Minggu, 25 Agustus 2013

Having Fun @ Cirebon Part 1: Mencoba Software Chrono Connect Lite - Chronograph Gratisan Versi Android

Chronograph adalah suatu alat yang bermanfaat untuk mengukur kecepatan proyektil. Informasi utama yang bisa diperoleh dari intrumen ini kecepatan. Suatu chronograph, tergantung pemrogramannya, dapat mengolah data kecepatan dan menyajikannya dalam angka-angka statistik berupa kecepatan rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, standar deviasi, dan bila kita memasukkan data berat/massa proyektil dapat dihitung pula energi yang dihasilkan oleh suatu tembakan.
Prinsip chronograph adalah menghitung waktu yang diperlukan untuk suatu proyektil melintas dari dua buah titik yang jaraknya sudah ditentukan sebelumnya. Sesuai perhitungan matematika dasar, maka kecepatan dapat diukur dengan membagi jarak dengan waktu tempuh. Chronograph klasik dan yang dapat dipercaya menggunakan sensor cahaya untuk mendeteksi perubahan cahaya saat proyektil melintas dari dua sensor tersebut . Karena sensor yang dipakai adalah sensor cahaya, dan yang diukur adalah perubahan intensitas cahaya, maka semua benda tidak tembus cahaya/opak yang melintasi kedua sensor dapat diukur kecepatannya.
Pada postingan kali ini saya mencoba bermain-main dengan sahabat saya dengan sebuah program di smartphone Android. Daripada kesal dengan urusan chronograph pesanan yang tak kunjung beres, lebih baik berandai-andai dengan chronograph gratisan ala Google Play.

Gambar 1. Chrono Connect on-action di Samsung Galaxy Note II. Maaf dengan blitz-nya.



Chrono Connect Lite
Adalah namanya. Software keluaran Chrono Connect ini dapat diunduh secara gratis di Google Play. Secara tampilan dan interface bisa dibilang user friendly. Fitur-fitur yang ditawarkan cukup mewah untuk program gratisan. Bahkan fitur dasar yang membedakan dengan versi berbayarnya (Chrono Connect Pro) cuma pada banyaknya tembakan yang bisa diukur dalam satu string (versi Lite cuma dibatasi 3 tembakan). Itupun tidak menjadi masalah karena kita bisa tetap mengukur setelah kita menekan tombol "Start Monitoring" lagi. Menurut klaim dan beberapa review (termasuk video) pengguna, keakuratan program ini ada yang dapat mencapai beberapa fps saja dibandingkan dengan chronograph cahaya. Menarik bukan?
Melakukan pengaturan dasar program ini cukup mudah. Kita hanya perlu mengatur posisi dan memasukkan angka-angka supaya program ini bekerja dengan akurat. Di bawah ini adalah settingan yang harus dilakukan sebelum mengukur kecepatan.

Gambar 2. Petunjuk Penggunaan yang Jelas dan Mudah Dimengerti.

Gambar 3. Pilihan pada Target. Pilihan satuan yang digunakan memudahkan dalam mengatur berbagai variabel. Begitu juga pilihan tingkat kebisingan lingkungan.
Gambar 4. Petunjuk Skematis yang Membantu dalam Memosisikan dan Memasukkan Data Beberapa Variabel.

Gambar 5. Pengaturan Proyektil.

Gambar 6. Pengaturan Unit Kecepatan dan Kekuatan.

Gambar 7. Pengaturan Jenis Senapan. Berguna pada penggunaan senapan springer yang memiliki efek de-bounce sehingga berakibat menimbulkan salah tafsir suara.

Gambar 8. Tampilan Saat Program pada Device Siap Untuk Merekam.

Gambar 9. Tampilan Saat Program pada Device Sedang Merekam.

Untuk kesempatan ini kami menetapkan jarak ujung laras ke target sejauh 20 yards. Target yang kami pakai adalah tutup panci stainles yang berfungsi menghasilkan suara yang nyaring saat tertumbuk mimis. Program yang kami gunakan di-install pada Samsung Galaxy Note II dan diletakkan pada jarak 10 yards (di tengah-tengah jarak ujung laras dan target) sejauh 1 meter dari lintasan mimis. Pilihan kebisingan lingkungan saat itu kami atur 1/4 bar kiri (lingkungan cukup berisik). Senapan yang kami gunakan ada 2, yaitu Sharp Ace milik saya dan Sharp Tiger punya sahabat saya dalam kondisi masih standar. Sayangnya catatan hasil yang saya miliki saat postingan ini dibuat cuma milik Sharp Tiger sahabat saya.
Sebagai tambahan informasi, kami melakukan uji coba di daerah Cirebon (ketinggian 1-10m DPL) pada malam hari dengan suhu sekitar 30^C.

Menggunakan Aplikasi Ini
Pengalaman menggunakan aplikasi ini cukup menyenangkan untuk dilakukan berdua. Memang butuh kesabaran untuk memastikan aplikasi ini siap untuk membaca. Pada pengaturan yang kami pakai, masih sering didapatkan hasil bacaan ER (error) saat hendak mulai menembak. Mungkin sensitifitas suara perlu diatur lebih rendah lagi. Kami mengakalinya dengan menggunakan gerakan tangan untuk memberitahu penembak bahwa alat siap untuk mengukur. Sebab jika kami harus berteriak untuk memberi aba-aba, kemungkinan besar suara kami dianggap sebagai suara tembakan. Namun selebihnya hasil pengukuran cukup meyakinkan (saya tidak berani bilang akurat).
Untuk uji coba ini kami menggunakan dua macam mimis yaitu RWS Superdome 4.5mm 8.3gr dan Crosman Premier Domed 4.5mm 10.5gr. Berikut hasil pengukuran yang kami dapatkan dari hasil uji coba dengan Sharp Tiger kondisi standar.

Gambar 10. Hasil Ujicoba Chrono Connect Lite pada Senapan Angin Sharp Tiger .177 Standar. Hasil yang dimasukan tidak lengkap karena saya cukup repot mengoperasikan device dan sahabat saya sudah cukup lelah dalam memompa.
Hasil yang didapatkan cukup mengejutkan. Senapan Sharp Tiger mampu menembus kecepatan suara. Entah hal ini benar atau tidak, tapi yang pasti suara Sharp Tiger memang keras menggelegar. Karakteristik suara sonic boom, yaitu gelombang suara yang timbul akibat suatu obyek menembus batas kecepatan suara. Dari data yang didapat ternyata kecepatan maksimal Sharp Tiger didapatkan pada 5 kali pompa. Kurang atau lebih dari itu tidak akan menambah kecepatannya.
Salah satu poin yang menarik dari data ini ternyata konsistensi antar tembakan dari senapan Sharp Tiger bisa dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan dari selisih dari masing-masing tembakan yang cukup tipis. Sedikit sorotan pada angka 734 fps yang beda sendiri. Entah kesalahan apa yang membuatnya. Pernyataan ini mungkin dapat menyanggah pernyataan Tom Gaylord tentang konsistensi senapan multi pump. Ya sekali lagi jika metoda ini dapat dipercaya.
Hasil yang didapatkan dari senapan Sharp Ace saya sendiri cukup menyedihkan. Angka tidak mau beranjak dari 600-an fps. Berapapun usaha pompa yang saya lakukan, tidak mampu mendongkrak kecepatan mimis saya. Walaupun saya yakin, pecahan mimis yang dihasilkannya menunjukkan karakter tumbukan lebih dari 700-an fps.
Namun keraguan muncul saat melihat hasil kecepatan yang didapat saat berat mimis bertambah. Logikanya saat menggunakan mimis Crosman Premier yang lebih berat, pasti kecepatan akan turun pada usaha pompa yang sama. Namun data ini menunjukkan hasil yang berlawanan. Timbul pemikiran mungkin metoda ini yang salah atau mungkin saja rok (skirt) mimis ini dapat membentuk seal yang lebih rapat pada laras Sharp Tiger saat mimis bergerak di dalam laras. Apapun itu kami mengambil sikap untuk tidak begitu saja percaya pada hasil uji coba ini. Walaupun jelas sahabat saya ini senang sekali kalau kecepatan senapan miliknya bisa mengalahkan senapan saya ;p. Setidaknya dalam uji coba saat ini.
Kesimpulannya, menurut kami metoda pengukuran kecepatan proyektil menggunakan sensor suara memungkinkan untuk dilakukan. Namun kecepatan yang diukur bukanlah kecepatan ujung laras (muzzle velocity), namun lebih sebagai kecepatan rata-rata dari jarak muzzle ke target. Sedangkan menurut beberapa rujukan, nilai objektif yang paling dipercaya untuk mengukur kecepatan senapan adalah muzzle velocity.
Jika ada pengalaman serupa dengan aplikasi ini boleh di-share di sini ya.





1 komentar :

mikail4ngelo mengatakan...

Pake sensor suara. Terjamin tidak akurasinya?