Jumat, 29 Januari 2016

Menciptakan Komunitas Senapan Angin

Selamat tahun baru bagi kita semua. Tidak terasa sudah lama sejak posting terakhir saya unggah ke blog saya. Lama sudah saya berhenti menilik blog saya karena saya membutuhkan waktu untuk mengerjakan beberapa hal yang menjadi prioritas.
Pada tahun yang baru ini saya berharap perkembangan dunia senapan angin di Indonesia semakin menggembirakan. Walaupun pada awal tahun ini ibu kota diguncang teror bom yang cukup merisaukan bagi bangsa ini. Dan bagi pemilik senapan angin seperti kita semua pastinya memiliki kesan tersendiri karena aktifitas hobi kita otomatis terkendala akibat peningkatan kewaspadaan nasional akhir-akhir ini.
Pada posting saat ini saya berkesempatan bercerita mengenai kegiatan saya di awal tahun yang sempat terpengaruh juga dengan aktifitas teroris di ibu kota pertengahan Januari kemarin.





Awal Tahun Artinya Komitmen Baru
Awal tahun ini saya dan beberapa kawan dari komunitas senapan angin di Kecamatan Lembang berniat untuk mengumpulkan anggota bagi pembentukan suatu perkumpulan yang lebih mapan. Sudah lama komunitas senapan angin di daerah lembang yang dimotori oleh Lembang Air Rifle Club (LARC) kosong kegiatan. Sedangkan kerinduan untuk membawa komunitas senapan angin di daerah ini menuju tingkat yang lebih tinggi sangatlah besar terutama di kalangan pendahulu di LARC. Untuk menghidupkan kembali kegiatan senapan angin di daerah Lembang dan membawanya ke arah yang lebih baik tentunya dibutuhkan penyegaran anggota baru dan komitmen baru.
Untuk menarik minat calon anggota, maka kami berniat mengadakan suatu acara yang dapat menarik minat berkumpul dari kawan-kawan lama yang sedang reses di dunia menembak senapan angin maupun orang-orang baru yang biasa menembak sendiri. Dari akhir tahun 2015 kami membulatkan tekad untuk mengadakan suatu perlombaan kecil-kecilan pada bulan Januari 2016.
Pada awal bulan Januari kami menetapkan tanggal 17 Januari sebagai waktu diadakannya hajat kami. Berbagai persiapan telah kami susun seperti panitia, format acara, tempat dan penggalangan dana. Namun pada hari yang naas itu, dua hari menjelang acara digelar, acara menjadi tidak menentu. Situasi keamanan begitu mencekam terutama bagi kami yang berurusan dengan daerah abu-abu dari perijinan senapan angin ini.
Saking besarnya pengawasan lingkungan dari aparat kepolisian sebagai kelanjutan dari aksi teror di Jakarta, salah satu anggota panitia sempat merasakan suasana kantor polisi karena dimintai keterangan mengenai kepemilikan senapan angin.
Ceritanya polisi sedang menyisir lingkungan tempat tinggal kawan kami ini sebagai respon atas perintah siaga 1. Dari penyisiran tersebut ditemukanlah sepucuk senapan angin Sharp Tiger dari yang bersangkutan. Kawan kami yang sedang asyik berlatih dengan senapannya untuk menghadapi perlombaan kemudian ditanyai mengenai senapan angin ini. Lalu senapan tersebut beserta pemiliknya diajak ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Rupanya polisi merasa harus meminta keterangan lebih lanjut dari kawan kami karena ketua lingkungan di tempat kawan kami tinggal merasa terganggu dengan aktifitas latihan kawan kami yang dianggap kurang aman. Setelah kawan kami memberi keterangan mengenai jenis senapannya dan berjanji melakukan kegiatan hobi-nya dengan aman, juga berkat kebijaksanaan aparat polisi di Kecamatan Lembang yang memang biasa berurusan dengan senapan angin, kawan kami dilepaskan beserta senapan angin miliknya tanpa biaya sepeser pun.
Setelah menimbang pengalaman kawan kami dan begitu besarnya komitmen dari panitia, maka acara tetap kami gulirkan walaupun hanya berselisih dua hari dari kejadian di Jakarta. Acara kembali bergulir dengan catatan pihak lingkungan tempat acara diadakan mengetahui dan panitia memegang surat bukti pemberitahuan dari ketua lingkungan dan pemilik lahan tempat diadakan acara. Dan syukurnya berbagai pihak terkait menyambut baik. Dan bak gayung bersambut, masalah perijinan selesai sehingga pada waktunya acara dapat berlangsung.
Di sinilah komitmen panitia terutama yang berasal dari Kota Bandung begitu teruji karena membawa senapan di kendaraannya untuk menembus pemeriksaan ketat di jalan sepanjang Bandung-Lembang membutuhkan tekad kuat.

Acara Berjalan dengan Lancar
Akhirnya acara berjalan dengan lancar. Minggu pagi itu, didahului dengan doa pembukaan yang dibawakan oleh Ustad Rachmat yang juga merupakan simpatisan menembak di komunitas kami, sambutan dari perwakilan pimpinan lingkungan, dan pembacaan tata tertib, acara berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

Dengan waktu persiapan yang singkat dan situasi yang kurang menguntungkan, acara tetap berhasil digelar. Dan tanpa malu-malu terbentanglah spanduk di halaman belakang sebuah fasilitas militer.

Format acara lomba yang mengusung nomor menembak siluet metal (air rifle metallic silhouette shooting) berlangsung dari awal hingga akhir tanpa kendala. Semuanya dari panitia, peserta, keluarga maupun penduduk setempat sangat menikmati acara ini. Acara yang mengambil tempat di salah satu lapang yang menjadi lokasi latihan fasilitas militer di daerah Lembang ini seolah memanjakan kami dengan ruang terbuka yang lapang dan tanpa gangguan.

Arena menembak metal silhouette sederhana sebanyak empat lajur sepanjang 41 meter. Masih melipah untuk pengembangan lebih lanjut dan sudah memanjakan kami dengan udara yang segar serta kesunyian di tengah macetnya lalu lintas wisatawan Bandung di akhir pekan. 

Walaupun pada akhirnya hadiah utama jatuh ke tangan panitia kembali karena panitia juga merangkap sebagai peserta, namun proses kegiatan ini sendiri membawa suasana dan pengalaman baru yang menyenangkan dan juga membuat rindu bagi seluruh peserta. Terutama tujuan acara yang diselenggarakan untuk menghimpun penembak di daerah Lembang, sudah memberikan tempat bagi kelahiran embrio perkumpulan senapan angin Lembang. Komunitas yang selama ini terasa banyak namun hanya dikenal sedikit.

Pemenang masih didominasi oleh panitia. Dari kiri ke kanan memegang piagam adalah: Juara 3 - Bapak Asep Muchtar dari Lembang Bike Group, 2 - Bapak Riyadi Derajat dari Lembang Air Rifle Club. dan Juara 1 -  Saya sendiri.

Kami berharap acara lomba dan latihan bersama yang disertai dengan acara deklarasi pengaktifan kembali LARC ini akan berkelanjutan di masa yang akan datang.
Dengan acara ini akses memiliki tempat latihan yang memadai menjadi terbuka karena pemilik lahan dan lingkungan ternyata mendukung kegiatan kami. Cita-cita untuk memiliki club menembak senapan angin dan bisa mengadakan kegiatan di lapang terbuka seperti pada nomor tembak Metallic Silhouette dan Hunter Field Target yang notabene membutuhkan modal lebih besar diharapkan dapat segera terwujud. Siapa yang tahu mana kala suatu saat nanti perkumpulan ini bisa menjadi tuan rumah untuk kegiatan antar club menembak tingkat daerah maupun nasional.

Peserta yang masih bertahan sampai akhir cukup banyak dan menunjukkan bahwa acara ini sangat menghibur.

Hikmah dari Kegiatan Ini
Tiada niatan tanpa kendala. Namun kendala lah yang membuat niat menjadi tekad dan tekad menghasilkan manfaat. Segala rintangan yang ditinjau kembali dapat memberi pembelajaran bagi yang menjalaninya. Begitupun bagi saya dan blog ini yang selalu menjadi catatan terbuka bagi pembelajaran di dunia senapan angin.
Pembelajaran yang bisa saya petik adalah janganlah terlalu berhitung untuk kegiatan yang dirasakan sebagai suatu hobi. Dalam suatu kegiatan hobi seperti ini terutama dengan latar belakang pekerjaan dan ekonomi dari suatu komunitas, perhitungan bisnis maupun untung rugi tidak bisa diterapkan secara gamblang. Tentunya kita harus memiliki perhitungan dalam diri sendiri mengenai kemampuan keuangan dan waktu kita. Namun berusahalah memberi apa yang bisa kita berikan untuk menunjang kebersamaan dan jalannya hobi yang terbilang tidak terlalu murah ini. Kebesaran hati untuk banyak memberi dan sedikit menuntut akan terbayar dengan kesenangan berkelompok yang sulit dibeli dengan uang.

Panitia yang bekerja tiada lelah dan cenderung mengabaikan kesehatan dirinya sendiri. Sejak pagi-pagi sekali sudah mulai menyusun target untuk silhouette metal. Bahkan untuk urusan akurasi senapan sendiri terlupakan karena tidak ada waktu untuk zeroing.

Saking semangat dan berdedikasi, Bapak Lukas yang sibuk semalaman menekuk dan mengelas alas target harus mencuri waktu untuk tidur di sela-sela pertandingan. Bagi panitia yang lain, sakit akibat kelelahan adalah wajar.

Pembelajaran lainnya adalah jangan menutup diri. Kita tahu bersama bahwa dunia senapan angin adalah dunia abu-abu dari aspek legalitas di ranah hukum Indonesia. Selalu berkoordinasi dengan aparat terkait, minimal dari aparat sipil tingkat lingkungan. Polisi bukan kumpulan orang bodoh dan tamak yang bisa dijadikan lawan bermain kucing-kucingan. Polisi bertindak dengan dasar aduan. Maka pastikan kegiatan kita tidak merugikan masyarakat dan diketahui tokoh masyarakat di bumi mana kita berpijak.
Rangkaian foto di bawah ini adalah sekedar cuplikan untuk mengenang event lomba pertama yang digarap oleh komunitas senapan angin Lembang. Semoga bermanfaat. Terbuka untuk berbagai pertanyaan dan masukan.

Peserta mulai melakukan zeroing di area yang telah disediakan sebelum acara dibuka.

Acara diawali dengan pembacaan tata tertib.

Senapan para peserta dikumpulkan untuk diperiksa oleh tim juri, diwakili oleh Bapak Dwi. Kesalahan berbuntut gangguan teknis banyak peserta adalah senapan terlalu lama dijemur di bawah terik matahari. Suatu pembelajaran bagi panitia untuk kegiatan yang akan datang.

Salah satu adegan jalannya pertandingan dan score card yang digunakan. Berusaha tampil profesional di tengah keterbatasan.
Adegan pertandingan babak final di mana 8 besar penembak dihadapkan kembali. Jangan membayangkan acara perlombaan ini seperti acara resmi! Aturan acara ini walaupun berusaha mengikuti aturan baku namun tetap memberi banyak kelonggaran agar suasana santai tercipta dan semua peserta yang tidak pernah mengikuti lomba sebelumnya tetap bisa menikmati suasana kompetisi tanpa ketegangan berlebihan. Bahkan dengan kelonggaran yang diberikan, seperti posisi menembak yang dibebaskan, nilai yang tercipta tidaklah tinggi. Tidak ada yang mencapai 50%. Hal yang mengherankan karena bilamana orang-orang ini pergi berburu hasilnya sangat berlimpah.

Sesepuh Lembang Air Rifle Club (LARC) yaitu Bapak Riyadi (kiri) dan Bapak Lucky (kanan) bertindak sebagai Pemimpin Pertandingan.


Bapak Lucky Sultana sebagai ketua panitia merangkap pemimpin pertandingan sedang beraksi sebagai peserta dengan senapan Sharp Ace. Pria dengan keterbatasan fisik akibat masalah kesehatan dan umur masih ingin memberi 101% untuk keberlangsungan komunitas senapan angin di daerah ini.

Saya sedang beraksi dengan Lusi, HW 77 yang menjadi andalan saya untuk tembak target. Satu-satunya senapan per yang turun di perlombaan hari itu dan anehnya menjadi juara. Senapan piston lainnya adalah senapan Crosman Fury dengan mekanisme Nitro Piston milik Bapak Deni.

Bapak Riyadi beraksi dengan senapan Benjamin Sheridan 397 PA dan berhasil memenangkan juara ke-2. Mengejutkan untuk senapan yang tidak pernah dimaksudkan sebagai senapan target.

Bapak Asep Muchtar dengan senapan custom buatan sendiri yang mengadopsi laras Diana 50. Salah satu  kreatifitas orang Lembang yang terbukti mengantarkan dirinya memenangkan juara ke-3. Senapan ini hanya bisa digunakan oleh beliau seorang karena spesifikasi yang tidak umum. Saat kebanyakan orang menjagal laras lama untuk dijadikan senapan PCP, orang ini berpikiran berbeda. Silinder pompa dari stainless steel berdiameter besar untuk memampatkan udara di tabung kompresi yang kecil bukan perkara mudah untuk dipompa. 

Acara makan siang bersama dengan menu nasi liwet dan lauk sederhana khas pedesaan Jawa Barat mempererat keakraban di antara kami. Rasanya tidak ditemukan di lomba manapun yang berorientasi keuntungan. Makan siang yang disediakan dengan memberdayakan ibu-ibu di lingkungan warga setempat dimaksudkan untuk melibatkan warga setempat dalam kegiatan kami.

Tidak ada komentar :