Pernahkah anda memperhatikan posisi senapan anda saat anda menembak? Maksud saya adalah bagaimana kemiringan senapan kita, pada sudut berapa popor kita berada dari sumbu laras atau titik tengah crosshair? Tentu biasanya kita menembak atau menempatkan senapan pada posisi popor di pukul 06. Namun apakah selalu begitu? Apakah kita yakin posisi kita menempatkan popor selalu berada di pukul 06? Lalu, apa masalahnya dengan tidak menempatkan senapan pada posisi yang sama? Apakah akan menjadikan akurasi tembakan kita terganggu?
Pada artikel ini saya mencoba merangkum pembelajaran saya tentang perbedaan posisi kemiringan senapan pada sumbu laras dan pengaruhnya terhadap akurasi. Hal ini menarik perhatian saya sejak dulu dan baru saja saya temui jawabannya akhir-akhir ini. Isu ini didapatkan pada pengguna senapan yang berjenis single shot dan biasa menembak pada jarak yang sangat jauh. Sebelum saya lupa dengan apa yang saya pelajari, baiklah saya masukkan ke dalam catatan pembelajaran saya.
Canting atau Tilting
Saat kita melakukan zero atau skip pada suatu titik dan jarak, tidak berarti tembakan akan selalu mengenai titik tersebut. Salah satu hal yang menyebabkan titik tumbuk tidak mengenai titik tersebut adalah canting/tilting. Yaitu saat pegangan senapan kita menyebabkan posisi senapan memutar sepanjang sumbu penglihatan scope kita. Titik crosshair pada scope akan tetap menunjuk pada titik bidik kita, namun hasilnya mimis akan mendarat di samping dan lebih rendah. Hal ini tidak begitu terlihat pada radius putar yang terlalu kecil dan jarak yang dekat, namun pada radius putar yang besar dan jarak yang jauh hal ini dapat terlihat jelas. Untuk menjelaskan fenomena ini saya menafsirkan secara bebas dari artikel yang saya dapatkan dari http://www.riflescopelevel.com. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih individual dan lengkap diharapkan untuk mempelajarinya sendiri.
Pada gambar di atas terlihat bahwa pergeseran kemiringan senapan ke kiri, menyebabkan mimis mendarat lebih ke kiri dan ke bawah. Ya, ke kiri atau melawan arah jarum jam. Arah pergeseran lintasan dipakai sebagai patokan dan bukannya arah pergeseran laras ataupun popor. Tampak dari gambar canting terjadi karena laras telah bergeser atau keluar dari bidang vertikal reticle.
Canting terjadi karena karena secara tidak sengaja kita menggeser laras dari bidang vertikal reticle dengan melakukan gerakan rotasi berpusat pada sumbu pengelihatan scope. Karena dalam hal ini sumbu pengelihatan scope yang menjadi pusat rotasinya dan bukannya laras, maka lintasan mimis akan melenceng sesuai dengan arah baru yang dibentuk oleh pergerakan tadi. Hal ini tidak berhubungan dengan gravitasi, karena pengaruh gravitasi yang dialami proyektil akan tetap sama. Pernyataan ini ditunjukkan pada gambar di atas dengan samanya jarak puncak tertinggi lintasan menuju POI (Point of Impact) pada bidang vertikal (D1) dan bidang cant (D2).
Untuk lebih jelasnya saya ambil ilustrasi dari laman yang sama. Dari gambar ini fenomena canting diamati dari arah atas senapan.
Dari arah atas terlihat, dengan kita memutar senapan dengan berporos pada sumbu pengelihatan scope kita akan menggeser laras keluar dari bidang vertikal sehingga sumbu laras dan sumbu pengelihatan tidak pararel lagi. Pada kasus di atas, saat canting merubah lintasan ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam), pangkal laras berada di sebelah kanan.Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa POI yang baru akan mengalami pergeseran pada windage (arah horisontal) ke arah kiri. Hal ini dinamakan windage error.
Untuk ilustrasi selanjutnya kita akan memperhatikan bagaimana fenomena canting terlihat secara tiga dimensi.
Dalam ilustrasi ini jelas terlihat bagaimana fenomena canting bukan hanya menyebabkan windage error tapi juga menyebabkan elevation error. Di mana POI yang baru juga bergeser secara vertikal menjadi lebih rendah. Bidang yang dibentuk oleh pergeseran windage dan elevation ini dinamakan error triangle. Segitiga ini akan semakin luas apabila jarak tembak semakin jauh, sudut canting semakin besar, dan/atau posisi scope semakin tinggi dari laras.
Bukti Keberadaan Canting
Tidak ada isu nyata tanpa didukung oleh bukti yang nyata. Dalam artikel yang saya kutip ini, penulis bahkan telah menyertakan data dari percobaan menembaknya dengan menggunakan senapan angin pada sudut canting terukur dan jarak yang bervariasi.
Dalam percobaan ini penulis melakukan uji tembak dengan sudut cant terukur 10 dan 20 derajat. Jarak yang diukur pada 30, 50 dan 55 yard. Senapan angin yang digunakan modifikasi Anschutz 2002 .177" menggunakan mimis Crosman Premier Heavy 10.5 gr dengan kecepatan 875 fps. Scope yang digunakan adalah Nightforce dengan perbesaran 36X. Beberapa data yang dipublikasikan dan saya cantumkan di sini dapat dilihat di bawah ini.
Solusi terhadap Canting
Jika akurasi menembak pada jarak jauh adalah tujuan menembak kita, maka kesadaran akan fenomena ini mutlak dihayati. Untuk mengatasi canting yang biasanya tidak disadari maka kita membutuhkan alat bantu bidik yang dapat memberi tahu kita adanya perbedaan sudut rotasi bidik. Alat itu dinamakan anti-cant device (ACD) atau scope level. Bekerja dengan prinsip gravitasi dan dapat berupa perangkat sederhana seperti water pass maupun yang lebih canggih lagi yaitu sensor kemiringan dengan indikator lampu (pada situs rujukan dipasarkan dengan nama Longshot Microlevel).
Untuk memasang alat tersebut kita perlu memastikan bahwa crosshair reticle telah berada sebidang (pada bidang vertikal) dengan laras. Untuk langkah-langkah pemasangan rifle scope telah saya rangkumkan dalam artikel saya yang sebelumnya.
Setelah yakin posisi laras dan crosshair telah sebidang, maka penempatan scope level dilakukan dengan menggunakan titik acuan. Kebanyakan scope level akan diletakkan di bagian atas scope. Namun ada juga yang diletakkan pada sebelah sisi untuk kemudahan akses penglihatan. Untuk mengencangkan perangkat tersebut, pastikan kita selalu melihat ke obyek acuan tersebut untuk mencegah kemiringan dari pemasangan scope level. Beberapa obyek acuan yang bisa digunakan seperti pinggiran vertikal pintu atau jendela (tentunya yang dipasang dengan benar) atau menggunakan seutas tali yang digantungkan dengan menggunakan pemberat. Garis vertikal reticle akan diletakkan sejajar dengan obyek acuan selama kita mengencangkan scope level.
Pada artikel ini saya mencoba merangkum pembelajaran saya tentang perbedaan posisi kemiringan senapan pada sumbu laras dan pengaruhnya terhadap akurasi. Hal ini menarik perhatian saya sejak dulu dan baru saja saya temui jawabannya akhir-akhir ini. Isu ini didapatkan pada pengguna senapan yang berjenis single shot dan biasa menembak pada jarak yang sangat jauh. Sebelum saya lupa dengan apa yang saya pelajari, baiklah saya masukkan ke dalam catatan pembelajaran saya.
Pegangan senapan yang disengaja mengalami miring ekstrim terhadap sumbu laras. Diambil dari http://www.thefirearmblog.com/blog/2011/03/31/surefire-rapid-transition-sights-dd-rts-set/ |
Perhatian! Artikel terdiri dari banyak ilustrasi. Tampilan mungkin akan terganggu pada koneksi internet yang buruk.
Canting atau Tilting
Saat kita melakukan zero atau skip pada suatu titik dan jarak, tidak berarti tembakan akan selalu mengenai titik tersebut. Salah satu hal yang menyebabkan titik tumbuk tidak mengenai titik tersebut adalah canting/tilting. Yaitu saat pegangan senapan kita menyebabkan posisi senapan memutar sepanjang sumbu penglihatan scope kita. Titik crosshair pada scope akan tetap menunjuk pada titik bidik kita, namun hasilnya mimis akan mendarat di samping dan lebih rendah. Hal ini tidak begitu terlihat pada radius putar yang terlalu kecil dan jarak yang dekat, namun pada radius putar yang besar dan jarak yang jauh hal ini dapat terlihat jelas. Untuk menjelaskan fenomena ini saya menafsirkan secara bebas dari artikel yang saya dapatkan dari http://www.riflescopelevel.com. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih individual dan lengkap diharapkan untuk mempelajarinya sendiri.
Fenomena canting dilihat dari sisi penembak diambil dari http://www.riflescopelevel.com/cant_errors.html |
Pada gambar di atas terlihat bahwa pergeseran kemiringan senapan ke kiri, menyebabkan mimis mendarat lebih ke kiri dan ke bawah. Ya, ke kiri atau melawan arah jarum jam. Arah pergeseran lintasan dipakai sebagai patokan dan bukannya arah pergeseran laras ataupun popor. Tampak dari gambar canting terjadi karena laras telah bergeser atau keluar dari bidang vertikal reticle.
Canting terjadi karena karena secara tidak sengaja kita menggeser laras dari bidang vertikal reticle dengan melakukan gerakan rotasi berpusat pada sumbu pengelihatan scope. Karena dalam hal ini sumbu pengelihatan scope yang menjadi pusat rotasinya dan bukannya laras, maka lintasan mimis akan melenceng sesuai dengan arah baru yang dibentuk oleh pergerakan tadi. Hal ini tidak berhubungan dengan gravitasi, karena pengaruh gravitasi yang dialami proyektil akan tetap sama. Pernyataan ini ditunjukkan pada gambar di atas dengan samanya jarak puncak tertinggi lintasan menuju POI (Point of Impact) pada bidang vertikal (D1) dan bidang cant (D2).
Untuk lebih jelasnya saya ambil ilustrasi dari laman yang sama. Dari gambar ini fenomena canting diamati dari arah atas senapan.
Ilustrasi fenomena canting dilihat dari atas. Diambil dengan sedikit perubahan untuk mempertegas maksud dari http://www.riflescopelevel.com/cant_errors.html |
Dari arah atas terlihat, dengan kita memutar senapan dengan berporos pada sumbu pengelihatan scope kita akan menggeser laras keluar dari bidang vertikal sehingga sumbu laras dan sumbu pengelihatan tidak pararel lagi. Pada kasus di atas, saat canting merubah lintasan ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam), pangkal laras berada di sebelah kanan.Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa POI yang baru akan mengalami pergeseran pada windage (arah horisontal) ke arah kiri. Hal ini dinamakan windage error.
Untuk ilustrasi selanjutnya kita akan memperhatikan bagaimana fenomena canting terlihat secara tiga dimensi.
Ilustrasi canting secara tiga dimensi. Diambil dengan sedikit modifikasi untuk mempertegas maksud dari http://www.riflescopelevel.com/cant_errors.html |
Dalam ilustrasi ini jelas terlihat bagaimana fenomena canting bukan hanya menyebabkan windage error tapi juga menyebabkan elevation error. Di mana POI yang baru juga bergeser secara vertikal menjadi lebih rendah. Bidang yang dibentuk oleh pergeseran windage dan elevation ini dinamakan error triangle. Segitiga ini akan semakin luas apabila jarak tembak semakin jauh, sudut canting semakin besar, dan/atau posisi scope semakin tinggi dari laras.
Bukti Keberadaan Canting
Tidak ada isu nyata tanpa didukung oleh bukti yang nyata. Dalam artikel yang saya kutip ini, penulis bahkan telah menyertakan data dari percobaan menembaknya dengan menggunakan senapan angin pada sudut canting terukur dan jarak yang bervariasi.
Dalam percobaan ini penulis melakukan uji tembak dengan sudut cant terukur 10 dan 20 derajat. Jarak yang diukur pada 30, 50 dan 55 yard. Senapan angin yang digunakan modifikasi Anschutz 2002 .177" menggunakan mimis Crosman Premier Heavy 10.5 gr dengan kecepatan 875 fps. Scope yang digunakan adalah Nightforce dengan perbesaran 36X. Beberapa data yang dipublikasikan dan saya cantumkan di sini dapat dilihat di bawah ini.
50 yard dengan 10 derajat cant ke kiri menghasilkan pergeseran group 1.35" ke kiri dan .2" ke atas. Diambil dari http://www.riflescopelevel.com/cant_tests.html |
55 yard dengan 10 derajat cant ke kiri menghasilkan pergeseran group 1.45" ke kiri dan .25" ke bawah. Inset adalah group zero pada pegangan yang benar-benar vertikal (vertical hold). Diambil dari http://www.riflescopelevel.com/cant_tests.html |
55 yard dengan sudut cant 20 derajat ke kiri menghasilkan pergeseran group 2.9" ke kiri dan .69" ke bawah. Inset adalah group zero pada vertical hold. Diambil dari http://www.riflescopelevel.com/cant_tests.html |
Solusi terhadap Canting
Jika akurasi menembak pada jarak jauh adalah tujuan menembak kita, maka kesadaran akan fenomena ini mutlak dihayati. Untuk mengatasi canting yang biasanya tidak disadari maka kita membutuhkan alat bantu bidik yang dapat memberi tahu kita adanya perbedaan sudut rotasi bidik. Alat itu dinamakan anti-cant device (ACD) atau scope level. Bekerja dengan prinsip gravitasi dan dapat berupa perangkat sederhana seperti water pass maupun yang lebih canggih lagi yaitu sensor kemiringan dengan indikator lampu (pada situs rujukan dipasarkan dengan nama Longshot Microlevel).
Scope level sederhana seperti yang saya miliki. |
Longshot Microlevel yang dipasarkan situs rujukan. |
Ilustrasi penggunaan scope level. |
Untuk memasang alat tersebut kita perlu memastikan bahwa crosshair reticle telah berada sebidang (pada bidang vertikal) dengan laras. Untuk langkah-langkah pemasangan rifle scope telah saya rangkumkan dalam artikel saya yang sebelumnya.
Setelah yakin posisi laras dan crosshair telah sebidang, maka penempatan scope level dilakukan dengan menggunakan titik acuan. Kebanyakan scope level akan diletakkan di bagian atas scope. Namun ada juga yang diletakkan pada sebelah sisi untuk kemudahan akses penglihatan. Untuk mengencangkan perangkat tersebut, pastikan kita selalu melihat ke obyek acuan tersebut untuk mencegah kemiringan dari pemasangan scope level. Beberapa obyek acuan yang bisa digunakan seperti pinggiran vertikal pintu atau jendela (tentunya yang dipasang dengan benar) atau menggunakan seutas tali yang digantungkan dengan menggunakan pemberat. Garis vertikal reticle akan diletakkan sejajar dengan obyek acuan selama kita mengencangkan scope level.
Obyek acuan yang digunakan selama pemasangan scope level. Diambil dari http://www.riflescopelevel.com/vertical_retical_instrument.html |
Demikianlah rangkuman mengenai canting dan scope level yang bisa saya sarikan. Untuk ilustrasi yang lebih interaktif saya sarankan untuk mempelajarinya lebih lanjut pada situs ini. Pada situs ini juga terdapat banyak penjelasan yang akan berguna dalam menjelaskan berbagai isu-siu menarik dalam dunia senapan angin.
Semoga berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar