Sejatinya per (coil spring) Misumi diperuntukkan untuk keperluan industri khususnya bagi mesin-mesin moulding plastik. Namun di Indonesia khususnya di kalangan hobiis senapan angin, per ini sering dimanfaatkan untuk keperluan senapan PCP. Hal ini cukup masuk akal karena konsistensi, daya tahan, tingkat presisi produk per ini cukup bagus, ketersediaannya yang luas, serta mudah diperoleh (setidaknya buat yang tinggal di kota besar). Dan buat saya, sistem identifikasinya yang menggunakan bermacam-macam warna sangat mengundang buat dieksplorasi.
Saya memiliki sebuah senapan Sharp Ace tua seri laras A46xxxx. Ditebus dengan kondisi seken tentu saja banyak malfungsi yang sudah terjadi. Masalah serius awal yang saya alami adalah kebocoran pada saat pengisian angin ke tabung resevoir dan kemampuan tabung resevoir mempertahankan udara. Setelah saya coba usahakan dengan mengganti packing seal dan o-ring set yang katanya original, sepertinya masalah ini sejenak terselesaikan. Namun ternyata masalah baru timbul makin runyam karena problem pengisian sepertinya semakin parah. Setiap kali dipompa, jumlah pompaan tidak bisa melebihi 1x pompa. Bahkan saat dicoba pompa untuk yang kedua kali atau lebih, setang pengisi malah membal ke arah depan menandakan ada aliran balik dari tabung resevoir ke kolom pemampatan piston.
Analisis amatiran saya mengindikasikan mungkin ada kegagalan pada packing katup bola (inlet seat packing) atau pada per penekan katup bola (valve spring). Packing dan o-ring yang saya pasang memang bukan secara khusus diperuntukkan untuk Sharp Ace, melainkan untuk varian Sharp Tiger dan Innova pabrikan Indonesia. Penampakan dimensi dan fungsinya kurang lebih sama, karena disain tabung dan mekanismenya hampir mirip. Namun inlet seat packing pada Innova atau Tiger ternyata lebih lebar diameternya sehingga bola katup dapat masuk lebih dalam.
Untuk lebih mengerti bahasan kita dan menyeragamkan istilah yang saya pakai, saya ingatkan lagi skema senapan Sharp Ace yang saya ambil dari TW Chambers & Co.
https://www.gunspares.co.uk/products/24487/Ace/
Awalnya saya bermaksud untuk mengganti valve spring dengan per pabrikan Sharp Surabaya dan membiarkan inlet seat packing dengan yang asli bawaan karena saya nilai permukaan dan elastisitas packing ini masih layak . Namun setelah mendatangi dua toko yang masing-masing mengklaim menjual per asli Sharp Surabaya, kok saya jadi bingung sendiri. Kenapa bentuk dan finishing per dari kedua toko itu tidak sama? Mana yang asli saya tidak tahu.
Pikiran usil saya tergoda dengan warna-warni per Misumi. Walaupun pelayan tokonya berkeras per Misumi tidak bisa digunakan pada senapan pompa, tapi saya tetap ngotot ingin coba. Pasalnya begitu saya bandingkan dimensi per Misumi yang dipajang ternyata tidak begitu jauh dari dimensi asli per Sharp. Langsung saja saya tebus 2 macam per keluaran Misumi itu untuk bahan percobaan saya. Rencananya 1 unit per untuk valve spring dan satu lagi untuk per katup pelepasan (exhaust valve spring). Tidak lupa kalau riset saya gagal, saya juga menebus satu valve spring Sharp "Asli". Yang terakhir ini saya pilih yang finishingnya paling rapi dan lebih rigid. Dalam pikiran saya, seandainya berhasil akan sangat serasi dan menjual (walaupun tidak untuk dijual). Senapan Jepang dengan per Jepang.
Per Misumi yang saya gunakan ada dua macam. Untuk per valve spring saya pakai warna cream dan untuk katup exhaust valve spring saya pakai warna hijau. Logikanya per sebagai valve spring harus cukup rigid untuk dapat sesegera mungkin menekan bola jika tekanan di kolom pemampatan dan tabung resevoir sudah sama, tanpa mengorbankan kekuatan untuk mengangkat bola katup. Hal ini supaya pompanya tidak terlalu berat. Dan per sebagai exhaust valve spring harus cukup lunak dan jauh defleksinya saat udara mengalir ke dalam barrel sebelum akhirnya menutup rongga resevoir kembali. Idealnya cukup untuk membuat tekanan dalam rongga resevoir sama atau mendekati tekanan udara atmosfer dan mampu mengembalikan posisi as pentil pada tempatnya (tidak menonjol) sehingga plat "L" picu bisa kembali turun. Ini yang saya harapkan dari per yang berkualitas.
Proses pemasangan per ternyata berjalan sesuai harapan. Dimensi valve spring hampir mirip dengan punya Sharp "Asli". Memang saat menutup tabung angin, dengan cara memutar drat tabung, dirasa cukup berat. Tapi inilah yang saya harapkan, yaitu adanya tekanan yang cukup berat pada bola katup. Namun untuk exhaust valve spring ternyata ada sedikit masalah. Walaupun panjang per hampir sama dan inner diameter per cukup untuk memeluk dudukan per, namun outer diameter terlalu besar sehingga per macet di karet bumper (gambar 1H). Tapi karena fungsi bumper hanya berguna untuk menahan bumper plate (gambar 1F) saat as pentil mundur karena udara mengalir ke barrel reciever, dan asumsinya tingkat kekerasan per yang baru mampu menahan bumper plate sehingga tidak sampai menumbuk bumper, akhirnya saya putuskan mengganti bumper dengan 2 o-ring yang dipasang pararel berhimpit (lupa bekas apa). O-ring ini memiliki inner diameter yang lebih besar tapi cukup untuk disematkan dalam spacer (gambar 1G).
Tes awal menunjukkan fungsi pengisian berjalan baik. Senapan bisa dipompa lebih dari satu kali dan tidak ada aliran balik saat piston ditarik. Senyum-senyum senang . Lalu saat plat "L" didorong, ternyata pelepasan angin terasa lengkap dan posisi as kembali tepat pada tempatnya. Senyuman makin lebar. "Tidak jadi mubazir membeli per mahal nih", Pikirku. Lah, terus per "Asli"-nya mau dike-manakan?
Karena per pendorong plat "L" (sear spring) sudah lemah juga, dan ternyata diameter valve spring tadi hampir sama dengan sear spring bawaan, akhirnya saya putuskan untuk ganti sear spring dengan valve spring "Asli" yang sudah saya beli tadi. Pertimbangannya dengan tingkat rigiditas valve spring yang melebihi bawaan sear spring, mungkin kemampuan recoil plat "L" akan lebih konsisten. Apalagi plat "L" yang saya miliki sudah mulai tidak tegak lurus karena stres metal menahun akibat menahan tekanan as pentil. Walaupun sudah diminyaki masih sering macet dan tidak mau turun.
Caranya valve spring saya potong seukuran sear spring bawaan, namun dilebihkan sekitar 2 ulir. Saya panaskan di atas kompor gas sampai membara lalu jepit dengan tang sampai kelebihan ulir tadi berimpit. Hasilnya pas benar bertengger di dudukan sear spring dan kuat mengembalikan plat "L" kembali pada posisinya.
Tes skala lengkap menunjukkan fungsi pengisian berjalan baik. Udara yang dihasilkan setiap tembakan terasa konsisten karena tidak ada kebocoran. Suara terdengar lebih redam pada pompaan di atas 5x karena bumper plate tidak sampai menghantam bumper. Saya coba pompa sampai 8x, setelah ditembakkan lalu saya coba tekan picu lagi ternyata tidak ada sisa udara tekan.Artinya waktu defleksi exhaust valve spring cukup untuk melepaskan semua tekanan udara. Grouping lebih rapat pada jumlah pompaan yang tidak terlalu banyak karena muzzle energy mungkin lebih konsisten. Itulah goalnya! Ditambah gejala misfilling menghilang atau minimal berkurang kerena posisi as pentil dan plat "L" hampir selalu konsisten kembali. Uji pengisian 1 pompaan yang dibiarkan 1-2 haripun lulus. Masih bisa menyimpan udara walaupun telah diinapkan (tidak bisa lebih dari 2 hari karena sering latihan tembak target. Hehehe). Jadi fungsi jepitan o-ring exhaust valve seal pada as pentil terbantu dengan tekanan valve spring tadi.
Namun ubahan ini bukannya tanpa kekurangan. Usaha memompa relatif menjadi lebih keras dan timbul suara gemeretak valve spring saat bola terangkat. Dan setelah beberapa puluh kali tembakan, ternyata lapisan berwarna exhaust valve spring mulai rontok akibat defleksi dan recoil keras berulang dari bumper plate yang diredam per ini. Namun yang saya rasakan, performa per ini tidak berkurang walaupun pelapisnya rontok.
Apakah saya puas? Ya, Saya sangat puas dan berani menyarankannya pada yang memiliki masalah serupa. Dan jika berminat melakukan ubahan ini, bersiap menebus per Misumi yang dihargai di kota saya 50 ribu untuk warna cream, 35 ribu untuk warna hijau, dan per "Asli" seharga 6 ribu (Harga Mid-2013).
Saya memiliki sebuah senapan Sharp Ace tua seri laras A46xxxx. Ditebus dengan kondisi seken tentu saja banyak malfungsi yang sudah terjadi. Masalah serius awal yang saya alami adalah kebocoran pada saat pengisian angin ke tabung resevoir dan kemampuan tabung resevoir mempertahankan udara. Setelah saya coba usahakan dengan mengganti packing seal dan o-ring set yang katanya original, sepertinya masalah ini sejenak terselesaikan. Namun ternyata masalah baru timbul makin runyam karena problem pengisian sepertinya semakin parah. Setiap kali dipompa, jumlah pompaan tidak bisa melebihi 1x pompa. Bahkan saat dicoba pompa untuk yang kedua kali atau lebih, setang pengisi malah membal ke arah depan menandakan ada aliran balik dari tabung resevoir ke kolom pemampatan piston.
Analisis amatiran saya mengindikasikan mungkin ada kegagalan pada packing katup bola (inlet seat packing) atau pada per penekan katup bola (valve spring). Packing dan o-ring yang saya pasang memang bukan secara khusus diperuntukkan untuk Sharp Ace, melainkan untuk varian Sharp Tiger dan Innova pabrikan Indonesia. Penampakan dimensi dan fungsinya kurang lebih sama, karena disain tabung dan mekanismenya hampir mirip. Namun inlet seat packing pada Innova atau Tiger ternyata lebih lebar diameternya sehingga bola katup dapat masuk lebih dalam.
Untuk lebih mengerti bahasan kita dan menyeragamkan istilah yang saya pakai, saya ingatkan lagi skema senapan Sharp Ace yang saya ambil dari TW Chambers & Co.
https://www.gunspares.co.uk/products/24487/Ace/
Gambar 2. Inlet Seat Packing Sharp Indonesia. Diameter 5mm. Sedangkan Packing Bawaan Sharp Ace Lebih Kecil atau Sekitar 3mm. |
Awalnya saya bermaksud untuk mengganti valve spring dengan per pabrikan Sharp Surabaya dan membiarkan inlet seat packing dengan yang asli bawaan karena saya nilai permukaan dan elastisitas packing ini masih layak . Namun setelah mendatangi dua toko yang masing-masing mengklaim menjual per asli Sharp Surabaya, kok saya jadi bingung sendiri. Kenapa bentuk dan finishing per dari kedua toko itu tidak sama? Mana yang asli saya tidak tahu.
Pikiran usil saya tergoda dengan warna-warni per Misumi. Walaupun pelayan tokonya berkeras per Misumi tidak bisa digunakan pada senapan pompa, tapi saya tetap ngotot ingin coba. Pasalnya begitu saya bandingkan dimensi per Misumi yang dipajang ternyata tidak begitu jauh dari dimensi asli per Sharp. Langsung saja saya tebus 2 macam per keluaran Misumi itu untuk bahan percobaan saya. Rencananya 1 unit per untuk valve spring dan satu lagi untuk per katup pelepasan (exhaust valve spring). Tidak lupa kalau riset saya gagal, saya juga menebus satu valve spring Sharp "Asli". Yang terakhir ini saya pilih yang finishingnya paling rapi dan lebih rigid. Dalam pikiran saya, seandainya berhasil akan sangat serasi dan menjual (walaupun tidak untuk dijual). Senapan Jepang dengan per Jepang.
Gambar 3. Pilihan per Misumi di Toko yang Saya Datangi. Biasa Diterapkan pada Senapan PCP. |
Per Misumi yang saya gunakan ada dua macam. Untuk per valve spring saya pakai warna cream dan untuk katup exhaust valve spring saya pakai warna hijau. Logikanya per sebagai valve spring harus cukup rigid untuk dapat sesegera mungkin menekan bola jika tekanan di kolom pemampatan dan tabung resevoir sudah sama, tanpa mengorbankan kekuatan untuk mengangkat bola katup. Hal ini supaya pompanya tidak terlalu berat. Dan per sebagai exhaust valve spring harus cukup lunak dan jauh defleksinya saat udara mengalir ke dalam barrel sebelum akhirnya menutup rongga resevoir kembali. Idealnya cukup untuk membuat tekanan dalam rongga resevoir sama atau mendekati tekanan udara atmosfer dan mampu mengembalikan posisi as pentil pada tempatnya (tidak menonjol) sehingga plat "L" picu bisa kembali turun. Ini yang saya harapkan dari per yang berkualitas.
Proses pemasangan per ternyata berjalan sesuai harapan. Dimensi valve spring hampir mirip dengan punya Sharp "Asli". Memang saat menutup tabung angin, dengan cara memutar drat tabung, dirasa cukup berat. Tapi inilah yang saya harapkan, yaitu adanya tekanan yang cukup berat pada bola katup. Namun untuk exhaust valve spring ternyata ada sedikit masalah. Walaupun panjang per hampir sama dan inner diameter per cukup untuk memeluk dudukan per, namun outer diameter terlalu besar sehingga per macet di karet bumper (gambar 1H). Tapi karena fungsi bumper hanya berguna untuk menahan bumper plate (gambar 1F) saat as pentil mundur karena udara mengalir ke barrel reciever, dan asumsinya tingkat kekerasan per yang baru mampu menahan bumper plate sehingga tidak sampai menumbuk bumper, akhirnya saya putuskan mengganti bumper dengan 2 o-ring yang dipasang pararel berhimpit (lupa bekas apa). O-ring ini memiliki inner diameter yang lebih besar tapi cukup untuk disematkan dalam spacer (gambar 1G).
Gambar 4. Valve Spring: Atas. Perbandingan Panjang; Bawah. Perbandingan Diameter. |
Gambar 5. Exhaust Valve Spring. Per Dapat Masuk pada Dudukan. Atas. Perbandingan Panjang; Bawah. Perbandingan Diameter. |
Tes awal menunjukkan fungsi pengisian berjalan baik. Senapan bisa dipompa lebih dari satu kali dan tidak ada aliran balik saat piston ditarik. Senyum-senyum senang . Lalu saat plat "L" didorong, ternyata pelepasan angin terasa lengkap dan posisi as kembali tepat pada tempatnya. Senyuman makin lebar. "Tidak jadi mubazir membeli per mahal nih", Pikirku. Lah, terus per "Asli"-nya mau dike-manakan?
Karena per pendorong plat "L" (sear spring) sudah lemah juga, dan ternyata diameter valve spring tadi hampir sama dengan sear spring bawaan, akhirnya saya putuskan untuk ganti sear spring dengan valve spring "Asli" yang sudah saya beli tadi. Pertimbangannya dengan tingkat rigiditas valve spring yang melebihi bawaan sear spring, mungkin kemampuan recoil plat "L" akan lebih konsisten. Apalagi plat "L" yang saya miliki sudah mulai tidak tegak lurus karena stres metal menahun akibat menahan tekanan as pentil. Walaupun sudah diminyaki masih sering macet dan tidak mau turun.
Gambar 6. Plat "L" dan Sear Spring Bawaan serta Kedudukan Relatif terhadap Trigger Unit dan Tabung Angin. |
Caranya valve spring saya potong seukuran sear spring bawaan, namun dilebihkan sekitar 2 ulir. Saya panaskan di atas kompor gas sampai membara lalu jepit dengan tang sampai kelebihan ulir tadi berimpit. Hasilnya pas benar bertengger di dudukan sear spring dan kuat mengembalikan plat "L" kembali pada posisinya.
Gambar 7. Sear Spring (Kiri Per Bawaan yang Sudah Diganti Kualitas KW. Tengah Per Hasil Modifikasi. Kanan Per yang Belum Dimodifikasi). Atas. Perbandingan Panjang; Bawah. Perbandingan Diameter. |
Tes skala lengkap menunjukkan fungsi pengisian berjalan baik. Udara yang dihasilkan setiap tembakan terasa konsisten karena tidak ada kebocoran. Suara terdengar lebih redam pada pompaan di atas 5x karena bumper plate tidak sampai menghantam bumper. Saya coba pompa sampai 8x, setelah ditembakkan lalu saya coba tekan picu lagi ternyata tidak ada sisa udara tekan.Artinya waktu defleksi exhaust valve spring cukup untuk melepaskan semua tekanan udara. Grouping lebih rapat pada jumlah pompaan yang tidak terlalu banyak karena muzzle energy mungkin lebih konsisten. Itulah goalnya! Ditambah gejala misfilling menghilang atau minimal berkurang kerena posisi as pentil dan plat "L" hampir selalu konsisten kembali. Uji pengisian 1 pompaan yang dibiarkan 1-2 haripun lulus. Masih bisa menyimpan udara walaupun telah diinapkan (tidak bisa lebih dari 2 hari karena sering latihan tembak target. Hehehe). Jadi fungsi jepitan o-ring exhaust valve seal pada as pentil terbantu dengan tekanan valve spring tadi.
Gambar 8. Hasil Grouping 5 Tembakan Setelah Pemasangan Per Baru. Pellet RWS Superdome, Jarak 18m Outdoor, 5x Pompa. Diameter Group sekitar 11mm (Center-to-Center). |
Namun ubahan ini bukannya tanpa kekurangan. Usaha memompa relatif menjadi lebih keras dan timbul suara gemeretak valve spring saat bola terangkat. Dan setelah beberapa puluh kali tembakan, ternyata lapisan berwarna exhaust valve spring mulai rontok akibat defleksi dan recoil keras berulang dari bumper plate yang diredam per ini. Namun yang saya rasakan, performa per ini tidak berkurang walaupun pelapisnya rontok.
Apakah saya puas? Ya, Saya sangat puas dan berani menyarankannya pada yang memiliki masalah serupa. Dan jika berminat melakukan ubahan ini, bersiap menebus per Misumi yang dihargai di kota saya 50 ribu untuk warna cream, 35 ribu untuk warna hijau, dan per "Asli" seharga 6 ribu (Harga Mid-2013).
Semoga berguna. Terbuka untuk pertanyaan dan masukkan. Maaf untuk koleksi gambar yang terbatas karena kalau sudah kerja suka lupa foto-foto. Maklum saja masih pemula jadi suka panik kalau lihat parts berceceran.
.
1 komentar :
Masih awet gan sampai sekarang? Jarak efektif berapa ya?
Posting Komentar