu. Dengan daya seperti ini pada karkas yang saya amati terdapat luka tembus di bagian vital banyak dihasilkan oleh mimis jenis dome. Sedangkan luka yang tidak tembus namun tetap menghasilkan kematian pada bagian kurang vital dan bahkan meninggalkan proyektil di dalamnya didapatkan pada mimis jenis wadcutter. Saya lihat juga sampel karkas yang masih menyimpan proyektil dome pada bagian kurang vital yang mungkin diakibatkan senapan yang dipompa di bawah rata-rata. Sama efektifnya namun semoga kematian berlangsung cepat bagi si bajing. Sedikit daya penetrasi dan banyak daya rusak.<br />
Bagi senapan saya yang memiliki kecepatan 750 fps dengan mimis dome Beeman Kodiak, energi sebesar sekitar 13 fpe hanya menghasilkan luka tembus dan efek acupunctur bagi si bajing. Lubang yang kecil pada bagian yang tidak mengandung pembuluh darah besar tidak akan menyebabkan perdarahan dan kerusakan berarti. Terlalu banyak penetrasi dan sedikit daya rusak.<br />
Setelah istirahat sejenak dan menampung keluh kesah peserta perburuan, diputuskan untuk berpindah lokasi yang lebih mudah ditempuh. Ternyata bukan saya sendiri yang mengeluh. Lonjakan gula darah yang menenangkan dan efek perut yang kenyang membuat perjalanan siang hari ini menjadi lebih berat. Semangat terus dipelihara karena lokasi yang hendak ditempuh menjanjikan suasana supermarket bajing. Populasi yang melimpah dengan lokasi yang mudah dijangkau.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-hkxz0_-PQY4/U7O3n5d9dHI/AAAAAAAABZk/SQsnrCZTH3Y/s1600/perburuan04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-hkxz0_-PQY4/U7O3n5d9dHI/AAAAAAAABZk/SQsnrCZTH3Y/s1600/perburuan04.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Perburuan tidak melulu sekedar ketegangan dan agresifitas. Menyempatkan diri menikmati kekayaan alam dan budaya adalah nilai tambah dan penyeimbang.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Perburuan tidak melulu sekedar lonjakan adrenalin dan insting agresifitas. Banyak sisi lain di dalamnya seperti menikmati keindahan alam dalam kondisinya yang minim sentuhan yang rasanya sulit dipercaya masih bisa didapatkan di tanah Jawa khususnya di Propinsi termaju kedua di Indonesia. Saya pribadi jadi teringat romantisme masa-masa wajib kerja sarjana saya dahulu saya alami di lokasi yang mirip seperti ini namun sayangnya dahulu saya belum mengenal senapan angin dan kawan sehobi. Bahkan pertemuan dengan penduduk setempat yang dengan mata ramahnya tanpa aura kecurigaan khas perkotaan sangat menyejukan hati. Ajakan mampir dan spontanitas penduduk lokal yang dengan tulus membuka pintu rumahnya untuk kami beristirahat adalah sisi lain perburuan yang menyeimbangkan. Sangat menyenangkan untuk sejenak menjauhi internet dan berpaling dari wajah-wajah menderita pasien saya.<br />
Menjelang akhir hari itu, tepatnya pada tengah hari dan di lokasi perburuan kedua saya mendapatkan kejutan. Sesuatu menggerayangi tengkuk saya dan setelah saya singkirkan ternyata ada seonggok ulat bulu. Tidak ada pengalaman buruk saya sebelumnya kala berhadapan dengan ulat bulu. Dan saya tahu benar dengan menyingkirkan bulu-bulu yang tertanam di kulit, maka masalah akan cepat selesai. Namun masalahnya ulatnya terkejut di tengkuk, bagian yang tidak dapat saya lihat. Ditambah pori-pori kulit yang melebar akibat terkena panas matahari dan metabolisme, akibatnya efek alergi menjadi dramatis. Dengan cepat saya mendapatkan serangan alergi yang cukup hebat. Mulai sesak nafas yang sebelumnya tidak pernah saya miliki dan rasa kebas dari wajah yang mulai bengkak. Akhirnya saya harus memaksakan diri untuk kembali ke mobil dan berpisah dari tim untuk mendapatkan persediaan obat darurat saya.<br />
Pada akhir hari itu kami mengumpulkan dua puluhan ekor bajing. Karkas kami bagi-bagikan sesuai kebutuhan dan keinginan tanpa melihat kontribusi seseorang. Bagi saya sendiri wajah yang bengkak, nafas sesak, otot yang mengalami kram, dan pastinya kelelahan adalah ganjarannya. Namun harga ini layak dibayarkan untuk sebuah pengalaman baru yang tidak terlupakan. Semoga daging bajing ini cukup membayar tumpukan cucian kotor untuk isteri tercinta saya. Syukur-syukur dapat pijatan gratis pula.<br />
<br />
<b>Sebuah Catatan Kegagalan</b><br />
Kegagalan memberi lebih banyak pelajaran dari dalamnya. Berikut pembelajaran yang saya dapatkan pada hari itu. Saya yakin pembaca budiman yang lebih berpengalaman memiliki banyak lagi yang bisa dibagikan. Ijinkan saya membagikan dari yang saya rasakan.<br />
<br />
<i>Persiapan fisik dan persiapan mental. </i><br />
Jargon yang sudah sangat sering didengarkan tapi kenyataannya sulit untuk dikerjakan. Tidak dapat dipungkiri pengetahuan tentang titik-titik mana sasaran berada, kondisi medan perburuan, dan cuaca penting adanya. Beberapa program latihan kardio untuk menambah kapasitas jantung dan paru-paru rasanya berguna sekali di dalam situasi berburu maraton ketimbang fokus latihan kekuatan. Memompa dan memegang senapan dengan mantap memang dibutuhkan. Namun bila saya tidak dapat mencapai titik perburuan apa pula gunanya. Kepercayaan diri bisa menjadi musuh dalam selimut.<br />
<br />
<i>Perlengkapan berburu bukanlah gaya berbusana semata. </i><br />
Saya bukanlah seseorang yang antusias dengan berbagai peralatan berburu. Namun memasuki hutan tanpa menggunakan tali sandang senapan, pakaian layak, sepatu yang anti selip dan botol minum yang mudah diakses rasanya hanya akan menyulitkan diri sendiri dan bahkan anggota tim yang lain.<br />
<br />
<i>Mengenali senjata kita.</i><br />
Memiliki senapan angin bagus itu perlu. Namun bagaimana kekuatan senapan itu menghantarkan mimisnya, bagaimana karakter senapan kita, apa mimis yang digunakan dan bagaimana peluang keberhasilan kita mengenai organ vital (<i>kill zone</i>) adalah modal dominan. Bagaimana bila saya hanya melubangi bajing di luar kill zone dengan mimis dome yang saya tembakan dari senapan berkekuatan besar akibat ketidakmampuan saya menguasai <i>recoil </i>di saat lelah?<br />
<br />
<i>Obat-obatan.</i><br />
Saya bukan penggila ilmu dasar saya. Namun rasanya mengganggu sekali jika permasalahan sepele seperti alergi terjadi di tengah hutan. Atau masalah sesederhana sakit kepala, luka kecil, kulit perih akibat terbakar matahari atau perut yang tidak kompromi akibat terlambat makan atau salah makan. Saya tidak mau menjadi panik dan mengganggu kesenangan orang lain.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-8pwZO_tNjSg/U7O3gEMmuHI/AAAAAAAABZc/HFpmBHNP9wU/s1600/perburuan05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-8pwZO_tNjSg/U7O3gEMmuHI/AAAAAAAABZc/HFpmBHNP9wU/s1600/perburuan05.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sekarang sedang demam "selfie". Kalau selfie dalam keadaan alergi, mata merah, hidung dan anggota wajah lain bengkak, sambil sesak nafas ada yang mau?</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Demikian catatan dari perburuan perdana saya. Catatan pribadi yang akan selalu saya kenang. Pembaca yang budiman silahkan menikmati dan boleh berbagi kesan. Namun demi menghormati kawan yang lain, ijinkan saya kali ini tidak mengungkapkan semuanya secara detail pada blog ini. Semoga berguna.</div>
</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-56930375983553184032014-05-03T00:00:00.000+07:002014-05-03T11:01:11.634+07:00Referat Marksmanship Bagian 4: Kontrol Picu (Trigger Control)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-marksmanship-bagian-1-cara.html" target="_blank">Bagian 1</a> Cara Memegang Senapan<div>
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-marksmanship-bagian-2-cara.html" target="_blank">Bagian 2</a> Cara Membidik dan Parallax</div>
<div>
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/02/referat-marksmanship-bagian-3-kontrol.html" target="_blank">Bagian 3</a> Cara Bernafas</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Menarik picu adalah salah satu dasar dari kemampuan markmanship yang patut dikuasai untuk mengeksekusi tembakan yang bermutu. Begitu pentingnya kemampuan ini sehingga sub bagian ini saja memerlukan penekanan sendiri dan mendapatkan namanya sendiri yaitu teknik kontrol picu (<i>trigger control</i>). Dalam melakukan penekanan picu ada dua elemen vital yang terlibat yaitu (1) Penekanan picu tidak boleh mengganggu posisi senapan yang telah diatur melalui langkah sebelumnya (lihat <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-marksmanship-bagian-1-cara.html" target="_blank">Bagian 1</a> dan <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-marksmanship-bagian-2-cara.html" target="_blank">Bagian 2</a>) dan (2) Penekanan picu harus dilakukan dalam periode yang sangat singkat yaitu di antara jeda pernafasan (<i>respiratory pause</i>, lihat <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/02/referat-marksmanship-bagian-3-kontrol.html" target="_blank">Bagian 3</a>).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.outdoorlife.com/files/imagecache/photo-single/photo/1001321579/ODL0513_SHT16.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.outdoorlife.com/files/imagecache/photo-single/photo/1001321579/ODL0513_SHT16.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Kontrol picu adalah salah satu dasar markmanship. Gambar diambil dari: <a href="http://www.outdoorlife.com/blogs/gun-shots/2013/04/dry-fire-key-better-rifle-accuracy-and-trigger-control">http://www.outdoorlife.com/blogs/gun-shots/2013/04/dry-fire-key-better-rifle-accuracy-and-trigger-control</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
<b>Tentang Tangan </b></div>
<div>
Pernahkah anda berpikir bahwa untuk melakukan tindakan rutin sehari-hari menggunakan tangan kita merupakan suatu prestasi? Merupakan prestasi tersendiri karena melibatkan begitu banyak otot-otot tangan dan kelompok otot dengan persarafannya yang kompleks. Hal yang tidak disadari ini membutuhkan koordinasi yang prima untuk dilakukan secara presisi dan merupakan satu ciri yang membedakan seorang manusia dengan spesies lain termasuk kerabat terdekatnya yaitu primata. Seorang manusia baru bisa melakukan koodinasi yang akurat dari kedua tangan untuk pekerjaan menulis saja pada umur 6 tahun. Jauh melebihi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai fitur andalan manusia lainnya yaitu berjalan tegak dengan kedua kaki yang biasanya dapat dicapai setelah berumur 1 tahun. </div>
<div>
Potensi yang dapat dilakukan oleh tangan manusia begitu besar sehingga memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Potensi ini dapat dilihat dari begitu banyaknya otot yang terlibat dalam pergerakan halus tangan. Dalam pergerakan tangan dikenal dua golongan otot yaitu golongan otot intrinsik (berada di dalam tangan) dan golongan otot ekstrinsik (berada di luar tangan, terletak di bagian lengan depan). </div>
<div>
Menarik picu dengan terkendali bukanlah hal yang alamiah dilakukan semua orang. Untuk memegang senapan dan menarik picu juga dibutuhkan koordinasi dari dua golongan otot yang disebutkan di atas. Walaupun kemampuan ini tidaklah secara naluriah didapati namun kemampuan ini bisa dipelajari dan dilatih.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://o.quizlet.com/i/0gGBobFxhyDrUqR66M9lBA.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="187" src="http://o.quizlet.com/i/0gGBobFxhyDrUqR66M9lBA.jpg" width="200" /></a></div>
<div>
<a href="http://o.quizlet.com/i/TuPqvJUOKfTInJVAduobrw.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="http://o.quizlet.com/i/TuPqvJUOKfTInJVAduobrw.jpg" width="320" /></a><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<h4 style="background-color: white; color: #404040; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
</h4>
<h4 style="background-color: white; color: #404040; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
</h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.rad.washington.edu/academics/academic-sections/msk/muscle-atlas/upper-body/flexor-digitorum-profundus/atlasImage" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Flexor Digitorum Profundus" border="0" height="400" src="http://www.rad.washington.edu/academics/academic-sections/msk/muscle-atlas/upper-body/flexor-digitorum-profundus/atlasImage" width="175" /></a></div>
<h4 style="background-color: white; color: #404040; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
</h4>
<h4 style="background-color: white; color: #404040; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<br /></h4>
<div style="text-align: right;">
<a href="http://www.rad.washington.edu/academics/academic-sections/msk/muscle-atlas/upper-body/flexor-digitorum-superficialis/atlasImage" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Flexor Digitorum Superficialis" border="0" height="400" src="http://www.rad.washington.edu/academics/academic-sections/msk/muscle-atlas/upper-body/flexor-digitorum-superficialis/atlasImage" width="181" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px; text-align: center;">
<br /></div>
<h3 style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px; text-align: center;">
<b><i><span style="color: #990000;"><br /></span></i></b></h3>
<h3 style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px; text-align: center;">
<b><i><span style="color: #990000;">Kelompok otot penggerak tangan khususnya pemegang popor dan penekan picu senapan. Gambar atas kelompok otot intrinsik dan di bawah kelompok otot ekstrinsik. Perhatikan berbagai banyak dan kompleksnya konfigurasi berbagai otot ini.</span></i></b></h3>
<div style="background-color: white; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
Pada intinya karena sulitnya koordinasi yang harus dilakukan, setiap usaha tangan untuk menekan picu dapat menimbulkan potensi gerakan yang tidak diinginkan. Secara teknis penempatan genggaman popor (<i>pistol grip</i>) pada telapak tangan harus menyediakan ruang yang cukup antara pistol grip dan jari telunjuk. Berikutnya pergerakan jari telunjuk saat menekan picu tidak boleh menyebabkan penekanan ke samping saat picu bergerak mundur. Penekanan samping ini dapat menyebabkan pergerakan senapan sehingga akan mempengaruhi kualitas akhir tembakan. Secara spesifik untuk melakukan penekanan picu dengan tepat, bilah picu harus ditempatkan pada bantalan ruas jari terujung dan bukan dikaitkan ke sendi buku jari ataupun ruas jari tengah.</div>
<div style="background-color: white; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering1.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="226" src="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering1.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Penempatan bilah picu yang benar. Diambil dari: <a href="http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx">http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="394" src="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering2.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Ruang yang cukup antara telunjuk dengan pistol grip. Panjang langkah picu penting pada senapan kelas pertandingan. Diambil dari: <a href="http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx">http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Bilah picu ditekan lurus ke belakang sehingga pergerakan mundur picu pararel dengan sumbu panjang laras. Ketidakmampuan melakukan hal ini misalkan akibat menekan picu secara menyamping dapat meningkatkan kekerasan picu dan menimbulkan tekanan picu yang tidak merata. Selanjutnya tekanan yang tidak rata ini menimbulkan sentakan (<i>jerking</i>) akibat sudut dan tambahan friksi pada mekanisme picu. Belum lagi perpindahan titik bidik akibat gerakan otot-otot yang tidak dibutuhkan karena tambahan kekerasan picu tadi.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering3.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering3.png" width="335" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Posisi dan gerakan menekan bilah picu diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerak picu lurus ke belakang dan sejajar sumbu panjang laras. Diambil dari: <a href="http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx">http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering5.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="435" src="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering5.png" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Berbagai variasi ringan dari sudut pergelangan dan dampaknya terhadap arah gerak belah picu. Sedikit saja perubahan sumbu tangan terhadap lengan mempengaruhi arah penekanan bilah picu. Pada gambar tengah dan kanan tampak picu tertekan ke arah samping. Hal ini berarti tahanan tambahan dan pergerakan yang tidak diinginkan pada senapan. Diambil dari: <a href="http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx">http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #606060; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Tentang Picu</b></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 1.3em; margin-bottom: 6px; padding: 0px;">
Pada umumnya senapan angin dan senjata api memiliki dua jenis picu. Berdasarkan tenaga yang dibutuhkan untuk mengaktifkan picu dikenal picu satu tingkat (<i>single stage trigger</i>) dan picu dua tingkat (<i>two stage trigger</i>). Sesuai namanya, single stage trigger memiliki satu ambang kekuatan untuk mengaktifkan picu. Kekuatan yang secara gradual diaplikasikan pada picu akan "pecah" pada satu ambang tahanan. Sedangkan pada two stage trigger yang biasanya terdapat pada kelas senapan premium akan menunjukkan dua tingkat tahanan untuk memecahkan picu. Pada tingkat pertama tahanannya akan terasa sangat ringan dan berikutnya diikuti tahanan yang lebih keras untuk memecahkan ambang tahanan picu yang sesungguhnya. Mekanisme ini membantu memperbaiki akurasi dengan jalan mengurangi tenaga relatif yang dibutuhkan untuk memecahkan ambang kekuatan picu dan membantu mempersiapkan penembak untuk mencapai <i>timing </i>menembak yang lebih tepat. Dengan momen persiapan ini kita dapat memprediksi kapan sekiranya tembakan akan terlepas dan hal ini juga dapat<span style="line-height: 1.3em;"> mengurangi ketegangan otot yang tidak disadari saat berusaha mengantisipasi tembakan.</span></div>
</div>
<div>
Dari cara menarik bilah picu teknik menekan picu dapat dibagi menjadi:</div>
<div>
<i>Merata (Even)</i></div>
<div>
Dikatakan praktik menarik bilah picu ini sering digunakan pada penembak muda ataupun penembak yang belum terlatih di mana periode jeda tenangnya pendek. Pada cara ini penembak akan menarik picu dengan tingkat pertambahan kekuatan yang konstan tanpa memedulikan gerakan senapan hingga ambang tahanan picu terlampaui sebelum gerakan senapan menjadi terlalu liar.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Gradual </i></div>
<div>
Cara ini lebih umum dilakukan dan biasanya dikerjakan pada penembak yang lebih berpengalaman di mana tingkat ketenangan telah lebih tinggi dan jeda kestabilan posisinya lebih lama. Penembak akan menarik bilah picu dengan kekuatan yang bertahap meningkat. Bila dirasakan gerakan senapan mulai meningkat, penembak akan menahan tarikan picunya dan menunggu gerakan ini mereda dahulu baru kemudian melanjutkan meningkatkan kekuatan tarikan picu hingga ambang picu terpecahkan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Pulsating</i></div>
<div>
Pada cara ini telunjuk penekan picu tidak pernah diam. Secara konstan dan merata telunjuk ini bergerak secara periodik menyentuh dan melepaskan/meregangkan tarikan pada bilah picu. Dengan teknik ini penembak mendapatkan keseimbangan dari proses persarafan yang melibatkan perangsangan dan penenangan sehingga menghasilkan tingkatan yang lebih tinggi pada reaksi dan koordinasi gerakan. Cara ini dikatakan hanya dilakukan pada penembak papan atas karena berpotensi melakukan sentakan pada bilah picu.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering4.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="299" src="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/triggering4.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Hubungan antara tahanan picu terhadap waktu pada berbagai teknik menekan picu. Diambil dari: <a href="http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx">http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<h4 style="background-color: white; color: #404040; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<br /></h4>
<div>
<br /></div>
<h4 style="background-color: white; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Berbagai Kesalahan Umum saat Menekan Picu</span></h4>
<h4 style="background-color: white; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit;">Berbagai kesalahan yang lazim terjadi berkaitan dengan kontrol picu berkaitan dengan gerakan tubuh yang tidak disadari (<i>involuntary body movement</i>). Hal ini dapat terjadi saat picu ditarik (menyentak/<i>jerking</i>) ataupun merupakan reaksi tidak disadari setelah picu ditarik (<i>flinching</i>). Flinching diasosiasikan dengan reaksi tidak disadari tubuh terhadap recoil senapan seperti menguatkan pegangan senapan. Hal ini juga bisa terjadi pada penembak senapan yang tidak mengalami recoil. Baik jerking maupun flinching keduanya dapat terjadi baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan.</span></span></h4>
<h4 style="background-color: white; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;">Untuk mendiagnosis kesalahan yang terjadi pada saat menekan picu, skema di bawah ini dapat membantu kita.</span></h4>
</div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.n-ssa.org/NORTHWEST/Flinching%20and%20Jerking_files/image004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="http://www.n-ssa.org/NORTHWEST/Flinching%20and%20Jerking_files/image004.jpg" width="379" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Berbagai kesalahan umum akibat pegangan senapan dan kontrol picu yang buruk. Diambil dari: <a href="http://www.n-ssa.org/NORTHWEST/Flinching%20and%20Jerking.htm">http://www.n-ssa.org/NORTHWEST/Flinching%20and%20Jerking.htm</a></span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div>
</div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;">Pada senapan angin yang telah di-<i>zero </i>dengan baik beberapa kegagalan mimis mengenai titik tengah sasaran (<i>bull's eye</i> atau 10) akibat teknik kontrol picu dapat dijelaskan sepert di bawah ini:</span></div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;">1. Jatuh pada posisi pukul 3 adalah tipe umum akibat menyentak bilah picu (jerking) maupun flinching;</span></div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;">2. Jatuh pada posisi pukul 4-5 adalah jerking dan/atau flinching yang diikuti dengan pergerakan bahu;</span></div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;">3. Jatuh pada posisi pukul 6 terjadi karena tangan penyokong mengendur setelah tembakan dilepaskan;</span></div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;">4. Jatuh pada posisi pukul 9 terjadi karena tangan menegang akibat mengantisipasi recoil tembakan (pada senapan dengan tipe recoil seperti senapan angin per);</span></div>
<div>
5. Jatuh di posisi tinggi terjadi karena gerakan ke depan sebagai antisipasi terhadap recoil setelah picu dipecahkan.</div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit; font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: transparent; font-family: inherit;"><b>Meningkatkan Kemampuan Kontrol Picu</b></span></div>
<div>
Seperti yang disinggung sebelumnya, kemampuan menarik picu secara terkendali adalah salah satu kemampuan dasar dalam markmanship. Kemampuan ini tidak alami didapatkan dan melibatkan berbagai macam komponen tubuh yang membutuhkan koordinasi. Maka latihan dengan semua komponen terkait dalam markmanship adalah mutlak untuk mencapai kualitas tembakan yang baik.</div>
<div>
Untuk melatih semua rangkaian siklus menembak ini dikenal adanya istilah <i>dry firing</i>. Dry firing atau tembakan hampa memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan kemampuan kita dengan pengulangan-pengulangan ritual menembak yang benar. Dalam dry firing kita akan melihat di mana kelemahan-kelemahan kita seperti bagaimana ujung laras bergerak saat kita melakukan penekanan picu. Cara ini murah dan bisa dilakukan di lahan yang terbatas. Lakukan sesering mungkin sebelum memasuki latihan dengan mimis yang berkualitas hingga kita mendapatkan refleks dan ingatan otot yang terlatih. Hanya kebosanan dan rasa cepat puas yang menjadi lawan bertanding paling tangguh kita saat dry firing dilakukan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-EsB8tzR0li0/UrZVr0kXD-I/AAAAAAAAVug/yYxwgZBloCE/s1600/trigger+control+practice+using+a+pen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-EsB8tzR0li0/UrZVr0kXD-I/AAAAAAAAVug/yYxwgZBloCE/s640/trigger+control+practice+using+a+pen.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Bahkan peralatan sederhanan seperti bolpoin retractable dapat berguna untuk melatih memori otot terhadap penekanan picu yang benar. Diambil dari: <a href="http://blog.predatorbdu.com/2013/12/sage-dynamics-firearms-training.html">http://blog.predatorbdu.com/2013/12/sage-dynamics-firearms-training.html</a></span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Demikian rangkuman saya mengenai topik kontol picu yang saya dapatkan dari berbagai sumber cuma-cuma di internet. Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-72377909120705134692014-04-29T00:00:00.000+07:002014-04-29T20:49:01.224+07:00Menghidupkan Kembali Legenda: Unboxing Walther LGV 2012 Versi Master<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Jika anda termasuk rajin menyusuri web dan mencari informasi tentang senapan-senapan angin yang baru diproduksi dan dikenalkan ke pasaran, tentunya anda menemukan bahwa jumlahnya tidak banyak. Minimal tidak sebanyak barang-barang yang lebih umum dikonsumsi seperti telepon seluler ataupun produk otomotif. Bahkan lebih sedikit lagi produk-produk senapan angin baru yang diserap oleh pasar dan mendapatkan perhatian dan tinjauan menarik. Baik tinjauan dari kubu belahan dunia Eropa maupun Amerika. Dari beberapa gelintir produk baru senapan angin itu, yang mendapat tinjauan menarik menurut saya, dan ajaibnya tersedia di tanah air adalah Walther LGV 2012. Senapan angin per model patah laras yang diproduksi oleh Umarex Jerman. Saya bilang ajaib karena di tengah terbatasnya lingkup pergerakan hobi senapan angin dan penikmatnya di Indonesia, ternyata ada seorang yang saya temukan bisa mendatangkan senapan angin ini di tanah air. Minimal yang saya tahu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-wLBVOqUtdo8/U15LBKW4R2I/AAAAAAAABW0/-psyRlXRqLQ/s1600/WaltherLGV01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-wLBVOqUtdo8/U15LBKW4R2I/AAAAAAAABW0/-psyRlXRqLQ/s1600/WaltherLGV01.jpg" height="370" width="640" /></a></div>
<br />
<a name='more'></a><br />
<b>Sekilas tentang Walther LGV</b><br />
Walther LGV sendiri adalah nama besar di dunia senapan angin kelas pertandingan (<i>match air rifle</i>). Walther LGV sendiri aslinya diperkenalkan pada tahun 1964 yang merupakan puncak pengembangan dari seri senapan angin per LG 53 dan LG 55. Di puncak publikasinya senapan angin jenis LG 55 ini membawa tim kejuaraan menembak senapan angin beregu pria Swiss memenangkan medali emas di event paling bergengsi 4 tahunan ISSF, yaitu World Shooting Championship. Kala itu event ini diselenggarakan di Weisbaden - Jerman dan menyelenggarakan 2 event pertandingan di kelas 10 metre air rifle match (kategori menembak individual putra dan beregu putra).<br />
Walaupun setelahnya di bawah nama LGV sendiri Walther tidak mencatat gelar di level puncak kegiatan ISSF (baik World Shooting Championship maupun Olimpiade musim panas), namun di puncak kejayaan senapan angin per level air rifle match kala itu nama LGV sangat diperhitungkan. Pada periode kejayaan senapan angin jenis per kala itu (antara dekade 60an hingga 70an), Walther berhasil menciptakan senapan per yang minim <i>recoil</i>, puntiran maupun vibrasi yang merupakan sifat alami dari desain senapan per tradisional. Puncaknya pada tahun 1968 lahir LGV-S (<i>Spezial</i>) dengan teknologi inovatif kompleks yang menambahkan 2 per pendek untuk meredam recoil, popor kelas pertandingan yang berat (konsep ini relatif baru dengan <i>butt plate</i> yang dapat diatur ketinggiannya), dan picu yang dapat diatur panjang langkah tarikannya.<br />
Sebagai perbandingan dan bayangan akan sengitnya industri senapan angin kelas air rifle match periode 60-70an, pada masa itu terdapat empat pabrikan asal Jerman yang berasal dari wilayah yang sama mendominasi. Yaitu Anschutz, Diana, Feinwerkbau, dan Walther. Pada era sebelum populernya teknologi senapan <i>pre charge pneumatic</i> (PCP) itu, semua bermain dengan jenis senapan per yang terkenal karena kemudahan operasionalnya dan konsistensi kecepatannya. Pada masa itu para produsen kenamaan ini berusaha menjinakkan karakter recoil dan vibrasi senapan angin per dan isu <i>barrel droop</i>. Pencapaian teknologi kala itu berada di seputar penggunaan laras tetap (<i>fixed barrel</i>) penerapan <i>recoil brake</i> oleh Anchutz (<a href="http://www.network54.com/Forum/405945/thread/1194204210/Anschutz+220+versus+250+........LOTS+OF+PICS" target="_blank">model 220 dan 250</a>), <i>double piston</i> oleh Diana (<a href="http://www.pyramydair.com/blog/2011/07/diana-model-60-recoilless-target-rifle-part-1/" target="_blank">Model 60</a>, Diana menggunakan tipe patah laras), ataupun mekanisme anti recoil sederhana berupa rel yang dianut Feinwerkbau (<a href="http://www.pyramydair.com/blog/2012/02/fwb-300s-vintage-target-air-rifle-part-1/" target="_blank">FWB 300</a>). Saat itu Walther LGV (bersama Diana) tetap menggunakan mekanisme patah laras dengan diimbangi pengaplikasian tuas penahan laras dan menggunakan per tambahan yang kompleks. Teknologi ini berhasil baik waktu itu dan sayangnya dihargai dengan sangat mahal.<br />
Walther LGV sendiri pada akhir masa jayanya menjadi korban dari adik sekandungnya. Di tahun 1974 Walther mengeluarkan konsep senapan pertandingan baru yang revolusioner yaitu dengan mekanisme pneumatik (<i>single stroke pneumatic</i>). Walther mengeluarkan seri LGR yang memecahkan berbagai catatan kejuaraan menembak baik beregu maupun individual dan membawa arah persaingan produsen senapan angin pertandingan ke arah pneumatik. Bahkan keberhasilan senapan angin pneumatik ini membuat ISSF meninjau ukuran sasaran 10 metre air rifle match sehingga akhirnya ukurannya diperkecil untuk meningkatkan level persaingan. Dengan keberhasilan senapan angin pneumatik, maka berakhirlah kejayaan senapan angin per di level air rifle match dengan gelar emas terakhir yang disumbangkan senapan per disumbangkan oleh nomor menembak putri individual pada olimpiade 1984 (saat itu menggunakan <a href="http://www.network54.com/Forum/405945/thread/1329257943/Anschutz+LG+380+variations" target="_blank">Anschutz LG380</a>).<br />
<br />
<b>Walther LGV Masa Kini </b><br />
Dengan populernya dan semakin murahnya senapan jenis PCP masa kini, maka perkembangan senapan per di dunia air rifle match tampaknya telah terhenti. Namun perkembangan di dunia senapan angin <i>sporting </i>(untuk keperluan rekreasional dan berburu) tampaknya masih menyisakan ruang untuk berkembang pada masa ini. Para penggemar senapan angin masa kini masih menginginkan senapan angin dengan keakuratan senapan angin pertandingan dan kekuatan setara senapan PCP namun dengan kesederhanaan, kemudahan, dan kemandirian (<i>self contained</i>) operasional senapan per. Di sinilah peta persaingan produsen senapan angin sporting berada dan saat ini melibatkan perusahaan sekelas Diana, Gamo & BSA dan Weihrauch di Eropa juga Crosman di Amerika. Dan satu nama lama dengan rasa baru juga ikut meramaikan persaingan yaitu Walther.<br />
Walther sendiri telah dibeli oleh Umarex pada tahun 1993 yang sejatinya adalah produsen senapan replika dan berbagai senjata untuk kepentingan rekreasional (seperti airsoft gun, CO2, BB dan senapan angin sekelas plinking). Sejak itu produksinya termasuk senapan angin berjalan dengan manajemen baru namun terus menyertakan merk dagang Walther. Karena fokus pemasaran Umarex sendiri berada pada kelas sporting, maka menghadirkan kembali LGV dengan harga yang "relatif" terjangkau di kalangan penggemar senapan sporting dirasakan masuk akal. Bagaimanapun mereka berhak karena merekalah sekarang pemilik perusahaan. Berhak baik untuk nama, teknologi dan sejarahnya. Maka pada tahun 2012 yang lalu telah dilepaskanlah ke pasaran Walther LGV baru dengan 5 varian dan dua pilihan kaliber (4.5 dan 5.5 mm).<br />
Walther LGV sendiri dikatakan diproduksi bukan di pabrik yang menelurkan produk senjata api maupun senapan PCP kelas pertandingan di mana Walther yang sejati diproduksi (di Ulm an der Donau, Baden Wuerttemberg, Jerman). Namun Walther LGV diproduksi di fasilitas yang aslinya milik Umarex (di Arnsberg, North Rhine Westphalia, masih di Jerman juga).<br />
Dalam 2 tahun perjalanannya, terlepas dari mana ide produksinya ini datang dan di mana senapan ini diproduksi, ternyata produk ini telah diterima baik di kalangan pecinta senapan angin. Berbagai ulasan positif telah dipublikasikan baik melalui sumber-sumber independen maupun sumber yang dicurigai mendapat pengaruh dari jaringan raksasa Umarex. Rupanya Umarex tetap berusaha menjaga citra dan nama besar Walther sambil berusaha meningkatkan volume penjualannya. Walaupun ulasan negatif juga masih mewarnai penerimaan senapan angin baru ini terutama karena harga jualnya yang di atas senapan angin per rata-rata saat ini.<br />
<br />
<b>Walther LGV dan Saya</b><br />
Sebagai pecinta senapan angin lokal saya juga tetap menginginkan senapan angin yang dikenal baik kualitasnya di level internasional. Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya kita mengenal dan menggunakan senapan angin impor berkualitas, obyektifitas indera kita juga terasah seiring kekayaan perpustakaan pengalaman kita sehingga kita dapat dengan mudah mengenal mana senapan angin yang berkualitas. Dan karena saya ingin melengkapi koleksi saya dengan senapan angin per tradisional, yaitu jenis patah laras, beragam keunggulan yang ditawarkan oleh Walther LGV 2012 ini adalah pilihan yang menarik bagi saya.<br />
Sebenarnya sulit bagi saya untuk berpaling dari Weihrauch dan segudang referensi positifnya. Seperti layaknya pemilik Weihrauch, sulit biasanya bagi mereka untuk berpaling ke merk lain setelah keracunan kualitas HW. Kandidat lain dari Weihrauch untuk mengisi kekosongan koleksi saya di jenis senapan per patah laras adalah HW 80 ataupun HW 98. Namun saya rasa dengan tetap berpikiran terbuka (bisa juga dibilang berspekulasi) dan memperkaya pengalaman menggunakan berbagai produk dari berbagai produsen akan membuat saya bisa mengerti keunggulan dan kekurangan dari masing-masing produsen.<br />
Seperti gayung bersambut rupanya di Indonesia khususnya di Jakarta terdapat salah satu <i>seller </i>yang menawarkan senapan ini. Sebut namanya <b>Untung Setiawan (HP 087877888786/ PIN BB 2812144A)</b>. Walaupun saya sendiri tidak pernah bertemu langsung dan hanya memiliki nomor pin BBM-nya saja, namun entah kenapa terdapat firasat yang kuat bahwa saya akan membeli sesuatu dari seller ini. Pertama kali saya melihat <i>profile picture</i>-nya saat menawarkan Walther LGV 2012, maka selanjutnya saya menghitung bulan untuk bisa meminangnya. Dan akhirnya saatnya tiba bagi saya untuk bisa melakukan <i>unboxing </i>terhadap senapan angin impian saya ini. Transaksi berjalan lancar dan tanpa kendala. Namun karena komoditasnya jarang dan sulit ditemui, rasanya harga tidak bisa ditawar terlalu banyak karena kita tidak memiliki acuan di Indonesia. Namun Bung Untung punya beberapa bonus yang membuat perasaan pembelinya merasa untung membeli dari Untung.<br />
Selanjutnya seperti biasa biarlah gambar-gambar di bawah ini yang bercerita. Semoga berguna dan mohon maaf untuk kali ini saya tidak menerima pertanyaan, terutama mengenai harga. Anda bisa langsung saja bertanya kepada penjualnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-PYI6KEOfOJs/U15PLkq7xYI/AAAAAAAABXI/HbkpzFjHkH8/s1600/WaltherLGV02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-PYI6KEOfOJs/U15PLkq7xYI/AAAAAAAABXI/HbkpzFjHkH8/s1600/WaltherLGV02.jpg" height="130" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Paket datang tepat waktu menggunakan ekspedisi yang memiliki reputasi baik. Tidak terlalu banyak kekhawatiran saya pada seller satu ini karena saya sudah amati gerak-geriknya di BBM selama setengah tahun terakhir.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-CF2qwUUp3Jw/U15PSyhecgI/AAAAAAAABXQ/6UJlXWlKPwc/s1600/WaltherLGV03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-CF2qwUUp3Jw/U15PSyhecgI/AAAAAAAABXQ/6UJlXWlKPwc/s1600/WaltherLGV03.jpg" height="320" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;"><i>Paket dikemas berlapis dengan plastik PE tahan air dan beberapa lapis kertas koran. Sebenarnya packing bisa lebih baik lagi dengan lapisan tahan benturan seperti air cushion bubble wrap. Namun saya tidak terlalu khawatir karena secara umum packing senapan angin sudah didesain tahan benturan saat transportasi.</i></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-C0F8UnsLDoQ/U15PHr4IfNI/AAAAAAAABXA/f_s_59ujU-A/s1600/WaltherLGV04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-C0F8UnsLDoQ/U15PHr4IfNI/AAAAAAAABXA/f_s_59ujU-A/s1600/WaltherLGV04.jpg" height="174" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Masuk ke dalam kemasan inti yang didesain dengan tampilan modern dan berkesan high-tech.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-rp9sFNw_33M/U15P5nUCZdI/AAAAAAAABXY/Jzyxv8FpGh0/s1600/WaltherLGV05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-rp9sFNw_33M/U15P5nUCZdI/AAAAAAAABXY/Jzyxv8FpGh0/s1600/WaltherLGV05.jpg" height="273" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Salah satu jargon lainnya di dalam kardus setelah lipatan kardus dibuka. Produk baru memang perlu pengulangan jargon untuk meyakinkan pembelinya. Mungkin dimaksudkan untuk berbicara pada anda bahwa anda tidak perlu menyesal telah menginvestasikan uang anda pada produk ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Qov9acAyVwo/U15QUiY8rEI/AAAAAAAABXw/-AOhWpIuROY/s1600/WaltherLGV06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Qov9acAyVwo/U15QUiY8rEI/AAAAAAAABXw/-AOhWpIuROY/s1600/WaltherLGV06.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Unit senapan dan manual yang melengkapi paket pembelian. Manual tersaji jelas dan informatif serta hadir dalam beberapa bahasa.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-j7h-E2nhxLs/U15QR_CwP0I/AAAAAAAABXo/JEOLXpidwYA/s1600/WaltherLGV07.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-j7h-E2nhxLs/U15QR_CwP0I/AAAAAAAABXo/JEOLXpidwYA/s1600/WaltherLGV07.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Kejutan lain di dalam kemasan. Satu kemasan mimis Hammerli Field Target Performance yang masih utuh. Sempat saya bingung karena pada video unboxing senapan ini tidak ditemukan adanya sekaleng mimis ini. Sempat saya berpikir mungkin karena Hammerli sekarang diproduksi oleh Walther dan Walther dimiliki oleh Umarex, satu kaleng mimis ini adalah sampel produk keluaran terbaru mereka. Namun rupanya ini bonus dari penjual. Bonus lain adalah kaos bermotif kamuflase dan gelang silikon untuk tempat mimis berisi penuh dengan mimis Hammerli ini. Terima kasih bonusnya.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-sh2PZJsmsnk/U15QRbEuCmI/AAAAAAAABXg/JrLw8AyQMBo/s1600/WaltherLGV08.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-sh2PZJsmsnk/U15QRbEuCmI/AAAAAAAABXg/JrLw8AyQMBo/s1600/WaltherLGV08.jpg" height="166" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sosok lengkap vulgar Walther LGV 2012 dari samping.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-I0bFhykhXUI/U15Q23RMwhI/AAAAAAAABX4/MpMSaaL2X-I/s1600/WaltherLGV09.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-I0bFhykhXUI/U15Q23RMwhI/AAAAAAAABX4/MpMSaaL2X-I/s1600/WaltherLGV09.jpg" height="640" width="562" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bagian laras dan visier depan yang dapat diganti-ganti aperture-nya. Ciri khas senapan tipe pertandingan dengan rasa senapan sporting.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Je3oZjCE0ss/U15RFf9n0gI/AAAAAAAABYA/_gFiZLrTO1o/s1600/WaltherLGV10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-Je3oZjCE0ss/U15RFf9n0gI/AAAAAAAABYA/_gFiZLrTO1o/s1600/WaltherLGV10.jpg" height="428" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bagian samping senapan dan bagian aperture sight yang dapat diganti-ganti. Total terdapat 3 unit aperture sight dan salah satunya sudah terpasang dari pabriknya.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-R7aHqiRcmZI/U15RNeHAUmI/AAAAAAAABYI/Q27qxArXIJo/s1600/WaltherLGV11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-R7aHqiRcmZI/U15RNeHAUmI/AAAAAAAABYI/Q27qxArXIJo/s1600/WaltherLGV11.jpg" height="640" width="360" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Popor senapan ini sendiri disubkontrakan ke Minelli. Suatu perusahaan ternama di Italia dan terkenal salah satunya dalam memproduksi popor-popor berkualitas untuk kepentingan senapan angin maupun senjata api. Mungkin recoil pad ini datang sepaket dari perusahaan lain di negara itu.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Lww5UETn0S4/U15RihI-BaI/AAAAAAAABYY/DyZKVgLBz94/s1600/WaltherLGV12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Lww5UETn0S4/U15RihI-BaI/AAAAAAAABYY/DyZKVgLBz94/s1600/WaltherLGV12.jpg" height="314" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Popor kayu beech dilengkapi dengan checkering pada bagian pistol grip saja. Konsep minimalis yang dipertahankan dari generasi LGV sebelumnya. </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ib2RFfYHkuE/U15RgRM27FI/AAAAAAAABYQ/WqfIzyqYr7Y/s1600/WaltherLGV13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-ib2RFfYHkuE/U15RgRM27FI/AAAAAAAABYQ/WqfIzyqYr7Y/s1600/WaltherLGV13.jpg" height="294" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Kualitas finishing metal mendapat kritikan pedas dari para penggemar senapan angin. Kritik terutama berasal dari pengguna Weihrauch yang memang memiliki kualitas finishing metal yang luar biasa namun dengan harga yang lebih masuk akal.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-aLIID4sGL8A/U18YbfgGnJI/AAAAAAAABYo/ukdsYivl_d4/s1600/WaltherLGV14.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-aLIID4sGL8A/U18YbfgGnJI/AAAAAAAABYo/ukdsYivl_d4/s1600/WaltherLGV14.jpg" height="440" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Altar berhala buatan sendiri yang masih belum tuntas juga. Perbandingan ukuran Walther LGV Master (nomor 3 dari atas) dengan senapan lain koleksi saya. 1. Sharp Ace 2. Weihrauch HW 77 4. Benjamin 397 PA.</span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-8522556309798997092014-04-28T12:00:00.000+07:002014-04-28T12:00:01.785+07:00Refinish Popor Kayu dengan Wiping Varnish<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
Beberapa waktu belakangan ini saya sedang tertarik dengan topik-topik dalam tema pertukangan kayu. Awalnya saya terinspirasi dengan rekan-rekan di <a href="http://larc2005.blogspot.com/" target="_blank">Lembang Air Rifle Club</a> (LARC) yang begitu terampil dalam memodifikasi bahkan membuat popor sendiri terutama dari kayu-kayu sisa. Hasilnya sungguh mencengangkan. Karena bagi saya yang awam, tampilannya sudah seperti hasil pekerjaan profesional. Walaupun para punggawa di LARC itu sendiri sejatinya bukanlah pengrajin senapan. Dari sanalah muncul ide untuk membuat popor sendiri. Namun karena kemampuan hasta karya saya sangat terbatas dan sebelum frustasi karena ketidakmampuan saya, baiklah saya mulai dengan proyek sederhana. Yaitu melakukan finishing ulang (<i>refinish</i>) popor senapan saya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-RaFTqBfvnU8/U1tKF8q551I/AAAAAAAABUY/BqCtnzdDpXg/s1600/1609630_613890438677277_967228793_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-RaFTqBfvnU8/U1tKF8q551I/AAAAAAAABUY/BqCtnzdDpXg/s1600/1609630_613890438677277_967228793_n.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Salah satu karya popor dari Bapak Eddy Winardi di LARC. Membuat saya terinspirasi. Menggunakan kayu sisa dan bagian mata kayu yang kritis namun memiliki tampilan yang indah.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ceritanya lagi saya memiliki popor kayu mangga untuk senapan Sharp Ace saya. Namun karena popor ini di-<i>finishing </i>seadanya dan terburu-buru oleh pengrajinnya, maka kesan indah yang diharapkan tidaklah tampak darinya. Maka popor ini adalah kandidat cocok untuk dijadikan bahan percobaan saya. Sebenarnya tujuan akhir saya adalah melakukan refinish pada senapan Benjamin Sheridan 397 PA lawas milik saya yang terbuat dari kayu Walnut. Kayu ini semakin langka digunakan pada senapan-senapan keluaran terbaru. Jadi anggap saja proyek ini sebagai langkah latihan sebelum melakukan proyek refinish yang lebih serius.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
<b>Sekilas Mengenai Materi Finishing Kayu</b><br />
Materi finishing pada kayu sendiri sangatlah banyak dan dikatakan tidak ada metoda/materi tunggal yang sempurna. Secara umum pembagian materi finish pada kayu terdiri dari materi yang alami dan sintetik. Pada materi alami, bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan yang didapatkan dari alam. Materi alami ini dapat berupa minyak yaitu Linseed Oil, Tung Oil, atau berupa <i>shellacs </i>(pelitur). Sedangkan material sintetik sesuai namanya didapatkan melalui pencampuran bahan-bahan seperti <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Resin" target="_blank">resin </a>sintetik (alkid, fenolik, uretan dan selulosa), akrilik, maupun urea formaldehid (melamin) dengan bahan lain seperti minyak, agen pengering, maupun berbagai pengencer kimia yang mudah menguap. Contoh meterial sintetik ini adalah <i>varnish </i>(campuran resin alkid, fenolik, maupun uretan dengan minyak seperti Linseed Oil maupun Tung Oil) dan <i>lacquer </i>(campuran resin alkid maupun nitroselulosa dengan pengencer yang mudah menguap).<br />
Selain materi finish yang mengandung pengencer minyak dan bahan kimia mudah menguap seperti yang disebutkan di atas, dikenal pula materi finishing lain yang berbahan dasar air. Intinya adalah campuran resin alkid maupun uretan ataupun akrilik dengan pengencer kompleks berbahan dasar air. </div>
<div>
Setiap materi finishing di atas memiliki fitur-fitur khusus yang seringkali tidak dimiliki oleh jenis materi yang lainnya. Hal inilah yang menyebabkan setiap materi di atas masih bertahan dan memiliki penggemarnya tersendiri (walaupun tidak semuanya populer dan tersedia luas di Indonesia). Beberapa pertimbangan dalam memilih material finish yang digunakan adalah:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Tingkat penetrasi (<i>film coating</i>/hanya menutup permukaan ataupun berpenetrasi dengan menyerap ke dalam serat kayu dan bereaksi);</li>
<li>Kecepatan pengeringan (dalam menit hingga membutuhkan waktu mingguan);</li>
<li>Teknik penerapan (mudah karena hanya dengan dikuas atau digosok maupun sulit karena membutuhkan investasi alat penyemprot);</li>
<li>Tingkat kekuatan yang diharapkan (ketahanan terhadap air, panas, zat pelarut, maupun perlakuan mekanik seperti goresan maupun benturan).</li>
<li>Tampilan yang diharapkan (kesan alami maupun seperti plastik).</li>
<li>Kemudahan pemeliharaan dan restorasi setelah beberapa waktu.</li>
<li>Isu kesehatan (pengencer kimia dianggap beracun dibandingkan dengan yang berbahan dasar air).</li>
</ul>
<br />
Sampai sini saya baru membahas tentang materi finish saja. Masih banyak lagi seluk-beluk finishing kayu yang<i> off context</i> dengan topik utama seperti persiapan bahan, metoda aplikasi, dan lain sebagainya.<br />
<br /></div>
<div>
<b>Bahan yang Saya Gunakan</b></div>
<div>
Untuk proyek refinish ini saya menggunakan<i> wiping varnish</i>. Sebenarnya saya tidak sengaja merencanakan menggunakan material ini. Namun karena saya menemukan produk ini dan menemukan beberapa keunggulan yang saya bisa saya terima, maka saya pilih materi ini untuk proyek saya kali ini.<br />
Wiping varnish sendiri intinya adalah varnish (material sintetik) yang dapat diaplikasikan dengan cara dioles atau digosok menggunakan kain lap (<i>wiped</i>). Dalam hal ini tidak dibutuhkan peralatan mahal seperti kompresor dan<i> spray gun</i> yang tidak saya miliki. Untuk kualitas varnish sendiri dikatakan cukup baik. Bahkan dikatakan terbaik untuk metoda penerapan yang tidak menggunakan alat penyemprot. Fitur yang saya senangi dari varnish ini adalah penetrasinya yang baik ke dalam serat kayu dan ketahanan yang sangat baik terhadap air, panas,dan zat kimia. Namun fitur yang tidak saya senangi adalah kecepatan pengeringannya yang lama (harian hingga mingguan) dan kurang kuat untuk benturan maupun abrasi (walaupun sifat ketahanan mekanik ini tergantung resin yang digunakan produsen).<br />
Produk yang saya gunakan telah dilengkapi dengan pigmen pewarna (<i>wood stain</i>) untuk memperkaya dan memperdalam tampilan serat kayu dan mengandung minyak Linseed yang dikatakan memberi warna yang lebih kaya sekaligus hasil akhir yang agak lunak.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-4CJ53BAvlIU/U1xr0BCO3KI/AAAAAAAABUo/b5HEIXtpbLA/s1600/refinish+01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-4CJ53BAvlIU/U1xr0BCO3KI/AAAAAAAABUo/b5HEIXtpbLA/s1600/refinish+01.jpg" height="320" width="287" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b><i>Produk finish yang saya gunakan. Secara umum produsen biasanya tidak secara gamblang menyampaikan jenis dan kandungan produk yang mereka tawarkan. Pengetahuan mengenai komposisi produk dapat memrediksi sifat dan cara penerapan finish walaupun tanpa pengalaman penggunaan sebelumnya.</i></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-wT8rNrF4vk8/U1xr9eAih9I/AAAAAAAABUw/gOkbbB9oqeI/s1600/refinish+02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-wT8rNrF4vk8/U1xr9eAih9I/AAAAAAAABUw/gOkbbB9oqeI/s1600/refinish+02.jpg" height="292" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada produk yang saya gunakan menampilkan komposisi bahan yang digunakan. Dari komposisi ini dapat diketahui jenis finish ini adalah varnish. Cirinya adalah penggunaan resin alkid, minyak alami berbahan dasar biji Linseed, bahan pengering berupa compound zirconium, dan pada produk ini telah diberikan pigmen pewarna (wood stain) yaitu trans oxide red. </span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Langkah Pengerjaan</b><br />
Dalam melakukan proses refinish ini, berikut langkah-langkah yang saya kerjakan. Walaupun tertulis secara sistematis pada kenyataannya saya seringkali harus mundur beberapa langkah karena kesalahan-kesalahan yang saya lakukan. Dan seperti biasa dalam saya melakukan pekerjaan yang asing, maka saya agak panik dan sulit menggambil gambar.<br />
Adapun langkah-langkah pekerjaan yang telah saya kerjakan yaitu:<br />
<i><br /></i>
<i>1. Melepaskan Finish Lama</i><br />
Langkah ini adalah langkah yang paling membosankan dan melelahkan. Apalagi popor senapan yang saya dapatkan telah di-finish dengan materi yang keras. Cara melakukannya adalah dengan mengamplas popor menggunakan kertas amplas. Kertas amplas yang saya gunakan adalah kertas amplas <i>wet and dry</i> dengan materi silikon carbid atau yang populer dengan kertas amplas duco. Saya mulai dengan grit 220 - 320 dan berakhir di 600. Saat mengamplas bagian yang lebar atau agak sempit sebaiknya menggunakan bantalan yang terbuat dari busa/spon keras (<i>sanding pad</i>) untuk meratakan tekanan amplas pada permukaan yang hendak diamplas.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.spraystore.com/content/images/thumbs/0001263_mirka_soft_foam_sanding_pad.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.spraystore.com/content/images/thumbs/0001263_mirka_soft_foam_sanding_pad.jpeg" height="320" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bantalan (pad) busa untuk mengamplas. Alat ini dapat membantu memberikan tekanan amplas yang merata.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dalam langkah ini saya tidak melepaskan bantalan karet <i>(recoil pad</i>) karena ukuran popor memiliki tendensi untuk menyusut setelah proses pengamplasan sehingga menyebabkan ukuran pad menjadi kebesaran apabila ditempatkan kembali. Mengamplas karet bantalan bersama dengan popor memberikan hasil yang lebih sinkron dari kedua bagian ini.<br />
Setelah finishing lama telah terbuka dan semua bagian kayu telah terekspos, bersihkan popor dari partikel debu dengan kain lap bersih dan lebih baik lagi jika menggunakan alkohol. Dalam hal ini saya menggunakan alkohol iso-propil 91% (IPA).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-4mpHE86BISM/U10dTBFZEhI/AAAAAAAABVA/S_cGKjnM4K0/s1600/refinish+03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-4mpHE86BISM/U10dTBFZEhI/AAAAAAAABVA/S_cGKjnM4K0/s1600/refinish+03.jpg" height="379" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b><span style="color: #990000;">Popor depan yang telah selesai diamplas dengan kertas amplas grit 800 dan dibersihkan. Tampak motif serat dan pori-pori kayu yang halus dan longitudinal. Bukan motif terindah yang bisa dibanggakan tapi tetap berkarakter dengan penerapan finish yang baik.</span></b></i></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div>
<i>2. Mengeluarkan Serat Kayu (Whiskering) dan Memperbaiki Bagian yang Mengalami Indentasi (Dented)</i></div>
<div>
Setelah semua bagian kayu terekspos, langkah berikutnya yang dikerjakan adalah mengeluarkan serat kayu. Kayu memiliki sifat seperti spon yaitu dapat menyerap dan meyimpan air. Perlakuan dengan materi finish nantinya akan membuat serat kayu menjadi bengkak karena muatan cairan yang diserap oleh serat kayu. Karena sifat kayu ini pula maka beberapa cacat ringan seperti kayu yang penyok akibat benturan tumpul dapat diperbaiki. Karena kebetulan popor yang saya dapatkan memiliki cacat akibat benturan, maka saya ambil kesempatan kali ini untuk memperbaiki cacat itu.<br />
Jika tidak ada cacat berarti whiskering dapat dilakukan dengan menyeka popor dengan kain lap basah. Namun bila terdapat cacat cekung (dented) akibat benturan, maka selain diseka bagian tersebut dapat dikompres dengan kain lap basah lalu kemudian dipanaskan. Untuk itu saya menggunakan setrika yang diatur pada panas yang paling tinggi. Lakukan penyeterikaan berulang-ulang hingga perlahan nanti tampak bagian yang cekung mulai naik dan rata karena kandungan air yang dibantu dengan panas akan membuat serat kayu tersebut menjadi bengkak. Pastikan kain cukup lembab agar kain tidak hangus atau yang lebih fatal popor menjadi hangus.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-puTrI0rgEbY/U10dy9kWLRI/AAAAAAAABVI/Z8sx0Y_DEuE/s1600/refinish+04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-puTrI0rgEbY/U10dy9kWLRI/AAAAAAAABVI/Z8sx0Y_DEuE/s1600/refinish+04.jpg" height="238" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Bagian popor belakang yang cacat cekung akibat benturan. Hal ini masih bisa dikoreksi.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div>
<i>3. Pengamplasan </i>(<i>Sanding</i>) <i>Ulang</i><br />
Setelah permukaan popor menjadi lembab dan bengkak maka diperlukan pengamplasan ulang. Hal ini dilakukan karena pori-pori kayu dan permukaan kayu terlihat menjadi lebih kasar dan kurang baik bagi hasil akhir finishing. Saya kerjakan dengan kertas amplas berukuran grit 800 tadi dan tidak lupa membersihkan sisa partikel debu dengan lap bersih dan IPA.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>4. Menutup Pori-pori dan Serat Kayu</i><br />
Popor yang telah menerima perlakuan di atas tidak berarti langsung terlihat mulus. Tergantung materi popor yang digunakan, biasanya terdapat pori-pori pada permukaan popor. Dalam hal ini popor kayu mangga memilki pori-pori kayu yang cukup besar dan akan mempengaruhi kualitas akhir finishing yang dihasilkan. Untuk itu diperlukan perlakuan tambahan untuk menutup pori-pori tersebut.<br />
Cara termudah untuk melakukan hal ini adalah memberikan lapisan <i>wood filler</i> atau sering disebut dempul kayu. Namun karena saya tidak ingin menambah koleksi kaleng lagi maka terdapat cara lain yang sedikit lebih repot namun efektif juga dilakukan.<br />
Popor tersebut diberikan lapisan wiping varnish menggunakan kuas. Aplikasikan berkali-kali hingga permukaan kayu jenuh dengan minyak. Hal ini ditandai dengan permukaan yang tetap basah walaupun telah dibiarkan selama 30 menit. Karena varnish bekerja dengan melakukan penetrasi dan polimerisasi di dalam serat kayu, maka lapisan permukaan kayu yang belum jenuh biasanya akan menampakkan tampilan yang kering (<i>dull</i>).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-DZx4Uil4a1g/U10fIi6VWZI/AAAAAAAABV4/wpcuW0RafY0/s1600/refinish+08.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-DZx4Uil4a1g/U10fIi6VWZI/AAAAAAAABV4/wpcuW0RafY0/s1600/refinish+08.jpg" height="372" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Pada permukaan popor yang belum jenuh dengan cairan varnish akan cepat menyerap cairan ini dan meninggalkan tampilan yang kering (dull). Terutama pada bagian-bagian ujung serat (end grain). Terus aplikasikan cairan ini sampai permukaan kayu berhenti menyerap cairan varnish.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-D1mIITD5t_8/U10eBpQAbBI/AAAAAAAABVU/rHhsgwPzc_Y/s1600/refinish+04b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-D1mIITD5t_8/U10eBpQAbBI/AAAAAAAABVU/rHhsgwPzc_Y/s1600/refinish+04b.jpg" height="182" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Permukaan popor yang telah jenuh menyerap cairan akan meninggalkan tampilan yang basah dan cenderung glossy. Siap untuk dilakukan pengamplasan basah.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah permukaan popor jenuh, lakukan pengamplasan basah (<i>wet sanding</i>). Caranya adalah dengan membasahi permukaan popor lagi dengan bahan varnish lalu diamplas dengan kertas amplas berukuran grit 1200 atau 1500. Setelah beberapa lama mengamplas akan terlihat timbul material seperti lumpur kehitaman. Materi ini adalah perpaduan resin dengan minyak yang telah mengalami polimerisasi dan serbuk kayu. Ratakan lumpur ini menggunakan telapak tangan hingga menutupi semua pori-pori kayu. Lakukan penekanan saat meratakan material ini seperti seakan mencekoki lumpur ke dalam pori-pori kayu. Langkah ini sangat mengotori tangan dan celakanya sangat awet rekatnya hingga disarankan menggunakan sarung tangan karet yang telah dibersihkan bedaknya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-6w9DJrYHBAs/U10eTNXLFVI/AAAAAAAABVc/Fmc56BRFQgg/s1600/refinish+05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-6w9DJrYHBAs/U10eTNXLFVI/AAAAAAAABVc/Fmc56BRFQgg/s1600/refinish+05.jpg" height="268" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Cara terbaik untuk meratakan materi penambal pori kayu adalah dengan tangan. Jika anda tidak keberatan bila tangan anda tampak kotor selama 1 minggu silahkan gunakan tangan telanjang. Namun sebaiknya gunakan sarung tangan lateks yang bebas bedak. Selalu pisahkan cairan varnish yang akan digunakan di wadah yang terpisah untuk mencegah stok varnish yang belum terpakai terbuang percuma. Dan jika bekerja sambil minum kopi jangan sampai salah celup.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Untuk pemberian varnish disarankan menampung sejumlah kecil cairan varnish pada wadah yang berbeda. Karena cairan varnish bereaksi dengan udara dan mengalami proses autooksidasi, maka jika kita terlalu lama membuka kaleng stok varnish, akan menyebabkan stok varnish kita mengeras tanpa sempat digunakan.<br />
Jika semua pori-pori telah tertutup dengan materi lumpur itu, hapus sisa lumpur yang masih menempel pada popor dengan kain lap dari bahan katun. Kain yang digunakan haruslah tidak meninggalkan serabut maupun benang-benang halus pada permukaan popor. Langkah ini sangatlah penting. Karena bila kita tidak membersihkan sisa lumpur ini, keesokan hari kita akan mendapati lumpur ini mengeras dan akan sangat sulit dibersihkan.<br />
Sering kali ukuran pori-pori kayu sangat besar sehingga tidak cukup sekali saja kita melakukan hal di atas. Lakukan kembali langkah di atas dengan memberi waktu 24 jam untuk memberi kesempatan varnish tersebut bereaksi dan cukup kering untuk pengaplikasian berikutnya. Dan sering kali setelah beberapa lama beberapa bagian dari popor akan terlihat kering (dull) lagi. Hal ini menandakan permukaan atau bagian tersebut belum cukup tertutupi ataupun jenuh dengan minyak. Lakukan hal yang sama dengan memberi jeda waktu 24 jam. Nikmati proses ini dan jangan terburu-buru karena varnish sangat lambat mengering. Namun pada akhirnya kesabaran kita akan diganjar dengan tampilan popor yang tidak mengecewakan.<br />
Gantung popor di tempat yang bebas debu dan cukup hangat. Saya menggunakan penerangan cahaya lampu pijar (bohlam) dengan kekuatan 100 watt.</div>
<div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-uK82NNHweoA/U10eko04e1I/AAAAAAAABVk/nTi11kid7Uc/s1600/refinish+07.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-uK82NNHweoA/U10eko04e1I/AAAAAAAABVk/nTi11kid7Uc/s1600/refinish+07.jpg" height="320" width="172" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Gantung popor yang telah mendapat perlakuan di tempat yang bebas debu. Jika tidak ada sumber panas dan cahaya yang cukup dapat digunakan lampu pijar 100 watt.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div>
<i>5. Memberi Lapisan Awal</i></div>
<div>
Setelah setiap pori-pori rata dengan permukaan popor, saatnya memberikan lapisan finish yang sesungguhnya. Tampilan serat kayu yang dramatis dan dalam akan muncul apabila pigmen pewarna pada wood stain dan minyak bisa berpenetrasi ke dalam serat kayu. Hal ini sangat dipengaruhi dengan kekentalan material varnish yang digunakan. Untuk mengencerkan varnish disarankan menggunakan<i> mineral spirit </i>sebagai pengencer (<i>thinner</i>). Karena saya tidak mengetahui padanan namanya di pasaran Indonesia dan tidak begitu yakin dengan formula thinner komersial yang ada di pasaran, maka saya gunakan alternatif lain sebagai thinner yaitu <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Turpentine" target="_blank">terpentin</a>.<br />
Terpentin sendiri saya gunakan untuk mengencerkan varnish hingga mendapatkan 3 macam campuran dengan konsentrasi varnish 25%, 50% dan 75%. Saya mulai dengan konsentrasi terendah lalu diaplikasikan dengan cara dioles menggunakan kain katun. Setelah dioles rata maka saya gantung kembali dengan penghangat lampu pijar. Pastikan kain yang digunakan tidak mencemari permukaan popor dengan partikel pengotor dan lingkungan bebas debu karena setiap butiran debu kasat mata yang menempel akan sangat sulit dibersihkan jika telah menempel.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-gEpaEpXigTg/U129Usp9JHI/AAAAAAAABWg/kAF6AdfzF6o/s1600/IMG-20140428-01941.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-gEpaEpXigTg/U129Usp9JHI/AAAAAAAABWg/kAF6AdfzF6o/s1600/IMG-20140428-01941.jpg" height="186" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Beberapa wadah kecil untuk menampung cairan varnish yang akan digunakan akan sangat bermanfaat. Di atas adalah beberapa konsentrasi varnish setelah saya encerkan.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-FiJI2xYcLjI/U10ep7mRYEI/AAAAAAAABVs/iz_OMmL0enc/s1600/refinish+06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-FiJI2xYcLjI/U10ep7mRYEI/AAAAAAAABVs/iz_OMmL0enc/s1600/refinish+06.jpg" height="424" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Hasil finish yang dibiarkan mengering tanpa kontrol debu dan menggunakan kain seadanya. Tampak partikel debu kasat mata dan serat-serat kain yang merusak kemulusan tampilan. Saya harus kembali mengamplas hingga lapisan menjijikan ini hilang semua.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Untuk pengaplikasian lapisan berikutnya maka saya lakukan pengamplasan ringan pada lapisan sebelumnya dengan menggunakan <i>steel wool</i> berukuran 4-0 (#0000) atau bisa digunakan alternatif lain yaitu kertas amplas halus dengan grit 1500. Langkah ini penting untuk menyiapkan landasan bagi penempelan lapisan varnish berikutnya. Jangan terlalu agresif mengamplas karena akan menghilangkan lapisan yang telah menempel. Indikator pengamplasan sudah cukup adalah lapisan mengkilap berubah menjadi agak kusam. Setiap lapisan membutuhkan waktu 24 jam untuk mengering.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Cp4v5yPza2k/U129UNaU_YI/AAAAAAAABWk/bNctsHhKJ0Q/s1600/IMG-20140428-01940.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Cp4v5yPza2k/U129UNaU_YI/AAAAAAAABWk/bNctsHhKJ0Q/s1600/IMG-20140428-01940.jpg" height="249" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Steel wool sangat berguna pada saat pemberian lapisan tambahan. Gunakan grade #0000 atau 4-0. Karena mendapatkan barang ini cukup sulit di Indonesia, bahkan pada rantai retail langganan saya, bisa disubstitusi dengan kertas amplas berukuran grit 1500 dengan bantalan amplas.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i>6. Memberi Lapisan Akhir</i><br />
Lapisan akhir diaplikasikan dengan memberikan varnish berkekuatan penuh (tidak diencerkan). Tergantung pada intensitas warna yang diinginkan, lapisan varnish ini dapat diberikan sebanyak 3 hingga 8 lapis. Banyaknya lapisan varnish tidak akan meningkatkan kekuatan finish ini. Alih-alih semakin tebal lapisan ini akan menyebabkan sensasi memegang popor layaknya memegang karet karena agak lunak dan licin. Jadi langkah persiapan awal sangat penting untuk menjamin kualitas finish yang didapatkan benar-benar mulus dan bebas pori ataupun partikel debu kasat mata. Setiap lapis varnish seperti langkah sebelumnya membutuhkan waktu seharian untuk kering dan siap untuk lapisan sebelumnya. Jangan lupa mengamplas atau menggosok ringan dengan steel wool sebelum memberikan lapisan sebelumnya.<br />
Jika intensitas warna yang diinginkan telah tercapai, diamkan popor tetap tergantung selama minimal 1 minggu.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-DgKvAjR59O8/U10fRPrqMJI/AAAAAAAABWA/EHD3BxBVJ5Q/s1600/refinish+09.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-DgKvAjR59O8/U10fRPrqMJI/AAAAAAAABWA/EHD3BxBVJ5Q/s1600/refinish+09.jpg" height="440" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Kualitas akhir yang saya harapkan dan cukup memuaskan bagi proyek pertama saya. Pori-pori yang rata tertutupi, permukaan yang mulus dan glossy, serta tingkat pewarnaan yang agak gelap.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i>7. Sentuhan Akhir dan Perakitan.</i><br />
Setelah popor benar-benar kering yaitu ditandai dengan permukaan yang tidak lengket dan tidak meninggalkan jejak sidik jari saat disentuh (biasanya dicapai sempurna setelah 1 minggu, saya memilih menunggu selama 2 minggu), kita bisa memberikan perlakuan terakhir. Sampai tahap ini popor akan didapati permukaannya mengkilap (<i>glossy</i>). Beberapa perlakuan akhir misalnya untuk meningkatkan ketahanan dan kilap popor seperti dengan pemberian <i>wax</i>. Wax yang disarankan untuk tampilan alami adalah wax dengan kandungan <i><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Carnauba_wax" target="_blank">carnauba</a></i>. Wax sintetik juga dapat diberikan untuk meningkatkan daya tahan lapisan finish ini.<br />
Seringkali permukaan popor senapan diinginkan tidak glossy namun lebih seperti satin (satin finish). Hal ini didapati pada senapan-senapan angin keluaran Eropa seperti Weihrauch dan popor keluaran Minelli. Untuk mencapai kualitas finish ini, pada permukaan yang telah sempurna mengering dapat diberikan perlakuan abrasif menggunakan <i>talk</i> atau <i>polishing compound</i>. Pilihlah <i>compound</i> yang halus sehingga kualitas akhir finish seperti satin. Sebagai pedoman di pasaran pilihlah compound yang bertuliskan polishing compound dibanding dengan<i> rubbing compound</i>. Aplikasikan secara ringan namun merata. Namun saya saat ini menyukai tampilan glossy.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-APzWrxnLQgk/U10fadmoFPI/AAAAAAAABWI/jqS4Nz44o40/s1600/refinish+10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-APzWrxnLQgk/U10fadmoFPI/AAAAAAAABWI/jqS4Nz44o40/s1600/refinish+10.jpg" height="330" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Jika keindahan itu relatif di mata penikmatnya, maka saya puas dengan tampilan popor seperti ini.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-MCmxsK9tOJ4/U10fb_vFmUI/AAAAAAAABWQ/cjHWRvkAiEA/s1600/refinish+11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-MCmxsK9tOJ4/U10fb_vFmUI/AAAAAAAABWQ/cjHWRvkAiEA/s1600/refinish+11.jpg" height="220" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: #990000;">Sebagai pembanding karena saya tidak punya gambar popor pada saat sebelum perlakuan. Popor belakang (sebelah kanan) tampak terlalu keras dan berkesan plastik tanpa kedalaman visual yang menarik. Sebelah kiri adalah popor yang baru diberi lapisan awal. Dari sini saja sudah tampak perbedaan daya tariknya.</span></i></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Selagi proses polimerisasi belum berlangsung sempurna, komponen minyak yang belum berikatan sedang mengalami oksidasi dan menciptakan kondisi asam, Kondisi asam ini tidak baik bagi komponen logam karena dapat memicu oksidasi logam dan karat. Dikatakan sebaiknya menunggu lebih lama (disarankan minimal 1 bulan) sebelum popor akhirnya bisa dirakit kembali kepada badan senapan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Demikian catatan saya mengenai proyek refinish popor senapan dengan menggunakan wiping varnish. Secara umum proses ini memang mudah dikerjakan dan menghasilkan tampilan finish yang mengesankan. Namun di sisi lain memakan waktu yang sangat lama terutama jika kita melakukan kesalahan. Sesuatu yang dapat dipertimbangkan bagi pecinta senapan angin yang senang melakukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan hobinya ini. Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-3960503481998856242014-02-13T22:15:00.000+07:002014-02-13T22:17:01.072+07:00Referat Marksmanship Bagian 3: Kontrol Pernafasan (Breath Control)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-marksmanship-bagian-1-cara.html" target="_blank">Bagian 1</a> Cara Memegang Senapan<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-marksmanship-bagian-2-cara.html" target="_blank">Bagian 2</a> Cara Membidik dan Parallax<br />
<br />
Pada artikel kali ini saya akan memaparkan hasil pencarian saya terhadap teknik kontrol pernafasan. Setelah mengetahui dasar menembak tepat yaitu pegangan senapan dan membidik, langkah berikutnya yang perlu dipelajari adalah teknik pernafasan. Mengatur pernafasan penting keberadaannya dalam menembak tepat. Bernafas mutlak dilakukan. Dalam kontrol pernafasan kita berusaha mengontrol pergerakan tubuh kita agar dapat mengeksekusi suatu tembakan yang sempurna. Maka untuk melakukan hal tersebut, setidaknya kita perlu mengetahui hal apa saja yang berhubungan dengan proses bernafas.<br />
Artikel ini ditulangbelakangi dari artikel yang diterbitkan di <a href="http://www.usashooting.org/">www.usashooting.org</a> pada bulan Mei-Juni 2011. Artikel selengkapnya dapat disimak <a href="http://www.usashooting.org/library/Instructional/Rifle/breath_control_rifle_may_june_2011.pdf" target="_blank">di sini</a> untuk memberi gambaran dan pengalaman pembelajaran pribadi yang lebih lengkap. Terima kasih kepada kontributor.<br />
<br />
<b>Bagaimana Manusia Bernafas dan Pengaruhnya dalam Menembak</b><br />
Semua orang juga mengerti bahwa kita perlu bernafas. Dengan bernafas kita memasok kebutuhan oksigen seluruh tubuh kita dari paru-paru untuk kemudian disirkulasikan oleh peredaran darah jantung. Dalam pernafasan juga kita membuang produk metabolisme berupa gas asam arang (karbon dioksida, CO2). Namun karena artikel ini tentang hal-hal yang berhubungan dengan ketepatan menembak, baiklah saya mengambil beberapa hal yang berhubungan saja.<br />
Paru-paru tidak mengembang dengan sendirinya. Untuk memasukkan udara segar dengan komposisi rata-rata oksigen 21% ke dalam paru-paru, maka rongga dada perlu menciptakan kondisi <i>vacuum </i>atau sedikit di bawah tekanan atmosfer. Perbedaan tekanan ini yang akan menyebabkan udara mengalir masuk ke dalam rongga dada.<br />
Sesuai dengan hukum Boyle, setiap peningkatan volume ruang akan diikuti dengan penurunan tekanan udara. Untuk menciptakan kondisi vacuum atau sub-atmosferik ini maka ruang dada akan membesar dengan dua cara. Cara pertama yaitu alas ruang yang bertambah rendah melalui mendatarnya selaput diafragma (dikenal sebagai pernafasan perut/diafragma). Dan cara kedua yaitu dinding ruang yang meluas melalui mekanisme peninggian tulang rusuk (dikenal sebagai pernafasan dada). Cara yang kedua ini menimbulkan gerakan pernafasan yang sangat mempengaruhi pegangan senapan karena jika kita menyandarkan lengan pemegang senapan kita pada dinding dada. Kita akan melihat senapan akan bergerak naik turun pada saat bernafas.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-gIuSK0L4kfk/UvwvGMUDSSI/AAAAAAAABS0/QWW8t4IIwKA/s1600/breathing+movement.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-gIuSK0L4kfk/UvwvGMUDSSI/AAAAAAAABS0/QWW8t4IIwKA/s1600/breathing+movement.JPG" height="396" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Gambaran mekanisme pengembangan rongga dada dalam bernafas. Gambar sebelah kiri adalah fase inhalasi di mana rongga dada membesar dengan cara tulang rusuk bergerak ke atas karena kontraksi otot antar rusuk dan selaput diafragma mendatar atau bergerak ke arah bawah. Pada gambar sebelah kanan adalah fase ekshalasi di mana secara pasif tulang rusuk akan kembali turun dan selaput diafragma akan bergerak naik.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.eley.co.uk/media_files/Eley_Emmons_AN_01(2).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.eley.co.uk/media_files/Eley_Emmons_AN_01(2).jpeg" height="400" width="332" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Posisi menembak target berdiri menyandarkan lengan atas pada dinding dada. Hal ini memberi landasan yang kokoh namun santai bagi pegangan senapan. Posisi ini menyebabkan senapan bergerak saat siklus bernafas. Kontrol pernafasan yang baik dapat mengendalikan pergerakan ini. Diambil dari: <a href="http://www.eley.co.uk/en/50m-rifle-3-positions-3x40-men/">http://www.eley.co.uk/en/50m-rifle-3-positions-3x40-men/</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada saat bernafas, proses menarik nafas atau inhalasi terjadi secara aktif. Atau dengan kata lain dibutuhkan energi untuk melakukan proses ini. Energi yang digunakan berfungsi untuk mengkontraksikan otot selaput diafragma pada pernafasan perut/diafragma dan otot-otot sekitar rusuk pada pernafasan dada. Sedangkan untuk menghembuskan nafas atau ekshalasi, kita tidak membutuhkan energi karena proses ini terjadi secara pasif. Proses ekshalasi terjadi karena <i>recoil </i>dari jaringan yang sebelumnya meregang. Seperti karet yang akan kembali memendek setelah kekuatan yang membuatnya mulur dihilangkan. Rongga dada yang kembali mengecil akibat proses ekshalasi akan meningkatkan tekanan paru-paru sehingga udara akan kembali mengalir ke luar. Namun udara tidak seluruhnya akan keluar dan masih menyisakan sekitar 1.5 liter sebagai cadangan.<br />
Pengaturan pernafasan terutama dilakukan di pusat pernafasan batang otak dengan mendapatkan input data dari dua tempat yaitu di sekitar leher (di percabangan pembuluh nadi leher, dikenal sebagai <i>carotid body</i>) dan di batang otak. Kedua tempat pemberi input ini bekerja dengan prinsip sensor kimiawi yang akan mendeteksi penurunan kadar O2 di tempat pertama maupun peningkatan kandungan CO2 dan penurunan pH darah di tempat yang kedua. Kedua organ sensor ini yang akan memberi tahu pusat pernafasan kapan harus mulai bernafas, atau kapan harus mempercepat dan memperlabat laju pernafasan. Semua hal ini terjadi secara tidak kita sadari.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/PPFall03Lect7_files/image019.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/PPFall03Lect7_files/image019.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Sedikit sesi ilmiah untuk memahami kontrol pernafasan. Pernafasan diatur oleh batang otak pada bagian tengah organ batang otak yang dinamakan <i>medulla oblongata</i> dan <i>pons </i>(gambar kanan). Beberapa sensor yang diaktifkan berbagai rangsangan yang didapatkan dapat memberi <i>feedback </i>positif (meningkatkan pernafasan) maupun <i>feedback </i>negatif (menurunkan pernafasan). Input sendiri dilakukan pada berbagai organ (gambar kiri) dan yang memegang peranan utama adalah (1) <i>Medullary chemoreceptor</i> yang memonitor penurunan pH dan peningkatan CO2 dan (2) <i>carotid body</i> yang memonitor penurunan kadar O2. Diambil dari: <a href="http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/Respiratory_System.html">http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/Respiratory_System.html</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sensor yang paling berperan dalam pernafasan adalah sensor yang terletak di batang otak (<i>medullary chemoreceptor, receptor central</i>) yang mendeteksi terutama dalam peningkatan kadar CO2 dan penurunan pH (peningkatan keasaman darah). Atau jika anda tidak terlalu alergi dengan reaksi kimia adalah peningkatan ion H+ akibat persenyawaan CO2 dengan H2O maupun asam-asam lainnya seperti asam laktat. Peningkatan keasaman ini akan memicu laju pernafasan yang cepat sehingga CO2 yang berlebihan dapat cepat dikeluarkan.<br />
Fungsi sensor yang terletak di sekitar leher (<i>carotid body, receptor perifer</i>) sendiri tidak terlalu berperan dalam mempercepat laju pernafasan. Namun pada situasi tertentu di mana konsentrasi O2 menurun (seperti di ketinggian, di gunung misalnya), laju pernafasan bisa meningkat akibat perangsangan sensor ini.<br />
Walaupun sebagian besar proses bernafas terjadi secara tidak disadari, namun tubuh pada berbagai kondisi dapat mengatur siklus pernafasan ini dalam batas-batas tertentu. Misalnya pada saat berenang, berbicara panjang, menyanyi, dan tentunya saat membidik. Pada keadaan normal dan santai manusia dewasa akan bernafas dengan kecepatan 12-15 kali per menit. Dalam bernafas ini tubuh memerlukan waktu sekitar 1 detik untuk inhalasi diikuti sekitar 2 detik untuk ekshalasi. Setelah akhir ekshalasi ini terjadi maka didapatkan suatu periode jeda (<i>respiratory pause</i>) sekitar 1 hingga 2 detik. Panjangnya periode ini adalah waktu yang dibutuhkan oleh CO2 untuk terakumulasi sehingga jumlahnya cukup untuk memicu siklus pernafasan selanjutnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-cAuRmRjxOIA/UvwvR1G3OrI/AAAAAAAABTA/h_cMcZIg-fw/s1600/Capnograph.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-cAuRmRjxOIA/UvwvR1G3OrI/AAAAAAAABTA/h_cMcZIg-fw/s1600/Capnograph.JPG" height="195" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Gambar hubungan pergerakan dada terhadap waktu. Gambar ini sering disebut sebagai <i>capnograph</i>. Gambar ini hanya digunakan sebagai ilustrasi karena capnograph sebenarnya tidak persis seperti ini.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada manusia dewasa sehat, respiratory pause dapat diperpanjang menjadi 12-15 detik tanpa masalah ataupun menimbulkan dorongan untuk menarik nafas. Pembekalan pernafasan dengan beberapa tarikan nafas dan hembusan nafas yang lebih dalam sebelumnya dapat membantu meningkatkan respiratory pause ini. Seorang atlet menembak dapat mempertahankan respiratory pause ini sekitar 6-8 detik sebelum akhirnya memutuskan untuk menembak atau membatalkan tembakannya untuk kemudian memulainya lagi dari awal. Melebihi waktu ini maka pandangan mulai menjadi kabur akibat otak mulai mengalami kekurangan oksigen, dan peningkatan kadar CO2 akan menyebabkan tubuh mulai bergerak untuk memulai bernafas kembali sehingga mengganggu kestabilan pegangan senapan.<br />
Seperti dikatakan sebelumnya, pusat pernafasan terutama bekerja atas rangsangan sensor di batang otak yang memonitor peningkatan keasaman. Kondisi pH yang rendah selain dari deposit CO2 juga didapatkan dari akumulasi asam laktat. Menembak dengan posisi yang tidak stabil maupun tidak santai, tegang maupun cemas, dan kelelahan dapat mempersingkat respiratory pause.<br />
<br />
<b>Bagaimana Cara Bernafas dengan Baik</b><br />
Setelah uraian bagaimana pernafasan bekerja di atas, saatnya memberikan benang merah kepada kegiatan menembak untuk menghasilkan ketepatan menembak yang lebih baik.<br />
Pernafasan yang baik untuk akurasi dilakukan dengan pernafasan perut/diafragma. Selain alasan minimnya pergerakan yang terjadi seperti yang telah saya singgung di atas, terdapat alasan lain yang menyebabkan pola pernafasan ini unggul. Pernafasan perut dapat menyebabkan perluasan rongga dada yang lebih besar. Dengan pernafasan perut, udara dapat masuk sekitar 1.5 liter di mana pernafasan dada hanya menghasilkan setengahnya. Alasan lain menggunakan pernafasan perut adalah pernafasan ini dapat memicu respon relaksasi dari sistem saraf yang membantu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi kecemasan. Respon relaksasi ini berhubungan dengan sensor keregangan paru-paru seperti yang disinggung pada ilustrasi di atas (<i>Hering-Breuer reflex</i>).<br />
Bagaimana cara kita mengetahui kita telah bernafas menggunakan diafragma? Kebanyakan dari kita termasuk saya dulunya tidak menyadari pola pernafasan apa yang kita biasa gunakan. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan dengan berbaring dengan kedua tangan diletakan di perut. Pada pernafasan perut kita akan melihat tangan naik saat menarik nafas dan turun saat menghembuskan nafas. Gerakan naik turun tangan ini akan berlawanan dengan naik turunnya dada apabila dilakukan dengan benar.<br />
Pernafasan dada bukannya tidak bermanfaat. Pernafasan dada dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan tubuh paska menembak. Dilakukan bersama-sama dengan pernafasan perut setelah tembakan dieksekusi dapat mempercepat pengembalian oksigen yang diperlukan tubuh sehingga tubuh ataupun pikiran menjadi lebih relaks atau tenang terutama pada sesi menembak yang panjang.<br />
Pada saat menembak penembak akan menahan nafas. Namun kebanyakan penembak awam akan melakukan tarikan nafas yang sangat dalam terlebih dahulu. Hal ini dapat menjadi kerugian karena pada saat menarik nafas panjang berarti kita mengaktifkan otot-otot pernafasan dan menahannya tetap berkontraksi akan membuat konsumsi energi meningkat. Hasilnya CO2 akan semakin banyak terkumpul dan merangsang sensor pernafasan memicu siklus pernafasan lebih dini. Akibatnya respiratory pause yang dibutuhkan akan menjadi terlalu singkat dan terbatas.<br />
Berikut ini pola pernafasan yang dilakukan beberapa atlit menembak untuk mendapatkan respiratory pause yang dibutuhkan. Pada pola nafas ini, jeda dilakukan pada akhir ekshalasi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-D_gdeQopKMo/UvwvbEtPNgI/AAAAAAAABTI/MP8teDFrv00/s1600/capnograph+in+shooting.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-D_gdeQopKMo/UvwvbEtPNgI/AAAAAAAABTI/MP8teDFrv00/s1600/capnograph+in+shooting.JPG" height="181" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Berbagai Pola Pernafasan dan Pembahasan</b><br />
Dalam teknik kontrol pernafasan, dikenal beberapa pola kontrol jeda pernafasan. Beberapa di antaranya saya masukkan di bawah ini beserta pembahasan akan potensi permasalahan yang mungkin terjadi. Setiap teknik di bawah ini telah dipraktekan dan bermanfaat bagi setiap individu. Bagaimanapun pengalaman seseorang akan menentukan teknik mana yang paling bermanfaat baginya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-lLsBIcRmSgg/UvwvihZgjtI/AAAAAAAABTU/9m9KXSaxBu8/s1600/capnograph+in+various+breathing+pattern.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-lLsBIcRmSgg/UvwvihZgjtI/AAAAAAAABTU/9m9KXSaxBu8/s1600/capnograph+in+various+breathing+pattern.JPG" height="640" width="430" /></a></div>
<br />
Beberapa penembak berpengalaman menggunakan teknik pernafasan tipe A. Teknik pernafasan tersebut dilakukan dengan satu pernafasan dalam lalu diikuti dengan beberapa pernafasan dangkal sampai pegangan yang mantap didapatkan. Dengan teknik ini, tubuh tetap mendapatkan udara segar tanpa terlalu mengganggu posisi membidik seperti pada saat bernafas dengan kedalaman yang normal.<br />
Beberapa penembak juga telah melakukan eksperimen pada kontrol jeda pernafasan seperti ditunjukkan dalam pola B dan pola C. Pada pola B, setelah jeda pernafasan normal didapatkan, penembak akan melakukan tarikan nafas tidak lengkap untuk kemudian melakukan respiratory pause yang diperpanjang. Sedangkan pola C, seorang penembak akan menghembuskan sebagian nafas saja pada saat ekshalasi untuk melakukan respiratory pause yang diperpanjang. Pola kontrol jeda nafas tipe C ini yang biasa digunakan oleh <a href="http://www.pyramydair.com/blog/2005/07/accuracy-tips.html" target="_blank">Tom Gaylord</a>.<br />
Dikatakan pada pola kontrol B dan C secara hipotesis dapat bermasalah. Dengan pola nafas tersebut jumlah nafas yang ditahan dari satu tembakan ke tembakan yang lain tidak tetap jumlahnya. Hal ini ini memicu timbulnya deviasi pada sumbu vertikal sasaran. Hal ini telah dicermati oleh Bung <a href="https://plus.google.com/u/0/wm/1/112105203356525410140" target="_blank">Tony Prasetyo</a>, pembaca dan kritikus blog saya yang adalah praktisi tembak senapan api dan senapan angin dari TNI AD. Hasil "<i>nitik</i>" yang diharapkan hanya akan diganjar dengan rangkain lubang tumbukan vertikal pada kertas target.<br />
Pola kontrol pernafasan tipe B dan C juga dapat menyebabkan permasalahan lain yaitu jumlah waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan posisi bidik semakin panjang. Dan seperti diketahui, menahan senapan terlalu lama sama artinya dengan pemborosan energi.<br />
Keburukan lain dari menahan udara di dalam paru-paru adalah udara secara tidak disadari bisa lolos perlahan melalui hidung maupun mulut. Pada posisi menembak duduk, posisi bidik alamiah akan bertambah tinggi. Sedangkan pada posisi berdiri, menyebabkan posisi bidik alamiah akan semakin rendah. Perubahan posisi bidik alamiah ini akan menyebabkan lebih banyak waktu dibutuhkan untuk melakukan koreksi dan tentunya lebih banyak energi. Jadi berdasarkan sumber yang saya dapatkan, tampaknya menahan nafas pada respiratory pause alami yang didapatkan setelah akhir hembusan nafas adalah teknik yang paling konsisten dan direkomendasikan.<br />
Saat ketegangan memuncak dan mempengaruhi ketenangan menembak terdapat teknik pernafasan lain yang dapat membantu mengatasi ketegangan itu. Teknik ini direkomendasikan dan diajarkan pada tim SWAT, kepolisian US, Tentara Angkatan Darat dan Tim-tim elit lainnya di penjuru dunia dan dinamakan "<i>autogenic breathing</i>". Teknik pernafasan ini berguna untuk mengatasi ketegangan maupun euforia pada saat melakukan eksekusi tembakan. Teknik ini dikenal juga sebagai <a href="http://www.killology.com/print/print_onkilling.htm" target="_blank">Dave Grossman's Autogenic Breathing</a>. Teknik ini dapat memenuhi aliran darah dengan oksigen yang diperlukan sembari mengaktivasi refleks autonom dari reseptor regangan di paru-paru. Hasilnya adalah pikiran yang lebih tenang dan lebih mudah mencapai posisi yang stabil. <i>Teknik ini sangat sederhana, yaitu dengan cara: Tarik satu nafas dalam menggunakan pernafasan perut lalu ditahan hingga empat hitungan, hembuskan perlahan dalam empat hitungan, lalu tahan kembali hingga empat hitungan. Lakukan selama tiga siklus.</i><br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
Tidak setiap bidikan harus diakhiri dengan tembakan. Dalam beberapa keadaan seperti ketegangan dalam kompetisi maupun keriangan berlebihan saat menemukan buruan dapat menyebabkan kesulitan untuk berkonsentrasi dan mempertahankan posisi. Bila saat membidik telah melewati waktu jeda yang normal, tidak ada salahnya kita untuk membatalkan tembakan dan memulai lagi segalanya dari awal. Tidak perlu terburu-buru dan berspekulasi karena satu tembakan yang meleset pada kompetisi maupun perburuan berarti kerugian. Memaksakan tembakan melewati respiratory pause, sesuai kapasitas tubuh kita, akan menyebabkan gangguan terutama pada tajam penglihatan dan kondisi relaks yang mutlak dimiliki.<br />
Latihan adalah investasi terbaik untuk mendapatkan jeda nafas optimal dari tubuh kita maupun dalam setiap rangkaian ritual dari marksmanship ini. Latihan dengan tembakan kering (tanpa mimis) adalah hal yang sangat berguna. Walaupun lebih mudah diucapkan dari pada dilakukan, karena sangatlah tidak menarik untuk dipraktekan, namun pada satu saat latihan ini akan membayarkan dividen-nya. Dan jelas lebih irit karena kita tidak perlu membuang-buang mimis.<br />
Demikian rangkuman saya mengenai topik kontrol pernafasan. Semoga Berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-73112345705884713422014-01-21T18:00:00.000+07:002015-04-05T22:43:49.792+07:00De Pyra Jupiter 27: Senapan Per Untuk Pemula - Bagian 4<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/12/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk.html" target="_blank">Bagian 1</a> Tampilan luar senapan<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk.html" target="_blank">Bagian 2</a> Siklus menembak dan kecepatan<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk_12.html" target="_blank">Bagian 3</a> Akurasi jarak dekat<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-FklpSuH5Lrg/UtvbBbX55DI/AAAAAAAABQM/lIqSc_wm5Ss/s1600/de+pyra+jupiter+27.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-FklpSuH5Lrg/UtvbBbX55DI/AAAAAAAABQM/lIqSc_wm5Ss/s1600/de+pyra+jupiter+27.jpg" height="148" width="640" /></a></div>
<br />
Pada artikel ini saya akan mencoba kemampuan senapan ini pada jarak yang lebih jauh dan pada kondisi lingkungan luar ruangan. Senapan De Pyra Jupiter 27 adalah senapan angin jenis per yang diproduksi oleh PD Pipik Putra, Cikeruh - Sumedang. Senapan ini didesain berdasarkan intepretasi mereka atas senapan legendaris Diana model 27 yang sempat lama diproduksi dan populer hingga ke Indonesia.<br />
Senapan ini sendiri memiliki tampilan klasik yang menarik. Siklus menembak senapan ini terbilang bersahabat namun memiliki kecepatan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan senapan Diana model 27 yang ditirunya. Akurasi senapan ini pada jarak 10 meter terbilang cukup baik namun harus diimbangi dengan teknik menembak yang prima.<br />
<br />
<a name='more'></a><b>Kejadian yang Tidak Diharapkan</b><br />
Pada mulanya saya ingin menguji senapan ini mempergunakan <i>rifle scope</i> <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/11/rifle-scope-untuk-senapan-per-unboxing.html" target="_blank">Hawke Sport HD 3-9X40 AO</a> yang memang didesain untuk menghadapi <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-karakteristik-senapan-per.html" target="_blank">recoil senapan per</a>. Setelah saya naikkan scope ini pada senapan ini dengan menggunakan <i>mounting </i>Marcool model 301 (<i>Two Pieces, Double Screws, Low</i>), saya sempat mendapatkan hasil yang semakin konsisten pada jarak 10 meter. Namun kejadian tidak diharapkan menimpa <i>scope </i>saya ini. Setelah berusaha melakukan <i>zero</i>, saya dapati <i>reticle scope</i> saya semakin berputar searah jarum jam. Rupanya scope ini gagal untuk membendung recoil senapan yang sebenarnya secara fisik tidak dirasakan terlalu kuat dibandingkan Weihrauch HW 77 milik saya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Qb57r5Vs9t0/Ut3rVf6dHtI/AAAAAAAABQ8/pCSfFipN7iE/s1600/recoil+effect+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-Qb57r5Vs9t0/Ut3rVf6dHtI/AAAAAAAABQ8/pCSfFipN7iE/s1600/recoil+effect+1.jpg" height="400" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Posisi scope baru yang disesuaikan dengan kelurusan reticle yang telah berputar searah jarum jam.<br />Perhatikan pula pita bantalan mounting yang bergeser ke belakang.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-9xv4JGLBblU/Ut3rUgxCDGI/AAAAAAAABQ4/FFF3sTiN47k/s1600/recoil+effect+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-9xv4JGLBblU/Ut3rUgxCDGI/AAAAAAAABQ4/FFF3sTiN47k/s1600/recoil+effect+2.jpg" height="320" width="224" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Posisi reticle bila posisi scope tidak disesuaikan. <br />Tampak telah bergeser 20 derajat searah jarum jam.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Mounting Marcool model 301 yang saya miliki juga ikut merasakan dahsyatnya recoil sebuah senapan per. Walaupun tidak sampai fatal dan masih bisa digunakan, namun gambar-gambar di bawah dapat memberi gambaran betapa hebatnya energi yang diterima oleh scope saya. Anda pikir bantalan pita scope ini tidak melekat kuat? Saya telah berusaha mengembalikannya ke posisi awal dengan menggesernya masuk kembali. Tapi perekat pita tersebut sangat kuat dan tidak mau bergeser dengan tekanan jari saya. Tampaknya saya harus membukanya dan mengganti pita bantalan tersebut dengan yang baru.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-cAPhdfxl21s/Ut3rcwdLcZI/AAAAAAAABRI/1Gdahzhol0o/s1600/recoil+effect+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-cAPhdfxl21s/Ut3rcwdLcZI/AAAAAAAABRI/1Gdahzhol0o/s1600/recoil+effect+3.jpg" height="210" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pita bantalan scope pada penutup mounting. Tampak bergeser ke depan dan ke belakang. <br />Bukti ganasnya double recoil senapan per.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Begitupun posisi mounting depan. Posisi awal mounting depan saya letakkan pada ujung rel <i>mount base</i>. Setelah semua ini terjadi, saya dapatkan mounting depan telah bergeser ke belakang sejauh 3 cm. Saya yakin mounting belakang akan mengalami hal yang sama bila saja saya tidak meletakkannya jauh menempel dengan penutup tabung kompresi.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-pBwntX2WVw0/Ut3rlk5Ei7I/AAAAAAAABRQ/5HaBZwMh_jg/s1600/recoil+effect+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-pBwntX2WVw0/Ut3rlk5Ei7I/AAAAAAAABRQ/5HaBZwMh_jg/s1600/recoil+effect+4.jpg" height="240" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Posisi mounting depan telah bergeser mundur. Double baut tidak menolong.<br />Seperti halnya penutup mounting, pita bantalan telah bergeser ke depan dan ke belakang.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Hal ini memberikan pelajaran yang berharga bagi saya tentang brutalnya kekuatan sebuah senapan per. Walaupun itu hanya berkekuatan kecil. Scope impor dengan kualifikasi <i>spring piston recoil</i> saja bila tidak tidak beruntung akibat cacat produksi akan mengalami nasib yang naas. Mengembalikannya hanya akan menambah biaya dan kerepotan semata.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-FRIr0_tf89w/Ut4JuLzSVOI/AAAAAAAABSc/ee50Oo2Tu3s/s1600/HW+77+25+yard.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-FRIr0_tf89w/Ut4JuLzSVOI/AAAAAAAABSc/ee50Oo2Tu3s/s1600/HW+77+25+yard.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Scope Hawke Sport HD 3-9x40 AO kesayangan saya semasa hidupnya yang singkat telah membantu saya menghasilkan grouping yang rapat dan konsisten. Gambar di atas adalah mimis kembar Beeman Kodiak dan Baracuda Match 10.65 gr pada jarak 25 yard dengan Weihrauch HW 77 milik saya.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Akurasi 25 yard</b></div>
<div style="text-align: left;">
Namun rasa penasaran sudah jauh tinggi di ubun-ubun. Untuk meneruskan pengujian ini saya naikkan rifle scope Simmons ProSport 3-9x40 Duplex Reticle replika milik saya. Scope yang tidak begitu saya sukai karena kualitas bayangan dan reticle-nya yang pas-pasan. Namun untuk menyasar target sejauh 25 yard saya rasa cukup saja. Ajaibnya scope ini berhasil melewati sesi pengujian saya ini tanpa masalah. Namun saya tetap tidak merekomendasikan penggunaannya untuk jangka panjang.</div>
<div style="text-align: left;">
Pengujian ini saya batasi dengan mimis yang memiliki berat sekitar 8 grain saja. Pada artikel sebelumnya terlihat penggunaan mimis ringan tidak mampu mempertahankan tekanan yang cukup untuk berakselerasi dengan optimal. Mimis yang berat juga saya hindari karena dengan mimis 8 grain saja, pengaturan <i>elevation </i>scope sudah sangat mepet dan berbahaya merusak bagian dalam scope akibat recoil tadi.</div>
<div style="text-align: left;">
Untuk pengujian pertama saya gunakan RWS Superdome 8.3 grain. Mimis ini digunakan PD Pipik Putra untuk menguji senapan buatannya. Pada pengujian sebelumnya saya dapatkan <i>muzzle velocity</i> yang konsisten dengan mimis ini. Bahan komposit timah ini cukup keras sehingga cukup kuat membentuk tekanan pelontar bagi mimis.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-bqdHS6b2uZw/Ut3sugNJJaI/AAAAAAAABRc/cBbk5g818zw/s1600/akurasi+20m+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-bqdHS6b2uZw/Ut3sugNJJaI/AAAAAAAABRc/cBbk5g818zw/s1600/akurasi+20m+1.jpg" height="298" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping 10 tembakan 25 yard RWS Superdome 8.3 gr diukur 95.6 mm CTC atau 54.4 mm bila flyer dieksklusikan.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: left;">
Hasil yang didapatkan menunjukkan 95.6 mm atau 54.4 mm bila <i>flyer </i>dieksklusikan. Jauh dari yang saya harapkan. Lubang mimis didapatkan cukup bersih terpotong tapi pada sebagian besar lubang terlihat tidak bundar sempurna akibat mimis yang bergoyang (<i>wobbling</i>). Angin berhembus ringan saat pengujian ini saya lakukan.</div>
<div style="text-align: left;">
Pada pengujian selanjutnya saya gunakan JSB Exact 8.44 grain. Mimis ini cukup lunak pada bagian roknya sehingga tidak ada tahanan berarti saat saya memasukkannya dengan <i>pellet seater</i> saya. Hasilnya seperti yang diduga, kertas tidak begitu rapi terpotong akibat kecepatan yang rendah dan mimis jatuh jauh di bawah titik bidik (POA). Saya tidak melakukan tes <i>chrono </i>hari ini karena awan sangat mendung. Grouping tidak pula bertambah baik dengan mimis yang satu ini.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-DbCXUbKi2UM/Ut3swbbFjPI/AAAAAAAABRk/qoaArly8_eQ/s1600/akurasi+20m+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-DbCXUbKi2UM/Ut3swbbFjPI/AAAAAAAABRk/qoaArly8_eQ/s1600/akurasi+20m+2.jpg" height="400" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping 10 tembakan 25 yard JSB Exact 8.44 gr diukur 73 mm CTC. Flyer ataupun karena saya belum siap sehingga tampak sebuah mimis mendarat di kiri atas dan tidak diukur.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: left;">
Salah satu koleksi mimis 8 grain milik saya yang lain adalah H&N Sport Field Target Trophy 8.64 grain. Dari seluruh senapan yang saya miliki memang mimis ini tidak pernah menjadi favorit salah satunya. Masuk ke dalam laras dengan cukup keras dan menjanjikan. Kertas kembali terpotong baik dan kali ini tidak banyak bentuk lubang yang lonjong walaupun masih juga ditemui beberapa. Namun grouping yang didapatkan tidak kunjung memuaskan.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Apjhk9IwRbg/Ut3swqgO4vI/AAAAAAAABRo/QXyPQ-iA4y8/s1600/akurasi+20m+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Apjhk9IwRbg/Ut3swqgO4vI/AAAAAAAABRo/QXyPQ-iA4y8/s1600/akurasi+20m+3.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping 10 tembakan 25 yard H&N Sport FTT 8.64 gr diukur 98.2 mm CTC. Bila grouping bagian dalam saja yang diukur akan didapatkan 49 mm.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: left;">
Saya selalu menyukai mimis keluaran RWS. <i>Finishing </i>yang rapi dan material yang sedikit keras menurut saya lebih mengundang dari mimis keluaran JSB. Bahkan beberapa kali saya mendapatkan grouping yang sangat baik dengan RWS Superfield walaupun tidak begitu konsisten. Namun tidak hari ini. Superfield justru melebar.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-TB8PTGOcajc/Ut3s1pZAcdI/AAAAAAAABR0/SZdvKdwCKzo/s1600/akurasi+20m+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-TB8PTGOcajc/Ut3s1pZAcdI/AAAAAAAABR0/SZdvKdwCKzo/s1600/akurasi+20m+4.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping 10 tembakan 25 yard RWS Superfield 8.4 gr diukur 78.6 mm CTC.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Apakah Rifle Scope Saya Gagal?</b></div>
<div style="text-align: left;">
Hari itu saya berpikir dan merenung. Apakah benar akurasi senapan ini benar-benar tidak bisa diandalkan pada jarak 25 yard. Jarak hanya bertambah dua kali lipat lebih namun dengan kondisi agak berangin. Dan perbedaan akurasi meminjam istilah teman saya: "sangat tidak linear". Apakah mungkin scope Simmons saya juga mengalamin gangguan walaupun tidak terlihat reticle-nya berotasi?</div>
<div style="text-align: left;">
Senapan ini memiliki <i>open sight</i> berbentuk <i>V-notch</i> yang cukup bisa diandalkan pada jarak 10 meter, walaupun tidak bisa diatur posisi horisontalnya. Bagaimana bila asumsi saya benar bahwa scope inipun ikut terganggu. Apakah akurasi bisa membaik dengan menggunakan <i>visier </i>bawaan saja?</div>
<div style="text-align: left;">
Pengujian saya lakukan keesokan harinya dengan menggunakan RWS Superdome pada jarak yang sama serta kecepatan angin yang relatif sama. Ukuran titik bidik saya besarkan sesuai kemampuan mata saya.</div>
<div style="text-align: left;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-NnWLhquNP7I/Ut39Q9CgPPI/AAAAAAAABSM/Q3mId9pmvzU/s1600/akurasi+20m+open+sight.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-NnWLhquNP7I/Ut39Q9CgPPI/AAAAAAAABSM/Q3mId9pmvzU/s1600/akurasi+20m+open+sight.jpg" height="400" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Kali ini grouping menunjukkan angka 54 mm. Hasil yang sama seperti yang saya dapatkan dengan rifle scope saya. Kali ini tanpa adanya flyer. Rupanya memang sudah begitu adanya akurasi senapan ini pada jarak jauh. Tidak ada alasan dan motivasi saya untuk melanjutkan pengujian menggunakan mimis koleksi saya yang lain.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Simpulan dan Penutup</b></div>
<div style="text-align: left;">
Apa yang harus saya sampaikan sebagai penutup? Pembaca sekalian bisa menyimpulkannya sendiri melalui seri laporan saya ini. Saya menyukai senapan ini walaupun perasaan saya telah dibutakan dengan uang yang saya bayarkan dan usaha yang saya kerjakan untuk membuat senapan ini menampilkan potensi terbaiknya.</div>
<div style="text-align: left;">
Jadi biar saya katakan saja bila De Pyra Jupiter 27 ini adalah senapan per patah laras lokal dengan tampilan klasik yang menarik, usaha menembak yang cukup toleran dan akurasi yang cukup untuk jarak dekat.</div>
<div style="text-align: left;">
Bila anda rela membayar 800 ribu untuk versi Special atau 650 ribu untuk versi Standar, anda akan disuguhkan senapan yang mampu membasmi hama kecil di pekarangan rumah anda yang kecil dengan kerusakan lingkungan yang minimal. Anda tidak perlu khawatir membeli sebuah rifle scope karena anda tidak akan menggunakannya pada jarak jauh dan visier bawaan saja cukup mumpuni untuk urusan membidik jarak dekat. Senapan ini tidak akan membangunkan seisi rumah karena cukup senyap walaupun tanpa peredam. Dan anda akan disuguhkan sebuah senapan latih, yang setelah anda bisa menguasainya, akan membuat urusan menembak dengan senapan pompa milik anda menjadi tidak berarti. </div>
<div style="text-align: left;">
Dan karena senapan ini buatan lokal, anda tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan suku cadangnya. Jangan khawatir mengenai daya tahan per selama anda tidak menyimpannya dalam keadaan terkokang. Sedikit waktu tambahan untuk menunggu tikus mendatangi umpan anda tidak akan membuatnya kehilangan kekuatannya. Bukankah per motor ataupun mobil anda telah melewati puluhan ribu kilo meter jalan berlubang sebelum akhirnya rusak?</div>
<div style="text-align: left;">
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-53559723340922192292014-01-17T23:30:00.000+07:002014-01-17T23:30:01.792+07:00Referat Marksmanship Bagian 2: Cara Membidik (Aiming) dan Parallax<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-marksmanship-bagian-1-cara.html" target="_blank">Bagian 1</a> Cara Memegang Senapan (<i>Steady Hold</i>)<br />
Artikel Terkait <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/11/referat-menembak-dengan-visier-iron.html" target="_blank">Menembak dengan Visier (<i>Iron Sight</i>)</a><br />
<br />
Pada artikel ini saya akan melanjutkan catatan saya mengenai topik <i>marksmanship</i>. Setelah mengenal cara memegang senapan dengan baik, langkah berikutnya dalam praktek dasar menembak tepat adalah membidik. Bagi para penembak, kegiatan membidik adalah suatu hal yang otomatis dikerjakan. Apalagi pada masa sekarang saat pilihan alat bidik berbasis lensa sangat melimpah dan tersedia murah. Rasanya tidak ada kesulitan berarti bagi penembak pemula sekalipun untuk melakukan proses membidik dengan mudah dan tetap menghasilkan <i>grouping </i>yang rapat. Begitu pula saya. Sampai saya memiliki beberapa jenis senapan dan menemukan bahwa beberapa di antaranya cukup sulit untuk dikuasai.<br />
Dalam proses membidik, penembak berusaha meluruskan pandangan matanya terhadap alat bidik dan sasaran yang dilihatnya (<i>rifle-sight alignment</i>). Dalam pernyataan yang saya kutip ini terkandung berbagai komponen yang terlibat yaitu mata, alat bidik dan sasaran. Proses membidik ini akan sulit dikuasai tanpa menguasai dasar lainnya yaitu pegangan senapan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-4IeON-fwZLQ/Utk-qjvb6YI/AAAAAAAABPg/5qeQrAb1-5Q/s1600/sight+alignment.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-4IeON-fwZLQ/Utk-qjvb6YI/AAAAAAAABPg/5qeQrAb1-5Q/s1600/sight+alignment.JPG" height="152" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Ilustrasi kelurusan penglihatan terhadap visier dan sasaran.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Untuk mengetahui kesulitan yang bisa timbul dalam usaha membidik, tentunya saya harus memulai untuk mengetahui karakteristik masing-masing komponen yang terlibat. Pada artikel terkait sebelumnya, saya telah menyinggung mengenai komponen alat bidik. Dalam artikel ini saya akan coba menggali lebih dalam tentang komponen mata.<br />
Sebagian besar artikel ini saya ambil sebagai tulang punggung artikel saya dengan ungkapan terima kasih yang tak terhingga untuk para kontributor dari <a href="http://www.usashooting.org/">http://www.usashooting.org/</a> Silahkan untuk mempelajarinya sendiri untuk pengalaman dan masukan yang lebih lengkap.<br />
<a name='more'></a><b><br /></b>
<b>Bagaimana Mata Bekerja</b><br />
Untuk mengetahui bagaimana kerja mata kita sedikitnya harus mengetahui apa itu mata. Mata adalah suatu organ sensoris yang termasuk dalam lima indera sensoris utama (panca indera). Indera ini merupakan sistem organ yang dominan penggunaannya dalam kegiatan menembak.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.garetina.com/img/eye-diagram.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.garetina.com/img/eye-diagram.jpg" height="321" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Anatomi dan nomenkaltur bola mata. Diambil dari: <a href="http://www.garetina.com/about-the-eye">http://www.garetina.com/about-the-eye</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sinar yang masuk ke dalam mata akan diteruskan dan difokuskan oleh beberapa medium perambat cahaya (media refraksi) dengan tujuan akhir di retina. Bagian mata yang dapat merambatkan cahaya dinamakan <i>visual axis</i>. Visual axis ini terdiri dari kornea, cairan aqueus, lensa dan badan vitreous. Setiap bagian yang saya sebutkan tadi memiliki kelengkungan dan indeks refraksinya masing-masing. Kombinasi dari setiap indeksi refraksi tersebut akan membelokkan cahaya dan menjatuhkannya pada retina di bagian bintik kuning (<i>fovea centralis</i>). Setiap bagian tersebut hampir selalu tetap indeks refraksinya. Sehingga yang paling berperan dalam kemampuan pengaturan fokus adalah lensa karena hanya lensa yang memiliki persarafan dan otot untuk mengatur ketebalannya.<br />
Pada bagian retina terdapat barisan sel-sel penglihatan yang disebut sebagai sel batang dan sel kerucut. Pada sel-sel inilah proses fotokimiawi terjadi. Sinar (foto) yang masuk dan difokuskan ke retina, akan menyebabkan reaksi kimia pada sel-sel ini. Reaksi kimia yang terjadi akan menghasilkan impuls listrik dan disalurkan sebagai impuls syaraf yang diteruskan ke otak melalui sistem syaraf penglihatan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-5uQu3x_GOUs/Utk80TiwAjI/AAAAAAAABPU/4aBMX1rkYJ0/s1600/retina.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-5uQu3x_GOUs/Utk80TiwAjI/AAAAAAAABPU/4aBMX1rkYJ0/s1600/retina.JPG" height="207" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Gambar jaringan retina yang tersusun dari barisan sel reseptor cahaya bernama sel batang dan sel kerucut.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Bayangan terbentuk di retina akan dihasilkan terbalik. Namun setelah citra terbalik itu diteruskan ke otak melalui sistem syaraf dan diproses di otak, gambaran itu akan dipersepsikan menjadi tegak kembali.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gatinel.com/wp-content/uploads/2012/03/ray-bundle-adimission-590x442.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.gatinel.com/wp-content/uploads/2012/03/ray-bundle-adimission-590x442.jpg" height="239" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Ilustrasi bagaimana bayangan ditangkap terbalik pada bagian retina mata. Diambil dari: <a href="http://www.gatinel.com/recherche-formation/centering-corneal-based-refractive-surgery/">http://www.gatinel.com/recherche-formation/centering-corneal-based-refractive-surgery/</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dalam proses melihat suatu benda, organ dalam mata berusaha menciptakan bayangan paling jelas melalui beberapa fitur dan proses yang dimilikinya. Jika seorang penembak yang menguasai teknik memegang senapan dengan baik akan mampu diam selama proses panjang menembak, tidak begitu adanya dengan matanya. Mata akan selalu dinamis dalam setiap siklus menembak. Sering kali kita tidak ingin proses ini dilakukan secara berlebihan karena setiap usaha berlebihan dari organ ini akan menyebabkan kelelahan.<br />
<br />
<b>Ketidaksempurnaan Mata</b><br />
Jumlah cahaya yang masuk juga dapat mempengaruhi ketajaman bayangan yang dihasilkan. Untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk maka terdapat fitur pengaturan bukaan celah cahaya pada mata. Organ yang bertugas untuk mengatur bukaan celah ini dinamakan sebagai iris. Dan celah yang dibentuk oleh iris ini disebut sebagai pupil. Pada bukaan cahaya yang kecil, mata dapat melihat kedalaman detail suatu obyek dengan baik. Terlalu lebarnya bukaan pupil membuat cahaya yang datang difokuskan dan jatuh pada tempat yang berbeda sehingga menghasilkan gambaran yang tidak tajam. Hal ini dinamakan sebagai <i>spherical aberration</i>.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ujr_ckuYdL4/UtdyW_m9yLI/AAAAAAAABOQ/WZvaVmB6_jU/s1600/spherical+aberration.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-ujr_ckuYdL4/UtdyW_m9yLI/AAAAAAAABOQ/WZvaVmB6_jU/s1600/spherical+aberration.JPG" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pada bukaan cahaya yang terlalu lebar, cahaya akan difokuskan tidak pada satu titik. Hasilnya citra akan terlihat kabur atau dikenal juga sebagai silau.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dikatakan mata juga lebih menyukai perbedaan warna yang kontras. Terlalu banyak warna dan melihat warna yang tidak kontras akan menyulitkan mata mendapatkan gambaran yang jelas. Hal ini karena perbedaan panjang gelombang cahaya pada setiap warna. Dan setiap panjang gelombang ini akan dibelokkan secara berbeda juga oleh visual axis mata sehingga menghasilkan titik fokus yang berbeda-beda untuk setiap warna. Fenomena perbedaan titik fokus ini disebut sebagai <i>chromatic abberation</i>. Hal inilah alasan mengapa alat bidik (visier) dibuat dengan warna hitam dan sasaran dibuat dengan warna hitam-putih, karena kedua warna ini memiliki kontras yang baik.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-OdVkAJofaPM/Utd195edXjI/AAAAAAAABOk/us1uABnRKmI/s1600/chromatic+aberration.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-OdVkAJofaPM/Utd195edXjI/AAAAAAAABOk/us1uABnRKmI/s1600/chromatic+aberration.JPG" height="208" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pada dasarnya cahaya dibentuk oleh warna merah, hijau dan biru. Oleh media refraksi ketiga warna ini akan difokuskan pada tempat yang berbeda sesuai panjang gelombang cahaya tersebut sehingga menghasilkan citra yang kabur.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Kadang kala pada penggunaan di lapangan, sasaran tidak selalu berada di latar belakang yang terang (tidak kontras). Latar belakang warna yang gelap membuat usaha membidik dengan visier menjadi sulit karena citra visier depan yang jelas menjadi sulit didapatkan. Untuk membantu proses memfokuskan pandangan pada visier depan, terdapat teknik yang disebut sebagai <i>side aiming</i>. Dinamakan seperti ini karena kita tidak langsung menaruh pandangan kita pada sasaran, namun menggeserkan pandangan sasaran kita di sebelah sasaran, di mana latar belakang warna terlihat lebih kontras. Setelah citra visier depan secara tajam didapatkan, barulah kita meletakkan kembali bidikan kita pada sasaran.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.armystudyguide.com/images2/d0013.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.armystudyguide.com/images2/d0013.gif" height="195" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Ilustrasi side aiming. Pandangan sedikit digeser ke sisi sasaran untuk memberi waktu pada mata membentuk citra visier depan yang tajam. Setelah citra visier depan didapatkan baru kemudian ujung laras digeser kembali masuk ke sasaran yang lebih gelap. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Diambil dari: <a href="http://www.armystudyguide.com/content/army_board_study_guide_topics/m16a2/four-fundamentals-of-mark.shtml">http://www.armystudyguide.com/content/army_board_study_guide_topics/m16a2/four-fundamentals-of-mark.shtml</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Fenomena lain yang menarik dalam penglihatan adalah difraksi cahaya (<i>light diffraction</i>). Fenomena ini adalah kebalikan dari chromatic aberration berdasarkan bukaan celah cahaya yang terjadi. Pada bukaan cahaya besar timbul fenomena chromatic aberration. Namun pada bukaan cahaya yang kecil dan cahaya datang yang sangat terang timbul fenomena light diffraction. Pada fenomena ini, suatu celah cahaya tampak terdiri dari lingkaran-lingkaran konsentris berwarna keabuan (misalnya pada penggunaan visier berbentuk <i>notch </i>ataupun <i>peep sight</i>). Hal ini bukanlah disebabkan oleh kotoran pada visier belakang itu. Fenomena ini timbul sebagai sifat alami cahaya yang dibengkokan secara berbeda pada masing-masing intensitas oleh media refraksi.<br />
Fenomena ini cenderung menguntungkan dan disengaja melalui penggunaan <i>peep sight</i>. Karena rangkaian lingkaran konsentris ini akan membantu kita menempatkan visier depan maupun sasaran tepat pada bagian tengah visier belakang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQTUbhBeLKrg_-xNFhZtjgpVqQxd35cv_ab1zhwvtOxQTE2SW0B" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQTUbhBeLKrg_-xNFhZtjgpVqQxd35cv_ab1zhwvtOxQTE2SW0B" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Difraksi cahaya tampak seperti lingkaran konsentris keabu-abuan.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Cahaya juga dapat terdifusi bila melewati berbagai media dengan indeks refraksi yang beragam. Media refraksi pada mata ini sering kali juga tidak benar-benar jernih. Difusi cahaya ini didapatkan terutama saat cahaya terang menyinari langsung ke dalam mata atau pada saat melihat obyek terang dengan latar belakang yang gelap. Fenomena ini tampak seperti semburat cahaya atau asap terang yang dapat menghalangi keutuhan lapangan penglihatan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://fc08.deviantart.net/fs71/i/2010/222/1/d/Light_Diffusion_Through_Fog_by_alahay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://fc08.deviantart.net/fs71/i/2010/222/1/d/Light_Diffusion_Through_Fog_by_alahay.jpg" height="266" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Fenomena light diffusion yang tampak seperti semburat cahaya. Terlalu berlebihan berakibat gangguan pada lapangan penglihatan.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Penting juga untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata. Cahaya polutan terutama yang berasal dari samping dapat menyebabkan fenomena silau tadi. Penggunaan topi dan peralatan mirip kaca mata kuda dapat berguna untuk mengatasi gangguan cahaya polutan ini.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.davidtubb.com/davidtubb/content/images_inv/b/d/63/HBK_3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.davidtubb.com/davidtubb/content/images_inv/b/d/63/HBK_3.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Topi menembak yang dirancang seperti kaca mata kuda berguna untuk menghalangi sinar polutan dan memperjelas citra sasaran. Diambil dari: <a href="http://www.davidtubb.com/tubb-highpower-hat-tan">http://www.davidtubb.com/tubb-highpower-hat-tan</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div>
Pengelihatan terbaik dihasilkan menggunakan dua bola mata. Dikatakan lebih baik karena jenis penglihatan ini secara normal dilakukan dan menghasilkan ketajaman penglihatan yang lebih baik. Menutup salah satu mata menyebabkan mata yang terbuka melebarkan pupilnya akibat respon syaraf simpatis. Akibatnya jumlah cahaya yang masuk berlebihan dan menimbulkan silau (<i>spherical aberration</i>) selain juga kelelahan akibat usaha menutup mata.</div>
Otak memiliki tendensi untuk mengambil citra dari salah satu mata yang dominan (<i>cross-dominant</i>). Cara terbaik adalah menghalangi mata yang kurang dominan dengan penutup mata yang opak (keruh) atau putih. Warna hitam hanya akan menimbulkan respon syaraf simpatis berupa melebarkan pupil pada mata dominan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i.usatoday.net/sports/_photos/2012/07/25/USA-shooter-Matt-Emmons-deals-with-misses-B21U7QJU-x-large.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://i.usatoday.net/sports/_photos/2012/07/25/USA-shooter-Matt-Emmons-deals-with-misses-B21U7QJU-x-large.jpg" height="235" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Penggunaan penghalang mata yang tidak dominan menggunakan warna putih. Diambil dari: <a href="http://www.mnguntalk.com/viewtopic.php?f=52&t=47367&start=15">http://www.mnguntalk.com/viewtopic.php?f=52&t=47367&start=15</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Menentukan mata yang dominan memiliki konsekuensi pada tangan mana yang kita jadikan sebagai tangan penarik picu. Dominasi mata kanan menyebabkan penembak lebih nyaman menggunakan tangan kanannya sebagai tangan penarik picu. Begitupun sebaliknya. Hal ini tidak berhubungan langsung dengan permasalahan kidal ataupun <i>right-handed</i>. Karena bisa saja seorang yang tidak kidal namun memiliki mata dominan kiri, akhirnya memutuskan lebih nyaman menembak dengan tangan kirinya.<br />
Untuk menentukan mata mana yang dominan, ada tes sederhana yang dapat dilakukan. Dengan menggunakan dua telapak tangan kita yang diletakkan sejauh mungkin di depan mata, kita membentuk sebuah celah dengan mempergunakan ibu jari dan telunjuk. Pada celah yang terbentuk dengan kedua bagian telapak tangan ini, kita berusaha memfokuskan pandangan pada satu benda yang diletakkan jauh di belakang. Saat gambaran benda tersebut sudah fokus dan tidak terlihat ganda, cobalah untuk menutup salah satu bola mata. Pada pandangan bola mata, di mana saat menggunakan mata itu gambaran itu terlihat sama dengan gambaran saat kedua mata terbuka, itulah mata yang dominan. Pada mata yang tidak dominan, kita hanya melihat gambaran punggung tangan kita saja.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-BEn3UP9UCak/UtksUzsbFEI/AAAAAAAABO0/UsvY56-xbic/s1600/eye+dominance+test.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-BEn3UP9UCak/UtksUzsbFEI/AAAAAAAABO0/UsvY56-xbic/s1600/eye+dominance+test.JPG" height="400" width="341" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Posisi tangan saat membentuk celah pengelihatan pada tes mata dominan.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Mata dominan memiliki tendensi untuk berganti pada kondisi lelah. Tidak jarang didapatkan saat melihat dengan kedua mata pada sesi menembak yang panjang, obyek tampak terlihat ganda dan sulit difokuskan tanpa kita menutup mata kita yang kurang dominan.<br />
<div>
Penembak pemula sering kali berusaha langsung membidik tanpa berusaha mempelajari posisi maupun cara memegang senapan dengan baik. Akibatnya, seorang penembak pemula cenderung lama membidik karena berjuang keras untuk mempertahankan posisi senapannya untuk diam. Secara tidak sadar, penembak ini akan mengalami gangguan penglihatan pada mata karena gambaran sasaran yang memiliki kontras yang tinggi menyebabkan retinanya "terbakar". Dikatakan terbakar karena memang sel-sel batang pada retina akan mengalami pemecahan zat kimia akibat cahaya yang masuk. Dengan zat kimia ini sinyal-sinyal syaraf dihasilkan dan ditransmisikan ke otak. Namun laju pembentukan zat kimia ini lebih lambat dari pada laju pemecahannya, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan diri untuk mata kembali sensitif terhadap cahaya lagi. </div>
<div>
Untuk menjelaskan fenomena ini lebih mudah dengan cara mengalaminya sendiri dengan melihat gambar di bawah ini. Cobalah melihat bagian tengah gambar di bawah ini selama 12 detik penuh lalu alihkan mata anda pada bidang kosong dengan latar belakang terang. Perhatikan apa yang anda dapatkan selama beberapa waktu.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-7QIO5BYRfPk/Utk2lZAgiJI/AAAAAAAABPE/Py76PW_RcuU/s1600/burn+image.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-7QIO5BYRfPk/Utk2lZAgiJI/AAAAAAAABPE/Py76PW_RcuU/s1600/burn+image.JPG" height="400" width="302" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk mengatasi fenomena itu disarankan untuk tidak membidik lebih dari 10 detik. Pandangan diarahkan ke tempat jauh setiap kali habis menembak untuk mengistirahatkan retina. Kondisi ini memang tidak berbahaya dan hanya bersifat sementara. Namun kehilangan beberapa detik dalam kompetisi menembak akibat retina yang "terbakar" adalah kerugian.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Kondisi Mata yang Tidak Biasa</b></div>
<div>
Mata dikatakan melihat secara normal apabila cahaya yang datang dari tempat jauh difokuskan tepat berada di retina tanpa melibatkan usaha akomodasi mata. Pada keadaan ini lensa mata berada dalam keadaan pipih dan rileks. Namun pada saat melihat dekat, lensa mata akan menjadi cembung sebagai hasil kerja otot sekitar lensa mata untuk meningkatkan indeks refraksinya, sehingga fokus bayangan tetap jatuh pada retina. Proses inilah yang disebut sebagai akomodasi mata.</div>
<div>
Beberapa kondisi mata yang tidak biasa menyebabkan bayangan tidak ditempatkan pada retina. Hal ini dinamakan sebagai kelainan refraksi. Kondisi ini menyebabkan gambaran sasaran menjadi kabur dan dapat dikoreksi dengan berbagai peralatan optik seperti kaca mata ataupun lensa kontak.</div>
Beberapa kondisi mata yang tidak biasa dikenal sebagai <i>myopia </i>(mata minus, rabun jauh), <i>hypermetropia/hyperopia</i> (mata plus, rabun dekat), dan <i>astigmatism </i>(mata silindris).<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://anthonysaba.wikispaces.com/file/view/understanding-vision_problems-basics-myopia-and-hyperopia.jpg/151078563/280x310/understanding-vision_problems-basics-myopia-and-hyperopia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: #990000;"><img border="0" src="http://anthonysaba.wikispaces.com/file/view/understanding-vision_problems-basics-myopia-and-hyperopia.jpg/151078563/280x310/understanding-vision_problems-basics-myopia-and-hyperopia.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Myopia atau rabun jauh fokus cahaya terletak di depan retina. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Sedangkan hyperopia atau rabun dekat fokus cahaya terletak di belakang retina. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Diambil dari: <a href="http://anthonysaba.wikispaces.com/The+Difference+between+Myopia+and+Hyperopia">http://anthonysaba.wikispaces.com/The+Difference+between+Myopia+and+Hyperopia</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://img.webmd.com/dtmcms/live/webmd/consumer_assets/site_images/articles/health_and_medical_reference/eye_health/understanding_astigmatism_basics_astigmatism.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://img.webmd.com/dtmcms/live/webmd/consumer_assets/site_images/articles/health_and_medical_reference/eye_health/understanding_astigmatism_basics_astigmatism.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Astigmatism atau mata silindris berhubungan dengan kelengkungan kornea yang tidak sempurna. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Akibatnya cahaya difokuskan berbeda-beda letaknya tergantung bidang kelengkungan yang membiaskannya. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Diambil dari: <a href="http://www.webmd.com/eye-health/understanding-astigmatism-basics">http://www.webmd.com/eye-health/understanding-astigmatism-basics</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Walaupun saat ini kita muda dan bebas dari masalah di atas, suatu saat nanti kita akan mengalami kondisi mata seperti mata plus (rabun dekat) setelah kita memasuki usia 40-50-an. Hal ini dinamakan sebagai <i>presbyopia </i>(mata tua) akibat lensa mata kehilangan elastisitasnya karena proses degenerasi. Namun jangan sampai hal ini menghalangi kita untuk terus menembak karena kelainan ini masih bisa dikoreksi menggunakan kaca mata baca (lensa plus).<br />
<br />
<b>Parallax</b><br />
Kembali pada topik marksmanship sebelumnya mengenai penempatan kepala. Penempatan mata dan kepala harus dilakukan secara konsisten untuk mencegah <i>parallax</i>. Parallax sendiri adalah perbedaan posisi yang tampak akibat perbedaan sudut pandang. Fenomena ini lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Contohnya adalah saya dan istri selalu ribut mengenai batas kecepatan di jalan tol. Istri saya sering memarahi saya karena melewati batas kecepatan 80 km/h sedangkan saya selalu berkeras bahwa saya telah bertahan di kecepatan 80 km/h. Rupanya istri saya melihat jarum <i>speedometer </i>melebihi angka 80 dari sebelah kiri saya. Menurut pemandangannya, jarum menunjuk angka 85-90 km/h.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Parallax_Example.svg/300px-Parallax_Example.svg.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Parallax_Example.svg/300px-Parallax_Example.svg.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Ilustrasi parallax. Pada titik pandang A, obyek terlihat berada di depan warna biru. Namun pada titik B, obyek terlihat berada di depan warna merah. Diambil dari: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Parallax">http://en.wikipedia.org/wiki/Parallax</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada penglihatan teleskopik fenomena ini juga didapatkan. Dalam hal ini perbedaan posisi menaruh kepala sedikit saja akan mempengaruhi jatuhnya mimis pada jarak jauh. Walaupun mata kita yakin bahwa kita telah menempatkan sasaran pada pusat <i>crosshair</i>, namun ujung laras sebenarnya tidak menunjuk pada posisi yang sama setiap kalinya. Fenomena ini dapat diketahui keberadaannya saat kita menggeser posisi mata, tampak <i>crosshair scope</i> kita bergerak berlawanan dengan arah gerak mata kita.<br />
Untuk mengerti pengaruh konsistensi penempatan posisi mata kita, marilah kita mempelajari kasus di bawah ini. <i>Rifle scope</i> yang tidak memiliki pengaturan parallax (<i>adjustable objective lens</i>), biasanya diatur bebas parallax pada jarak 100 yards. Hal ini dianggap terlalu jauh untuk jangkauan senapan angin. Untuk mendapatkan efek seperti ini saya masukkan pengaturan ini pada <i>simulator parallax</i> yang tersedia di <a href="http://www.arld1.com/parallax.html" target="_blank">situs ini</a>.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-iXA655fVo70/UtlHbeqAEuI/AAAAAAAABPw/DVMOEjJR8JU/s1600/parallax+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-iXA655fVo70/UtlHbeqAEuI/AAAAAAAABPw/DVMOEjJR8JU/s1600/parallax+1.JPG" height="320" width="282" /></a></div>
<br />
Pada ilustrasi di atas, rifle scope telah di-<i>zero </i>pada kelurusan pandangan tepat di tengah dan untuk meletakkan mimis tepat pada pusat sasaran.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-RJwFIAgq9sE/UtlHcuL2qkI/AAAAAAAABP4/FTpYYJzx2Jg/s1600/parallax+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-RJwFIAgq9sE/UtlHcuL2qkI/AAAAAAAABP4/FTpYYJzx2Jg/s1600/parallax+2.JPG" height="320" width="282" /></a></div>
<br />
Pada saat menembak berikutnya, ternyata penempatan mata bergeser ke arah kiri bawah. Hal ini menimbulkan kesan bahwa crosshair telah bergeser ke arah atas kanan. Walaupun sebenarnya laras masih menunjuk ke pusat sasaran. Sebagai konsekuensinya, penembak akan menggeser ujung larasnya ke kiri bawah dan berakibat mimis mendarat di bagian kiri bawah dari pusat sasaran.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Demikian sedikit rangkuman saya mengenai pengantar topik membidik. Semoga berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukkan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-11920781695245195542014-01-12T21:00:00.000+07:002015-04-05T22:44:09.017+07:00De Pyra Jupiter 27: Senapan Per Untuk Pemula - Bagian 3<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/12/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk.html" target="_blank">Bagian 1</a> Tampilan luar senapan<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk.html" target="_blank">Bagian 2</a> Siklus menembak dan kecepatan<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-lKdMZU1w1CI/Us4JGZ6phYI/AAAAAAAABME/SygA1UmOaeo/s1600/de+pyra+jupiter+27.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-lKdMZU1w1CI/Us4JGZ6phYI/AAAAAAAABME/SygA1UmOaeo/s1600/de+pyra+jupiter+27.jpg" height="148" width="640" /></a></div>
<br />
Pada artikel kali ini, saya akan mencoba akurasinya pada jarak dekat. Senapan De Pyra Jupiter 27 ini adalah senapan per produksi dalam negeri dengan tampilan yang bagus, bobot yang ringan, dan konsistensi tembakan yang baik. Sisi lemah senapan ini adalah usaha kokang yang keras, picu satu tingkat yang keras dan bagian <i>breech </i>yang di-<i>reaming </i>terlalu longgar. Bahkan kecepatan senapan ini saya kurangi lagi dengan pemberian minyak silikon untuk menjinakkan gejala <i>dieseling </i>yang berlebih.<br />
Dengan kelebihan dan kekurangannya akan saya coba akurasi senapan ini dalam uji tembak jarak dekat (10 meter) di dalam ruangan. Tidak ada bantuan alat bidik lainnya selain visier bawaan mimis.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<b>Bagaimana Kemampuan Menembak Saya</b><br />
Seperti saya katakan, baru sebentar saya menggeluti hobi menembak senapan angin. Bahkan lebih singkat lagi pengalaman saya dalam memegang senapan per. Tidak ada kompetensi saya untuk menguji bahkan memberi penilaian tentang suatu senapan. Blog ini awalnya adalah catatan pribadi terbuka milik saya dengan gaya deskriptif. Namun dalam perkembangannya banyak respon dan ekspektasi dari tulisan saya untuk mendapatkan referensi tentang suatu senapan angin. Adalah hak anda untuk mempercayai cerita saya ataupun sebaliknya.<br />
Dalam perkembangan hobi saya, saya bersyukur diberikan kesempatan untuk merasakan bahkan memiliki senapan yang sudah terkenal baik kualitas dan akurasinya. Jadi bila saya bisa menembak senapan yang baik dan mendapatkan hasil yang baik, bolehlah saya menyatakan diri saya sudah bisa menembak dengan baik.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-UCz_XDQ_Fs4/UtF9lPjdiNI/AAAAAAAABMU/MR7IjPpKavE/s1600/HW77+Bima.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-UCz_XDQ_Fs4/UtF9lPjdiNI/AAAAAAAABMU/MR7IjPpKavE/s1600/HW77+Bima.jpg" height="216" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">HW 77 dengan rifle scope Hawke Sport HD 3-9X40 milik saya. Grouping 10 mimis RWS Meisterkugeln untuk senapan 8.2 gr pada jarak 10 meter <i>indoor </i>menggunakan bench rest tercatat 18.5 mm CTC.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Gambar di atas bukan berbicara sebagai data pembanding untuk pengujian yang akan saya lakukan. Percayalah itu tidak akan adil karena kita tidak membandingkan rasa sebuah apel dengan buah lainnya. Data di atas lebih sebagai pernyataan diri kalau saya dapat menembak dengan senapan per. Walaupun hanya dilakukan dengan menggunakan <i>bench rest</i>.<br />
Jadi bagaimana hasil yang saya dapatkan dengan senapan yang kita sorot hari ini?<br />
Untuk menghidangkan artikel ini, saya telah mencoba melakukan tembakan setidaknya hingga 400 kali. 400 tembakan yang penuh rasa frustasi karena saya bahkan belum menemukan tanda-tanda bahwa senapan ini akan menjadi akurat. Namun pada suatu hari di mimis yang entah ke berapa, tiba-tiba saja senapan ini mulai membentuk grouping yang makin rapat. Mimis favorit saya untuk melakukan <i>break in</i> adalah mimis lokal seperti <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/09/uji-mimis-lokal-bagian-2-observasi.html" target="_blank">Beeman Super-X dan Elephant Match Maximum</a>. Karena dua mimis ini saya rasa cukup berat, relatif bersih dan cukup akurat untuk menilai perkembangan akurasi senapan ini. Setelah melewati proses ini, saya lakukan pengencangan pada 3 sekrup yang mengikat popor pada tabung kompresi. <i>Recoil </i>berulang menyebabkan ketiga sekrup ini menjadi kendur dan mempengaruhi akurasi.<br />
Senapan De Pyra Jupiter 27 Special milik saya memiliki pusat berat di tengah-tengah bagian pegangan tangan dari popor. Senapan per patah laras dikenal sensitif terhadap cara kita memegangnya (<i>hold sensitive</i>). Terinspirasi dengan cara Pak Sugeng dari PD Pipik Putra memegang senapan ini, saya coba terapkan tekniknya dalam cara menembak saya. Tangan depan dalam teknik menembaknya diletakkan jauh di belakang. Pegangan diletakkan tepat di depan pelindung picu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-XABklfmbpvw/UtGCjPJ6fcI/AAAAAAAABOA/XKvkzYJ9BPs/s1600/jupiter+27+cog.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-XABklfmbpvw/UtGCjPJ6fcI/AAAAAAAABOA/XKvkzYJ9BPs/s1600/jupiter+27+cog.jpg" height="150" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pada pusat beratnya, senapan akan berdiri dengan seimbang.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-51IhvQKvWds/UtF-Y2NJjfI/AAAAAAAABMk/w3H_blycLvE/s1600/J27+Bima+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-51IhvQKvWds/UtF-Y2NJjfI/AAAAAAAABMk/w3H_blycLvE/s1600/J27+Bima+1.jpg" height="320" width="315" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pengukuran grouping 5 tembakan pada jarak 10 meter dengan mimis RWS Meisterkugeln 8.2 gr menunjukkan ukuran 22.5 mm hingga 33 mm jika flier dimasukkan. Terlihat kertas terpotong tidak rapi akibat kecepatan mimis yang rendah. Koin Rp 500 memiliki diameter 27 mm.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dengan mimis dan jarak yang sama namun hanya mengandalkan visier bawaan, saya dapat menciptakan grouping yang cukup baik dengan 5 kali tembakan. Namun saya rasa laras senapan ini masih mampu berbuat banyak karena saya tahu dan pernah mencoba akurasi laras buatan PD Pipik Putra.<br />
Pada <i>posting </i>sebelumnya telah saya singgung bagaimana problem kecepatan yang timbul akibat pangkal laras yang di-reaming terlalu besar. Saatnya menggunakan <i>pellet seater</i> milik saya untuk menempatkan mimis lebih dalam secara konsisten.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-H91ZtPbw_Qw/UtF-5EtGTrI/AAAAAAAABMw/wcp2eJnxUuU/s1600/J27+Bima+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-H91ZtPbw_Qw/UtF-5EtGTrI/AAAAAAAABMw/wcp2eJnxUuU/s1600/J27+Bima+2.jpg" height="290" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Hanya dengan memasukkan mimis lebih dalam menggunakan pellet seater, akurasi membaik menjadi 22 mm.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dengan menempatkan mimis lebih konsisten ternyata akurasi senapan dapat diperbaiki. Hal ini mungkin disebabkan karena kecepatan menjadi lebih konsisten dan mimis memasuki alur laras dengan posisi kepala yang lebih terarah.<br />
Namun saya belum cukup puas. Bagaimana bila ternyata akurasi bisa membaik bila saya menggeser sedikit saja pegangan tangan depan saya ke pusat berat senapan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-mfI1WYuWyGY/UtF-8C1sP5I/AAAAAAAABM4/61yvR61ml6I/s1600/J27+Bima+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-mfI1WYuWyGY/UtF-8C1sP5I/AAAAAAAABM4/61yvR61ml6I/s1600/J27+Bima+3.jpg" height="320" width="313" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping terbaik saya hari itu. Terukur 13 mm dengan hanya memindahkan pegangan tangan depan saya ke titik pusat berat senapan.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah saya memegang senapan pada pusat beratnya, grouping menjadi lebih rapat lagi. Ternyata senapan ini menyukai pegangan yang ringan di pusat beratnya. Hari itu saya mengakhiri sesi menembak saya dengan bahagia. Ratusan mimis dan usaha membersihkan laras tampaknya terbayar sudah dengan akurasi yang baik hanya dengan menggunakan visier bawaan.<br />
Keesokan harinya saya mencoba kembali untuk menembak senapan ini. Kali ini saya berpikir mengenai pegangan saya kembali. Bagaimana seandainya pegangan saya majukan ke ujung popor. Bukankah cara ini dimaksudkan untuk mengurangi recoil pada senapan?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-HHB7JuhLzPE/UtF-9uPZ51I/AAAAAAAABNA/CuiVJMBviTg/s1600/J27+Bima+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-HHB7JuhLzPE/UtF-9uPZ51I/AAAAAAAABNA/CuiVJMBviTg/s1600/J27+Bima+4.jpg" height="271" width="320" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-OlAq9mzRD0A/UtF_F0cjCdI/AAAAAAAABNI/LO4LiVNrmjM/s1600/J27+Bima+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-OlAq9mzRD0A/UtF_F0cjCdI/AAAAAAAABNI/LO4LiVNrmjM/s1600/J27+Bima+5.jpg" height="285" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping agak melebar (17.7 dan 16.3 mm) setelah saya memindahkan pegangan tangan depan saya jauh ke depan. Grouping juga cenderung bergeser ke kanan POA.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dua gambar di atas menunjukkan hasil yang didapatkan setelah saya memindahkan pegangan saya ke ujung popor. Tampaknya grouping agak melebar kembali dan cenderung berlari ke arah kanan. Rupanya senapan ini tidak terlalu menyukai gaya pegangan terakhir. Melalui rangkaian seri menembak ini saya jadi benar-benar menghayati apa yang saya pelajari tentang bagaimana suatu senapan per, terutama jenis patah laras, sangat sensitif terhadap cara kita memegangnya.<br />
<br />
<b>Kunjungan Saudara</b><br />
Pada kesempatan ini saya mendapat kunjungan dari saudara-saudara ipar saya. Sebagai warga urban di Jakarta yang memiliki keterbatasan lahan untuk menembak, menemukan berbagai senapan dan lahan yang cukup untuk menembak membuat mereka antusias untuk ikut terlibat dalam pengujian yang saya kerjakan.<br />
Untuk kesempatan ini saya libatkan kakak dan adik ipar saya untuk mencoba dua senapan per yang saya miliki.<br />
Seperti judul yang saya angkat, yaitu senapan per untuk pemula, maka saya ingin mengetahui bagaimana kemampuan dan respon seseorang yang tidak pernah menembak senapan jenis ini untuk dapat sekedar mendapatkan grouping yang layak. Dari sana semoga ketertarikan muncul untuk dapat menguasai teknik menembak dengan baik. Dan syukur-syukur ikut keracunan untuk memiliki senapan per yang lebih serius lagi.<br />
Pada kesempatan pertama saya biarkan kakak ipar saya bersenang-senang dengan senapan-senapan saya. Dia sendiri sangat antusias dan sering menembak kertas menggunakan senapan pompa milik saya. Senapan Sharp Ace milik saya sejauh ini adalah favoritnya. Untuk senapan jenis per yang baru saya miliki belumlah pernah dia sentuh. Maka untuk kesempatan ini, saya ingin agar dia membuat grouping 10 tembakan untuk masing-masing senapan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-zXUHvDZ3GXg/UtGAapV7nkI/AAAAAAAABNU/1FBkZsrz-dI/s1600/HW77+Elio.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-zXUHvDZ3GXg/UtGAapV7nkI/AAAAAAAABNU/1FBkZsrz-dI/s1600/HW77+Elio.jpg" height="275" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Usaha kakak ipar saya menembak 10 mimis RWS Meisterkugeln dengan HW 77 dan scope Hawke Sport HD 3-9X40 AO menghasilkan 39.4 mm CTC.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-ZYJ0FCUAGQg/UtGAjWOG2KI/AAAAAAAABNk/mwc7FjnAbm4/s1600/J27+Elio+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-ZYJ0FCUAGQg/UtGAjWOG2KI/AAAAAAAABNk/mwc7FjnAbm4/s1600/J27+Elio+1.jpg" height="320" width="256" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping 10 tembakan menggunakan visier bawaan Jupiter 27 dan mimis tidak didorong masuk menggunakan <i>pellet seater</i>. Grouping tampak jatuh melebar secara horisontal di sebelah kanan POA. Hasil diperparah dengan robeknya kertas akibat pantulan mimis yang tidak tertangkap oleh <i>pellet stopper</i>. Tapi saya sudah menghitungnya buat kita dan menunjukkan angka 66 mm.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-UmLTmoWMuCw/UtGAh3o_PBI/AAAAAAAABNc/fnwd3HTSxnU/s1600/J27+Elio+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-UmLTmoWMuCw/UtGAh3o_PBI/AAAAAAAABNc/fnwd3HTSxnU/s1600/J27+Elio+2.jpg" height="320" width="308" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping membaik dengan menggunakan <i>pellet seater</i> dan kali ini menunjukkan 51.5 mm.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kesempatan kedua adalah adik ipar saya. Dia sama sekali baru dalam menembak dengan senapan angin. Setelah pengarahan singkat tentang menembak dengan rifle scope dan visier, maka saya biarkan dia membuat grouping 5 tembakannya sendiri.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-tG-lBr68Tis/UtGBIp25UAI/AAAAAAAABNs/AghRwLJLBp8/s1600/HW77+Bram.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-tG-lBr68Tis/UtGBIp25UAI/AAAAAAAABNs/AghRwLJLBp8/s1600/HW77+Bram.jpg" height="296" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Adik ipar saya menggunakan HW 77 dengan <i>setting </i>yang sama. Grouping menunjukan angka 24.4 mm CTC. Cukup berbakat juga untuk orang yang belum pernah menembak dengan senapan angin apapun.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-n4p-0uB6Aho/UtGBOjWcn8I/AAAAAAAABN0/flp1Req7POI/s1600/J27+Bram.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-n4p-0uB6Aho/UtGBOjWcn8I/AAAAAAAABN0/flp1Req7POI/s1600/J27+Bram.jpg" height="320" width="273" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Grouping 5 tembakan milik adik ipar saya menggunakan Jupiter 27. Terukur 52.8 mm CTC. Mirip dengan hasil yang didapatkan kakak ipar saya sebelumnya.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Hasil tembakan kedua saudara saya ini cukup identik. Namun hasil grouping yang didapatnya jauh dari hasil yang saya dapatkan. Sekilas banyak teknik menembak yang perlu diperbaiki melalui latihan. Hal ini memberi <i>feedback </i>yang berharga bagi saya bagaimana pengetahuan dan latihan yang terarah bisa memberi banyak perbedaan dalam hasil akhir menembak.<br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
De Pyra Jupiter 27 adalah senapan yang akurat untuk penggunaan 10 meter hanya dengan menggunakan visier bawaannya saja. Namun senapan ini sangat sensitif terhadap cara memegangnya. Praktek <i>marksmanship </i>yang baik dapat membuat perbedaan dalam ukuran group yang dihasilkan. Hal ini menjadikan senapan ini menjadi senapan latih yang baik bagi pemula untuk menguasai teknik menembak yang baik sebelum akhirnya memutuskan untuk memiliki senapan per yang lebih kuat ataupun relatif lebih mahal. Ya, senapan ini memang memiliki kecepatan yang rendah. Hal ini membuat pengukuran grouping menjadi bermasalah. Namun hal ini tidak menghalangi senapan ini membuat grouping yang baik pada kondisi terkendali seperti lintasan indoor pribadi yang saya miliki.<br />
Pada kesempatan berikutnya saya akan menaikkan scope saya untuk menguji akurasi senapan ini pada jarak yang lebih jauh (20 meter) dengan kondisi lingkungan luar ruangan. Semoga cuaca mendukung karena akhir-akhir ini hujan angin sangatlah tidak bersahabat.<br />
Semoga berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukan.<br />
<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk_21.html" target="_blank">Bagian 4</a> Akurasi jarak jauh</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-45133784572222454962014-01-11T11:00:00.000+07:002014-01-11T22:48:01.224+07:00Referat Marksmanship Bagian 1: Cara Memegang Senapan (Steady Hold)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<i>Marksmanship </i>sendiri dalam arti kamusnya adalah kemampuan untuk menembak sasaran secara tepat. Seorang <i>marksman </i>adalah seseorang yang memiliki kemampuan menembak sasaran secara tepat. Keahlian ini lahir dari pengetahuan dan disiplin latihan jangka panjang. Keahlian ini mendapatkan tempat terhormat dalam masyarakat.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.chinaarchery.org/wp-content/uploads/2009/10/Chinese-ancient-archery.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.chinaarchery.org/wp-content/uploads/2009/10/Chinese-ancient-archery.jpg" height="298" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Lukisan tentang keahlian menembak dengan busur panah pada jaman Cina kuno. Diambil dari: <a href="http://www.chinaarchery.org/archives/272">http://www.chinaarchery.org/archives/272</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada jaman dahulu, marksmanship adalah salah satu keahlian wajib yang dipelajari oleh kaum bangsawan. Dalam berbagai lukisan dan relief terlihat bagaimana kaum bangsawan menggunakan anak panah dan busur untuk menembak berbagai sasaran. Dalam beberapa kitab dan sastra kuno kemampuan menembak jitu mendapatkan tempat terhormat. Tercatat kisah David (Daud) muda yang dapat menumbangkan raksasa Goliath dengan sekali lemparan batu menggunakan umban dan sekaligus mengakhiri peperangan dengan kemenangan. Atau dalam peperangan di padang Kurusetra dalam kisah Mahabarata di mana keahlian Arjuna melepaskan panah Pasopati menyebabkan gugurnya Adipati Karna yang menjadi antiklimaks dan kekalahan bagi pihak Kurawa.<br />
<a name='more'></a>Kemampuan menembak jitu sering kali menjadi penentu dalam suatu pertempuran atau bahkan peperangan.<br />
Di era modern ini, di mana peperangan tidak dilakukan secara terbuka, posisi penembak jitu masih mendapatkan posisi yang terhormat. Pada pertempuran jaman modern ini, di mana hanya diperlukan segelintir tentara yang tergabung dalam tim elit militer untuk menuntaskan suatu misi spesifik, keberadaan penembak jitu mendapat posisi yang terhormat dan sering kali menjadi penentu keberhasilan misi.<br />
Di negara-negara maju kemampuan marksmanship ini diajarkan dan dikembangkan juga di kalangan sipil terutama bagi kalangan muda. Dengan adanya program pelatihan <i>Civilian Marksmanship,</i> negara diuntungkan dengan berlimpahnya sumber daya manusia untuk kepentingan bela negara di samping untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab di kalangan pemudanya.<br />
Marksmanship sendiri adalah ilmu yang sangat luas dan dalam. Tidak mungkin memasukkan semuanya dalam artikel singkat di blog karena keterbatasan referensi <i>online </i>yang bisa secara gratis saya dapatkan. Namun dari beberapa sumber, dapat disarikan bahwa secara umum dasar-dasar marksmanship yang dikenal meliputi: <i>steady hold, aiming, breathing control dan trigger control.</i> Keempat dasar ini bersama-sama disebut sebagai <i><b>The Four Marksmanship Fundamentals</b></i>. Pada artikel sebelumnya telah saya singgung sekilas mengenai <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/11/referat-menembak-dengan-visier-iron.html" target="_blank">membidik menggunakan visier</a> di mana membidik dengan cara itu adalah salah satu bagian dari dasar-dasar marksmanship ini.<br />
Dalam artikel kali ini akan saya masukkan catatan saya mengenai steady hold atau memegang senapan dengan mantap. Steady hold sendiri berbeda dengan posisi menembak. Walaupun saling berhubungan, namun <i>shooting position</i> (yang dikenal sebagi <i><b>The Three Shooting Positions</b></i>) sendiri tidak dimasukkan dalam topik ini.<br />
Secara umum senapan dipegang dengan secara nyaman dan mantap. Pegangan yang nyaman membuat tidak terlalu banyak otot terlibat dalam usaha mempertahankan posisi. Ketidaknyamanan membuat otot dipaksa berkontraksi terus menerus. Akibatnya otot akan mengalami kelelahan dan mulai mengalami getaran halus (<i>tremor</i>) dan berdampak pada akurasi.<br />
Secara umum tangan depan memegang senapan dengan meletakkan pegangan senapan pada permukaan telapak tangan. Pegangan depan diletakkan pada telapak tangan di celah berbentuk huruf V yang dibentuk oleh ibu jari dan jari telunjuk. Pegangan dilakukan dengan ringan namun mantap untuk mencegah kontraksi berlebihan pada otot.<br />
Bagian pangkal popor diletakkan pada kantung bahu. Kantung ini dibentuk oleh tulang belikat dan otot bahu. Karena berbentuk cekungan, struktur ini dapat secara stabil menahan pergerakan senapan.<br />
Pada tangan belakang atau tangan yang digunakan untuk menarik picu, pegangan dilakukan pada <i>pistol grip</i> (bagian pinggang popor). Celah berbentuk huruf V pada tangan satunya ini diletakkan dengan telunjuk masuk ke dalam pelindung picu dan ibu jari berada di belakang pistol grip. Ketiga jari sisanya memeluk permukaan depan pistol grip dengan memberi sejumlah tekanan ke arah belakang untuk mendorong popor masuk ke dalam kantong bahu.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-jWZBqi5_ZLU/Td6lxKgQvNI/AAAAAAAAADs/I3aqg0iIHxA/s1600/Shoulder+Blog+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-jWZBqi5_ZLU/Td6lxKgQvNI/AAAAAAAAADs/I3aqg0iIHxA/s320/Shoulder+Blog+1.jpg" height="200" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Kantong bahu <i>(shoulder pocket).</i> Tempat di mana ujung atas pangkal popor diletakkan. Terletak di bawah tulang belikat yang merupakan perbatasan antar pangkal lengan dan otot dada. Diambil dari: <a href="http://thewarriorliving.blogspot.com/2011/05/shoulder-pocket.html">http://thewarriorliving.blogspot.com/2011/05/shoulder-pocket.html</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Siku tangan depan diletakan senyaman dan sestabil mungkin tergantung posisi menembak yang digunakan. Siku tangan belakang berfungsi sebagai penyeimbang. Posisi siku ini harus memungkinkan agar kedua bahu dalam keadaan lurus.<br />
Pipi yang menempel pada popor harus diletakkan (dijatuhkan) sealamiah mungkin sehingga leher tidak tegang akibat menahan kepala yang posisinya tidak alami. Pandangan mata harus berada pada garis yang menghubungkan kedua visier. Posisi ketinggian pipi menentukan sudut bidik yang dihasilkan. Maka untuk menjaga pipi selalu jatuh pada posisi yang sama di popor, maka kita harus peka menentukan pertemuan sisi atas popor dengan bibir atau hidung. Bibir atau hidung kita yang menjadi penanda ketinggian yang diperlukan untuk mencapai konsistensi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/body4.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.issf-sports.org/iteam_data/public/issf/images/userimages/academy/body4.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Posisi dan pegangan senapan jenis match. Empat bagian yang kontak dengan tubuh penembak disorot dalam ilustrasi ini. Diambil dari: <a href="http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx">http://www.issf-sports.org/academy/trainingacademy/e_learning/rifle.ashx</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<b><br /></b>
<b>Artillery Hold</b><br />
Pengujian sebenarnya terhadap cara kita memegang senapan adalah di kala kita menembak dengan senapan yang memiliki karakter <i>recoil</i>. Jenis senapan angin yang memiliki karakter recoil adalah senapan angin jenis <i>spring piston</i> atau disebut juga senapan per.<br />
Pada jenis senapan per kita tidak memegang senapan dengan erat. Melainkan kita mengijinkan senapan ini untuk bergerak sesuai dengan gerak alamiahnya. Kondisi ini sepertinya kontra intuitif, di mana saat kita memegang senapan, kita ingin senapan sebisa mungkin mendiamkan setiap gerakan dengan memegangnya lebih erat. Tapi fenomena paradokspada senapan per ini telah diuji dan teruji oleh waktu. Tom Gaylord dalam laporannya menyebutkan perbaikan dari ukuran <i>grouping </i>saat merubah pegangan senapan per-nya menjadi sangat longgar. Kondisi ini menyerupai cara sebuah senjata artileri berat ditembakkan sehingga disebut sebagai <i>artillery hold</i>.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.fas.org/man/dod-101/sys/land/row/gun_typical_field_001.gif" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" src="http://www.fas.org/man/dod-101/sys/land/row/gun_typical_field_001.gif" height="235" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Sebuah senjata artileri berat. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Diambil dari <a href="http://www.fas.org/man/dod-101/sys/land/row/arty.htm">http://www.fas.org/man/dod-101/sys/land/row/arty.htm</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
Sebuah senjata artilleri berat seperti meriam, memiliki recoil yang sangat besar. Hampir mustahil bagi sebuah penyangga meriam untuk membuat meriam ini diam saat proyektil diluncurkan. Alih-alih membuat meriam ini diam, penyangga meriam mengijinkan gerakan ini terjadi dengan menyediakan rel atau bantalan khusus untuk mengarahkan gerakan ini secara konsisten. Maka saat meriam ditembakkan dan proyektil keluar dari ujung laras, penyangga akan mundur ke belakang sesuai arah rel atau bantalan tadi.<br />
<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.pyramydair.com/blog/images/artillery_hold-web.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.pyramydair.com/blog/images/artillery_hold-web.jpg" height="320" width="206" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Ilustrasi gerakan laras artileri terhadap penyangga. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Diambil dari: <a href="http://www.pyramydair.com/blog/2007/07/artillery-hold.html">http://www.pyramydair.com/blog/2007/07/artillery-hold.html</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
Dalam menembak sebuah senapan per, kondisi recoil serupa juga dialami. Massa dan kecepatan piston/seher saat bergerak menimbulkan momentum yang hampir mustahil untuk ditahan oleh tubuh manusia seorang diri. Bahkan semakin erat kita memegang senapan per ini dengan sekuat tenaga, maka semakin liar recoil ini dirambatkan dan akibatnya akurasi menjadi buruk. Belum lagi kelelahan akibat usaha menggenggam erat ini akan membuat akurasi semakin menderita.<br />
Untuk mengadaptasi kerja penyangga artileri berat dalam pegangan senapan kita, maka beberapa penyesuaian perlu dilakukan. Tangan depan sebagai penopang senapan dibiarkan terbuka atau secara rileks memegang bagian bawah senapan di sekitar pusat berat senapan. Tangan inipun tetap menyangga senapan walaupun kita menggunakan sandaran seperti <i>sand bag</i>. Usahakan menempatkan setiap jari pada bagian yang sama setiap kali menembak untuk memberikan ruang gerak yang identik selama menembak. Bagian pangkal popor dibiarkan melekat pada kantong bahu tanpa ditekan sehingga gerakan rotasi senapan saat recoil diijinkan terjadi. Tangan penekan picu tidak menggenggam erat <i>pistol grip</i>, dan ibu jari tidak menyilang pada bagian belakang pistol grip.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/09/09-03-12-01-Beeman-R1-breakbarrel-air-rifle-Michael-Jackson-hold.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/09/09-03-12-01-Beeman-R1-breakbarrel-air-rifle-Michael-Jackson-hold.jpg" height="320" width="285" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Tom Gaylord menunjukkan artillery hold pada penggunaan sandaran senapan. </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Diambil dari: <a href="http://www.pyramydair.com/blog/2012/09/the-beeman-r1-supermagnum-air-rifle-18-years-later-part-4/">http://www.pyramydair.com/blog/2012/09/the-beeman-r1-supermagnum-air-rifle-18-years-later-part-4/</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.pyramydair.com/blog/images/03-04-10-01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.pyramydair.com/blog/images/03-04-10-01.jpg" height="320" width="209" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Posisi ibu jari pada artillery hold tidak menekan keras maupun menyilang pada pistol grip. Diambil dari: <a href="http://www.pyramydair.com/blog/2010/03/the-bronco-from-air-venturi-part-5/">http://www.pyramydair.com/blog/2010/03/the-bronco-from-air-venturi-part-5/</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://site.airgundepot.com/content/artillery-hold/artillery-hold.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://site.airgundepot.com/content/artillery-hold/artillery-hold.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Artillery hold pada posisi berdiri dan tanpa sandaran (<i>off hand</i>). </span></b><br />
<b><span style="color: #990000;">Diambil dari: <a href="http://www.airgundepot.com/how-to-get-a-springer-to-shoot-straight-article.html">http://www.airgundepot.com/how-to-get-a-springer-to-shoot-straight-article.html</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Tangan depan penyangga senapan diletakkan sesuai kenyamanan dan karakter senapan. Beberapa rekomendasi mengatakan tangan penyangga sebaiknya diletakkan pada pusat berat senapan. Namun beberapa pengalaman lain mengatakan recoil dapat dikurangi dampaknya saat senapan dipegang jauh di depan ataupun tepat di depan pelindung picu. Pengalaman setiap penembak dan karakter senapan adalah pribadi seperti layaknya memilih mimis terbaik untuk setiap senapan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i557.photobucket.com/albums/ss15/jaf0206/KenH_Build-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://i557.photobucket.com/albums/ss15/jaf0206/KenH_Build-1.jpg" height="198" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pegangan tangan depan yang diletakkan di ujung depan. Cara ini diyakini dapat meredam gerakan recoil senapan. Diambil dari: <a href="http://www.ar15.com/archive/topic.html?b=9&f=5&t=232004">http://www.ar15.com/archive/topic.html?b=9&f=5&t=232004</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sekian pengantar topik steady hold dari rangkuman saya. Pengalaman setiap orang bisa sangat berbeda. Namun setidaknya apa yang saya pelajari cukup membantu saya dalam usaha menembak senapan-senapan saya. Semoga berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukan.<br />
<br /></div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-45445131493999636302014-01-08T23:00:00.000+07:002015-04-05T22:44:40.530+07:00De Pyra Jupiter 27: Senapan Per Untuk Pemula - Bagian 2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/12/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk.html" target="_blank">Bagian 1</a> Tampilan luar senapan<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-I3NNjiS6uq8/Usgx6Ae__TI/AAAAAAAABJ0/5MeyxrsGVek/s1600/de+pyra+jupiter+27.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-I3NNjiS6uq8/Usgx6Ae__TI/AAAAAAAABJ0/5MeyxrsGVek/s640/de+pyra+jupiter+27.jpg" height="148" width="640" /></a></div>
<br />
Pada artikel sebelumnya saya telah memaparkan tampilan luar dari senapan ini. Pada artikel ini saya berusaha memberi catatan tentang penggunaan senapan ini.<br />
De Pyra Jupiter 27 sendiri adalah suatu senapan yang terinspirasi dari senapan legendaris Diana 27. Senapan ini dibuat oleh PD Pipik Putra yang berbasis di Cikeruh, Jawa Barat. Secara umum bisa dikatakan jika senapan ini bukanlah jenis senapan yang dapat langsung dinikmati sejak awal (<i>out of the box</i>). Perlu beberapa penyesuaian untuk memunculkan karakter sesungguhnya dari senapan ini. Memang secara umum sebuah senapan baru memerlukan proses <i>break in</i>. Namun pengalaman saya menggunakan senapan ini dari mulanya hingga saat ini, di mana proses break in saya anggap telah terjadi, menimbulkan kesan yang jauh berbeda. Dalam artikel ini tidak akan saya bahas perbedaan awal dan akhir yang saya dapat. Saya akan fokus pada pencatatan pengalaman saya setelah melewati 300 kali tembakan saja.<br />
Apakah senapan lokal ini hanya akan menjadi pajangan dengan tampilan luarnya yang indah? Dan apakah senapan ini sungguh-sungguh dapat berfungsi?<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<b>Siklus Menembak</b><br />
Untuk menggunakan senapan ini, kita harus melakukan kokang dengan cara mematahkan dan menarik laras yang berfungsi ganda sebagai tuas pengokang. Untuk mematahkan laras ini sendiri tidaklah sulit. Kita perlu mengetuk bagian ujung laras terlebih dahulu menggunakan permukaan dalam telapak tangan kita untuk membuka sambungan laras. Setelah laras terbuka pada bagian sambungan (<i>breech)</i>, kita perlu menarik laras ke bawah dan ke belakang dengan sudut putar 110 derajat sampai terdengar suara klik yang menandakan <i>sear </i>tertangkap oleh unit picu. Untuk senapan berkekuatan menengah ini diperlukan cukup banyak kekuatan. Saya catat pengukuran kekuatan mengokang senapan ini mencapai 15 kg menggunakan timbangan bagasi. Menurut Pak Ade, senapan yang saya miliki memang menggunakan per lain yang lebih kaku dari bawaan standar produksi. Mungkin inilah yang menyebabkan usaha kokang (<i>cocking effort</i>) yang saya dapatkan melebihi harapan saya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-x4IrO_ubzlA/UswfbIErhPI/AAAAAAAABKU/PQjt-LqGw4E/s1600/jupiter+27+breaking+barrel.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-x4IrO_ubzlA/UswfbIErhPI/AAAAAAAABKU/PQjt-LqGw4E/s1600/jupiter+27+breaking+barrel.jpg" height="400" width="268" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Per senapan terkokang pada bukaan laras sebesar 110 derajat.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-JuL4hJ5dhRc/Uswh8WAq6kI/AAAAAAAABKo/yssjrnSZMu0/s1600/timbangan+bagasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-JuL4hJ5dhRc/Uswh8WAq6kI/AAAAAAAABKo/yssjrnSZMu0/s1600/timbangan+bagasi.jpg" height="320" width="304" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Timbangan bagasi milik saya yang murah namun cukup membantu dalam mengukur <i>cocking effort </i>dan <i>trigger pull</i>. Tidak terlalu presisi tapi cukuplah untuk memberi gambaran.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Secara umum usaha kokang senapan ini cukup lancar dan mantap. Tidak dipungkiri suara piston yang bergesekan dengan permukaan dalam silinder setelah melewati 200 kali tembakan terdengar berderak. Tampaknya <i>seal </i>piston telah menjadi cukup kering ataupun permukaan kontak piston dengan silinder kehilangan pelumasannya. Namun selama dalam proses break in, senapan ini tidak pernah gagal dalam mengunci per dalam posisi terkokang.<br />
Untuk memasukkan mimis tidak perlu tenaga atau membuat jari menjadi kapalan akibat mendorong rok mimis agar rata di dalam breech. Pangkal laras yang di-<i>reaming </i>cukup lebar (sekitar 4.6 mm) membuat mimis mudah masuk ke dalam laras. Namun masalahnya jika kita menutup laras dengan posisi laras di atas, besar kemungkinan untuk mimis kembali keluar akibat kurangnya cekatan pada kepala dan rok mimis. Pada pengujian kecepatan mimis nanti akan terlihat bagaimana konsistensi senapan ini terpengaruh akibat posisi mimis yang tidak tercekat dengan baik. Namun saat breech dalam posisi tertutup kembali, sulit rasanya untuk membuka kembali saat menembak. Setidaknya hingga saat ini, di mana saya sudah menembakkan setidaknya 300 buah mimis, tidak pernah laras terbuka kembali secara spontan.<br />
Membidik dengan <i>visier </i>bawaan dirasakan cukup mudah. Coakan pada visier belakang cukup rapat dan mudah bagi mata saya untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari visier depan dan gambaran yang kabur pada sasaran dan visier belakang. Sayangnya dengan kecepatan yang dihasilkan senapan ini, saya harus memasang ketinggian visier belakang pada tingkat tertinggi. Bahkan untuk jarak tembak yang hanya sejauh 10 meter. Lebih jauh dari 10 meter, maka visier belakang tidak akan mampu mengakomodasi jatuhnya mimis tepat pada titik bidik.<br />
Kelemahan lainnya pada pengaturan horisontal (<i>windage</i>) juga saya rasakan walaupun hingga saat ini mimis masih jatuh pada sumbu vertikal yang dekat dengan titik bidik. Itupun dengan praktek teknik menembak yang sangat-sangat ketat. Jika ditembakkan secara gegabah, <i>grouping </i>mimis cenderung berlari ke sebelah kanan akibat kerasnya usaha menarik picu dan recoil.<br />
Picu sendiri memang dirasa cukup keras untuk ditarik. Dibutuhkan usaha menarik picu sebesar 2.2-2.5 kg yang diukur dengan timbangan bagasi yang saya miliki. Picu dengan jenis pelepasan satu tingkat ini sulit diprediksi dan membuat kita harus ekstra hati-hati juga konsisten dalam menarik picu. Ketidaksiapan dalam menarik picu dapat menyebabkan grouping tercipta sangat lebar.<br />
Salah satu keluhan saya dan partner pengujian saya mengenai picu adalah kelengkungan bilah picu. Kelengkungan bilah ini terlalu sempit. Ditambah dengan materi picu yang halus dan licin akibat penambahan minyak, membuat jari secara tidak sadar tergelincir ke sudut atas picu di mana momen putar yang dibutuhkan untuk mengungkit picu dirasakan lebih berat. Lebih baik rasanya apabila bilah picu ini dibuat lebih lurus dan panjang untuk mengatasi kekerasan picu satu tingkat ini. Bahkan kalau bisa senapan ini mengadopsi sistem picu dua tingkat.<br />
Pengalaman menembak pada senapan ini bisa dikatakan menyenangkan. Dengan posisi menembak tanpa sandaran, tangan akan mudah untuk menopang senapan dengan bobot kosong hanya 2.9 kg ini. Sedikit lebih berat daripada senapan Sharp Tiger yang saya pernah coba. <i>Recoil </i>jelas dirasakan namun tidak sampai membuat ujung laras bergeser jauh dari posisi awalnya. Vibrasi dirasakan cukup bermakna sehingga saat saya menembak cukup lama, jari telunjuk penarik picu maupun tangan depan saya mulai merasa kesemutan. Senapan dengan langkah hentakan (<i>stroke</i>) yang pendek ini tidak menimbulkan suara <i>twang </i>yang keras. Entah bagaimana menjelaskannya sebagai pemula, namun suara yang dihasilkan senapan ini sangat solid. Suara saat piston menghantam bantalan udara terdengar mantap. Tidak seperti HW 77 standar saya yang menimbulkan suara twang cukup nyaring, suara senapan ini lebih terdengar seperti <i>thud </i>yang mantap. Dan seperti senapan <i>springer </i>lainnya, senapan ini relatif tidak berisik saat ditembakkan. Setidaknya setelah fase detonasi pada <i>dieseling </i>ini terlewati dalam proses break in. Namun pada masa awal-awal senapan ini baru saya tebus, suara cukup keras terdengar disertai kepulan asap tebal yang menandakan kamar kompresi dan seal mendapat pelumasan yang berlebihan.<br />
<br />
<b>Kecepatan pada Berbagai Mimis Impor</b><br />
Untuk menguji kecepatan mimis pada ujung laras (<i>MV, muzzle velocity)</i> saya gunakan mimis impor yang sudah diketahui kualitasnya dengan baik. Sewaktu saya membawa pulang senapan ini, Pak Sugeng di PD Pipik Putra telah melakukan uji kecepatan bagi saya menggunakan Shooting Chrony, yang merupakan pengujian standar untuk senapan yang perusahaan ini produksi. Waktu itu pengujian dilakukan menggunakan mimis RWS Superdome dengan berat 8.3 grain. Dari hasil pengujian resmi yang diberikannya, saya tampilkan dengan analisis statistik deskriptif standar dalam tabel di bawah ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-fB-VpbZw9OA/Uswnm13rhQI/AAAAAAAABK4/Er21OEjqhA4/s1600/jupiter+27+muzzle+velocity+out+of+the+box.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-fB-VpbZw9OA/Uswnm13rhQI/AAAAAAAABK4/Er21OEjqhA4/s1600/jupiter+27+muzzle+velocity+out+of+the+box.JPG" height="320" width="213" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Hasil chrono test out of the box De Pyra Jupiter 27 dari produsen. Sekitar 5.7 fpe atau 7.73 J.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada data di atas tampak kecepatan senapan cukup baik namun disertai sebaran kecepatan yang sangat lebar. Cukup baik karena saya bisa mendapatkan kecepatan mimis seperti pada Sharp Tiger yang dipompa sebanyak 3 kali, namun di sini saya hanya melakukan sekali pompa (kokang). Saya sendiri tidak menyukai senapan yang mengalami dieseling terlalu kuat. Karena kebetulan saya dapati juga kondisi dalaman laras kotor, maka saya putuskan untuk melakukan pembersihan/pemolesan pada bagian dalam laras disertai penambahan minyak silikon ke dalam tabung kompresi. Diketahui pemberian minyak silikon murni dapat mengurangi proses dieseling yang menyebabkan karakter tembak menjadi kasar. Namun tentunya penambahan minyak silikon ini akan mengorbankan kecepatan.<br />
Setelah proses pembersihan laras saya kerjakan dan minyak silikon saya tambahkan, tampak karakter tembak senapan ini menjadi lebih halus. Tidak nyata lagi suara keras disertai kepulan asap membandel yang saya dapatkan seperti sebelumnya. Dan untuk menguji pengaruhnya pada MV, saya lakukan lagi pengujian MV menggunakan mimis yang sama namun dengan <i>chronograph </i>milik saya yaitu ProChrono Digital. Hasilnya saya tampilkan seperti di bawah ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-L70vOPMDG64/Us1bmNG3fDI/AAAAAAAABL0/3jVijkBNimo/s1600/jupiter+27+muzzle+after+reoiling.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-L70vOPMDG64/Us1bmNG3fDI/AAAAAAAABL0/3jVijkBNimo/s1600/jupiter+27+muzzle+after+reoiling.JPG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pengujian setelah pemberian minyak silikon yang saya hentikan pada tembakan ke-7 karena kecepatan yang acak dan cenderung melambat.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-7-eQTxysBYg/UswGnHUPMkI/AAAAAAAABKE/5cwvM2WcA0E/s1600/tokyo+marui+silicone+spray.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-7-eQTxysBYg/UswGnHUPMkI/AAAAAAAABKE/5cwvM2WcA0E/s1600/tokyo+marui+silicone+spray.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Tokyo Marui Silicone Spray yang saya gunakan untuk meminyaki kamar kompresi.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-UDP3axGZcXM/UswgGeAczWI/AAAAAAAABKc/FK5_ra02drU/s1600/jupiter+27+bore+sight.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-UDP3axGZcXM/UswgGeAczWI/AAAAAAAABKc/FK5_ra02drU/s1600/jupiter+27+bore+sight.jpg" height="340" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Kondisi dalam laras setelah pemolesan dengan Kit Metal Polish Cream andalan saya.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Tampak kecepatan menurun cukup signifikan dibandingkan pada pengujian awal di bengkel PD Pipik Putra. Tampaknya senapan ini mendapatkan manfaat yang cukup besar dalam penciptaan kecepatannya melalui proses dieseling minyak berbasis petroleum. Produsen mengaku menggunakan oli mesin berbasis petroleum dengan kekentalan 20 sebagai pelumas piston. Namun yang menarik bagi saya, sebaran kecepatan yang sangat lebar masih belum dapat juga dipersempit walaupun dieseling telah saya kurangi.<br />
Seperti yang saya catat dalam <a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/referat-karakteristik-senapan-per.html" target="_blank">artikel saya sebelumnya</a>, kecepatan mimis pada senapan per sangat sensitif dengan kerapatan rok menyekat udara dalam laras. Desain pangkal laras senapan ini yang di-reaming cukup lebar sepertinya membuat fungsi penyekatan rok mimis menjadi kurang baik. Akibatnya mimis meluncur dengan berbagai macam posisi awal yang menimbulkan variasi cukup lebar pada penyekatan udara tekan. Mungkin hal inilah yang menyebabkan konsistensi kecepatan senapan ini terganggu. Untuk mengakali hal ini, saya putuskan untuk membenamkan mimis lebih dalam lagi sehingga rok mimis tercekat dengan baik ke bagian dalam laras yang tidak di-reaming. Untuk keperluan ini saya membutuhkan alat bantu karena jari saya tidak bisa masuk lebih dalam lagi ke dalam pangkal laras. Karena saya memiliki grendel bekas yang tidak terpakai, maka saya gunakan grendel tersebut sebagai <i>pellet seater</i> di mana ukurannya cukup panjang untuk mendudukan mimis ke posisi yang dalam dengan tingkat kedalaman yang konsisten.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-wyHReWDFxqE/Us1QoJhzrBI/AAAAAAAABLM/a1WIe--3A90/s1600/pelllet+seater.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-wyHReWDFxqE/Us1QoJhzrBI/AAAAAAAABLM/a1WIe--3A90/s1600/pelllet+seater.jpg" height="247" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Grendel bekas proyek Bramasta Antariksa yang saya gunakan sebagai <i>pellet seater</i>.</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Hasil pengujian kecepatan yang saya dapatkan dengan 3 jenis mimis impor, yang mewakili berbagai kelompok berat yang saya miliki, saya masukkan dalam tabel di bawah ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/--r1wLDrGmEc/Us1Wb4VXkJI/AAAAAAAABLc/kVvyqyUnYT8/s1600/untitled.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/--r1wLDrGmEc/Us1Wb4VXkJI/AAAAAAAABLc/kVvyqyUnYT8/s1600/untitled.JPG" height="270" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Hasil pengukuran kecepatan mimis menggunakan 3 macam mimis. RWS Superdome untuk mimis berat menengah, Beeman Kodiak untuk mimis berat, dan JSB Exact RS untuk mimis ringan.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dari hasil di atas ditemukan bahwa konsistensi senapan ini meningkat dengan signifikan. Bahkan sebaran kecepatan dan standar deviasinya menjadi sangat sempit. Memang kecepatan masih tetap rendah, namun konsistensi kecepatan tiap tembakannya menjadi sangat menggembirakan. Dengan kecepatan ini energi yang didapatkan 4.18 fpe atau 5.66 J untuk RWS Superdome dan 3.63 fpe atau 4.93 J untuk Beeman Kodiak.<br />
Fenomena unik saya dapatkan pada mimis JSB Exact RS. JSB Exact RS yang walaupun sudah ditempatkan secara dalam tidak mampu membuat stabil kecepatan mimis ini. Rupanya rok mimis yang tipis dan berat total mimis yang ringan membuat mimis ini tidak dapat menahan tekanan udara secara konsisten sampai mencapai tekanan kerja optimumnya pada laras berdiameter pas 4.5 mm ini. Pastinya mimis ringan ini tidak bersahabat dengan senapan ini.<br />
Sebagai catatan rupanya ide untuk menyelamatkan rok mimis dari gencetan breech (<i>skirt squish</i>) dengan melakukan reaming yang cukup lebar malahan mengorbankan konsistensi kecepatan. Sedangkan konsistensi kecepatan merupakan salah satu modal untuk mendapatkan grouping yang rapat. Namun bila kita telah menemukan cara untuk mengatasi hal ini, tampaknya <i>powerplant </i>dari senapan ini cukup menjanjikan dalam mencapai akurasi yang baik. Kita tunggu saja sampai uji akurasi saya kerjakan untuk mengetahui apakah kualitas laras senapan ini dapat menyalurkan konsistensi yang dibekalkan oleh powerplant.<br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
Siklus menembak senapan ini saya rasakan cukup menyenangkan dan tanpa masalah berarti. Untuk kecepatan yang dihasilkan saya rasa usaha pompa yang dibutuhkan masih terlalu berat. Keberadaan pangkal laras yang terlalu longgar bagi mimis saya rasa cukup merugikan. Padahal potensi konsistensi powerplant cukup menjanjikan untuk mengantarkan mimis secara akurat. Ditunjang dengan recoil yang jinak dan bobot yang ringan, saya rasa senapan ini cukup menyenangkan untuk digunakan melatih menembak <i>off hand</i> saya. Mari berharap kekerasan picu ini tidak mengganggu dan larasnya sudah cukup akurat setelah melewati proses break in ini.<br />
Pada artikel selanjutnya, saya akan mencoba akurasi senapan ini pada jarak dekat (10 meter) dengan menggunakan alat bidik bawaan (<i>visier, open sight</i>).<br />
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.<br />
<br />
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk_12.html" target="_blank">Bagian 3</a> Akurasi dengan Visier Bawaan</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-17667560018354440582014-01-02T05:00:00.000+07:002015-04-05T22:31:00.499+07:00Referat: Karakteristik Senapan Per<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<i>Selamat Tahun Baru 2014. Semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik bagi kita semua dan baik pula bagi perkembangan hobi yang kita cintai bersama ini.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>***</i></div>
Di Indonesia, senapan angin yang populer adalah senapan yang ditenagai oleh prinsip pneumatik. Senapan-senapan pneumatik ini bekerja dengan prinsip pelepasan tenaga udara yang dimampatkan. Baik senapan pompa, gejluk dan PCP semua bekerja dengan prinsip yang sama.<br />
Sangat sulit untuk menemukan senapan per (<i>sping piston</i>) di Indonesia khususnya yang diproduksi di dalam negeri. Bahkan lebih sulit lagi untuk menemukan referensi yang dapat bercerita banyak mengenai senapan berjenis yang satu ini. Cara paling mudah untuk mempelajarinya bagi saya adalah, miliki satu senapan jenis ini lalu mempraktekan apa yang saya baca. Dengan demikian, pengalaman dalam menggunakan senapan jenis inilah yang akan menjadi guru saya. Tentunya dengan membandingkan dengan berbagai referensi dari berbagai sumber di dalam maupun di luar negeri.<br />
Dalam artikel kali ini saya masukkan catatan saya yang saya rangkumkan dari pembelajaran saya mengenai karakteristik senapan per.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-o9H_V_heQ1U/UsRoCncSUxI/AAAAAAAABJU/JEWo6nQbl2Q/s1600/my+springer+collections+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-o9H_V_heQ1U/UsRoCncSUxI/AAAAAAAABJU/JEWo6nQbl2Q/s640/my+springer+collections+copy.jpg" height="228" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Senapan <i>fixed barrel</i> dan senapan <i>break barrel</i> yang saya miliki.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a><br />
Senapan per sendiri adalah senapan angin yang bekerja dengan cara memukul mimis dengan udara mampat yang dihasilkan dari momentum suatu piston/seher. Senapan ini disebut juga sebagai senapan <i>spring piston</i> atau disebut juga <i>springer</i>. Oleh sebuah per, suatu piston di dalam tabung kompresi dilecutkan dengan kecepatan tinggi untuk kemudian memampatkan kolom udara dan mendorong mimis di depannya.<br />
Senapan per relatif mudah digunakan karena hanya perlu sekali memompa (yaitu pada saat mengokang) dan tidak perlu peralatan tambahan seperti pompa eksternal atau tabung selam <i>scuba </i>seperti pada senapan PCP (gas) maupun peralatan internal yang berat seperti pompa internal pada senapan gejluk. Kerugiannya adalah senapan per menghasilkan suatu gerakan senapan yang unik yang dinamakan <i>recoil </i>di mana gerakan ini membuatnya lebih sulit dikuasai dan menuntut pemasangan <i>rifle scope</i> yang dirancang khusus untuk menerima gaya brutal akibat recoil ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/02/02-28-12-04-Spring-piston-powerplant.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/02/02-28-12-04-Spring-piston-powerplant.jpg" height="156" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Bagian dalam dari sistem pembangkit tenaga <i>(powerplant)</i> jenis senapan spring piston. Dari atas ke bawah dan kiri ke kanan: top hat, per utama, piston, spring guide, dan trigger unit. Diambil dari: <a href="http://www.pyramydair.com/blog/2012/02/the-spring-piston-powerplant/">http://www.pyramydair.com/blog/2012/02/the-spring-piston-powerplant/</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Senapan per berdasarkan mekanisme kokangnya dibagi menjadi dua macam. Yaitu senapan patah laras (<i>break barrel</i>) dan senapan berlaras tetap (<i>fixed barrel</i>). Senapan break barrel adalah jenis rancangan senapan per yang paling efisien dan paling populer. Laras pada senapan jenis ini berfungsi ganda sebagai pengungkit untuk mengokang per senapan. Mimis pada senapan jenis ini langsung dimasukkan ke dalam pangkal laras (<i>breech</i>) yang akan terbuka pada saat senapan dikokang. Sedangkan senapan fixed barrel adalah jenis senapan yang mana larasnya tidak berfungsi sebagai pengungkit per. Mimis dimasukkan ke dalam senapan jenis ini melalui komponen khusus yang berupa kamar bergeser (<i>sliding chamber</i>) seperti pada Weihrauch HW 77/97 dan Air Arms TX200 maupun piranti <i>tap loader</i> seperti pada BSA Airsporter.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.moxyair.com/images/break-barrel-air-guns.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.moxyair.com/images/break-barrel-air-guns.JPG" height="115" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Senapan per jenis patah laras. Tipe senapan tradisional dan terpopuler dari senapan per. Untuk mengokangnya kita perlu mematahkan larasnya. Diambil dari: <a href="http://www.moxyair.com/break-barrel-air-guns/">http://www.moxyair.com/break-barrel-air-guns/</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Senapan tipe fixed barrel dibagi lagi menjadi beberapa tipe berdasarkan letak lengan pengokangnya (<i>cocking arm</i>). Berdasarkan posisi lengan pengokang terhadap tabung kompresinya senapan per dibagi menjadi senapan <i>underlever </i>(di bawah) seperti pada Weihrauch HW 77/97 atau BSA Airsporter dan senapan <i>sidelever </i>(di samping) seperti pada Diana Mod 54 Air King. Dikatakan terdapat juga mekanisme <i>toplever atau overlever </i>(di atas) walaupun tidak populer dan akan merepotkan pada pemasangan rifle scope. Keuntungan jenis senapan ini adalah posisi laras yang selalu tetap terhadap kamar mimis sehingga dianggap lebih akurat. Kerugian dari mekanisme ini adalah tambahan beban pada total berat senapan akibat penambahan komponen pengokang.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.ukpreppersguide.co.uk/wp-content/uploads/2013/04/weapons-air-gun-under-lever.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.ukpreppersguide.co.uk/wp-content/uploads/2013/04/weapons-air-gun-under-lever.jpg" height="183" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Tipe senapan per laras tetap. Senapan jenis di atas memiliki tuas pengokang yang terletak di bawah kamar kompresi (under lever). Diambil dari: <a href="http://www.ukpreppersguide.co.uk/legal-weapons/best-air-rifle-for-survival-in-the-uk/weapons-air-gun-under-lever">http://www.ukpreppersguide.co.uk/legal-weapons/best-air-rifle-for-survival-in-the-uk/weapons-air-gun-under-lever</a></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-0GRbTzb-zSc/T0kNLe1jHzI/AAAAAAAAAmA/mJDmCOUvc3E/s1600/Side-Lever-2-High-Res-web.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-0GRbTzb-zSc/T0kNLe1jHzI/AAAAAAAAAmA/mJDmCOUvc3E/s320/Side-Lever-2-High-Res-web.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Tipe senapan per laras tetap lainnya. Senapan jenis ini memiliki tuas pengokang yang terletak di samping kamar kompresi (side lever). Diambil dari: <a href="http://www.archerairguns.info/2012/02/sidelever-breech-kit-upgrade-for-qb78.html">http://www.archerairguns.info/2012/02/sidelever-breech-kit-upgrade-for-qb78.html</a></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dari semua jenis senapan per ini, ada kesamaan karakter yang bisa didapati. Kesamaan karakter yang tidak didapati dari senapan angin jenis pneumatik. Beberapa yang bisa saya temui saya catat seperti di bawah ini.<br />
<b><br /></b><b><i>1. Senapan Per mengalami Recoil</i></b><br />
Recoil pada senapan per adalah gerakan mundur maju senapan akibat pergerakan piston oleh per. Sesuai dengan Hukum Newton Ketiga tentang aksi reaksi, maka suatu recoil adalah reaksi senapan terhadap gerakan piston dalam tabung kompresi. Gerakan ini terjadi dua kali dalam dua arah yang berlawanan. Gerakan pertama adalah reaksi terhadap gerakan maju piston di mana dirasakan ke arah belakang. Dan gerakan kedua adalah reaksi atas berhentinya piston yang dirasakan ke arah depan. Gerakan unik senapan per ini disebut juga sebagai <i>double recoil</i>.<br />
Recoil ini sulit dibendung oleh penembak dan terjadi sebelum mimis meninggalkan laras. Saat recoil pertama terjadi, mimis bahkan masih belum bergerak. Dan pada saat recoil kedua terjadi, mimis juga belum keluar meninggalkan laras. Akibatnya posisi bidik senapan menjadi berubah dan akurasi bisa sangat terganggu pada pegangan senapan yang tidak tepat.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-SPy3yXKHCrg/UsQeAL8fPYI/AAAAAAAABI4/6lVHKVDxemY/s1600/recoil+effect+explained.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-SPy3yXKHCrg/UsQeAL8fPYI/AAAAAAAABI4/6lVHKVDxemY/s640/recoil+effect+explained.JPG" height="640" width="394" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Ilustrasi recoil pada senapan per. (1) Per dalam keadaan terkokang. (2) Sear pada keadaan terbuka dan piston meluncur maju. (3) Terjadi akselerasi pada piston. Sesuai Hukum Ketiga Newton, timbul gaya reaksi yang mengarah ke belakang dan dirasakan sebagai recoil pertama. Mimis belum bergerak maju. (4) Piston tiba di ujung kamar kompresi dan mengalami deselerasi akibat meningkatnya tekanan udara. Timbul gaya penyeimbang yang dirasakan sebagai recoil kedua. Mimis masih belum pula bergerak. (5) Mimis mulai bergerak maju akibat inersia-nya dilampaui tekanan udara yang terbentuk. Selanjutnya tekanan udara kembali menurun akibat ruang yang tercipta dari majunya mimis dan terutama karena volume ruang yang tercipta akibat piston kembali bergerak mundur. Disarikan dari: <a href="http://www.arld1.com/pistonpelletdynamics.html">http://www.arld1.com/pistonpelletdynamics.html</a></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-8g3RPlPPMZU/UsOImBSRMMI/AAAAAAAABIo/i9u-sKlo3bs/s1600/recoil+effect+on+pellet.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a>
Recoil ini terjadi dengan daya yang besar dan terjadi dengan dua arah yang berlawanan. Pemasangan dan pemilihan rifle scope yang tidak memperhatikan fakta ini akan menyebabkan pergeseran posisi rifle scope dan bahkan kerusakan pada rifle scope itu sendiri.<br />
<b><br /></b><b><i>2. Vibrasi/Buzz dan Twang</i></b><br />
Pada saat per bergerak maju mendorong piston, per itu bukan hanya bergerak maju namun juga akan bergetar atau mengalami vibrasi. Vibrasi ini terjadi sangat cepat dan bahkan dikatakan sulit terlihat oleh kamera berkecepatan tinggi sekalipun. Walaupun tidak terlihat, namun tubuh manusia masih dapat merasakan adanya getaran ini terutama pada tangan dan pipi yang menempel di popor. Gerakan ini kadang kala dirasakan begitu kasar sehingga timbul sensasi nyeri pada tangan dan pipi kita.<br />
Pada saat piston telah mencapai ujung lintasannya yaitu transfer port, maka terjadilah vibrasi lain yang lebih lambat dan dapat tertangkap oleh kamera berkecepatan tinggi.Vibrasi ini menyebabkan senapan bergerak ke sembarang arah dengan acak.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/03/03-13-12-04-mainspring-compressed.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/03/03-13-12-04-mainspring-compressed.jpg" height="212" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pada per yang mangalami pemampatan akibat dikokang, seringkali per tersebut mengalami kelengkungan di berbagai bagian (<i>kinking</i>). Bila per ini dibiarkan meregang kembali, maka getaran akan terjadi. Diambil dari: <a href="http://www.pyramydair.com/blog/2012/03/resizing-a-mainspring/">http://www.pyramydair.com/blog/2012/03/resizing-a-mainspring/</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Vibrasi terjadi juga saat per bergerak memulur kembali dan pada akhir lintasan per seakan-akan memecuti atau menampar piston. Akibat gerakan per memukul piston ini timbul suara berdenting yang disebut juga sebagai <i>twang</i>.<br />
Beberapa cara digunakan untuk mengurangi getaran ini seperti penggunaan oli stempet/gemuk bernilai kekentalan tinggi pada per utama, menghaluskan komponen per dan piston yang bergesekan, dan pemasangan <i>piston sleeve</i> yang bertujuan merapatkan jarak antara diameter luar per dengan diameter dalam piston.<br />
<br />
<b><i>3. Sensitif terhadap Posisi Pegangan (Hold Sensitive)</i> </b><br />
Pada saat recoil terjadi, gaya yang dialami oleh senapan akan menyebabkan senapan bergerak. Pergerakan linier (sepanjang garis lurus) suatu piston akan menyebabkan juga senapan bergerak secara radial (berputar) terhadap titik beratnya. Gerakan berputar senapan ini bertumpu pada pusat berat senapan dan dirasakan seolah senapan hendak mengarah ke atas pada recoil pertama dan menukik ke bawah pada recoil kedua.<br />
Kecepatan gerak radial senapan ini dipengaruhi oleh moment putar senapan. Dikatakan senapan yang memiliki panjang langkah kompresi yang besar (<i>long stroke</i>), massa piston yang berat, dan berat total senapan yang ringan akan lebih mudah mengalami gerakan rotasi ini. Tidaklah mengherankan pada senapan bertenaga besar seperti Diana Mod 350 Magnum, yang memiliki long stroke dan piston yang besar, akan lebih sulit dikendalikan. Senapan jenis magnum ini dikatakan <i>hold sensitive</i> atau sensitif terhadap cara memegangnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/--X_erYXF3TE/UsQfDfLwuZI/AAAAAAAABJE/7Pre95Wxpfg/s1600/recoil+effect+on+rotation.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/--X_erYXF3TE/UsQfDfLwuZI/AAAAAAAABJE/7Pre95Wxpfg/s640/recoil+effect+on+rotation.JPG" height="640" width="412" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Gerakan sebuah senapan per terhadap pusat gravitasi-nya (<i>CG, center of gravity</i>) akibat dinamika gaya yang dialaminya dalam siklus menembak. (1) Senapan berada di poros laras pada saat senapan siap ditembakkan. (2) Saat piston berakselerasi, gaya linear yang dimiliki piston menyebabkan juga senapan bergerak secara angular berpusat pada titik beratnya. Pada fase akselerasi, laras akan bergerak lebih tinggi dari poros laras mula-mula. (3) Mimis mulai bergerak maju saat piston mulai melambat (deselerasi). (4) Pada fase deselerasi, laras kembali bergerak turun menuju poros laras mula-mula. (5) Pada saat mimis meninggalkan laras, laras masih bergerak turun. Disarikan dari: <a href="http://www.arld1.com/rifledynamicssmaller.html">http://www.arld1.com/rifledynamicssmaller.html</a></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada senapan per, biasanya tangan pemegang tidak ditempatkan pada titik pusat berat senapan. Hal ini untuk mengantisipasi gerak rotasi senapan. Pegangan senapan yang secara ringan diletakkan jauh di depan titik berat senapan disertai tahanan ringan pada bagian bahu yang menekan popor dikatakan akan lebih stabil dalam mengurangi liarnya rotasi senapan.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.airgunsofarizona.com/hunting/wp-content/uploads/2012/10/fig1-300x225.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.airgunsofarizona.com/hunting/wp-content/uploads/2012/10/fig1-300x225.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Cara memegang senapan per di mana tangan depan memegang senapan di depan titik pusat beratnya. Pegangan dibiarkan renggang untuk mengijinkan pergerakan senapan terjadi. Diambil dari: <a href="http://www.airgunsofarizona.com/hunting/2012/10/hunting-with-spring-piston-airguns/">http://www.airgunsofarizona.com/hunting/2012/10/hunting-with-spring-piston-airguns/</a></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Senapan jenis fixed barrel dikatakan kurang sensitif terhadap cara pegangnya. Hal ini disebabkan karena tambahan beban yang menyebabkan senapan jenis ini lebih sulit untuk digerakkan oleh gaya radial.<br />
<b><br /></b><b><i>4. Senapan Per Menyebabkan Pembakaran Minyak</i></b><br />
Udara yang dimampatkan secara cepat akan menyebabkan timbulnya panas akibat molekul udara yang saling bertubrukan. Pada kompresi yang tinggi di mana volume udara mula-mula dibandingkan volume udara akhir terjadi dalam perbandingan sekitar 15:1 sampai 22:1, tekanan dapat meningkat menjadi di atas40 bar dan suhu udara dapat mencapai di atas 550 derajat Celcius. Tambahkan setetes minyak di dalamnya maka akan didapatkan suatu pembakaran spontan yang tidak membutuhkan percikan api. Prinsip inilah yang digunakan pada mesin diesel dan didapatkan pula pada senapan per. Fenomena pembakaran spontan ini dinamakan <i>dieseling</i>.<br />
Tergantung jumlah bahan bakar yang tersedia, fenomena dieseling terbagi menjadi beberapa tingkat. Tingkatan yang terkuat adalah <i>combustion </i>dan <i>detonation, </i>di mana detonation adalah fenomena dieseling yang paling kuat. Pada detonation, senapan mengeluarkan suara yang sangat keras, banyak asap, dan bahkan dapat dijumpai kilatan api. Peristiwa detonation ini tidak diinginkan dalam senapan per karena menyebabkan kerusakan dini dari piston, per dan seal. Beberapa peristiwa detonation ekstrim yang pernah dilaporkan bahkan menyebabkan piston kembali terkokang dengan sendirinya akibat piston terlontar kembali ke belakang.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT9yNry5aWnx2soNkTwkeTiYXimcfG33GB8rfawLq1qIm5JtW5n" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="239" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT9yNry5aWnx2soNkTwkeTiYXimcfG33GB8rfawLq1qIm5JtW5n" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Peristiwa dieseling pada senapan per. Keluar asap pada ujung laras disertai timbulnya suara yang keras. Dieseling terjadi dalam beberapa tingkatan di mana sebagian besar senapan per dirancang untuk mengalami dan memanfaatkan dieseling. Video lebih dapat disimak pada: <a href="http://www.youtube.com/watch?v=u8h3v5TbFTQ">http://www.youtube.com/watch?v=u8h3v5TbFTQ</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Bila terdapat peristiwa yang tidak diinginkan, berarti ada pula dieseling yang diinginkan. Dikatakan senapan per rata-rata mendapatkan manfaat dan tenaganya dari fenomena dieseling ini. Dikatakan dalam percobaan Cardew dengan senapan patah laras HW 35, senapan kehilangan tenaganya sebanyak 45% ketika fenomena dieseling ini dihilangkan melalui suatu perlakuan vakum. Jadi dalam tingkatan tertentu, dieseling ini dibutuhkan dan didukung oleh desain senapan. Dikatakan senapan perjenis <i>sporter </i>hampir semuanya mengalami dieseling. Sedangkan senapan jenis <i>match </i>tidak.<br />
Suatu senapan per bisa seumur masa pakainya mengalami dieseling. Tidak heran setiap kali menembak senapan per dapat tercium bau minyak terbakar dan bahkan terus-menerus mengeluarkan asap halus. Hal ini terjadi karena memang diperlukan hanya sedikit bahan bakar untuk memicu proses ini. Bahan bakar yang dibutuhkan bisa didapatkan dari pelumas dan deposit minyak dalam seal piston. Dikatakan pelumas berbahan dasar petroleum atau minyak bumi mudah mengalami dieseling. Dan seal piston berbahan kulit dapat secara terus menerus memberikan bahan bakar yang dibutuhkan untuk dieseling. Di sisi lain, pelumas berbahan dasar silikon dan seal piston dari teflon/PTFE lebih sedikit menyebabkan dieseling.<br />
<b><br /></b><b><i>5. Mimis Harus Rapat di Dalam Laras (Skirt Width Sensitive)</i></b><br />
Dalam memilih mimis untuk senapan per, faktor dimensi atau ukuran mimis sangat berpengaruh dalam kecepatan dan akurasi senapan ini. Senapan per membutuhkan mimis dengan rok yang relatif besar dan kaku untuk memberikan fungsi penyekatan udara yang baik. Tidak seperti volume udara tekan pada senapan jenis pneumatik, senapan per hanya memiliki sedikit volume udara tekan dalam setiap siklus menembaknya. Konsekuensinya, mimis pada senapan per harus betul-betul menyekat udara yang terbatas volumenya ini untuk menciptakan tekanan optimal bagi mimis untuk melaju. Rok mimis yang terlalu sempit diameternya dan/atau terlalu tipis akan menyebabkan tekanan udara tidak terbentuk optimal dan kecepatan mimis melaju akan menjadi lambat. Dalam beberapa laporan juga disebutkan bahwa mimis yang terlalu kendor, dapat menyebabkan timbulnya detonasi yang dicirikan dengan getaran dan twang yang kasar. Hal ini akan menyebabkan usia pakai senapan menjadi berkurang akibat kerusakan dini pada piston dan per.<br />
Selain ukuran diameter rok mimis, berat mimis juga sangat berpengaruh dalam efesiensi senapan per. Berat mimis yang terlalu ringan menyebabkan sedikitnya enersia yang dibutuhkan untuk menggerakan mimis maju. Tampaknya senapan per lebih menyukai mimis yang berat pada batas-batas tertentu. Dilaporkan juga pada mimis yang terlalu ringan, gejala vibrasi dan twang yang keras akan lebih terasa.<br />
Dari paparan ini diketahui bahwa senapan per sangat sensitif terhadap diameter rok mimis. Untuk menentukan mimis terbaik bagi senapan per yang kita miliki, kita harus mencobanya sendiri dan merasakan bagaimana senapan kita bereaksi terhadap mimis ini.<br />
<b><br /></b><b><i>6. Penempatan Mimis Berpengaruh terhadap Akurasi</i></b><br />
Mimis pada senapan angin jenis per <b>tidak </b>diletakkan ke dalam laras dengan menggunakan grendel (<i>bolt</i>). Pada senapan jenis per, mimis biasa ditekan masuk menggunakan bantalan jari. Kedalaman mimis dan posisinya di pangkal laras bisa memberikan perbedaan yang signifikan terhadap akurasi. Salah satu masalah utama pada penempatan mimis yang tidak sempurna adalah fenomena <i>skirt squish</i>.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://new-cdn.pyramydair.com/aimage/Diana-27-breech-damaged-pellet-skirt.jpg/80" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Diana 27 spring-piston breakbarrel rifle breech showing pellet skirt" border="0" src="http://new-cdn.pyramydair.com/aimage/Diana-27-breech-damaged-pellet-skirt.jpg/80" height="289" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Dampak peletakkan mimis yang tidak sempurna dalam pangkal laras. Rok mimis tergencet oleh chamber saat breech block tertutup <i>(skirt squish</i>). Bayangkan akurasi yang didapatkan bila mimis meluncur dengan rok yang rusak seperti di atas. Diambil dari: <a href="http://www.pyramydair.com/article/How_to_load_pellets_in_airguns_Part_1_spring_piston_guns_November_2010/80">http://www.pyramydair.com/article/How_to_load_pellets_in_airguns_Part_1_spring_piston_guns_November_2010/80</a></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Fenomena skirt squish didapatkan pada senapan per jenis patah laras di mana mimis tidak masuk sepenuhnya dalam laras dan berakibat rusaknya rok mimis ketika <i>breech block</i> atau pangkal laras ditutup. Kerusakan mimis ini menyebabkan struktur pada mimis berubah dan menyebabkan akurasinya terganggu.<br />
Cara terbaik untuk mencegah fenomena ini adalah dengan cara memasukkan mimis lebih dalam ke dalam pangkal laras. Hal ini bisa dilakukan dengan peralatan khusus yang dinamakan <i>pellet seater</i>. Pellet seater sendiri bisa digantikan menggunakan bolpoint yang dilepas tabung tinta dan mata penanya.<br />
<b><br /></b>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/05/05-09-12-03-Air-Venturi-PellSet-pellet-seated-deep.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.pyramydair.com/blog/wp-content/uploads/2012/05/05-09-12-03-Air-Venturi-PellSet-pellet-seated-deep.jpg" height="320" width="282" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;"><b>Mimis yang diletakkan secara aman di dalam pangkal laras. Sedikit kerugian volume ruang untuk menciptakan tekanan, namun keuntungan bagi akurasi. Diambil dari: <a href="http://www.pyramydair.com/blog/2012/05/air-venturi-bronco-with-optional-target-sights-part-3/">http://www.pyramydair.com/blog/2012/05/air-venturi-bronco-with-optional-target-sights-part-3/</a></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<b><br /></b><b><i>7. Panjang Laras adalah Kerugian</i></b><br />
Seperti yang disinggung sebelumnya di atas, senapan per bekerja pada volume udara tekan yang sangat terbatas jika dibandingkan dengan senapan jenis pneumatik. Udara tekan yang berekspansi mendorong mimis pada senapan per akan cepat mengalami penurunan tekanan pada jarak tempuh mimis yang pendek. Dikatakan pada senapan pneumatik, mimis akan berakselerasi sepanjang laras apabila tekanan udara dan volumenya cukup. Namun pada senapan per modern, kecepatan maksimal mimis telah dicapai pada sekitar 10 inchi pertama dari panjang laras. Pada percobaan yang dilakukan Cardew pada tahun 1970, dikatakan mimis telah mencapai kecepatan maksimal pada 6 inchi pertama dari pangkal laras. Jika mimis telah mencapai kecepatan maksimalnya, maka sisa panjang laras selanjutnya hanya akan mengurangi kecepatan mimis akibat gesekan atau friksi dari permukaan dalam laras dengan mimis.<br />
<b><br /></b><b><i>8. Per Mengalami Keausan dan Kelemahan</i></b><br />
Senapan per tidak memiliki banyak seal untuk menjalankan fungsinya. Namun bagian yang rentan mengalami keausan akibat penggunaan jangka panjang (menahun) adalah pada bagian per utama (<i>main spring</i>). Kecepatan keausan ini akan didapati lebih cepat lagi apabila senapan dibiarkan terkokang lama tanpa ditembakkan. Dalam penyimpanan tidak disarankan untuk membiarkan senapan per dalam kondisi terkokang. Kondisi per yang lemah akibat keausan menyebabkan kecepatan mimis menjadi lambat.<br />
Untuk mengatasi kelemahan per ini, jenis senapan yang menggunakan per gas telah beredar di pasaran. Pada jenis senapan ini, sebuah pegas yang terbuat dari tabung yang diisi gas menggantikan fungsi per keong/logam konvensional. Teknologi ini diadaptasi oleh Crosman sebagai NP (<i>Nitro Piston</i>) atau Gamo sebagai IGT (<i>Inert Gas Technology</i>). Penggunaan pegas bertenaga gas ini menjamin kekuatan per tidak akan menurun jika terkokang dalam waktu lama.<br />
Namun permasalahan lain seperti ketahanan seal gas dan kerasnya recoil pada pegas jenis ini tidak serta merta membuat teknologi ini lebih unggul dan langsung dianut oleh semua pabrikan ternama. Per logam masih mendapat tempatnya di pengguna dan perancang senapan karena mudahnya pemeliharaan, murah dan karakteristik recoil yang dapat diantisipasi. Bahkan senapan terbaik dan relatif baru seperti Air Arm TX200 dan Walther LGV masih dirancang menggunakan per konvensional.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.airgunsofarizona.com/Crosman/Nitro/NitroVsSpring.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.airgunsofarizona.com/Crosman/Nitro/NitroVsSpring.jpg" height="224" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Gambar perbandingan penggunaan per konvensional (kiri) dan per gas (kanan) bagi senapan per. Suatu komponen mirip <i>shock breaker </i>menggantikan fungsi per logam tradisional untuk mendorong piston. Diambil dari: <a href="http://www.airgunsofarizona.com/CrosmanNitroPiston.htm">http://www.airgunsofarizona.com/CrosmanNitroPiston.htm</a></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Konsistensi adalah Kunci</b><br />
Setelah mendapatkan paparan informasi seperti di atas, maka dapat disimpulkan perilaku menembak pada senapan per sangatlah dinamis. Senapan tidak akan pernah mau diam karena karakteristik senapan jenis ini memang begitu. Usaha untuk memperbaiki performa senapan ini tidak akan benar-benar menghilangkan gerakan senapan pada saat ditembakkan. Maka yang harus menyesuaikan diri adalah si penembak. Penembak harus dapat membuat setiap gerakan ujung laras dalam siklus menembaknya konsisten untuk mendapatkan grouping yang rapat.<br />
Dalam menembak senapan per, kita <b>tidak </b>membuat senapan ini diam dengan menahannya sekuat mungkin menggunakan badan kita maupun alat bantu lain. Alih-alih kita membiarkannya bergerak sesuai perilaku alaminya dan kita hanya mengarahkan pergerakannya sekonsisten mungkin dengan pegangan yang renggang. Salah satu teknik yang terkenal untuk menguasai gerakan recoil senapan jenis ini adalah <i>artilery hold</i>.<br />
Dalam menembak sebuah senapan per diperlukan praktek disiplin menembak yang lebih ketat agar ukuran group kita kecil dan sangat memungkinkan untuk <i>nitik</i>. Bagaimana mempraktekan <i>settled in</i>, melakukan kontrol pernafasan dan kontrol picu, dan mendisiplinkan diri untuk melakukan <i>follow through</i>. Istilah-istilah baru yang akan makan banyak tempat untuk dipaparkan dalam artikel ini. Mungkin akan saya rangkumkan lagi pada artikel selanjutnya.<br />
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-11854461763887110962013-12-20T18:00:00.000+07:002014-01-13T08:49:39.932+07:00De Pyra Jupiter 27: Senapan Per Untuk Pemula - Bagian 1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Pada artikel ini, saya akan membuat catatan pengalaman saya menggunakan senapan angin per (<i>spring piston</i>) buatan anak negeri sendiri. Sudah lama saya menginginkan sebuah senapan per buatan dalam negeri yang dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. Tidak banyak senapan per buatan dalam negeri yang ditawarkan di pasaran. Kebanyakan senapan jenis ini yang dapat ditemukan adalah karya pengrajin khususnya dari daerah Jawa Barat. Saya belum pernah menemukan senapan per dalam negeri yang diproduksi dalam skala pabrikan sampai saat ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Setelah pertemuan saya dengan situs De Pyra dan berhasil pula menemukan lokasi perusahaan ini, tidak puas rasanya bila tidak mencoba sendiri salah satu karya mereka. Salah satu yang menarik buat saya adalah senapan jenis patah laras (<i>break barrel</i>). Jenis mekanisme kokang senapan yang identik dan menjadi model terpopuler dari senapan per. Salah satu yang saya coba pada kesempatan saat ini adalah De Pyra Jupiter 27. Versi senapan patah laras yang terinspirasi dari Diana Model 27. Yaitu senapan pemula dengan kecepatan yang pada masa ini dianggap menengah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Saya memilih senapan yang terkecil dari keluarga senapan per ini karena saya masih berusaha meracuni istri saya dengan hobi menembak. Selama ini istri saya hanya bisa menembak dengan senapan Benjamin-Sheridan 397 PA, karena hanya itulah yang mampu dia kokang sendiri (itupun sampai 2 kali saja) dan mampu dia bidik dengan mantap. Ingin rasanya melihat dia bisa menembak sendiri suatu senapan dengan kekuatan penuh. Bahkan Weihrauch HW 77 yang saya sediakan untuk dia, tidak mampu dia kokang dan malah membuat tangannya memar akibat terjepit pada kesempatan pertama. Saya harap senapan junior ini dapat kembali membuatnya tertarik dengan senapan jenis per karena saya harap senapan ini lebih mudah untuk dikokang dan pegang.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-PDrtvwmE5xU/UrLK9mdMuLI/AAAAAAAABEo/ZTPvH0hihcc/s1600/de+pyra+jupiter+27.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-PDrtvwmE5xU/UrLK9mdMuLI/AAAAAAAABEo/ZTPvH0hihcc/s640/de+pyra+jupiter+27.jpg" height="148" width="640" /></a></div>
<br />
<a name='more'></a><b>Profil Tampilan</b><br />
<div>
Artikel senapan kali ini harus saya bagi dalam beberapa bagian karena saya lihat tidak banyak dan mungkin tidak ada situs pengguna lain yang membahas tentang produk senapan ini. Saya rasa produk ini layak untuk digali lebih dalam karena belum banyak pula yang memiliki produk yang saya rasa berpotensi untuk dimiliki banyak orang.<br />
Versi yang saya angkat dalam catatan saya kali ini bukanlah versi Jupiter 27 standar. Karena versi yang saya miliki ini diperkaya dengan popor yang terbuat dari kayu sonokeling, di mana versi standarnya ditawarkan dengan popor kayu mahoni. Lalu bantalan bahu yang diberikan memiliki ventilasi, di mana pada versi standarnya tidak berventilasi. Saya namakan saja De Pyra Jupiter 27 Special.<br />
<br /></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Nama: De Pyra Jupiter 27 Special</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Produsen: PD Pipik Putra Indonesia.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Asal: Cikeruh, Sumedang - Jawa Barat.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Jenis: <i>Break Barrel Spring Piston</i> (Senapan Per Patah Laras).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Panjang Total: 108 cm.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Berat Kosong: 2,90 kg.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Laras:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Panjang: 45 cm.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Diameter Luar: 14 mm.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Bahan: baja, dibronir panas.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Rifling: ada, 12 alur.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Visier:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Visier depan: ada, </span><span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>post globe</i>, </span><i style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">fixed.</i></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Visier belakang: ada, <i>open sight V-notch</i>, <i>adjustable for elevation.</i></span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Pemasangan Peredam: tidak mendukung.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Pemasangan Teleskop: mendukung, dovetail 11 mm, tanpa stopper.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Picu:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Bahan: baja.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">- Mekanisme: single stage.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Popor:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">-Bahan: kayu, sonokeling.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">-Bantalan bahu: ada, karet dengan ventilasi.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #3a3a3a; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Fitur Pengaman: tidak ada.</span><span id="goog_533296384"></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;">Secara umum saya kagum dengan kualitas yang diberikan senapan ini pada saya. Saya tahu benar bagaimana kualitas senapan per lokal yang dijual di sekitaran Jalan Raya Cipacing-Rancaekek. Jauh dari kesan rapi dan terkesan asal-asalan. Tampaknya perusahaan ini serius dalam membangun citra merk ini. Bronirnya memang rata-rata hasil bronir dari pengrajin Cipacing dan sekitarnya, di mana persiapan logamnya masih terkesan sederhana sehingga pada bagian-bagian kritis yang sering bergesekan akan didapati mudah terkikis. Namun kehalusan sebagian besar senapan, yang semuanya terbuat dari baja ini, begitu mengesankan saya. Halus dan tanpa tanda-tanda bekas alat kerja (<i>tool mark</i>). Saya harus berbicara dalam lingkup senapan lokal, tidak bisa dibandingkan dengan senapan sekelas Eropa seperti buatan Weihrauch milik saya.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-HHHB7U_mkeQ/UrLnqy_gvWI/AAAAAAAABGo/Brt3AjJ08kY/s1600/de+pyra+jupiter+27+01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-HHHB7U_mkeQ/UrLnqy_gvWI/AAAAAAAABGo/Brt3AjJ08kY/s400/de+pyra+jupiter+27+01.jpg" height="187" width="400" /></a></div>
<br />
Mata saya terpaku pada gravir logo merk yang terukir cukup dalam di bagian atas <i>chamber</i>. Tampak berdiri dengan bangga di ujung <i>scope rail</i>. Terlihat metoda gravir-nya menggunakan proses kimia dengan cairan kauter, sehingga menyisakan sedikit ketidaksempurnaan pada bagian detail dari logo. Secara umum saya menyukainya walaupun rasanya masih bisa lebih baik lagi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-uqXzBpjjHqQ/UrLnnIMHjQI/AAAAAAAABGg/6at7-4BB_RE/s1600/de+pyra+jupiter+27+02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-uqXzBpjjHqQ/UrLnnIMHjQI/AAAAAAAABGg/6at7-4BB_RE/s320/de+pyra+jupiter+27+02.jpg" height="320" width="304" /></a></div>
<br />
Visier depan mengambil desain <i>post globe</i>. Berarti suatu bilah yang dikelilingi oleh suatu lingkaran. Detail pengerjaannya cukup rapi dan ditempatkan dengan kokoh. Laras disambungkan dengan kotak engsel dengan rapi. Tidak terlihat jejak pengelasan pada bagian ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-0Vh1okZoMvI/UrLns1GrCdI/AAAAAAAABGw/absfh9sg_Sg/s1600/de+pyra+jupiter+27+03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-0Vh1okZoMvI/UrLns1GrCdI/AAAAAAAABGw/absfh9sg_Sg/s400/de+pyra+jupiter+27+03.jpg" height="306" width="400" /></a></div>
<br />
Salah satu kekurangan yang saya rasakan ketika pandangan saya beranjak ke bagian visier belakang. Visier belakang terlihat sangat sederhana dan terkesan kasar. Tidak banyak pengaturan yang bisa saya lakukan karena visier belakang hanya memungkinkan pengaturan terhadap ketinggian (<i>elevation</i>), sehingga pengaturan untuk arah horisontal (<i>windage</i>) praktis tidak dimiliki. Visier belakang dapat diatur ketinggiannya menggunakan sistem pengungkit. Bila bilah belakang diangkat, maka visier akan meninggi dan bantalan pengganjal bisa digerakkan maju. Hanya ada 5 tingkat pengaturan yang ditawarkan.<br />
Hal yang saya sukai dari visier ini adalah penempatannya yang diletakkan langsung pada laras. Seperti pada umumnya senapan patah laras, hal ini memberikan keuntungan pada masalah <i>misalignment </i>yang sering dialami dengan peletakkan visier belakang pada bagian chamber/reciever<i> </i>dan mudahnya mendapatkan gambaran sasaran karena jarak mata ke visier belakang yang melampaui <i>eye relief</i>. Coakan (<i>notch</i>) pada bilah visier belakang juga sempit dan dangkal. Hal ini memberi keuntungan karena saya dapat lebih akurat membidik tanpa khawatir terlalu jauh menempatkan bilah visier depan pada tengah coakan visier belakang.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Hqrl88gktcw/UrLn72MxyAI/AAAAAAAABG4/bU0jEdrZdNg/s1600/de+pyra+jupiter+27+04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-Hqrl88gktcw/UrLn72MxyAI/AAAAAAAABG4/bU0jEdrZdNg/s400/de+pyra+jupiter+27+04.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
Sambungan antara <i>breech </i>dan <i>chamber </i>sangat rapat dan kokoh. Sulit bagi saya untuk memasukkan kertas tipis sekalipun. Posisi laras dengan chamber begitu lurus dan kokoh. Tidak terlihat kemiringan laras yang kasat mata. Begitu laras tertutup, maka dibutuhkan cukup banyak kekuatan untuk membukanya kembali. Buat saya hanya dibutuhkan satu ketukan ringan dengan telapak tangan pada laras untuk bisa membuka sambungan ini. Namun saya ragu istri saya sanggup melakukannya tanpa merasa kesakitan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-2tjBeJvKLCc/UrLn-Hn5o5I/AAAAAAAABHA/qNZxSlK4C9M/s1600/de+pyra+jupiter+27+05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-2tjBeJvKLCc/UrLn-Hn5o5I/AAAAAAAABHA/qNZxSlK4C9M/s320/de+pyra+jupiter+27+05.jpg" height="251" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Sambungan breech dengan chamber yang sangat rapat.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Begitu pangkal laras terekspos, maka terlihat breech dikelilingi oleh <i>seal </i>yang terbuat dari kulit. Tampak rata, rapi, dan padat. Semuanya terlumasi dengan baik (agak basah sebenarnya) dari awal. Seal dengan bahan kulit memang membutuhkan "mandi minyak" supaya fungsi penyekatan udaranya berjalan dengan baik.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-d-oe7LX9CbY/UrLn_L6AdSI/AAAAAAAABHI/N2c_8giVOE8/s1600/de+pyra+jupiter+27+06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-d-oe7LX9CbY/UrLn_L6AdSI/AAAAAAAABHI/N2c_8giVOE8/s320/de+pyra+jupiter+27+06.jpg" height="291" width="320" /></a></div>
<br />
Hal yang unik dari pangkal laras senapan ini adalah proses <i>reaming </i>yang dilakukan pada alur larasnya. Pada pangkal laras, tidak ditemukan alur hingga beberapa mili meter ke depan. Hasilnya, saat mimis dimasukkan, tidak ditemui cekikan pada mimis. Mimis dapat secara mudah dan aman masuk ke dalam laras dan masih menyisakan jarak beberapa mili meter menuju pangkal laras. Posisi mimis ini didapatkan sewaktu kita memasukkan mimis dengan bantuan <i>pellet seater</i> atau ujung bolpoin. Bedanya kita tidak membutuhkan alat tersebut dan hanya perlu menggunakan ujung jari saja. Manfaat penempatan mimis seperti ini adalah untuk mencegah rok mimis mengalami kerusakan saat laras ditutup sehingga akan mempengaruhi akurasi. Namun apakah ide ini akan berhasil? Karena saya masih merasakan mimis masih bisa bergerak mundur saat posisi laras ditinggikan. Akibatnya saya lebih yakin jika menutup laras dalam posisi senapan cenderung mendatar.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-YiJ-fHQqkfg/UrLoO4qusZI/AAAAAAAABHQ/EvoDe41zXZg/s1600/de+pyra+jupiter+27+07.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-YiJ-fHQqkfg/UrLoO4qusZI/AAAAAAAABHQ/EvoDe41zXZg/s320/de+pyra+jupiter+27+07.jpg" height="320" width="289" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Mimis yang masuk dengan mudah dan aman dari gencetan chamber. Masih menyisakan sedikit ruang di belakang rok mimis.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-2PWU67R-TiI/UrLoPWVx0nI/AAAAAAAABHU/mbHa9j61h84/s1600/de+pyra+jupiter+27+08.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-2PWU67R-TiI/UrLoPWVx0nI/AAAAAAAABHU/mbHa9j61h84/s320/de+pyra+jupiter+27+08.jpg" height="217" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Diameter<i> transfer port</i> tampak besar dan mantap bersentuhan dengan ujung laras. Tidak ada bekas goresan yang menandakan kedua komponen ini bergesekan dengan kasar.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Beranjak ke bagian bawah, detail bagian ini tidak dibiarkan lalu begitu saja. Bagian popor yang pada produk kebanyakan dibiarkan tidak dihaluskan, rupanya menjadi perhatian pada produk yang satu ini. Lengan pengokang (<i>cocking arm</i>) juga tampak rapi dan kokoh. Bronir tampak dikerjakan dengan baik.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-h-KbXvezT08/UrLodmRyAUI/AAAAAAAABHg/QKpmuWznkbI/s1600/de+pyra+jupiter+27+09.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-h-KbXvezT08/UrLodmRyAUI/AAAAAAAABHg/QKpmuWznkbI/s400/de+pyra+jupiter+27+09.jpg" height="155" width="400" /></a></div>
<br />
Pada bagian kamar kompresi (<i>compression chamber</i>) tidak tampak tanda-tanda bekas bubutan dan amplas yang kasar. Semuanya begitu mulus. Bagian atas chamber disediakan <i>scope rail</i> yang tampaknya harus digunakan karena keterbatasan visier. Namun tidak didapati adanya lubang <i>stopper</i> pada bagian ini. Tampaknya perancang cukup yakin bahwa cekatan yang kuat pada scope rail akan mampu menahan <i>recoil </i>dari senapan yang berkekuatan kecil ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-dvwB55BKLFc/UrLo480-kKI/AAAAAAAABIA/kp5P12Tgx9E/s1600/de+pyra+jupiter+27+14.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-dvwB55BKLFc/UrLo480-kKI/AAAAAAAABIA/kp5P12Tgx9E/s640/de+pyra+jupiter+27+14.jpg" height="320" width="640" /></a></div>
<br />
Pada pangkal tabung kompresi ditutup dengan penutup dari plastik. Desainnya didapati seperti pada senapan Diana 27 yang memang menjadi inspirasinya. Popor bersentuhan cukup rapi dengan penutup kamar ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-gtpt7c-S7uQ/UrLokr4puRI/AAAAAAAABHs/LYL5YeOak4A/s1600/de+pyra+jupiter+27+10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-gtpt7c-S7uQ/UrLokr4puRI/AAAAAAAABHs/LYL5YeOak4A/s400/de+pyra+jupiter+27+10.jpg" height="215" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Tutup tabung yang menyerupai milik Diana model 27. Cekungan pada <i>mount base</i> disebabkan usaha saya memasang mounting dengan baut <i>stopper</i>.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Satu kekurangan lain yang mengganjal hati saya adalah desain picu dan pelindung picunya. Entah kenapa perancang bersusah payah menyediakan lubang pada bagian pelindung picu bila tidak ada sesuatu yang bisa diatur pada bagian picu. Lagi pula memang picu senapan ini didesain memiliki satu tingkat.<br />
Pada ujung depan pelindung picu didapati sekrup yang berfungsi ganda sebagai penahan popor bersama dua sekrup lainnya di samping kiri dan kanan depan popor. Di sini tampak pelindung picu mulai berkarat halus.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-lsPUkA6wKz4/UrLokjDYTmI/AAAAAAAABHo/m4uag7xR6MU/s1600/de+pyra+jupiter+27+11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-lsPUkA6wKz4/UrLokjDYTmI/AAAAAAAABHo/m4uag7xR6MU/s320/de+pyra+jupiter+27+11.jpg" height="266" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Sayangnya bagian pelindung picu mulai berkarat halus.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
Suatu hal yang membuat senapan ini spesial adalah kehadiran motif loreng dan warna gelap dari popor yang merupakan bawaan dari kayu sonokeling. Istimewa bagi saya karena belum pernah saya miliki sebelumnya. Ditambah dengan bantalan bahu (<i>butt pad</i>) yang berventilasi, seakan menambah kesan eksklusif dari produk ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-VzVmvMreCTQ/UrLo1JE7c0I/AAAAAAAABH4/VJPX_m73kbc/s1600/de+pyra+jupiter+27+12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-VzVmvMreCTQ/UrLo1JE7c0I/AAAAAAAABH4/VJPX_m73kbc/s640/de+pyra+jupiter+27+12.jpg" height="256" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Hasil finishing pada bagian kayu sungguh halus dan memuaskan. </span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Namun sayangnya pasak penambat bantalan masih terlalu sederhana. Bantalan hanya disekrup begitu saja dan bahkan hanya dipaku saja di bagian tengah. Akan lebih enak dilihat apabila sebelumya bantalan ini dibuatkan rumah sekrup untuk menempatkan sekrup tersebut.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-3Es_fcI7wQU/UrLo6dq5K8I/AAAAAAAABII/rRhsDYcND94/s1600/de+pyra+jupiter+27+13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-3Es_fcI7wQU/UrLo6dq5K8I/AAAAAAAABII/rRhsDYcND94/s320/de+pyra+jupiter+27+13.jpg" height="320" width="244" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sekian catatan saya mengenai bagian luar dari senapan ini. Secara umum saya sangat menyukainya. Kualitasnya di atas rata-rata senapan lokal yang bisa saya temui di sini. Walaupun ada beberapa kekurangan yang bisa saya temui dari produk ini. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Pada artikel selanjutnya mungkin saya akan mengulas pengalaman saya menggunakan senapan ini. Bagaimana usaha yang dibutuhkan untuk mengokang, menarik picu, kebisingan dan kecepatan. Namun semuanya harus menunggu proses <i>break in</i> pada keseluruhan komponen bergesekan dari senapan ini. Kerja keras pengrajin senapan ini berhak mendapatkan pendapat yang adil.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Semoga berguna. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2014/01/de-pyra-jupiter-27-senapan-per-untuk.html" target="_blank">Bagian 2</a> Siklus Menembak dan Kecepatan</div>
</div>
</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9096638548454393321.post-74247796981819025182013-12-18T19:00:00.000+07:002014-02-06T00:12:28.683+07:00R. Ade Supriatna Pipik: Dongeng dan Harapan dari Cikeruh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Tidak terasa sudah setengah tahun saya menulis di blog ini. Sudah lumayan juga jumlah artikel yang berisi catatan pembelajaran saya mengenai hobi saya yang satu ini. Terima kasih kepada semua pembaca yang telah berkunjung di blog saya dan bahkan beberapa menyempatkan diri memberi komentar dan apresiasi yang membuat saya tersanjung dan bersemangat untuk terus menulis. Bahkan catatan pribadi saya tentang aktifitas saya di dunia senapan angin sudah menjadi referensi bagi yang lain. Semoga saja tetap berguna dan tidak salah-salah amat.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Saat ini, Pancanaka Airgun Works ikut meramaikan <i>channel </i>di Blackberry Messenger. Bagi pembaca yang menggunakan BBM versi 8 bisa <i>subscribe </i>channel saya dengan add PIN C00410169 atau mencarinya dengan nama Pancanaka-airgun On The Move. Sesuai namanya, isinya adalah catatan-catatan kecil inspirasi yang didapat dari keseharian saya menjalani hobi yang satu ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
***</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Menuju blog hari ini. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Saya berkesempatan berjalan-jalan ke Cikeruh, Sumedang dalam rangka mengembalikan senapan Bramasta Antariksa saya yang kurang memuaskan pengerjaannya ke <i>gunsmith </i>daerah Cipacing. Sudah lama saya tertarik dengan nama salah satu perusahaan di daerah Cikeruh. Suatu perusahaan yang berkembang turun temurun dari perintis usaha senapan pada jaman kolonial Belanda dulu. Karena keterbatasan pengetahuan geografi di daerah Jatinangor (Cikeruh dan Cipacing adalah desa yang bertetangga dalam kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang) dan begitu tertutupnya para pedagang senapan yang berada di sekitaran jalan raya Cipacing, saya baru bisa menemukan tempat ini beberapa minggu kemarin.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-efgADUuknuE/UrFPDgFlEcI/AAAAAAAABDw/-Vw9ORmbXP0/s1600/pipik+putra-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-efgADUuknuE/UrFPDgFlEcI/AAAAAAAABDw/-Vw9ORmbXP0/s640/pipik+putra-3.jpg" height="401" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Santai, ramah dan terbuka. Itulah kesan yang bisa ditemui dari R. Ade Supriatna Pipik. Pemilik dan Pemimpin PD Pipik Putra Cikeruh.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a><br />
<b>PD. Pipik Putra</b><br />
Perusahaan Dagang ini berlindung di bawah koperasi Bina Karya yang menaungi para pengrajin senapan di daerah Cipacing, Cikeruh, <strike>dan Galumpit</strike>. Saat ini di bawah kepemimpinan Bapak R. Ade Supriatna Pipik, perusahaan ini berkegiatan di bidang kerajinan senapan angin dan jual-beli senapan maupun perlengkapannya.<br />
Dalam kesehariannya, perusahaan ini memproduksi senapan yang datang dari pesanan tangan bandar senapan maupun perseorangan. Di bawah kepemimpinan Pak Ade, perusahaan ini bisa terus mendapatkan pesanannya bahkan hingga ke pelosok daerah di Nusantara. Pak Ade sendiri mengakui bahwa fokus pemasaran perusahaannya lebih ditujukan ke arah timur Indonesia karena senapan buatannya diserap baik oleh pemburu dan petani di wilayah itu untuk membasmi hama. Beliau tidak terlalu memusingkan pemasaran di wilayah barat karena wilayah barat Indonesia sudah cukup jenuh dengan banyaknya produk senapan angin di sana. Dan lagi pula jumlah lahan hutan dan pertanian di wilayah barat semakin berkurang, sehingga menyurutkan minat para pemburu dan petani di wilayah itu.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-0Oy3KWBYXdM/UrFfA-vVuKI/AAAAAAAABEA/BmVzsCIYTq8/s1600/pipik+putra-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-0Oy3KWBYXdM/UrFfA-vVuKI/AAAAAAAABEA/BmVzsCIYTq8/s640/pipik+putra-1.jpg" height="480" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Showroom sekaligus workshop di lingkungan yang tenang dan asri. Membuat pengunjung betah berlama-lama ngobrol dengan sang empunya. </span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Perusahaan ini mampu menghasilkan senapan angin dari berbagai jenis <i>powerplant</i>. Jika saat ini para pengrajin senapan kenamaan negeri berlomba-lomba membuat senapan angin berjenis PCP (<i>Pre Charged Pneumatic</i>) atau senapan gas, maka Pak Ade tetap juga memperhatikan jenis senapan lain seperti <i>multipump pneumatic</i> atau pompa tangan/uklik dan <i>spring piston</i> atau senapan per. Maka bisa dikatakan, perusahaan ini memiliki lini produk yang cukup lengkap.<br />
Saat ini aktifitas perusahaan memang disokong oleh senapan-senapan yang diborong oleh bandar dalam keadaan polos (tanpa merk) dan beberapa dipasarkan dengan merk Binka yang merupakan merk yang berhak disandang oleh para pengrajin di bawah naungan Koperasi Bina Karya. Tidak jarang pula datang pemesan yang minta untuk diberikan merk sendiri seperti misalnya Ari Wibowo Air Rifle. Namun, Pak Ade sendiri tetap menyisakan bagi perusahaannya sendiri suatu merk khusus yang diberi nama De Pyra. Merk yang mewakili senapan dengan kualitas pengerjaan prima dan bahan-bahan terbaik yang dapat ditawarkannya.<br />
Inspirasi desain dari merk De Pyra sendiri lahir dari senapan-senapan legendaris pada masa lalu yang bertahan dan menjadi buah bibir hingga saat ini. Dengan ilmu senapan yang diwariskan turun temurun dan kemampuan belajarnya, senapan-senapan legendaris itu diterjemahkan menjadi jajaran produk senapan dengan kandungan lokal tinggi namun tetap terjaga kualitasnya. Dan tentunya ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau. Nama-nama besar seperti BSA Meteor yang sempat <i>booming </i>di Indonesia pada tahun 90-an dapat ditranslasikan menjadi De Pyra Mercury dengan beberapa ubahan yang mencirikan karya perusahaan ini. Sebut juga Benjamin Multi Pump yang terkenal jaman dahulu dengan nama Benjamin Franklin dan populer di daerah Bandung dengan produk tiruan bernama Benyamin Cap Kuda, dapat dimetamorfosis menjadi Enggang Rekor dengan kelebihannya tersendiri. Semuanya disajikan dengan kualitas yang istimewa di atas rata-rata produksi lokal Cipacing dan sekitarnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-eMzmfAP4vAM/UrFfYuNvJkI/AAAAAAAABEI/dpak4nK_fx8/s1600/pipik+putra-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-eMzmfAP4vAM/UrFfYuNvJkI/AAAAAAAABEI/dpak4nK_fx8/s400/pipik+putra-4.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Sosok R. Ade Supriatna Pipik</b><br />
Kisah Pak Ade sendiri dimulai dari tahun 1977-an. Dengan modal pemberian orang tua berupa 20 liter beras, uang 10,000 ribu rupiah dan 2 bahan senapan, Ade muda meninggalkan rumah dan menempati rumah neneknya. Orang tua Pak Ade sendiri bukanlah orang yang berkekurangan. Namun sikap bandel Ade muda waktu itulah yang memaksa orang tuanya untuk "mencobai" anaknya yang satu ini. Merasa kewajiban mereka sebagai orang tua sudah cukup dengan membekali si anak dengan pendidikan formal setingkat SMU, ilmu senapan dan magang seumur hidup di bengkel senapan miliknya, akhirnya Ade muda diijinkan meninggalkan rumah atas kemauannya sendiri setelah sebelumnya menikah pada tahun 1976. Ternyata dengan modal terbatas yang diberikan, terbukti dapat mendewasakan si anak. Dalam waktu 1 minggu, jadilah dua pucuk senapan dari tangan Ade muda sendiri. Dan dari kedua pucuk senapan itulah beranak menjadi banyak pucuk senapan seperti pada saat ini.<br />
Kemajuan Ade muda waktu itu tidak lantas membuatnya mendapatkan kartu <i>pass </i>dari orang tuanya. Pinjaman modal yang diajukan oleh Ade muda waktu itu untuk meningkatkan produksinya ditolak oleh sang ayah. Sang ayah bahkan melibatkan anaknya untuk memiliki tanggung jawab lebih besar lagi. Sang Ayah menyarankan agar anaknya meminjam uang di bank, yang mana saran itu akhirnya diikutinya dan berbuah manis. Pak Ade hingga sekarang tetap dipercaya oleh pihak bank dan menjadi nasabah yang setia di salah satu bank milik pemerintah.<br />
Pada awal masa perjuangannya, pemikiran Ade muda terbilang <i>out of the box</i>. Pengrajin yang pada masa itu cukup nyaman menggantung nasib pada permintaan para bandar membuat Ade muda miris. Beliau merasakan ketidakadilan akibat lebarnya perbedaan nasib antara si pengrajin dan bandar/pengepul. Ade muda yang saat itu harus memikul sendiri 5 senapan di pundaknya, harus rela menerima bayaran yang dicicil untuk senapan yang dibawanya itu. Si pengepul hanya bersedia membayar 2 senapan dari 5 senapan yang dibawanya. Minggu depannya saat membawa 5 senapan lagi, bayaran hanya turun untuk 3 senapan yang minggu sebelumnya dibawa. Bukan karena si pengepul miskin, karena beliau tahu betul betapa si pengepul bisa membangun rumah dan memiliki mobil. Ketidakadilan inilah yang membuatnya terpacu untuk keluar dari lingkaran kenyamanannya dan berusaha untuk merubah nasib dengan menjadi pengrajin sekaligus pedagang. Minimal untuk barang yang dibuatnya sendiri.<br />
Salah satu titik balik yang berkesan dalam metamorfosisnya menjadi pengrajin pengusaha terjadi saat kunjungan para guru dan kepala sekolah STM se-Indonesia di Bandung. Saat itu Ade muda yang sedang memikul senapan untuk dimasukkan ke salah satu toko di Dalem Kaum kota Bandung terlihat oleh seseorang dari rombongan guru ini. Setelah janji dibuat oleh salah satu guru itu untuk berkunjung ke tempat Pak Ade, datanglah berduyun-duyun rombongan guru dari seluruh Indonesia.ke tempatnya. Dari sinilah koneksi dengan orang luar pulau mulai terbuka. Dari penjualan awal ini, Ade muda dapat meraup 400 ribu yang waktu itu bisa digunakan untuk membeli motor Honda Bentley yang saat itu dikenal sebagai motor dinas BRI.<br />
Pak Ade namun tidak lekas puas. Dengan pemikirannya yang tidak biasa, beliau memberanikan diri untuk mengikuti berbagai pameran. Waktu tahun 1985-1986, Pak Ade minta ijin dan modal dari orang tuanya sendiri untuk berangkat mengikuti Pameran Produksi Indonesia (PPI) di Jakarta. Hal ini terpaksa dilakukannya karena saat itu niatan beliau untuk menjadi duta produk kerajinan dari daerahnya, tidak mendapatkan sambutan dari pemerintah daerah saat itu. Alhasil dengan modal nekat dan restu orang tuanya, beliau berhasil membukukan penjualan yang spektakuler dan berhasil membeli sebuah mini truck bekas (<i>pick up</i>) untuk keperluan operasionalnya dari hasil penjualannya di pameran waktu itu. Mulai saat itu, Pak Ade yang terbiasa membonceng 15 pucuk senapan di motornya sudah tidak perlu kerepotan lagi.<br />
Masuknya Pak Ade pertama kali menggarap senapan PCP terjadi pada tahun 1996. Kisahnya juga terbilang unik. Walaupun bertepatan dengan rangkaian tragedi kerusuhan sekitar penggulingan Orde Baru, ternyata (maaf) peristiwa ini mendatangkan keuntungan tersendiri baginya. Senapan PCP yang saat itu terbilang baru digarap di tanah air, dapat langsung cepat diserap oleh pasar. Walaupun tidak pernah menawarkan senapan api, namun "keberuntungan" berpihak padanya karena banyak dari kelompok minoritas yang terancam waktu itu berebutan untuk memiliki senapan PCP buatannya. Bahkan pada saat PPI tahun 1997, di mana ruang pamer kosong setengahnya karena peristiwa kerusuhan di Jakarta, Pak Ade berhasil pulang dengan membukukan penjualan 300 pucuk senapan. Dan setelahnya, pesanan senapan bagaikan lelang di mana calon pembeli berlomba-lomba menawarkan harga untuk mendapatkan jatah pengiriman paling cepat.<br />
Saat ini dikatakannya animo masyarakat pada senapan angin sudah tidak seramai dulu. Dengan banyaknya peraturan baru yang membatasi penggunaan senapan angin dan perbedaan implementasinya di daerah yang bisa sangat berbeda-beda, dirasakan sangat menekan bagi kelangsungan permintaan pada sebagian besar pengrajin senapan di Cipacing dan sekitarnya. Bahkan pernah suatu kali Pak Ade harus berkunjung sendiri ke Sumatera untuk bertemu dengan aparat kepolisian setempat karena pesanan senapan dari daerah itu hilang sama sekali. Suatu daerah yang tidak pernah dia tahu dan pijak karena begitu tertutupnya para bandar masa itu. Namun berkat ketulusan motivasi dan mungkin pesonanya, maka pejabat polisi itu sendiri mau membuka ijin kepemilikian senapan angin yang secara sepihak dulu pernah tertutup akibat salah implementasi. Bahkan hingga saat ini, hubungan antar si pengrajin dan sang aparat kepolisian ini masih terjalin baik.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-R3PzalLZrgQ/UrF5yayiAeI/AAAAAAAABEY/LczkHjqhWMw/s1600/pipik+putra-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-R3PzalLZrgQ/UrF5yayiAeI/AAAAAAAABEY/LczkHjqhWMw/s400/pipik+putra-2.jpg" height="400" width="366" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="color: #990000;">Pak Ade dengan koleksi senapan kebanggaannya. Telah banyak orang-orang besar di dunia senapan angin mampir ke rumahnya.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Menghadapi kemajuan jaman dan serbuan industri senapan dari daerah Jawa Timur tidak lantas membuatnya patah semangat. Walaupun Pak Ade sudah mulai menua, namun dia percaya kualitas produksi senapannya yang akan berbicara baginya dan beliau yakin masih mampu bersaing dengan produksi pabrikan yang lebih murah dan presisi. Dalam usianya yang sudah menginjak 61 tahun, tongkat estafet sudah mulai diserahkan pada anak laki-lakinya yang bernama Sugeng. Di tangan anaknya, beliau berharap usaha ini tetap lestari dan membawa manfaat bagi keturunannya dan bagi para pengrajin beserta keluarganya yang menyandarkan nafkah di bawah bendera perusahannya. Tidak jarang Pak Ade harus menumpuk stok karena tidak rela menurunkan produksi karena itu berarti mengurangi pemasukan pekerjanya yang sebagian besar dibayar secara borongan.<br />
Usaha-usaha penjualan langsung tetap ditekankannya dan menjadi fokusnya saat ini. Untuk menghadapi kemajuan teknologi informasi saat ini, putranya ditunjuk untuk memasarkan produk usahanya secara langsung di dunia maya. Pak Ade merasa anaknya lebih cocok untuk menghadapi media baru yang bernama internet.<br />
Sekitar 6 tahun yang lalu di suatu pameran, lahirlah De Pyra yang merupakan akronim dari Ade Pipik Putra. Tampilan wajah baru yang mewakili kualitas terbaik dari jajaran produk yang dimiliki oleh perusahaan Pak Ade. Dan berkat bantuan seorang kenalan yang ditemuinya dari suatu pameran, lahirlah <i>website </i>yang sangat menarik untuk disimak. Dari sanalah diharapkan semakin banyak pehobi senapan angin muda dan melek teknologi bisa mengenal keberadaan karya perusahaan ini. Untuk website-nya sendiri dapat disimak <b><a href="http://depyraairrifles.com/index.php" target="_blank">di sini</a></b>.<br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
Demikianlah dongeng dan harapan dari seorang pengusaha dan pengrajin asal Cikeruh. Dengan keuletan dan keinginan untuk terus berkembang, Pak Ade berusaha memberikan kehidupan yang halal bagi keluarga dan pekerjanya sekaligus menyuguhkan warna dalam dunia senapan angin di tanah air. Banyak hal menarik dapat dipelajari dari cerita kehidupan seorang Ade Supriatna. Dan jika anda ingin meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita-cerita yang begitu lancar dan tulus keluar dari mulutnya, beliau membuka lebar pintu rumahnya bagi anda seperti pada saya saat ini.<br />
Jika anda ingin berkunjung ke rumah sekaligus <i>show room </i>dan bengkelnya, anda dapat menuju arah Cikeruh. Yaitu suatu desa di kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang. Perbatasan timur kota Bandung. Anda bisa mencari Jalan Sayang (Kini bernama Jalan Kolonel Achmad Syam). Dari sana anda bisa bertolak masuk ke arah timur sejauh kurang lebih 2 km. Banyak pula barang-barang menarik yang terpajang dan ditawarkan di dalam showrom-nya itu, seperti koleksi <i>rifle scope</i> dan mimis impor.<br />
Semoga berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukan.</div>
Bima Setianegarahttp://www.blogger.com/profile/17436255969581929465noreply@blogger.com0