Selasa, 29 Oktober 2013

Modifikasi: Ganti Laras Sharp Tiger Long Barrel

Kali ini saya mencoba menulis buat sahabat saya tentang perubahan yang dilakukannya pada senapan anginnya. Rupanya kondisi akurasi standar Sharp Tiger Long Barrel tidak cukup memuaskannya. Sehingga diputuskan mengganti laras bawaan dengan laras lain yang lebih tenar diharapkan dapat meningkatkan akurasinya. Dia juga berusaha menjadikan proyek penggantian laras ini sebagai proyek Do-It-Yourself (DIY). Walaupun dia belum berani merangkap sebagai penulis ataupun co-writer, tapi saya tidak keberatan mencatatnya dan melaporkannya bagi blog kami ini.



Pilihan laras kali ini jatuh pada laras STII atau ST2. Laras ini cukup populer di kalangan penembak tanah air dan memiliki basis fans yang cukup kuat. Hal inilah yang mendorong kami untuk memilih laras ini sekaligus membuktikan kehandalannya baik dalam proses pemasangan, kualitas barang  maupun akurasinya. Kami akan sangat berhati-hati dalam membuat catatan ini dan tidak mau bergegas membuat penilaian karena bagaimanapun hasil akhir produksi laras bisa sangat bervariasi. Satu produk mungkin tidak dapat mewakili atau menggambarkan pengalaman keseluruhan penggunanya.

Sedikit catatan mengenai penyedia laras ini. Laras ST II didistribusikan secara langsung oleh penjualnya dan tersedia (diiklankan) secara online melalui salah satu thread di www.toko-senapan.com. Kami tidak mengetahui secara pasti apakah penjual dan pengrajin laras senapan ini adalah orang yang sama. Namun tampaknya setelah mencermati testimoni di beberapa forum, penyedia laras ini adalah orang pertama dan bukanlah suatu pengepul laras yang melakukan praktik sortir dan rebranding dari beberapa produk pengrajin dalam negeri. Transaksi dengan penyedia laras ini unik dan berkesan karena barang diterima dahulu baru kemudian pembayarannya menyusul.
Sahabat saya memilih untuk memesan laras yang dapat digunakan secara langsung tanpa ubahan khusus bagi senapan Sharp Tiger Long Barrel miliknya (Plug and Play). Setelah menunggu selama 3 minggu, laras akhirnya datang menggunakan jasa ekspedisi darat. Sebuah laras baja berdiameter luar (OD) 13 mm, beralur 12, dan sudah dibronir. Penyedia menjamin aplikasi laras ini dapat dilakukan dengan mudah dan dapat ditukar kembali bila sahabat saya tidak puas dengan laras ini.

Langkah Penggantian Laras



Untuk pekerjaan penggantian laras dimulai dari belakang dengan melepaskan popor dari keseluruhan badan senapan. Kendurkan sekrup penahan yang berada pada bagian belakang pelindung picu lalu tarik ke bawah unit popornya.

Kedua pasak yang menahan unit visier dan berfungsi sebagai penutup tabung pompa depan. Lepaskan klip penahan pasak pada pasak yang belakang sebelum melakukan pengetokan halus dengan paku.

Langkah berikutnya adalah melepaskan bagian visier depan yang menyatu dengan penutup unit tabung pompa pada bagian depan dengan melepaskan 2 buah pasak. Gunakan batang pendorong seperti paku untuk memukul keluar 2 buah pasak ini.


Setelah unit visier berhasil dilepaskan, kita dapat melepaskan selubung penutup laras (kondom atau srombong), piston (seher) pompa, dan engkol pompa dari unit tabung pompa.


Untuk bagian receiver, pelucutan dapat dimulai dengan melepaskan sekrup penahan grendel (bolt) lalu tarik keluar grendelnya. Lepaskan juga unit picu dengan mengendurkan sekrup yang berada di depan picu.


Saat ini kita telah mendapatkan laras bawaan yang terfiksasi pada kamar (chamber) atau receiver dan unit tabung pompa.

Melepaskan sekrup yang berada si depan lubang plat "L". Sekrup pertama telah dilepaskan. Fungsi sekrup pertama berfungsi menyatukan unit picu bersama penutup tabung pompa belakang.

Untuk melepaskan laras dan receiver dari unit tabung pompa kita perlu melepaskan 2 buah sekrup. Sekrup pertama adalah sekrup yang berfungsi ganda sebagai sekrup penahan penutup tabung pompa bagian belakang; dan 1 sekrup lagi dapat diakses setelah kita melepaskan as pentil dari unit tabung kompresi di dalam tabung pompa bagian belakang. Letaknya di depan lubang plat "L".

Lubang transfer port diberi tanda menggunakan kunci L. Perhatikan kedudukan relatif terhadap lubang transfer port  di unit tabung pompa (unit tabung kompresi dilepaskan untuk dibersihkan). O-ring/seal transfer port dan sekrup yang baru saja dilepaskan ditampilkan di sebelah bawah. 

Setelah receiver berhasil dipisahkan dari unit tabung pompa, maka kita akan mendapati ada 3 lubang di dasar receiver tersebut. Yang diberi tanda oleh sahabat saya dengan kunci L adalah lubang transfer port, di belakangnya adalah lubang sekrup yang tadi dilepaskan dan paling belakang adalah lubang sekrup yang berfungsi ganda sebagai penahan tutup tabung pompa belakang.

Setelah semua sekrup dilepaskan, saatnya melepaskan lem yang merekatkan laras pada receiver.


Untuk melepaskan perekat laras dengan receiver kita perlu merebus unit ini dengan air mendidih selama setidaknya 5 menit. Setelah 5 menit, laras dapat mulai diputar-putar sedikit dan pada menit ke-10 sudah dapat dipisahkan. Pastikan bekerja dengan aman karena uap air yang masuk melalui laras dapat menyembur ke bagian ujung laras.


Beginilah penampakan laras yang telah berhasil dilepaskan. Gunakan amplas untuk menghilangkan sisa-sisa bahan perekat pada bagian receiver maupun pada bagian laras jika ingin disimpan untuk digunakan lagi. Untuk membersihkan sisa perekat di receiver, gunakan laras lama yang tempelkan dengan amplas halus (ukuran 2000-1500). Gunakan lem akrilik (mis.Superglue atau Alteco) untuk merekatkan kertas amplas yang dipotong selebar sekitar 1 cm dan memanjang sepanjang pangkal receiver hingga ujung receiver. Gunakan gerakan memutar untuk memasukan dan mengikis sisa lapisan perekat ini dengan perlahan.










Untuk menyatukan laras baru yang hendak dipergunakan, gunakan perekat epoxy. Sahabat saya mempercayakan pada merk PC-7 yang menurut pengalamannya lebih cepat mengering. Campurkan 2 bagian lem tersebut dalam rasio jumlah yang sama.


Beri tanda pada profil pangkal laras yang membesar. Tanda ini untuk menunjukkan di mana letak lubang transfer port laras nantinya bertemu dengan lubang transfer port receiver. Berikan campuran lem epoxy tadi sepanjang pangkal laras yang masuk ke dalam receiver. Masukkan pangkal laras yang telah diberi lem dengan sedikit gerakan memutar namun tetap memperhatikan tanda yang telah dibuat menggunakan selotip sebelumnya. Saat kunci L yang diletakkan sebagai pemandu telah berhasil menembus laras, maka dapat dipastikan lubang port pada receiver dan laras telah lurus (aligned). Tahapan ini sangat krusial, bila kedua lubang tersebut tidak lurus setelah lem mengeras, maka dibutuhkan banyak usaha untuk membongkar kembali kedua bagian ini. Pastikan juga tidak ada bagian lem yang menutupi lubang sekrup penahan receiver dengan unit tabung pompa. 

Posisi lubang port sudah lurus. Perhatikan sudut yang digunakan sahabat saya tidak tepat tegak lurus. Selotip di bagian ujung receiver (pangkal laras) berfungsi sebagai marker lubang transfer port laras.

Pastikan kembali grendel dapat menutup dengan sempurna sebelum kita yakin lem dapat dibiarkan mengeras. Pada kasus laras sahabat saya, grendel tidak dapat menutup rapat apabila alignment lubang port ini berada pada sudut tegak lurus. Hal ini mungkin berkaitan dengan presisi penempatan lubang port yang tidak terlalu baik pada laras ini. Maka untuk mengakalinya, sahabat saya sedikit memajukan posisi port laras sehingga sudut alignment kedua port ini sekitar 80 derajat. Setelah sudut dikecilkan, grendel dapat menutup rapat.

Pastikan grendel dapat menutup sempurna sebelum mebiarkan proses pengerasan lem berjalan. Langkah ini krusial bagi pemasangan laras pengganti.

















Setelah yakin dengan posisi pemasangan laras, maka perekat dapat dibiarkan mengeras semalaman (12 jam, atau 24 jam untuk hasil yang sempurna) sebelum akhirnya dapat dirakit kembali menurut urutan pengerjaan sebelumnya. Berikan bantuan penahan laras pada receiver misalnya dengan menggunakan selotip supaya posisi laras tidak berubah selama proses kimia perekat epoxy berlangsung. Pastikan memberi minyak sesuai kebutuhan masing-masing bagian sebelum merakitnya kembali.



Untuk pekerjaan tambahan, sahabat saya melakukan modifikasi pada plat L. Plat L dibuat sedikit bersudut dan halus dengan harapan picu tidak terlalu keras saat ditarik. Untuk pekerjaan ini membutuhkan rotary tool yang dipasangkan batu pengasah berbentuk peluru.

Plat L picu yang telah dimodifikasi menggunakan batu pengasah dan rotary tool. Hasilnya masih tetap keras juga.

Kesan Melakukan Penggantian Laras dengan Laras ST II
Secara umum mengganti laras dengan STII berjalan mudah sesuai dijanjikan. Ukuran diameter luar yang masuk ke dalam reciever cukup rapat bahkan melebihi laras bawaan. Memang terdapat keluhan setelah memasukkan laras dalam receiver karena alignment lubang port tidak dapat tegak lurus benar. Keluhan lain yang cukup mengganggu adalah setelah grendel terpasang ternyata seal/o-ring grendel tidak dapat menutup sempurna dan ditunjukkan dengan tes asap rokok yang menunjukkan kebocoran pada bagian grendel ini. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan profil dalaman pangkal laras tempat mimis pertama kali dicetak yang sedikit lebih longgar daripada laras bawaan.

Simpulan dan Penutup
Pada posting kali ini saya tidak akan memberi penilaian tentang akurasi setelah melakukan perubahan ini. Karena saya percaya setiap laras baru harus diberi kesempatan untuk melewati proses break in, maka kami akan menunggu uji akurasi setelah laras ini melalui proses break in sesuai keinginan sahabat saya. Sebagai gambaran awal, grouping awal pada jarak 20 meter sebanyak 5 kali tembakan menggunakan RWS Superdome 8.3 gr masih menghasilkan ukuran sekitar 22 mm CTC. Artinya masih lebih buruk dari kondisi awal. Sedangkan senapan Sharp Ace saya hari itu dengan jarak tembak, kondisi lingkungan, dan mimis yang sama menghasilkan ukuran group 4 mm CTC. Kita tunggu saja proses ini berlangsung.
Update 7 hari setelah pemakaian, tepat saat saya sedang menyusun artikel ini, diameter group semakin mengecil menggunakan 3 mimis impor. 

Update akurasi laras ST II setelah 7 hari penggunaan pada jarak 20 meter menggunakan mimis RWS Superdome 8.3 gr. Gambar di atas adalah 5 shot group. Sebagai aim point merangkap skala adalah tutup botol WD-40.

Simpulan sementara, pemasangan laras ST II pada Sharp Tiger Long Barrel dapat dilakukan dengan mudah bahkan dapat dilakukan sendiri walaupun masih terdapat ketidakpresisian.
Saat memasukkan mimis, terasa banyak tahanan sehingga waktu grendel ditutup terasa lebih keras. Hal ini mungkin disebabkan proses reaming pada pembentukan pangkal laras yang masih menyisakan partikel-partikel logam dan belum cukup halus.

***
Saat saya bertanya pada sahabat saya, apakah dia mau mengembalikan laras ini untuk diganti? Dia menjawab tidak. Dia akan terus menggunakan laras ini dan menunggu potensi sebenarnya dari laras ini untuk menampakkan diri. Bahkan setelah pengalaman pertama membongkar senapannya ini, dia bersuara lantang dan menitipkan unek-uneknya pada saya.
Berikut ini cuplikan percakapan kami. Sedikit pengantar untuk memahami sudut pandang sahabat saya. Dia sendiri seorang yang berkecimpung di dunia pengadaan barang. Mengetahui nilai suatu barang dari kualitas yang didapatkan terhadap biaya yang dikeluarkan adalah santapan sehari-harinya.

Q: Menurutmu bagaimana kualitas senapan Sharp Tiger Long Barrel?
A: Kesimpulan saya soal Sharp Tiger (Long Barrel), saya mendapatkan sedikit kualitas dari yang dibayarkan.

Q: Bisa terangkan kenapa?
A: Dari kualitas bahan, kerapihan hasil bubut, trigger-nya buruk. Kalau dibandingkan harga di Pyramydair, senapan seharga 85 dollar ya jauh. (Macam) spare part-nya sedikit sekali.

Q: Terus apakah menggunakan laras ST II ini bisa meningkatkan nilai senapan ini?
A: Kalau upgrade laras 375 ribu jadi (nilai) senapan angin sudah 1,275,000. Wow, sudah dapat Daisy multi pump.

Q: Mengenai kesimpulanmu, saya pikir tidak adil kalau membandingkan senapan 1,275,000 di sini dengan 85 dollar di US. Karena mungkin harga senapan 85 US$ di sana ketika sampai di Indonesia bisa jadi  3,5 juta.
A: Ya. (Maksud saya) bukan perbandingan (harga beli)nya (di Indonesia). Khan harga pembuatan senapan di sini dengan di Amerika masak lebih mahal di sini? Ongkos produksi di Amerika dengan di sini masak lebih murah di sana? Bahan baku masak lebih murah di sana?

Q: Good point. Menurutmu kalau dibandingkan dengan merk lokal (yang lebih murah), bakal lebih baikkah? Katakan Shapto seharga 475 ribu diganti laras ST II ? Atau Sharp Tiger Short Barrel dengan laras ST II?
A: Akurasi mungkin lebih baik tapi seperti memompa, picu dan lain-lain khan tetap.

Q: Ok, Saya dapat maksudmu.
A: Intinya sih saya beli terlalu mahal buat Sharp Tiger (Long Barrel). Benjamin 397 saja cuma dihargai 159 dollar di US. Artinya orang Amerika bisa menghasilkan senapan yang bagus cuma dengan harga 159 dollar toh? Di Amerika sendiri bahan baku dan ongkos produksi lebih mahal biayanya. Penghasilan orang Amerika 42,000 US$ (per kapita per tahun) artinya mereka beli murah sekali. Penghasilan saya 12,000 US$, beli senapan ditambah upgrade habis 125 US$ dan masih tidak bagus, artinya saya beli terlalu mahal. Dengan kata lain dengan harga 850 ribu harusnya saya sudah dapat senapan yang ringan dipompa, triggernya tidak bermasalah, dan akurasi sudah oke. Wajar khan?

Q: Copy paste ya? (Saya muat seadanya di blog?)
A: Silahkan, bro. Ini khan hak saya sebagai konsumen untuk menyatakan pendapat. Bukan (maksud) menjelekkan senapan dalam negeri.

Demikian cuplikan percakapan kami yang terinspirasi dari pengalaman bongkar senapan sahabat saya. Perlu dipahami memang hobi senapan angin di Indonesia memang termasuk barang mewah. Mewah karena mahal, dan mahal karena untuk mendapatkan barang berkualitas, prinsip ekonomi masih berlaku. Sepucuk senapan yang paling baik dari produksi pabrikan dalam negeri seperti Sharp saja masih mentah karena masih memerlukan polesan dan peningkatan untuk mendapatkan akurasi yang "wajar" pada jarak 20 meter. Belum lagi berbicara tentang kekerasan picu dan kualitas finishing. Begini sajapun senapan ini masih termasuk yang paling laku dan direkomendasikan karena memang dianggap terbaik dan termudah didapatkan di pasaran. Padahal kalau berjalan-jalan di daerah Cipacing saja, sepucuk senapan berlaras baja yang masih bisa diupgrade ditawarkan hanya dengan harga 180 ribu saja. Itupun sudah dihasilkan dari teknologi padat karya dan upah minimum daerah yang cukup tinggi (Sumedang & Kabupaten Bandung 2013 berada di angka 1,331-1,338 ribu rupiah).
Mungkin pada saatnya nanti seorang enterpreneur dengan idealisme tinggi pada perkembangan dunia senapan angin Indonesia akan muncul dan dapat meluncurkan senapan angin buatan Indonesia dengan kualitas membanggakan, harga murah, dan dapat disandingkan dengan merk luar negeri. Sementara itu, kami yang sebagai end user harus merogoh saku dalam-dalam untuk menikmati sebuah senapan yang nyaman dan "nitik".
Semoga bermanfaat. Terbuka untuk pertanyaan dan masukkan.

Tidak ada komentar :