Senin, 30 September 2013

Observasional: Uji Akurasi Mimis Impor pada Sharp Tiger Long Barrel

Pada posting kali ini saya memasukkan catatan akurasi Sharp Tiger Long Barrel .177" milik sahabat saya menggunakan berbagai mimis impor yang telah kami kumpulkan. Diketahui bahwa setiap laras akan merespon mimis secara berbeda-beda. Maka menemukan mimis yang paling tepat untuk senapan ini adalah tujuan observasi kami saat ini. Alasan lain kami melakukan uji observasional ini adalah untuk memberikan data awal bagi perubahan yang akan dilakukan sahabat saya. Sahabat saya akan melakukan penggantian laras dengan salah satu merk laras terkemuka di Indonesia. Dengan melakukan pengujian ini diharapkan akan memberi data yang dibutuhkan dan akhirnya kesimpulan tentang manfaat penggunaan laras baru itu.
Pada pengujian kali ini kami melakukan uji tembak dengan jarak 20 dan 30 meter menggunakan mimis berprofil hidung dome. Jarak tembak kami hitung menggunakan meteran pita yang diukur dari sasaran menuju ujung laras. Untuk setiap mimis kami lakukan penembakan sebanyak 5 kali dengan melakukan pompaan efektif sebanyak 5 kali. Group yang terbentuk dari setiap tembakan kami ukur diameter center-to-center nya menggunakan jangka sorong dengan metoda terbaik yang dapat dilakukan. Sahabat saya menembak dengan posisi duduk (benchrest shooting) menggunakan riflescope yang memiliki fitur adjustable objective yang dapat menghindari gangguan parallax.

Referat: Mengapa Sebuah Mimis Dapat Stabil Meluncur?

Sewaktu saya memulai hobi senapan angin saya, timbul suatu pertanyaan. Kenapa bentuk mimis senapan angin tidak bulat sempurna atau berbentuk lonjong layaknya peluru senapan api? Bahkan sebelum saya mengenal senapan angin, saya sudah melihat gambaran mimis senapan angin ini pada gambaran foto rontgen seorang korban senapan angin dan saat itu saya terheran-heran dengan bentuk benda ini.

Sebuah mimis senapan angin pada umumnya dirancang sebagai dua buah struktur yang digabungkan menjadi satu. Struktur pertama adalah rok (skirt) dan struktur kedua adalah kepala (head). Alih-alih kedua struktur ini disatukan dalam suatu silinder yang lurus, mereka malah disatukan dengan bentuk silinder bikonkaf dan dinamakan pinggang (waist). Bentuk ini dinamakan "diabolo" atau dua bola.

Jumat, 27 September 2013

Sharp Tiger Long Barrel: Macan dari Raksasa Tanah Air

Bila kita mencermati bahasan di forum-forum senapan angin tanah air, kita akan menemukan banyak ulasan positif terhadap senapan angin Sharp Tiger. Sharp Tiger sendiri adalah varian dari Sharp Innova buatan pabrik Indonesia. Bersama dengan Sharp Innova, Sharp Phoenix dan Sharp Ace Deluxe senapan ini mendominasi pasar senapan angin di Indonesia. Sayangnya tidak banyak ulasan pengguna/independen yang dapat menjadi pertimbangan kita untuk mengenal dan mungkin menebus senapan angin ini. Pada posting kali ini saya akan mencoba memberi catatan tinjauan saya pada senapan angin Sharp Tiger. Senapan angin yang saya tinjau adalah senapan Sharp Tiger Long Barrel milik teman saya yang baru berusia 2 bulanan dan masih dalam kondisi standar.




Sabtu, 21 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 4: Uji Akurasi Indoor

Pada posting sebelumnya dalam seri Uji Mimis Lokal ini saya sudah melaporkan catatan saya tentang:
Bagian 1: Harga, Berat dan Dimensi
Bagian 2: Profil dan Kemasan
Bagian 3: Uji Kekerasan Relatif Materi

Pada posting kali ini saya akan melaporkan observasi saya terhadap akurasi mimis profil dome buatan Indonesia yang saya miliki. Jujur bukan sekali ini saya menggunakan mimis buatan dalam negeri. Sebelumnya saya telah menggunakan beberapa merk mimis lokal pada senapan saya. Dan bisa saya katakan hasilnya mengecewakan pada saat itu. Saya tidak akan menyebutkan merk dan jenis mimis apa yang telah saya gunakan demi azas keadilan. Namun melalui posting kali ini semua mimis tersebut akan saya uji (lagi) dengan metoda yang sama.

Kamis, 19 September 2013

Bramasta Antariksa: Senapan Angin Pertama Saya

Ya, Senapan angin pertama saya. Diperlakukan seperti anak tiri setelah saya mendapatkan senapan angin serius saya yaitu Sharp Ace. Umur pakainya bisa dikatakan sangat singkat, hanya kira-kira 1 bulan. Sempat saya gunakan beberapa kali untuk mengusir (padahal niatan awalnya adalah membasmi) kelelawar di garasi rumah saya. Lalu terpaksa saya korbankan sebagai bahan percobaan untuk setiap usaha saya dalam merestorasi maupun memodifikasi  Sharp Ace.
Pada postingan ini saya akan mencoba membuat catatan pengalaman saya menggunakan senapan ini. Saya merasa terdorong untuk membuat ulasan melalui blog saya karena sangat sulit untuk mendapatkan referensi mengenai senapan ini. Bahkan produsen senapan ini pun tidak memberikan spesifikasi yang jelas mengenai senapan ini.



Rabu, 18 September 2013

Referat: Apa Itu Grouping dan Center-to-Center?

Posting ini adalah sari pembelajaran dari berbagai situs dan forum mengenai metoda penghitungan grouping mimis. Saya merasa perlu mempelajari metoda ukur grouping untuk memberikan pengertian yang benar, hasil yang dapat dipercaya, dan akhirnya keseragaman persepsi mengenai istilah center-to-center.

Bagaimana akurasi menembak dinilai? 
Pertanyaan ini yang menjadi pemikiran saya sewaktu memulai hobi menembak ini. Saya salah satu penikmat suguhan video di Youtube. Awalnya saya sangat terkesan dengan kemampuan para penembak di sana. Sasaran yang sangat jauh dan kecil dapat ditembak dengan tepat pada "sekali" percobaaan. Saya mulai berlatih untuk mendapatkan hasil yang serupa dengan senapan yang saya miliki. Banyak waktu dan mimis saya habiskan untuk mencapai hasil seperti para penembak tersebut. Namun permasalahannya, apakah saya telah mengalami peningkatan? Adakah indikator yang dapat dipercaya untuk peningkatan akurasi menembak?

Selasa, 17 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 3: Apakah Mimis Ini Aman bagi Laras?

Pada seri posting kali ini saya akan memaparkan hasil observasi saya mengenai uji deformasi mimis. Pada seri posting sebelumnya saya telah memaparkan:
Bagian 1: Harga, Dimensi dan Berat Mimis Buatan Indonesia
Bagian 2: Profil dan Kemasan Mimis Buatan Indonesia

Pada suatu hari saya hendak membeli mimis lokal. Waktu itu dengan meyakinkannya pemilik toko menyarankan saya jangan membeli merk X karena menurut dia bahan mimis merk tersebut keras sehingga tidak aman buat laras. Menurutnya semakin mengkilap suatu mimis, dapat dipastikan bahan mimis tersebut lebih keras dan berakibat buruk bagi laras. Dia menyarankan saya untuk memilih mimis yang lebih kusam karena diyakininya bahan pembuatnya lebih lunak. Setelah saya pelajari beberapa referensi, pernyataan pemilik toko itu cukup masuk akal. Namun masalahnya bagaimana saya yakin bahwa tingkat kekerasan tersebut tidak berdampak negatif terhadap alur laras senapan?

Sabtu, 14 September 2013

Referat: Apa Itu Muzzle Energy?

Pada postingan kali ini akan saya masukkan juga referat yang diambil dari beberapa sumber yang menjadi catatan saya dalam memperkaya pengetahuan mengenai hobi senapan angin.

H&N Sport Field Target Trophy. Apa yang dimaksud dengan 16 J?

Dalam pembelajaran saya, menemukan nilai standar dari potensi kecepatan suatu senapan hampir dikatakan tidak mungkin. Alasannya adalah, suatu senapan menghasilkan kecepatan yang berbeda-beda tergantung desain dan terutama berat mimis yang digunakannya. Logikanya apabila energi yang dihasilkan senapan adalah konstan, maka energi tersebut akan menyebabkan mimis yang lebih ringan melaju lebih cepat daripada mimis yang lebih berat.

Rabu, 11 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 2: Observasi Profil dan Kemasan

Pada seri posting Uji Mimis Lokal kali ini saya akan membuat catatan mengenai profil masing-masing mimis buatan Indonesia yang memiliki hidung dome. Pada bagian 1 saya telah mencatat mengenai dimensi dan berat dari mimis yang telah berhasil saya kumpulkan dari kota saya. Sekedar mengingatkan, latar belakang seri posting ini adalah untuk mengetahui atau lebih tepatnya mencari mimis berkualitas baik yang bisa dibandingkan dengan kualitas mimis impor sebagai persiapan apabila terjadi kenaikan harga barang impor akibat pelemahan nilai tukar mata uang Rupiah.
Untuk posting kali ini terasa sulit membuat catatan dengan keterbatasan sarana yang ada. Saya tidak memiliki kamera digital yang cukup baik kemampuannya dalam menangkap obyek jarak dekat. Hasil pengambilan gambar terbaik yang saya miliki justru hanya dari kamera ponsel saya. Semoga saja laporan kali ini bisa tetap bermanfaat buat saya dan pembaca.

Koleksi Mimis .177" Buatan Indonesia. A. MS Gay; B. BWS Superdome; C. BWS MD; D. BWS Master Dome E. Sharp Ram Jet; F. Elephant Black Sniper; G. Elephant Match Maximum; H. Monster Dome; I. Target; J. RWS New Black Sniper; K. Beeman Super X; dan L. JSB Exact RS ditampilkan sebagai pembanding.
Pada postingan kali ini saya tidak akan menampilkan kembali data dimensi dan berat yang saya dapatkan dari postingan sebelumnya. Rupanya saya sudah diprotes oleh sahabat saya yang juga seorang "silent reader" karena terlalu banyak memasukkan unsur statistik. Jadi supaya dia tidak semakin pusing langsung saja kita tampilkan...

Senin, 09 September 2013

Chrono Test Sharp Ace: Menjawab Beberapa Pertanyaan Seputar Ubahan Saya

Setelah chronograph saya datang, sudah waktunya membuat evaluasi terhadap apa yang sudah saya kerjakan. Sejauh ini Sharp Ace lawas saya sudah melalui berbagai ubahan baik dalam tema restorasi maupun modifikasi. Untuk menyegarkan ingatan, saya telah melakukan ubahan pada senapan angin saya yaitu mengganti per dengan per Misumi, terpaksa mengganti transfer port karena kebodohan yang saya lakukan menyebabkan kebocoran pada bagian ini, dan melakukan pemolesan laras untuk mengatasi permasalahan akibat proses re-bluing. Baiklah, tanpa panjang lebar lagi, inilah laporan saya.

Menggunakan Prochrono Digital
Saya menggunakan ProChrono Digital yang diletakkan 20 cm dari mulut laras (muzzle). Saya mengumpulkan data pada pukul 11.00 siang dalam kondisi langit berawan. Sebelum melakukan pengumpulan data, saya pastikan dulu alat saya berfungsi dan kondisi senapan cukup hangat dengan melakukan 5 tembakan dengan mimis. Hasilnya ya, alat ini dapat bekerja (syukurnya).


Yeah! Chronograph Saya Sudah Datang: Unboxing Competition Electronics ProChrono Digital

Akhirnya yang ditunggu datang juga. Barang pesanan saya sudah sampai. Satu unit Competition Electronics ProChrono Digital sudah datang dan siap untuk dibongkar. Sesuai dengan semangat blog ini yang menjadi catatan pengalaman saya yang merekam kejadian-kejadian monumental seputar hobi senapan angin saya, maka saya curahkan pengalaman unboxing saya lewat postingan ini.



Kenapa saya memilih ProChrono?
Alasan saya memilih produk ini sebagai chronograph karena berdasarkan riset on-line saya, saya menemukan beberapa kelebihan produk ini dibanding kompetitor lainnya. Ruang lingkup pergaulan saya memang tidak memungkinkan buat saya mencari referensi dari sejawat lain yang telah menggunakan produk ini. Namun beginilah kira-kira alasannya:

Sabtu, 07 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 1: Mimis Murah Kemasan Ekonomis

Selamat datang krisis neraca perdagangan. Nilai tukar Rupiah semakin melemah dan mecoba bertahan terhadap US Dollar. Para importir menahan diri. Semua orang akan menentukan skala prioritas dan akibatnya komoditas hobi termasuk senapan angin pun akan terkena dampaknya bila krisis ini berlanjut. Barang-barang fast moving seperti mimis impor yang pertama-tama akan merasakan dampak krisis ini. Bagi pengguna mimis impor mungkin akan berpikir untuk berpaling ke mimis lokal. Namun masalahnya apakah ada produk lokal yang layak untuk menggantikan kualitas produk impor khususnya mimis dari Eropa?
Kata seorang sahabat, mimis itu ibarat nasi. Itu kebutuhan pokok bagi seorang penembak. Semua orang pasti menginginkan mimis yang terbaik selayaknya nasi terenak yang bisa disantapnya setiap hari. Namun harga yang masuk akal  harus menjadi pegangan karena anggaran belanjanya yang rutin. Apalagi bagi seorang penembak target kertas yang menghabiskan banyak sekali mimis tanpa mengecap gurihnya daging burung, musang ataupun babi hutan.
Mendengar kata lokal, yang terbayang di benak kebanyakan orang adalah produk yang berkulitas rendah, dibuat asal-asalan, tidak bisa diandalkan dan satu-satunya alasan kenapa ada yang memilihnya karena ditawarkan dengan harga murah. Bahkan kata lokal sepertinya menjadi sinonim untuk barang jelek. Terus terang saya terganggu dengan perkembangan penggunaan istilah "lokal" ini di dunia perdagangan. Melalui postingan kali ini, saya mencoba mencari tahu kebenaran anggapan ini khususnya anggapan mengenai rendahnya kualitas mimis buatan Indonesia. Semoga ada harapan bagi saya.

Senin, 02 September 2013

Proyek Restorasi Sharp Ace Bagian 3-2: Membersihkan Laras (Barrel Polishing) - Hasil

Beberapa waktu lalu saya melakukan pemolesan laras karena permasalahan akurasi yang memburuk diduga akibat proses bronir yang tidak apik. Pada postingan kali ini saya akan melaporkan hasil pengujian dengan menggunakan berbagai mimis untuk melihat pengaruh pekerjaan saya terhadap peningkatan akurasi. Saya sengaja memisahkan bagian ini karena saya membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data. Dikarenakan kesibukan pekerjaan saya dan urusan rumah tangga, saya baru melaporkannya saat ini.
Sekedar mengingatkan kalau saya penembak pemula jadi banyak hal teknis mengenai menembak yang baru saya pelajari dan terapkan. Jangan harapkan hasil menembak yang bagus dari saya. Apalagi dengan faktor lingkungan yang tidak terkontrol seperti kecepatan angin, suhu, kelembapan, dan lain-lain. Semoga dengan banyaknya jumlah sampel, bisa memberi hasil akhir yang bisa dipercaya. Saya bukanlah peneliti bersertifikat dan bukan pula ahli statistik, jadi jangan percaya begitu saja dengan hasil kesimpulan data ini. Masalahnya pekerjaan ini mengenai jeroan laras yang buat kebanyakan penembak dianggap sakral.
Untuk informasi tambahan, restorasi tahap 3 ini sudah saya lakukan sebelum posting saya mengenai Having Fun @ Cirebon. Jadi mungkin saja pekerjaan ini yang membantu saya menghasilkan beberapa 1-shoot-scoring waktu itu.

Proyek Restorasi Sharp Ace Bagian 3-1: Membersihkan Laras (Barrel Polishing)

Setelah melakukan restorasi pada bagian powerplant dan finishing, kali ini saya akan mempublikasikan pekerjaan saya seputar restorasi laras. Seperti yang kita ketahui, laras suatu senapan adalah jiwa dari senapan itu. Nilai suatu senapan sangat dipengaruhi oleh kualitas laras senapannya. Banyak praktisi senapan berusaha mendapatkan laras terbaik yang bisa mereka peroleh untuk membuat senapan custom. Laras senapan lama yang sudah terkenal reputasinya masih sangat berharga dan menjadi komoditas langka di kalangan hobiis senapan. Tidak terkecuali laras senapan Sharp Ace keluaran awal dengan seri A 46xxxx yang konon katanya hanya dibuat di Jepang.
Mungkin saya cukup beruntung memiliki satu di antaranya. Alasannya untuk saat ini sebuah laras Sharp Ace seri A 46 dihargai cukup mahal. Bahkan pada suatu obrolan dengan gunsmith di sekitaran Sumedang, mereka berani membayar seharga 2,5 juta rupiah untuk sebuah laras senapan yang asli (Mid-2013). Itu berarti sedikit lebih mahal dari sebuah laras Lothar Walther baru. Dan saya yakin jika dijual kembali oleh gunsmith tadi, harganya bisa lebih mahal (whatever..). Namun masalahnya saya tidak merasa laras ini begitu istimewa pada saat itu. Inilah yang menggugah rasa penasaran saya tentang laras Sharp Ace dan menjadi latar belakang pekerjaan saya kali ini.