Jumat, 26 September 2014

Benjamin 397: Suatu Prolog

Pada blog kali ini saya mulai menulis tentang senapan-senapan yang dulu pernah populer di Indonesia. Karena komunitas saya kini bertambah luas dan semakin sering menemukan senapan-senapan lawas, mungkin sudah waktunya bagi saya untuk mempelajari sejarah dan memperkaya khasanah pengetahuan saya mengenai senapan angin. Khususnya pada senapan angin lawas.
***
Ceritanya saya berhasil memboyong senapan Benjamin Sheridan 397 PA beberapa waktu lalu. Senapan ini memikat hati saya lebih karena sejarah produksinya yang panjang dan penuh warna. Mempelajari sejarah produksinya sendiri lebih menarik lagi dari pada sekedar menembakkan senapan ini. Mengapa saya kurang suka menembakkannya? Seperti diakui oleh Robert Beeman dalam testimoninya, senapan buatan Amerika memang kalah secara kualitas jika dibandingkan dengan senapan Eropa. Itulah alasan mengapa Beeman mendatangkan senapan-senapan Eropa untuk memuaskan hasrat penembak dewasa yang haus akan kualitas.

Benjamin 397 PA milik saya.

Memiliki dan mempelajari senapan angin yang gaungnya masih dirasakan di tanah air saat ini selalu bisa memperkaya wawasan saya. Ada kekayaan pengetahuan mengenai keterampilan sang pembuat senapan dan dedikasi yang tertuang dari teknologi yang bertahan selama berabad-abad. Dan bukankah penembak jaman dahulu berhasil menjatuhkan banyak hewan buruan dengan senapan ini? Bahkan hanya dengan versi tiruan buatan pengrajin dalam negeri yang diinspirasi oleh model senapan Amerika ini?
Dari sekedar mencari informasi mengenai senapan ini, pencarian saya berubah menjadi suatu catatan panjang yang sayang untuk dilupakan. Dalam artikel ini saya akan memaparkan apa yang saya kumpulkan itu.