Kamis, 13 Februari 2014

Referat Marksmanship Bagian 3: Kontrol Pernafasan (Breath Control)

Bagian 1 Cara Memegang Senapan
Bagian 2 Cara Membidik dan Parallax

Pada artikel kali ini saya akan memaparkan hasil pencarian saya terhadap teknik kontrol pernafasan. Setelah mengetahui dasar menembak tepat yaitu pegangan senapan dan membidik, langkah berikutnya yang perlu dipelajari adalah teknik pernafasan. Mengatur pernafasan penting keberadaannya dalam menembak tepat. Bernafas mutlak dilakukan. Dalam kontrol pernafasan kita berusaha mengontrol pergerakan tubuh kita agar dapat mengeksekusi suatu tembakan yang sempurna. Maka untuk melakukan hal tersebut, setidaknya kita perlu mengetahui hal apa saja yang berhubungan dengan proses bernafas.
Artikel ini ditulangbelakangi dari artikel yang diterbitkan di www.usashooting.org pada bulan Mei-Juni 2011. Artikel selengkapnya dapat disimak di sini untuk memberi gambaran dan pengalaman pembelajaran pribadi yang lebih lengkap. Terima kasih kepada kontributor.

Bagaimana Manusia Bernafas dan Pengaruhnya dalam Menembak
Semua orang juga mengerti bahwa kita perlu bernafas. Dengan bernafas kita memasok kebutuhan oksigen seluruh tubuh kita dari paru-paru untuk kemudian disirkulasikan oleh peredaran darah jantung. Dalam pernafasan juga kita membuang produk metabolisme berupa gas asam arang (karbon dioksida, CO2). Namun karena artikel ini tentang hal-hal yang berhubungan dengan ketepatan menembak, baiklah saya mengambil beberapa hal yang berhubungan saja.
Paru-paru tidak mengembang dengan sendirinya. Untuk memasukkan udara segar dengan komposisi rata-rata oksigen 21% ke dalam paru-paru, maka rongga dada perlu menciptakan kondisi vacuum atau sedikit di bawah tekanan atmosfer. Perbedaan tekanan ini yang akan menyebabkan udara mengalir masuk ke dalam rongga dada.
Sesuai dengan hukum Boyle, setiap peningkatan volume ruang akan diikuti dengan penurunan tekanan udara. Untuk menciptakan kondisi vacuum atau sub-atmosferik ini maka ruang dada akan membesar dengan dua cara. Cara pertama yaitu alas ruang yang bertambah rendah melalui mendatarnya selaput diafragma (dikenal sebagai pernafasan perut/diafragma). Dan cara kedua yaitu dinding ruang yang meluas melalui mekanisme peninggian tulang rusuk (dikenal sebagai pernafasan dada). Cara yang kedua ini menimbulkan gerakan pernafasan yang sangat mempengaruhi pegangan senapan karena jika kita menyandarkan lengan pemegang senapan kita pada dinding dada. Kita akan melihat senapan akan bergerak naik turun pada saat bernafas.

Gambaran mekanisme pengembangan rongga dada dalam bernafas. Gambar sebelah kiri adalah fase inhalasi di mana rongga dada membesar dengan cara tulang rusuk bergerak ke atas karena kontraksi otot antar rusuk dan selaput diafragma mendatar atau bergerak ke arah bawah. Pada gambar sebelah kanan adalah fase ekshalasi di mana secara pasif tulang rusuk akan kembali turun dan selaput diafragma akan bergerak naik.