Jumat, 22 November 2013

Rifle Scope Untuk Senapan Per: Unboxing Hawke Sport HD 3-9X40 AO Mil Dot Reticle

Bagaimana saat ini di jaman modern ini suatu senapan dan potensi terpendamnya dapat dieksploitasi tanpa mengujinya dengan akurasi jarak jauh? Dan bagaimana jarak yang begitu jauh dan sasaran yang begitu kecil dapat terlihat oleh mata telanjang? Untuk senapan angin dengan akurasi yang diklaim baik pada jarak jauh mutlak diuji dengan menggunakan rifle scope.
Setelah berusaha mencari pasangan yang tepat bagi senapan angin per saya, akhirnya saya menemukan pilihan yang saya pikir tepat. Sebuah rifle scope keluaran Hawke Sport Optic dengan model HK3022. Scope dengan nama lain dan spesifikasi Hawke Sport HD 3-9X40 AO Mil Dot Reticle. Mau tidak mau saya harus menebus rifle scope ini karena pertimbangan keamanan scope KW saya. Ya walaupun KW, saya tidak akan menggunakannya di senapan springer saya. Bagaimanapun saya tidak akan mengorbankan scope saya pada keganasan hentakan senapan springer karena saya sungguh menyukai scope KW saya.


Sabtu, 16 November 2013

Review: Profil larassenapanku Asli Buatan Cipacing

Sudah lebih dari 4 bulan pekerjaan modifikasi Bramasta Antariksa saya terkatung-katung. Permasalahan ketidakrapian dan fokus pekerjaan tukang bedil (gunsmith) membuat saya bolak-balik ke Cipacing untuk meninjau atau sekedar mengingatkan akan pesanan saya. Sampai saat ini, walaupun si gunsmith sudah menyatakan pekerjaannya sudah selesai, namun hasilnya tidak memuaskan saya. Padahal standar permintaan saya sebagai pemula tidaklah sulit. Cuma ingin senapan angin yang tidak bocor menggunakan receiver baru yang bisa memuat laras baru saya. Apa boleh buat, saya harus kembalikan lagi senapan saya kepada gunsmith untuk dirombak lagi.
Saya sendiri ingin mencoba laras lokal yang terbuat dari baja buatan Cipacing. Seingat saya, akurasi senapan Bramasta Antariksa saya tidak memuaskan walaupun belum pernah saya tes dengan pengukuran grouping yang baik. Dan sebagai orang yang berdomisili di Bandung dan memiliki hobi senapan angin, tidaklah sah bila tidak pernah menginjak kaki di Cipacing. Setelah penelusuran cepat di internet maka saya menemukan larassenapanku.blogspot.com yang cukup menarik untuk dicoba. Sebelum laras ini diberikan lagi pada gunsmith untuk dicangkokan pada senapan saya, baiklah saya ulas dan catat sedikit tentang profil laras ini. Sebelum juga nantinya saya terlalu malas untuk membongkar lagi senapan saya bila akhirnya jadi (semoga).


Laras alur 12 pesanan saya. Asli buatan Cipacing.

Kamis, 14 November 2013

Referat: Menembak dengan Visier (Iron Sight)


Setelah berhasil mendapatkan grouping di bawah 10 mm pada jarak 20-30 meter menggunakan Sharp Ace saya, saya mulai kehilangan tantangan dalam menembak target. Okelah, saya sudah bisa secara konsisten menembak secara akurat dengan menggunakan rifle scope. Tapi mau ke mana visi menembak saya? Saya hanya baru menembak dengan cara termudah. Hanya duduk, menyandarkan senapan saya, mengintip rifle scope dan menekan picu setenang mungkin. Crosshair dan pemandangan ekstra besarlah yang terutama membantu saya. Bagaimana posisi saya di hirarki dunia menembak target? Hanya berada di tingkat terendah.
Sampai senapan saya yang kedua (ketiga tepatnya) datang. Springer yang membuat saya ngeri untuk menempatkan rifle scope murahan saya. Ngeri karena hentakan recoil-nya yang katanya bisa merontokkan dalaman rifle scope yang tidak didesain memenuhi grade recoil. Kekhawatiran bahwa minimal saya tidak akan mendapatkan titik acuan yang tepat kerena titik zero yang berubah-ubah akibat kocokan pada scope ini.
Setelah saya melihat melihat visier belakang HW 77 saya, timbul ketertarikan saya untuk menggunakan visier ini. Bagaimana perancang senapan ini meluangkan perhatiannya untuk merancang visier yang begitu kokoh dan memberi banyak pilihan notch. Lalu saya kembali membuka tool box saya dan melihat bagaimana visier bawaan Sharp Ace saya masih rapi tak tersentuh namun berkarat sejak pertama kali saya menebus senapan ini. Visier belakang yang berupa lubang (peep sight). Ternyata saya telah memiliki banyak pilihan untuk mengeksplorasi dunia menembak dengan visier. Kenapa tidak saya coba? Bukannya penembak terbaik tingkat olimpiade bahkan tidak memerlukan lensa di antara mata dan sasarannya. Kembali teringat komentar mertua saya saat saya sedang berlatih "Wah, Kalau pakai tele sih gak ada tantangannya." Seruan yang dulu saya anggap lalu karena merasa penembak jaman dulu tidak mengenal riflle scope dan hanya bisa bersikap sinis.
Baiklah, mungkin saya terlalu cepat melangkah di dunia menembak dan kehilangan dasar-dasar terpentingnya. Bagaimana cara penembak mula-mula menembak tanpa rifle scope dan menciptakan sejarah. Bahkan cara yang sama masih terpelihara sampai sekarang sehingga tidak ada cabang olah raga menembak resmi (kecuali field target) yang mengijinkan menggunakan rifle scope. Mundur dan kembali belajar dari dasar adalah tantangan saya berikutnya. Dan bahkan sementara ini saya tidak perlu khawatir untuk menebus rifle scope baru untuk senapan HW 77 saya.

Visier belakang Weihrauch HW 77 tipe blade sight dengan berbagai pilihan notch.

Minggu, 10 November 2013

Saat untuk Merayakan Kehidupan: Unboxing Weihrauch HW 77

Kali ini saya melakukan unboxing pada senapan angin serius saya yang kedua. Setelah cukup lama menabung dan menahan diri, akhirnya saya berhasil juga memboyong HW 77 Versi Standar ke rumah saya. Bertepatan dengan kelulusan isteri saya dari pendidikan spesialisnya, dan untuk merayakan keberhasilan saya membiayai isteri saya sambil bertahan menghidupi keluarga, senapan ini saya namakan Lusi. Alias LuLUSnya Isteri. Wujud pelampiasan saya dan ekspresi egoistik saya yang lama ter-represi. Dan saat ini saya pikir waktu yang tepat, sebelum anak saya yang kedua lahir ataupun giliran saya tiba untuk kembali bersekolah. Dan seperti kata sahabat saya, kamu tidak pernah bisa salah kalau berinvestasi dalam benda logam karena nilainya tidak akan susut.