Sabtu, 07 September 2013

Uji Mimis Lokal Bagian 1: Mimis Murah Kemasan Ekonomis

Selamat datang krisis neraca perdagangan. Nilai tukar Rupiah semakin melemah dan mecoba bertahan terhadap US Dollar. Para importir menahan diri. Semua orang akan menentukan skala prioritas dan akibatnya komoditas hobi termasuk senapan angin pun akan terkena dampaknya bila krisis ini berlanjut. Barang-barang fast moving seperti mimis impor yang pertama-tama akan merasakan dampak krisis ini. Bagi pengguna mimis impor mungkin akan berpikir untuk berpaling ke mimis lokal. Namun masalahnya apakah ada produk lokal yang layak untuk menggantikan kualitas produk impor khususnya mimis dari Eropa?
Kata seorang sahabat, mimis itu ibarat nasi. Itu kebutuhan pokok bagi seorang penembak. Semua orang pasti menginginkan mimis yang terbaik selayaknya nasi terenak yang bisa disantapnya setiap hari. Namun harga yang masuk akal  harus menjadi pegangan karena anggaran belanjanya yang rutin. Apalagi bagi seorang penembak target kertas yang menghabiskan banyak sekali mimis tanpa mengecap gurihnya daging burung, musang ataupun babi hutan.
Mendengar kata lokal, yang terbayang di benak kebanyakan orang adalah produk yang berkulitas rendah, dibuat asal-asalan, tidak bisa diandalkan dan satu-satunya alasan kenapa ada yang memilihnya karena ditawarkan dengan harga murah. Bahkan kata lokal sepertinya menjadi sinonim untuk barang jelek. Terus terang saya terganggu dengan perkembangan penggunaan istilah "lokal" ini di dunia perdagangan. Melalui postingan kali ini, saya mencoba mencari tahu kebenaran anggapan ini khususnya anggapan mengenai rendahnya kualitas mimis buatan Indonesia. Semoga ada harapan bagi saya.

Pada seri postingan kali ini saya akan mengulas penggunaan beberapa mimis buatan Indonesia yang bisa saya temui di pasaran. Adapun untuk postingan kali ini saya akan menguji dimensi dan keseragaman mimis itu. Mimis yang saya pilih hanya mimis yang ditawarkan dalam kemasan karton karena pada segmen inilah banyak produsen yang bersaing dan tentunya karena harga yang murah.
Dari penelusuran saya di toko-toko seputaran kota saya, saya mendapat banyak jenis mimis ini. Saya beli semua yang memiliki profil hidung dome atau yang mendekati dome, lalu saya bandingkan profil, dimensi dan uji keseragaman berat dari 10 sampel mimis yang diambil secara acak. Saya menyukai profil hidung dome karena spektrum akurasinya yang cukup luas. Bisa digunakan untuk tembak target jarak dekat sampai jarak jauh (saya biasa berlatih di jarak 20-25 m). Dan tanpa panjang lebar lagi inilah laporan saya.

Koleksi Mimis Made In Indonesia
Saya membeli berbagai macam mimis buatan Indonesia dari 2 toko yang terkenal di kalangan hobiis senapan angin kelas menengah di kota saya. Dari dua toko tersebut saya mendapatkan mimis ini (harga September 2013):
Gambar 1. Hasil Perburuan Mimis Buatan Indonesia di Kota Saya. Percayakah anda perusahaan sekelas RWS dan Beeman yang tidak memiliki distributor resmi di Indonesia menyediakan kemasan ekonomis ini?
  1. Gay ............................................... Rp 6,000.
  2. BWS Superdome .......................... Rp 5,000.
  3. Target ........................................... Rp. 11,000.
  4. Monsterdome ................................ Rp. 5,500.
  5. Elephant Black Sniper .................... Rp. 6,000.
  6. BWS MD ...................................... Rp. 5,500.
  7. Sharp Ram Jet (kemasan kardus).... Rp. 3,000.
  8. RWS New Black Sniper ................ Rp. 6,500.
  9. BWS Master Dome ....................... Rp. 5,500.
  10. Elephant Match Maximum .............. Rp. 6,500.
  11. Beeman Super X ............................ Rp. 17,000.
Tentu saja masih ada beberapa jenis mimis lain yang tidak saya beli karena saya hanya mengkhususkan observasi saya kali ini untuk profil hidung dome atau yang mendekatinya.
Untuk seri postingan kali ini saya hanya akan membahas sekilas profil dan dimensi dari masing-masing mimis. Dan untuk kepentingan tersebut saya dibantu dengan dua buah instrumen ukur yaitu timbangan perhiasan dengan tingkat akurasi 0,01 gram. Tidak terlalu bagus untuk menghitung dalam skala grain. Tapi semoga cukup untuk memberi gambaran tentang perbedaan dan keseragaman mimis. Instrumen berikutnya adalah jangka sorong plastik manual yang saya biasa gunakan untuk menghitung lebar group-shot. Jangka sorong ini memiliki akurasi sampai 0,05 mm.

Gambar 2. Timbangan Digital Merk Sonic Buatan Taiwan. Tingkat akurasi diklaim mencapai 0.01 gram. Untuk skala grain tidak terlalu bisa dipercaya.

Sebagai pembanding dengan mimis impor saya masukkan juga data pengukuran saya terhadap mimis JSB Exact RS .177" 7,33 gr. Mimis produksi JSB sudah terkenal dengan proses produksi dan seleksinya yang sangat ketat sehingga banyak dipercaya oleh mayoritas atlet menembak internasional. Hasil pengukuran saya proses dalam Microsoft Excel lalu ditampilkan dalam gambar berikut.

Tabel 1. Profil Kepala dan Rok Berbagai Mimis Indonesia. Keberadaan mimis tanah air minim perijinan. Alasan menekan harga atau ketidakseriusan produsen?


Tampak dari data di atas bahwa kebanyakan produsen mimis tanah air menyukai profil rok (skirt) mimis yang bergaris (ribbed). Timbul pertanyaan, kenapa profil rok bergaris dipilih? Setelah riset on-line sejenak pada berbagai forum ternyata profil rok bergaris dipilih pada kebanyakan mimis murah sehubungan dengan bagaimana mimis itu dibuat. Pada mulanya, dan masih juga digunakan pada produksi massal saat ini, mimis dibentuk dari plat timah yang dicetak bundar seperti mangkok lalu digulung (roll) untuk membentuk pinggangnya (waist). Pola garis ini berguna saat proses penggulungan ini supaya tidak selip. Proses ini dikatakan lebih murah dari pada proses lainnya yang menggunakan kawat timah yang dipotong-potong lalu dibentuk bola untuk kemudian dicetak membentuk mimis (swagged). Hal ini menjadi masuk akal mengingat perilaku produsen Indonesia yang rata-rata enggan berinvestasi pada alat produksi yang mahal. Jangankan berpikir memiliki alat mahal, investasi pada perijinan yang menjadi modal kelanggengan usaha saja sepertinya tidak mau. Terlihat dari minimnya jumlah produsen yang memiliki nomor registrasi tercetak pada kemasannya. Namun kejanggalan pada isu produksi murah adalah profil ini ditemukan pula pada mimis RWS Superdome dan H&N Sports Spitzkugel .177"-.22" asli buatan Jerman. Sedangkan diketahui bahwa kedua pabrikan tersebut memiliki teknologi dan komitmen yang cukup mumpuni sehingga isu teknologi murah bisa disingkirkan.
Dari lain kubu ada juga yang berpendapat bahwa profil rok bergaris memiliki keunggulan karena memberikan kemudahan saat rok mengembang membentuk seal pada saat meluncur dalam laras. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa profil ini membantu aliran udara sekitar daerah pinggang menjadi lebih laminar sehingga lebih mulus dan meningkatkan kecepatan maupun kestabilan mimis saat meluncur. Namun pada kenyatannya, mimis seperti untuk keperluan kejuaraan (match line atau professional line) dari RWS, H&N Sports, dan JSB tidak mengadopsi profil ini. Sebuah wacana yang perlu dipertimbangkan.

Tabel 2. Dimensi Berbagai Mimis Indonesia. Superlebar dan supertipis tersedia. Manakah yang sekiranya akan lebih unggul?

Diketahui bahwa fungsi rok dari suatu mimis bukan hanya untuk menstabilkan terbang mimis. Rok dari mimis memiliki fungsi membentuk seal saat tekanan udara mendorong mimis maju sepanjang laras. Itulah mengapa diameter rok mimis sengaja dibuat lebih panjang dari diameter definitif laras (dalam hal ini 4.5 mm).  Pembentukan seal dari rok mimis ini terjadi saat mimis dipaksa masuk saat didorong oleh grendel (bolt) pada senapan pneumatik atau didorong menggunakan jari/alat khusus pada senapan per. Konsekuensi logisnya tentu saja penampang rok, yang dalam batasan ukuran tertentu, didapati lebih luas dan lebih tipis dapat secara mudah membentuk seal ini.

Tabel 3. Distribusi Berat dan Analisis Statistik Sederhana dari 10 Sampel Masing-masing Merk Mimis. Mimis tanah air bisa saja ditawarkan dengan berat yang seragam. Ditunjukkan dengan standar deviasi yang kecil. Data menarik juga ditunjukkan dari produsen BWS, yang bila benar itu nama satu perusahaan nyata, menunjukkan praktek penyortiran mimis dan melepaskan dalam dua kelas produk berbeda yaitu Master Dome untuk kualitas 1 dan MD untuk kualitas 2.

Sudah lama diketahui bahwa mimis yang akurat adalah mimis yang seragam dalam bentuk dan beratnya. Seorang atlit menembak melakukan penyortiran terhadap mimis yang dipakainya salah satu caranya dengan menimbang dan mengelompokkan mimis yang akan digunakannya pada kelompok berat yang sama. Bahkan perusahaan sekelas JSB, yang berkomitmen pada akurasi produksinya, sengaja memperkerjakan 20 orang yang khusus menangani kontrol produksi akhir terhadap semua mimisnya. Dan salah satu variabel yang dikontrolnya adalah keseragaman berat. Dapat disimpulkan salah satu modalitas dalam akurasi mimis adalah keseragaman berat.

Kesimpulan Sementara
Kembali pada pengantar postingan kali ini. Intinya apakah ada mimis yang cukup berkualitas pada mimis produksi dalam negeri?
Jika melihat beberapa variabel yang telah dipaparkan di atas tentu saja jawabannya mungkin saja. Produsen mimis kita bisa saja membuat mimis yang cukup seragam beratnya dan tipis profil roknya. Walaupun kedua variabel penting ini tidak pada produk yang sama tapi hal ini memungkinkan.
Sisi lainnya yang cukup mengganggu adalah strategi dagang yang diterapkan sebagian produsen tanah air. Alih-alih menciptakan merk sendiri, malahan percaya bahwa meniru kemasan seolah-olah sama dengan produk impor yang telah mapan, atau bahkan menyalin logo perusahaan lain secara mentah-mentah, akan meningkatkan penjualan atau kepercayaan pembeli. Dari sinilah bukti budaya KW memang berakar di masyarakat kita. Hal ini bisa juga jadi petanda bahwa sebagian produsen sendiri memang tidak punya itikad baik dalam produksinya, tidak percaya kualitas barang produksinya sendiri, atau bahkan yang menyakitkan hati adalah menganggap konsumennya adalah hanya sekumpulan orang bodoh. Saya pikir di jaman keterbukaan informasi seperti ini pemikiran terakhir akan segera punah. Belum lagi permasalahan perijinan yang membuktikan ketidakseriusan sebagian produsen dalam kelanggengan usahanya dan menimbulkan kecurigaan bahwa motif usahanya bersifat oportunis.
Pada postingan berikutnya akan kita bahas profil masing-masing mimis secara lebih mendalam. Terbuka untuk masukan dan pertanyaan.

Bagian 2 Profil dan Kemasan

Tidak ada komentar :