Jika anda termasuk rajin menyusuri web dan mencari informasi tentang senapan-senapan angin yang baru diproduksi dan dikenalkan ke pasaran, tentunya anda menemukan bahwa jumlahnya tidak banyak. Minimal tidak sebanyak barang-barang yang lebih umum dikonsumsi seperti telepon seluler ataupun produk otomotif. Bahkan lebih sedikit lagi produk-produk senapan angin baru yang diserap oleh pasar dan mendapatkan perhatian dan tinjauan menarik. Baik tinjauan dari kubu belahan dunia Eropa maupun Amerika. Dari beberapa gelintir produk baru senapan angin itu, yang mendapat tinjauan menarik menurut saya, dan ajaibnya tersedia di tanah air adalah Walther LGV 2012. Senapan angin per model patah laras yang diproduksi oleh Umarex Jerman. Saya bilang ajaib karena di tengah terbatasnya lingkup pergerakan hobi senapan angin dan penikmatnya di Indonesia, ternyata ada seorang yang saya temukan bisa mendatangkan senapan angin ini di tanah air. Minimal yang saya tahu.
Sekilas tentang Walther LGV
Walther LGV sendiri adalah nama besar di dunia senapan angin kelas pertandingan (match air rifle). Walther LGV sendiri aslinya diperkenalkan pada tahun 1964 yang merupakan puncak pengembangan dari seri senapan angin per LG 53 dan LG 55. Di puncak publikasinya senapan angin jenis LG 55 ini membawa tim kejuaraan menembak senapan angin beregu pria Swiss memenangkan medali emas di event paling bergengsi 4 tahunan ISSF, yaitu World Shooting Championship. Kala itu event ini diselenggarakan di Weisbaden - Jerman dan menyelenggarakan 2 event pertandingan di kelas 10 metre air rifle match (kategori menembak individual putra dan beregu putra).
Walaupun setelahnya di bawah nama LGV sendiri Walther tidak mencatat gelar di level puncak kegiatan ISSF (baik World Shooting Championship maupun Olimpiade musim panas), namun di puncak kejayaan senapan angin per level air rifle match kala itu nama LGV sangat diperhitungkan. Pada periode kejayaan senapan angin jenis per kala itu (antara dekade 60an hingga 70an), Walther berhasil menciptakan senapan per yang minim recoil, puntiran maupun vibrasi yang merupakan sifat alami dari desain senapan per tradisional. Puncaknya pada tahun 1968 lahir LGV-S (Spezial) dengan teknologi inovatif kompleks yang menambahkan 2 per pendek untuk meredam recoil, popor kelas pertandingan yang berat (konsep ini relatif baru dengan butt plate yang dapat diatur ketinggiannya), dan picu yang dapat diatur panjang langkah tarikannya.
Sebagai perbandingan dan bayangan akan sengitnya industri senapan angin kelas air rifle match periode 60-70an, pada masa itu terdapat empat pabrikan asal Jerman yang berasal dari wilayah yang sama mendominasi. Yaitu Anschutz, Diana, Feinwerkbau, dan Walther. Pada era sebelum populernya teknologi senapan pre charge pneumatic (PCP) itu, semua bermain dengan jenis senapan per yang terkenal karena kemudahan operasionalnya dan konsistensi kecepatannya. Pada masa itu para produsen kenamaan ini berusaha menjinakkan karakter recoil dan vibrasi senapan angin per dan isu barrel droop. Pencapaian teknologi kala itu berada di seputar penggunaan laras tetap (fixed barrel) penerapan recoil brake oleh Anchutz (model 220 dan 250), double piston oleh Diana (Model 60, Diana menggunakan tipe patah laras), ataupun mekanisme anti recoil sederhana berupa rel yang dianut Feinwerkbau (FWB 300). Saat itu Walther LGV (bersama Diana) tetap menggunakan mekanisme patah laras dengan diimbangi pengaplikasian tuas penahan laras dan menggunakan per tambahan yang kompleks. Teknologi ini berhasil baik waktu itu dan sayangnya dihargai dengan sangat mahal.
Walther LGV sendiri pada akhir masa jayanya menjadi korban dari adik sekandungnya. Di tahun 1974 Walther mengeluarkan konsep senapan pertandingan baru yang revolusioner yaitu dengan mekanisme pneumatik (single stroke pneumatic). Walther mengeluarkan seri LGR yang memecahkan berbagai catatan kejuaraan menembak baik beregu maupun individual dan membawa arah persaingan produsen senapan angin pertandingan ke arah pneumatik. Bahkan keberhasilan senapan angin pneumatik ini membuat ISSF meninjau ukuran sasaran 10 metre air rifle match sehingga akhirnya ukurannya diperkecil untuk meningkatkan level persaingan. Dengan keberhasilan senapan angin pneumatik, maka berakhirlah kejayaan senapan angin per di level air rifle match dengan gelar emas terakhir yang disumbangkan senapan per disumbangkan oleh nomor menembak putri individual pada olimpiade 1984 (saat itu menggunakan Anschutz LG380).
Walther LGV Masa Kini
Dengan populernya dan semakin murahnya senapan jenis PCP masa kini, maka perkembangan senapan per di dunia air rifle match tampaknya telah terhenti. Namun perkembangan di dunia senapan angin sporting (untuk keperluan rekreasional dan berburu) tampaknya masih menyisakan ruang untuk berkembang pada masa ini. Para penggemar senapan angin masa kini masih menginginkan senapan angin dengan keakuratan senapan angin pertandingan dan kekuatan setara senapan PCP namun dengan kesederhanaan, kemudahan, dan kemandirian (self contained) operasional senapan per. Di sinilah peta persaingan produsen senapan angin sporting berada dan saat ini melibatkan perusahaan sekelas Diana, Gamo & BSA dan Weihrauch di Eropa juga Crosman di Amerika. Dan satu nama lama dengan rasa baru juga ikut meramaikan persaingan yaitu Walther.
Walther sendiri telah dibeli oleh Umarex pada tahun 1993 yang sejatinya adalah produsen senapan replika dan berbagai senjata untuk kepentingan rekreasional (seperti airsoft gun, CO2, BB dan senapan angin sekelas plinking). Sejak itu produksinya termasuk senapan angin berjalan dengan manajemen baru namun terus menyertakan merk dagang Walther. Karena fokus pemasaran Umarex sendiri berada pada kelas sporting, maka menghadirkan kembali LGV dengan harga yang "relatif" terjangkau di kalangan penggemar senapan sporting dirasakan masuk akal. Bagaimanapun mereka berhak karena merekalah sekarang pemilik perusahaan. Berhak baik untuk nama, teknologi dan sejarahnya. Maka pada tahun 2012 yang lalu telah dilepaskanlah ke pasaran Walther LGV baru dengan 5 varian dan dua pilihan kaliber (4.5 dan 5.5 mm).
Walther LGV sendiri dikatakan diproduksi bukan di pabrik yang menelurkan produk senjata api maupun senapan PCP kelas pertandingan di mana Walther yang sejati diproduksi (di Ulm an der Donau, Baden Wuerttemberg, Jerman). Namun Walther LGV diproduksi di fasilitas yang aslinya milik Umarex (di Arnsberg, North Rhine Westphalia, masih di Jerman juga).
Dalam 2 tahun perjalanannya, terlepas dari mana ide produksinya ini datang dan di mana senapan ini diproduksi, ternyata produk ini telah diterima baik di kalangan pecinta senapan angin. Berbagai ulasan positif telah dipublikasikan baik melalui sumber-sumber independen maupun sumber yang dicurigai mendapat pengaruh dari jaringan raksasa Umarex. Rupanya Umarex tetap berusaha menjaga citra dan nama besar Walther sambil berusaha meningkatkan volume penjualannya. Walaupun ulasan negatif juga masih mewarnai penerimaan senapan angin baru ini terutama karena harga jualnya yang di atas senapan angin per rata-rata saat ini.
Walther LGV dan Saya
Sebagai pecinta senapan angin lokal saya juga tetap menginginkan senapan angin yang dikenal baik kualitasnya di level internasional. Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya kita mengenal dan menggunakan senapan angin impor berkualitas, obyektifitas indera kita juga terasah seiring kekayaan perpustakaan pengalaman kita sehingga kita dapat dengan mudah mengenal mana senapan angin yang berkualitas. Dan karena saya ingin melengkapi koleksi saya dengan senapan angin per tradisional, yaitu jenis patah laras, beragam keunggulan yang ditawarkan oleh Walther LGV 2012 ini adalah pilihan yang menarik bagi saya.
Sebenarnya sulit bagi saya untuk berpaling dari Weihrauch dan segudang referensi positifnya. Seperti layaknya pemilik Weihrauch, sulit biasanya bagi mereka untuk berpaling ke merk lain setelah keracunan kualitas HW. Kandidat lain dari Weihrauch untuk mengisi kekosongan koleksi saya di jenis senapan per patah laras adalah HW 80 ataupun HW 98. Namun saya rasa dengan tetap berpikiran terbuka (bisa juga dibilang berspekulasi) dan memperkaya pengalaman menggunakan berbagai produk dari berbagai produsen akan membuat saya bisa mengerti keunggulan dan kekurangan dari masing-masing produsen.
Seperti gayung bersambut rupanya di Indonesia khususnya di Jakarta terdapat salah satu seller yang menawarkan senapan ini. Sebut namanya Untung Setiawan (HP 087877888786/ PIN BB 2812144A). Walaupun saya sendiri tidak pernah bertemu langsung dan hanya memiliki nomor pin BBM-nya saja, namun entah kenapa terdapat firasat yang kuat bahwa saya akan membeli sesuatu dari seller ini. Pertama kali saya melihat profile picture-nya saat menawarkan Walther LGV 2012, maka selanjutnya saya menghitung bulan untuk bisa meminangnya. Dan akhirnya saatnya tiba bagi saya untuk bisa melakukan unboxing terhadap senapan angin impian saya ini. Transaksi berjalan lancar dan tanpa kendala. Namun karena komoditasnya jarang dan sulit ditemui, rasanya harga tidak bisa ditawar terlalu banyak karena kita tidak memiliki acuan di Indonesia. Namun Bung Untung punya beberapa bonus yang membuat perasaan pembelinya merasa untung membeli dari Untung.
Selanjutnya seperti biasa biarlah gambar-gambar di bawah ini yang bercerita. Semoga berguna dan mohon maaf untuk kali ini saya tidak menerima pertanyaan, terutama mengenai harga. Anda bisa langsung saja bertanya kepada penjualnya.
Sekilas tentang Walther LGV
Walther LGV sendiri adalah nama besar di dunia senapan angin kelas pertandingan (match air rifle). Walther LGV sendiri aslinya diperkenalkan pada tahun 1964 yang merupakan puncak pengembangan dari seri senapan angin per LG 53 dan LG 55. Di puncak publikasinya senapan angin jenis LG 55 ini membawa tim kejuaraan menembak senapan angin beregu pria Swiss memenangkan medali emas di event paling bergengsi 4 tahunan ISSF, yaitu World Shooting Championship. Kala itu event ini diselenggarakan di Weisbaden - Jerman dan menyelenggarakan 2 event pertandingan di kelas 10 metre air rifle match (kategori menembak individual putra dan beregu putra).
Walaupun setelahnya di bawah nama LGV sendiri Walther tidak mencatat gelar di level puncak kegiatan ISSF (baik World Shooting Championship maupun Olimpiade musim panas), namun di puncak kejayaan senapan angin per level air rifle match kala itu nama LGV sangat diperhitungkan. Pada periode kejayaan senapan angin jenis per kala itu (antara dekade 60an hingga 70an), Walther berhasil menciptakan senapan per yang minim recoil, puntiran maupun vibrasi yang merupakan sifat alami dari desain senapan per tradisional. Puncaknya pada tahun 1968 lahir LGV-S (Spezial) dengan teknologi inovatif kompleks yang menambahkan 2 per pendek untuk meredam recoil, popor kelas pertandingan yang berat (konsep ini relatif baru dengan butt plate yang dapat diatur ketinggiannya), dan picu yang dapat diatur panjang langkah tarikannya.
Sebagai perbandingan dan bayangan akan sengitnya industri senapan angin kelas air rifle match periode 60-70an, pada masa itu terdapat empat pabrikan asal Jerman yang berasal dari wilayah yang sama mendominasi. Yaitu Anschutz, Diana, Feinwerkbau, dan Walther. Pada era sebelum populernya teknologi senapan pre charge pneumatic (PCP) itu, semua bermain dengan jenis senapan per yang terkenal karena kemudahan operasionalnya dan konsistensi kecepatannya. Pada masa itu para produsen kenamaan ini berusaha menjinakkan karakter recoil dan vibrasi senapan angin per dan isu barrel droop. Pencapaian teknologi kala itu berada di seputar penggunaan laras tetap (fixed barrel) penerapan recoil brake oleh Anchutz (model 220 dan 250), double piston oleh Diana (Model 60, Diana menggunakan tipe patah laras), ataupun mekanisme anti recoil sederhana berupa rel yang dianut Feinwerkbau (FWB 300). Saat itu Walther LGV (bersama Diana) tetap menggunakan mekanisme patah laras dengan diimbangi pengaplikasian tuas penahan laras dan menggunakan per tambahan yang kompleks. Teknologi ini berhasil baik waktu itu dan sayangnya dihargai dengan sangat mahal.
Walther LGV sendiri pada akhir masa jayanya menjadi korban dari adik sekandungnya. Di tahun 1974 Walther mengeluarkan konsep senapan pertandingan baru yang revolusioner yaitu dengan mekanisme pneumatik (single stroke pneumatic). Walther mengeluarkan seri LGR yang memecahkan berbagai catatan kejuaraan menembak baik beregu maupun individual dan membawa arah persaingan produsen senapan angin pertandingan ke arah pneumatik. Bahkan keberhasilan senapan angin pneumatik ini membuat ISSF meninjau ukuran sasaran 10 metre air rifle match sehingga akhirnya ukurannya diperkecil untuk meningkatkan level persaingan. Dengan keberhasilan senapan angin pneumatik, maka berakhirlah kejayaan senapan angin per di level air rifle match dengan gelar emas terakhir yang disumbangkan senapan per disumbangkan oleh nomor menembak putri individual pada olimpiade 1984 (saat itu menggunakan Anschutz LG380).
Walther LGV Masa Kini
Dengan populernya dan semakin murahnya senapan jenis PCP masa kini, maka perkembangan senapan per di dunia air rifle match tampaknya telah terhenti. Namun perkembangan di dunia senapan angin sporting (untuk keperluan rekreasional dan berburu) tampaknya masih menyisakan ruang untuk berkembang pada masa ini. Para penggemar senapan angin masa kini masih menginginkan senapan angin dengan keakuratan senapan angin pertandingan dan kekuatan setara senapan PCP namun dengan kesederhanaan, kemudahan, dan kemandirian (self contained) operasional senapan per. Di sinilah peta persaingan produsen senapan angin sporting berada dan saat ini melibatkan perusahaan sekelas Diana, Gamo & BSA dan Weihrauch di Eropa juga Crosman di Amerika. Dan satu nama lama dengan rasa baru juga ikut meramaikan persaingan yaitu Walther.
Walther sendiri telah dibeli oleh Umarex pada tahun 1993 yang sejatinya adalah produsen senapan replika dan berbagai senjata untuk kepentingan rekreasional (seperti airsoft gun, CO2, BB dan senapan angin sekelas plinking). Sejak itu produksinya termasuk senapan angin berjalan dengan manajemen baru namun terus menyertakan merk dagang Walther. Karena fokus pemasaran Umarex sendiri berada pada kelas sporting, maka menghadirkan kembali LGV dengan harga yang "relatif" terjangkau di kalangan penggemar senapan sporting dirasakan masuk akal. Bagaimanapun mereka berhak karena merekalah sekarang pemilik perusahaan. Berhak baik untuk nama, teknologi dan sejarahnya. Maka pada tahun 2012 yang lalu telah dilepaskanlah ke pasaran Walther LGV baru dengan 5 varian dan dua pilihan kaliber (4.5 dan 5.5 mm).
Walther LGV sendiri dikatakan diproduksi bukan di pabrik yang menelurkan produk senjata api maupun senapan PCP kelas pertandingan di mana Walther yang sejati diproduksi (di Ulm an der Donau, Baden Wuerttemberg, Jerman). Namun Walther LGV diproduksi di fasilitas yang aslinya milik Umarex (di Arnsberg, North Rhine Westphalia, masih di Jerman juga).
Dalam 2 tahun perjalanannya, terlepas dari mana ide produksinya ini datang dan di mana senapan ini diproduksi, ternyata produk ini telah diterima baik di kalangan pecinta senapan angin. Berbagai ulasan positif telah dipublikasikan baik melalui sumber-sumber independen maupun sumber yang dicurigai mendapat pengaruh dari jaringan raksasa Umarex. Rupanya Umarex tetap berusaha menjaga citra dan nama besar Walther sambil berusaha meningkatkan volume penjualannya. Walaupun ulasan negatif juga masih mewarnai penerimaan senapan angin baru ini terutama karena harga jualnya yang di atas senapan angin per rata-rata saat ini.
Walther LGV dan Saya
Sebagai pecinta senapan angin lokal saya juga tetap menginginkan senapan angin yang dikenal baik kualitasnya di level internasional. Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya kita mengenal dan menggunakan senapan angin impor berkualitas, obyektifitas indera kita juga terasah seiring kekayaan perpustakaan pengalaman kita sehingga kita dapat dengan mudah mengenal mana senapan angin yang berkualitas. Dan karena saya ingin melengkapi koleksi saya dengan senapan angin per tradisional, yaitu jenis patah laras, beragam keunggulan yang ditawarkan oleh Walther LGV 2012 ini adalah pilihan yang menarik bagi saya.
Sebenarnya sulit bagi saya untuk berpaling dari Weihrauch dan segudang referensi positifnya. Seperti layaknya pemilik Weihrauch, sulit biasanya bagi mereka untuk berpaling ke merk lain setelah keracunan kualitas HW. Kandidat lain dari Weihrauch untuk mengisi kekosongan koleksi saya di jenis senapan per patah laras adalah HW 80 ataupun HW 98. Namun saya rasa dengan tetap berpikiran terbuka (bisa juga dibilang berspekulasi) dan memperkaya pengalaman menggunakan berbagai produk dari berbagai produsen akan membuat saya bisa mengerti keunggulan dan kekurangan dari masing-masing produsen.
Seperti gayung bersambut rupanya di Indonesia khususnya di Jakarta terdapat salah satu seller yang menawarkan senapan ini. Sebut namanya Untung Setiawan (HP 087877888786/ PIN BB 2812144A). Walaupun saya sendiri tidak pernah bertemu langsung dan hanya memiliki nomor pin BBM-nya saja, namun entah kenapa terdapat firasat yang kuat bahwa saya akan membeli sesuatu dari seller ini. Pertama kali saya melihat profile picture-nya saat menawarkan Walther LGV 2012, maka selanjutnya saya menghitung bulan untuk bisa meminangnya. Dan akhirnya saatnya tiba bagi saya untuk bisa melakukan unboxing terhadap senapan angin impian saya ini. Transaksi berjalan lancar dan tanpa kendala. Namun karena komoditasnya jarang dan sulit ditemui, rasanya harga tidak bisa ditawar terlalu banyak karena kita tidak memiliki acuan di Indonesia. Namun Bung Untung punya beberapa bonus yang membuat perasaan pembelinya merasa untung membeli dari Untung.
Selanjutnya seperti biasa biarlah gambar-gambar di bawah ini yang bercerita. Semoga berguna dan mohon maaf untuk kali ini saya tidak menerima pertanyaan, terutama mengenai harga. Anda bisa langsung saja bertanya kepada penjualnya.
Masuk ke dalam kemasan inti yang didesain dengan tampilan modern dan berkesan high-tech. |
Unit senapan dan manual yang melengkapi paket pembelian. Manual tersaji jelas dan informatif serta hadir dalam beberapa bahasa. |
Sosok lengkap vulgar Walther LGV 2012 dari samping. |
Bagian laras dan visier depan yang dapat diganti-ganti aperture-nya. Ciri khas senapan tipe pertandingan dengan rasa senapan sporting. |
Bagian samping senapan dan bagian aperture sight yang dapat diganti-ganti. Total terdapat 3 unit aperture sight dan salah satunya sudah terpasang dari pabriknya. |
Popor kayu beech dilengkapi dengan checkering pada bagian pistol grip saja. Konsep minimalis yang dipertahankan dari generasi LGV sebelumnya. |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar